Judul : The Development and Problematic of Social Studies
Education in Indonesia
Penulis : Nasution
Penerbit : The Journal of Social Studies Education, 2012
- jsse.issajournal.org
Tebal : 9
halaman
Penyaji : Ridwan/157885405 IPS Kelas P2TK
Titik tolak penelitian
The Development and
Problematic of Social Studies Education in Indonesia dilakukan penulis untuk mengeksplorasi
pengembangan pendidikan IPS di Indonesia dan
menganalisis masalah dalam praktek pembelajaran di sekolah.
Penulis juga mengambil landasan mengacu
pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006),
dianjurkan bahwa ilmu-ilmu sosial pendidikan atau pembelajaran harus terintegrasi, tetapi untuk
didaktik metodis alasan, pendidikan IPS terpadu
masih belum diterapkan dengan baik di banyak
sekolah.
Pada bahagian pendahuluan jurnal ini membahas pentingnya
pengembangan pembelajaran IPS, karena bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan mereka siswa hidup
dalam masyarakat serta warga dunia. Pendidikan
ilmu sosial merupakan bentuk penyederhanaan pengetahuan
humaniora, ilmu sosial atau ilmu alam yang relevan
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
IPS sebagai upaya untuk mengembangkan
kemampuan warga negara dalam merespon untuk
tantangan era ini awalnya dikembangkan di Amerika pada tahun 1916,
kemudian diadopsi oleh banyak negara termasuk
Indonesia. Implementasi dari Pendidikan ilmu sosial pasti berbeda di setiap negara
tergantung pada perbedaan kendala dan tantangan.
Dalam tulisan ini pengembangan Pendidikan ilmu sosial di Indonesia akan dianalisis dan
dijelaskan, bersama dengan berbagai masalah, dan
menemukan jalan keluar bagaimana studi Sosial pendidikan
harus diadakan.
Pada bahagian pengembangan studi
sosial di indonesia diperkenalkan di Indonesia kurikulum
pada tahun 1975 sebelum kelahiran studi sosial. Kemajuan awal kurikulum ini
dianjurkan bahwa setiap guru membuat unit
pelajaran dikenal sebagai model PPSI. Setiap unit terdiri Umum Instruksional Tujuan (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), Metode,
Content, Belajar Media, Kegiatan Belajar
Mengajar, dan Evaluasi.
Selanjutnya penulis membandingkan kurikulum tahun 1984 dengan kurikulum 1975. Kurikulum 1975
menekankan pada tujuan, sedangkan kurikulum 1984
menekankan pada proses sehingga siswa mulai memprioritaskan peran siswa dalam
pemebalajarn CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) pembelajaran mulai berpusat pada
siswa.
Studi sosial di indonesia
saat ini mulai tahun 2004 lahir Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan kemudian
direvisi menjadi kurikulum 2006 yang dikenal sebagai
Kurikulum Tingkat Satuan Kurikulum (KTSP).
Dalam kurikulum baru dinyatakan bahwa studi sosial
pendidikan harus berkontribusi pada kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat bukan hanya pada sumber daya alam, tetapi juga dalam
pelayanan pembelajaran di kelas.
Pembaruan IPS dari
terpisah ke terpadu telah
banyak dilakukan, namun dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia masih belum sesuai harapan. Karena
di dalamnya tidak ada contoh terpadu dalam praktek di kelas, sehingga masih
diajarkan secara terpisah. Menurut penulis rekonstruksi
konten standar dapat dikembangkan melalui dua model, yaitu berkorelasi model terintegrasi.
Model IPS terpadu tema atau topik, dapat dikembangkan
berdasarkan masalah atau peristiwa yang benar-benar
terjadi di masyarakat, Potensi utama yang ada di suatu tempat, Masalah yang ada
di masyarakat. Selanjutnya menggunakan model korelasi IPS.
Kesulitan pembelajaran
IPS terpdu selama pelaksanaan di sekolah
dari sudut pandang akademis, ilmu sosial diharapkan
untuk membantu siswa membangun pemahaman yang
lebih mendalam tentang bagaimana untuk mengetahui, bagaimana menerapkan apa
yang mereka ketahui, dan bagaimana berpartisipasi dalam perencanaan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar