Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

17 Februari 2016

Review Jurnal The Development and Problematic of Social Studies Education in Indonesia Karya Nasution

Judul      : The Development and Problematic of Social Studies Education in Indonesia
Penulis   : Nasution
Penerbit : The Journal of Social Studies Education, 2012 - jsse.issajournal.org
Tebal      : 9 halaman
Penyaji  : Ridwan/157885405 IPS Kelas P2TK

Titik tolak penelitian The Development and Problematic of Social Studies Education in Indonesia dilakukan penulis untuk mengeksplorasi pengembangan pendidikan IPS di Indonesia dan menganalisis masalah dalam praktek pembelajaran di sekolah. Penulis juga mengambil landasan mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006), dianjurkan bahwa ilmu-ilmu sosial pendidikan atau pembelajaran harus terintegrasi, tetapi untuk didaktik metodis alasan, pendidikan IPS terpadu masih belum diterapkan dengan baik di banyak sekolah.
Pada bahagian pendahuluan jurnal ini membahas pentingnya pengembangan pembelajaran IPS, karena bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mereka siswa hidup dalam masyarakat serta warga dunia. Pendidikan ilmu sosial merupakan bentuk penyederhanaan pengetahuan humaniora, ilmu sosial atau ilmu alam yang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
IPS sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan warga negara dalam merespon untuk tantangan era ini awalnya dikembangkan di Amerika pada tahun 1916, kemudian diadopsi oleh banyak negara termasuk Indonesia. Implementasi dari Pendidikan ilmu sosial pasti berbeda di setiap negara tergantung pada perbedaan kendala dan tantangan. Dalam tulisan ini pengembangan Pendidikan ilmu sosial di Indonesia akan dianalisis dan dijelaskan, bersama dengan berbagai masalah, dan menemukan jalan keluar bagaimana studi Sosial pendidikan harus diadakan.
Pada bahagian pengembangan studi sosial di indonesia diperkenalkan di Indonesia kurikulum pada tahun 1975 sebelum kelahiran studi sosial. Kemajuan awal kurikulum ini dianjurkan bahwa setiap guru membuat unit pelajaran dikenal sebagai model PPSI. Setiap unit terdiri Umum Instruksional Tujuan (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), Metode, Content, Belajar Media, Kegiatan Belajar Mengajar, dan Evaluasi.
Selanjutnya penulis membandingkan kurikulum tahun 1984 dengan kurikulum 1975. Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, sedangkan kurikulum 1984 menekankan pada proses sehingga siswa mulai memprioritaskan peran siswa dalam pemebalajarn CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) pembelajaran mulai berpusat pada siswa.
Studi sosial di indonesia saat ini mulai tahun 2004 lahir Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan kemudian direvisi menjadi kurikulum 2006 yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Kurikulum (KTSP). Dalam kurikulum baru dinyatakan bahwa studi sosial pendidikan harus berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat bukan hanya pada sumber daya alam, tetapi juga dalam pelayanan pembelajaran di kelas.
Pembaruan IPS dari terpisah ke terpadu telah banyak dilakukan, namun dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia masih belum sesuai harapan. Karena di dalamnya tidak ada contoh terpadu dalam praktek di kelas, sehingga masih diajarkan secara terpisah. Menurut penulis rekonstruksi konten standar dapat dikembangkan melalui dua model, yaitu berkorelasi model terintegrasi.
Model IPS terpadu tema atau topik, dapat dikembangkan berdasarkan masalah atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masyarakat, Potensi utama yang ada di suatu tempat, Masalah yang ada di masyarakat. Selanjutnya menggunakan model korelasi IPS.

Kesulitan pembelajaran IPS terpdu selama pelaksanaan di sekolah dari sudut pandang akademis, ilmu sosial diharapkan untuk membantu siswa membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana untuk mengetahui, bagaimana menerapkan apa yang mereka ketahui, dan bagaimana berpartisipasi dalam perencanaan masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar