Layanan INOVASI
PANGERAN DOCSAN
Pembinaan Generasi Sadar Kesehatan Dokter Santri
SMPS Darun Nizham 2025
1. Narna Lengkap : Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd
2. Tempat/Tanggal Lahir : Cot Trap, 27 Januari 1982
8. Nama Sekolah : SMP Swasta Darun Nizham
9. Alamat Sekolah : Desa Tanoh Anoe Kec. Teunom Aceh Jaya
10. Alamat Rumah : Desa Cot Trap Kec. Teunom Aceh Jaya
11. Nomor Telepon/HP : 082331676727
12. Alamat pos-el (e-mail) : ridwanteunom@gmail.com
13. Pendidikan Terakhir : S3
14. Akun Medsos :
1. Youtube: Ridwan MA Net Media
https://www.youtube.com/channel/UCteaozeZpaX6cHFdh7psOXw
2. Face book: Ridwan MA Aceh Jaya
https://web.facebook.com/profile.php?id=100010530198490
3. Instagram: ridwan_ma_net_media
https://www.instagram.com/ridwan_ma_net_media/
4. Twiter: @Ridwan_MA_MPd
https://twitter.com/Ridwan_MA_MPd?t=v211kZvglQQ8vPzjcYhmXg&s=09
5. Tiktok: @ridwanmaacehjaya
https://www.tiktok.com/@ridwanmaacehjaya?_t=8ciGVFZlqEr&_r=1
A. Latar Belakang
SMP Swasta Darun Nizham, sebuah sekolah yayasan yang terletak di Desa Tanoh Anoe, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, menghadapi tantangan geografis yang signifikan dalam akses terhadap layanan kesehatan. Kejauhan dari Puskesmas Teunom, yang membutuhkan waktu tempuh yang lama, menimbulkan risiko serius bagi santri dan warga desa sekitar. Kondisi ini sangat urgen mengingat potensi terjadinya kecelakaan atau penyakit mendadak yang memerlukan penanganan medis cepat, seperti perdarahan, syok, atau patah tulang, yang penanganannya terlambat dapat berakibat fatal. Situasi ini mendorong lahirnya inovasi "PANGERAN DOCSAN" (Pembinaan Generasi Sadar Kesehatan Dokter Santri) sebagai solusi strategis untuk meningkatkan akses dan kesadaran kesehatan di wilayah pedesaan tersebut.
Baca Juga Bintang Inovasi dari Ujung Desa Aceh Jaya: SMP Swasta Darun Nizham Raih Prestasi Mencengangkan
PANGERAN DOCSAN dirancang sebagai program inovatif yang mengintegrasikan berbagai aspek pembinaan kesehatan remaja, tidak hanya terbatas pada pertolongan pertama. Program ini dilandasi oleh perlunya kesiapsiagaan dalam menghadapi kondisi darurat medis. Pengembangan keterampilan pertolongan pertama yang cepat dan tepat bagi para santri, yang tergabung dalam tim PANGERAN DOCSAN, menjadi kunci utama. Mereka dilatih untuk memberikan perawatan dasar bagi kasus-kasus ringan dan menjadi garda terdepan dalam penyelamatan nyawa sebelum bantuan medis profesional tiba. Keberadaan PANGERAN DOCSAN sebagai mitra kesehatan memudahkan akses terhadap perawatan kesehatan dasar, memberikan dampak yang signifikan, khususnya bagi masyarakat desa yang terisolir.
PANGERAN
DOCSAN juga berperan sebagai wadah edukasi kesehatan yang komprehensif. Program
ini tidak hanya berfokus pada penanganan darurat, tetapi juga pada pencegahan
penyakit. Melalui kegiatan edukasi, PANGERAN DOCSAN mensosialisasikan
pentingnya kebersihan, gizi seimbang, imunisasi, dan pengetahuan tentang
berbagai penyakit. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan dan
membentuk perilaku hidup sehat di kalangan santri dan masyarakat sekitar. Kerjasama
yang telah terjalin dengan UPTD Puskesmas Teunom, PMI Aceh Jaya (Palang Merah
Remaja Santri), PIKR (Pusat Informasi Konseling Remaja Santri), TAGANA Provinsi
Aceh, AMI Aceh Jaya Manggroe Institute (konservasi alam), dan Penyu Aroen
Meubanja (konservasi satwa) semakin memperkuat jangkauan dan dampak program
ini. Keterlibatan 18 sekolah mitra (SD/MI, SMP, dan SMA) di tiga kecamatan
(Panga, Teunom, dan Pasie Raya) menunjukkan komitmen yang luas dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Inovasi PANGERAN DOCSAN (Pembinaan Generasi Sadar Kesehatan Dokter Santri) yang dikembangkan SMP Swasta Darun Nizham, bertujuan signifikan untuk meningkatkan akses dan kualitas kesehatan di Aceh Jaya, khususnya di wilayah pedesaan. Kerjasama strategis dengan UPTD Puskesmas Teunom (bidang kesehatan santri remaja), PMI Aceh Jaya (Palang Merah Remaja Santri), PIKR (Pusat Informasi Konseling Remaja Santri), FK Tagana Provinsi (kesiapsiagaan kebencanaan), AMI Aceh Jaya Manggroe Institute (konservasi alam), dan Penyu Aroen Meubanja (konservasi satwa), serta kemitraan dengan 18 sekolah (SD/MI, SMP, SMA) di tiga kecamatan, memperluas jangkauan dan dampak program ini secara signifikan.
Tujuan utama PANGERAN DOCSAN adalah
mencetak generasi sadar kesehatan yang terampil dalam pertolongan pertama dan
pencegahan penyakit. Program ini tidak hanya melatih keterampilan praktis,
tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat melalui edukasi
komprehensif, meliputi kebersihan, gizi, imunisasi, dan pengetahuan penyakit. Dengan
melibatkan tenaga medis berpengalaman dari Puskesmas Teunom sebagai pelatih,
kualitas pelatihan dijamin, menghasilkan santri yang kompeten dan siap
memberikan pertolongan pertama di situasi darurat.
C. SDM Internal
1. Kepala
Sekolah
2. Wakil
Kesiswaan
3. Wakil
Sarana dan Prasarana
4. Pengajaran
5. Wali
Kelas
6. Kelompok
Belajar Guru Berbagi
7. Guru
Prakarya
8. Guru
Pembimbing Akstra
9. Guru
Pembimbing Khusus
10. Pembina OSIS
11. OSIS
12. Kepala Laboratorium IPA
13. Guru PJOK
14. Komite Sekolah
15. Paguyuban Kelas
16. Guru Pembina UKS
17. Guru Pembina PMR
18. Guru Pembina Pramuka
19. Guru Mata Pelajaran PAI
20. Guru Bimbingan dan Konseling
21. Siswa Peserta Dokter Santri
22. Tenaga Administrasi
D. Sarana
Inovasi PANGERAN DOCSAN merupakan
program mencetak generasi dokter santri yang sadar kesehatan! Untuk kelancaran
kegiatan dan kesuksesan program, berikut sarana prasarana yang dibutuhkan:
1. Fasilitas Pembelajaran: 1) Ruang Kelas: Ruang kelas yang nyaman, representatif, dan dilengkapi dengan fasilitas audio visual (proyektor, whiteboard, LCD) untuk pembelajaran interaktif. 2) Laboratorium Kesehatan: Laboratorium kesehatan yang lengkap dengan peralatan seperti mikroskop, alat uji klinis, dan bahan kimia untuk praktikum dan simulasi. 3) Ruang Praktik Klinis: Ruang praktik klinis yang mensimulasikan suasana rumah sakit, dilengkapi dengan mock-up pasien, peralatan medis, dan ruang konsultasi. 4) Perpustakaan: Perpustakaan dengan koleksi buku dan jurnal kesehatan yang lengkap dan terbaru untuk mendukung penelitian dan pembelajaran mandiri. dan 5) Ruang Multimedia: Ruang multimedia dengan komputer, internet, dan akses ke berbagai sumber belajar online untuk memperkaya pengetahuan dan informasi kesehatan.
3. Peralatan Pendukung: 1) Peralatan
Medis: Peralatan medis yang lengkap, seperti stetoskop, tensimeter, termometer,
dan peralatan medis lainnya untuk praktik dan pembelajaran klinis. 2) Komputer
dan Laptop: Komputer dan laptop untuk keperluan administrasi, pembelajaran. dan
3) Alat Komunikasi: Handphone, internet, dan perangkat komunikasi lainnya untuk
mempermudah koordinasi dan komunikasi antar santri, guru, dan pihak terkait.
Kebutuhan sarana dan prasarana dapat
disesuaikan dengan kebutuhan program dan skala PANGERAN DOCSAN. Prioritaskan
fasilitas yang mendukung pembelajaran interaktif, praktik klinis, dan
pengembangan keterampilan kesehatan. Semoga PANGERAN DOCSAN akan menjadi
program yang melahirkan generasi dokter santri yang unggul dan berkontribusi
bagi kesehatan masyarakat!
E. Pemangku
Kepentingan
Kepala UPTD Puskesmas Teunom
Ketua PKPR Puskesmas Teunom
Ketua PMI Aceh Jaya
Ketua FK Tagana Provinsi Aceh
Dirktur AMI Aceh Jaya Manggrove
Institute
Dirktur Konservasi Penyu Aroen
Meubanja Aceh Jaya
18 Kepala Sekolah Mitra
32 Guru Sekolah Mitra
32 Siswa Sekolah Mitra
Komite Sekolah
Muspika Teunom
F. Hasil
Program PANGERAN DOCSAN (Pembinaan
Generasi Sadar Kesehatan Dokter Santri) di SMP Swasta Darun Nizham, Aceh Jaya,
telah menunjukkan dampak signifikan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
remaja dan mewujudkan cita-cita menjadi tenaga kesehatan. Kerjasama yang erat
dengan UPTD Puskesmas Teunom (kesehatan remaja), PMI Aceh Jaya (Palang Merah
Remaja Santri), PIKR (konseling remaja), FK Tagana Provinsi (kesiapsiagaan
bencana), AMI Aceh Jaya Manggroe Institute (konservasi alam), Penyu Aroen
Meubanja (konservasi satwa), dan 18 sekolah mitra (SD/MI, SMP, SMA) di tiga
kecamatan telah memperluas jangkauan dan keberhasilan program ini.
Hasilnya terlihat dalam peningkatan kesadaran kesehatan remaja di Kabupaten Aceh Jaya. Remaja lebih memahami pentingnya kesehatan fisik dan mental, serta lebih terbuka dalam mencari bantuan kesehatan, mengurangi stigma dan meningkatkan akses layanan. Program ini juga memperkuat keterlibatan masyarakat melalui dukungan Yayasan Darun Nizham dan partisipasi aktif sekolah mitra dalam pembinaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Sinergi antara Puskesmas, sekolah, dan masyarakat telah menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan remaja yang holistik.
Peran dokter santri sebagai garda
terdepan dalam pelayanan kesehatan yang peduli dan sensitif terhadap remaja
merupakan kunci keberhasilan. Mereka membangun hubungan yang baik, mendengarkan
dengan empati, dan memberikan layanan yang sesuai kebutuhan remaja. Hal ini
tidak hanya memperkuat hubungan antara remaja dan tenaga kesehatan, tetapi juga
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan remaja secara keseluruhan. Pengembangan
keterampilan pertolongan pertama, pencegahan penyakit, dan edukasi kesehatan
yang komprehensif juga telah menghasilkan remaja yang lebih siap dan
bertanggung jawab terhadap kesehatan diri dan lingkungan.
G. Dampak
Inovasi PANGERAN DOCSAN (Pembinaan
Generasi Sadar Kesehatan Dokter Santri) di SMP Swasta Darun Nizham, Aceh Jaya,
telah menghasilkan dampak signifikan yang melampaui ekspektasi awal, khususnya
dalam pelayanan kesehatan remaja dan pengembangan sumber daya manusia di bidang
kesehatan. Kolaborasi yang kuat dengan UPTD Puskesmas Teunom, PMI Aceh Jaya,
PIKR, FK Tagana Provinsi, AMI Aceh Jaya Manggroe Institute, Penyu Aroen
Meubanja, dan 18 sekolah mitra di tiga kecamatan (bukan 13 seperti yang
disebutkan sebelumnya) telah menjadi kunci keberhasilan ini.
Dampak pada Pelayanan Kesehatan Remaja: PANGERAN DOCSAN telah secara dramatis meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan remaja di wilayah yang pedesaan secara geografis. Melalui pelatihan pertolongan pertama dan edukasi kesehatan komprehensif, program ini telah memberdayakan para santri dan siswa di sekolah mitra untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka. Meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan pencegahan penyakit telah terlihat dalam perilaku hidup sehat yang lebih baik di kalangan remaja. Lebih penting lagi, program ini telah mengurangi waktu tanggap dalam situasi darurat medis, berkat keterampilan pertolongan pertama yang dimiliki oleh para "dokter santri."
Efisiensi Anggaran dan Percepatan
Pembangunan: Program ini telah menunjukkan efisiensi anggaran yang signifikan. Dengan
melatih dan memberdayakan komunitas lokal, PANGERAN DOCSAN mengurangi
ketergantungan pada tenaga medis profesional untuk layanan kesehatan dasar. Hal
ini telah mengoptimalkan alokasi sumber daya, memungkinkan Puskesmas untuk
fokus pada kasus-kasus yang lebih kompleks. Lebih jauh, program ini telah
mempercepat pembangunan di bidang pelayanan kesehatan remaja dengan menciptakan
kader kesehatan yang terampil dan berdedikasi di tingkat komunitas. Keterlibatan
aktif sekolah mitra dalam pembinaan UKS telah memperkuat dampak program secara
keseluruhan.
Pengembangan SDM dan Cita-Cita: Dampak yang paling berharga adalah pengembangan sumber daya manusia. PANGERAN DOCSAN telah menginspirasi banyak siswa untuk mengejar karir di bidang kesehatan. Dengan memberikan pengalaman praktik dan bimbingan karir, program ini telah mendekatkan pembelajaran dengan dunia nyata, membina minat dan bakat di bidang medis, dan mempersiapkan generasi muda untuk menjawab tantangan kesehatan di Aceh Jaya.
Kolaborasi yang Efektif: Keberhasilan
PANGERAN DOCSAN tidak terlepas dari kolaborasi yang efektif dan sinergis antara
berbagai pihak. Kerjasama yang erat antara SMP Swasta Darun Nizham, Puskesmas
Teunom, dan lembaga-lembaga mitra telah menciptakan model kerja sama yang
berkelanjutan dan berdampak luas. Pembagian peran yang jelas dan saling
mendukung telah memaksimalkan sumber daya dan menjamin keberlangsungan program.
Kesimpulannya, PANGERAN DOCSAN telah
memberikan dampak transformatif pada pelayanan kesehatan remaja di Aceh Jaya, menunjukkan
bagaimana inovasi yang terencana dengan baik dan kolaborasi yang kuat dapat
menghasilkan perubahan yang signifikan dan berkelanjutan. Program ini dapat
dijadikan model bagi program kesehatan remaja di daerah lain di Indonesia.
H. Kesimpulan
Inovasi PANGERAN DOCSAN (Pembinaan
Generasi Sadar Kesehatan Dokter Santri) di SMP Swasta Darun Nizham, Aceh Jaya,
telah mencapai keberhasilan signifikan dalam meningkatkan akses dan kualitas
layanan kesehatan remaja, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk mengejar
karir di bidang kedokteran. Kerja sama yang kuat dengan UPTD Puskesmas Teunom,
PMI Aceh Jaya, PIKR, FK Tagana Provinsi, AMI Aceh Jaya Manggroe Institute,
Penyu Aroen Meubanja, dan 18 sekolah mitra di tiga kecamatan telah menjadi
kunci keberhasilan ini.
Program ini telah berhasil mengatasi beberapa tantangan utama dalam pelayanan kesehatan remaja di Aceh Jaya. Peningkatan akses terhadap layanan kesehatan yang peduli dan sensitif terhadap kebutuhan remaja merupakan pencapaian yang luar biasa. Dokter santri, sebagai ujung tombak program, telah berhasil membangun hubungan yang positif dan empatik dengan para remaja, menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk mencari bantuan kesehatan. Hal ini telah berkontribusi pada peningkatan kesadaran kesehatan dan pengurangan stigma seputar layanan kesehatan remaja.
PANGERAN DOCSAN juga sukses dalam
mengintegrasikan berbagai sektor, membangun sinergi yang kuat antara Puskesmas,
sekolah, dan komunitas. Kolaborasi dengan Yayasan Darun Nizham dan pembinaan
UKS di 18 sekolah mitra telah memperkuat jangkauan dan dampak program,
memastikan keberlanjutan dan efektivitas intervensi. Dukungan finansial,
pelatihan, dan advokasi dari berbagai mitra telah memberikan landasan yang
kokoh bagi keberhasilan PANGERAN DOCSAN.
Silahkan Tinggalkan komentar, Kritik dan saran yang sifatnya mebangun...
BalasHapus