Judul : The Possibility of Curriculum Linking National History
and World History in Indonesia
Penulis : Nasution
Penerbit : The
Journal of Social Studies Education, 2014 - jsse.issajournal.org
Tebal : 13
halaman
Penyaji : Ridwan/157885405 IPS Kelas P2TK
Pada bahagian pengantar penulis menjelaskan Departemen Pendidikan Indonesia mengeluarkan
kurikulum baru dan dilaksanakan di 2013, yang
kemudian disebut sebagai kurikulum 2013. Dalam
kurikulum baru ini, ada 3 hal utama yang
membuatnya berbeda dari pendahulunya, yaitu: Pendidikan karakter, pembelajaran scientifik, dan penilaian portofolio.
Pentingnya pengembangan
pembelajaran sejarah nasional yang dihubungkan dengan sejarah dunia. Karena fakta bahwa Indonesia melawan kolonial dan keuntungan kemerdekaannya setelah dijajah oleh
Belanda. Situasi ini diperlukan bagi siswa untuk mengetahui sejarahnya untuk menanamkan nasionalisme dalam pikiran
siswa dan untuk meningkatkan kesadaran identitas mereka sebagai warga negara Indonesia.
Pada aspek geografis, Indonesia
adalah kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari
13.000 pulau. Pantai
dari timur ke barat adalah sekitar 5400 km
panjang, dan dari utara ke selatan adalah 1800 km lebar. Diperkirakan
bahwa Indonesia hampir sama besar seperti Amerika Serikat. Hal ini untuk menunjukkan bagaimana
sulitnya bersatu Indonesia adalah dengan multikultural,
multi etnis dan multinya bahasa dan sebagai negara yang besar.
Ada tiga poin penting dalam
Sejarah Nasional dirancang. Yang pertama adalah penciptaan mitos dari kemuliaan masa lalu sebelum kedatangan negara-negara
Barat. Yang kedua adalah
dengan menggunakan mitos penjajahan 350
tahun-Belanda untuk menaikkan semangat anti-kolonialisme. Yang ketiga adalah alat legitimasi atau
pembenaran penguasa.
Belajar sejarah harus dapat melompati ideologi. Oleh karena itu, studi sejarah, bebas
atmosfer harus diciptakan. Penciptaan suasana belajar seperti yang akan
membuat daya dalam
membangun negara-bangsa. Melalui penyediaan
atmosfer penelitian independen, mereka akan
merasa bahwa ia sendiri akan merasa menjadi bagian dari negara bangsa, dan
siswa akan berpikir juga bahwa gerakan di wilayah ini adalah bagian dari gerakan regional Asia.
Sekarang masalah 'yang dihadapi oleh Indonesia merupakan respon terhadap
globalisasi. Ini adalah permintaan untuk ajaran
sejarah kepada siswa untuk memenuhi tantangan
globalisasi sehingga mereka bisa eksis. Di abad 21, pengajaran sejarah di Indonesia dalam menjawab
tantangan global yang diperlukan untuk mempertahankan perspektif global untuk menumbuhkan
identitas nasional yang menjunjung tinggi multicultural.
Di sisi lain, mengajar juga
untuk tumbuh mereka sebagai bagian dari warga dunia, dan itu adalah juga penting. Oleh karena itu, untuk mendorong warga sebagaimana dimaksud,
maka perlu untuk mengembangkan model baru pendidikan
sejarah, dimana siswa tidak hanya diajarkan materi Sejarah Nasional, tetapi secara
bersamaan juga mengajarkan Sejarah Dunia.
Pengembangan kurikulum sejarah nasional indonesia dan
sejarah dunia. Di Jepang, studi tentang pengembangan
pendidikan sejarah di era global tidak sedikit. Studi yang akan diambil sebagai contoh, antara lain, adalah
studi Harada Tomohito (1995; 2000; 2006), Akira Kato (2004), Takeshi Tsuchiya (2005), dan
Merasei Jirou (1998). Harada Tomohito. (2000) telah mengusulkan, di era globalisasi, pendidikan
perlu menggabungkan.
Sejarah Jepang untuk sejarah
dunia, ada tiga cara yang
diusulkan. Pertama, memperhatikan Sejarah Dunia jelas dalam
sejarah Jepang, kedua, untuk memberikan perhatian pada sejarah Jepang yang
muncul dalam Sejarah Dunia; Ketiga, dengan memperhatikan Jepang dan dunia (negara lain)
yang melakukan kontak dan pertukaran. Merasei Jirou (1998) menyarankan, bahwa penanaman nasionalisme
Jepang di era modern adalah merusak, dan ia menyarankan perlunya mempelajari sejarah
Jepang, yang menanamkan terbuka identitas
nasional.
Tulisan ini sangat layak dibaca dan
cukup komprehensif pembahasannya sangat faktual mudah dicernya dan memang
mengeksplor fenomena yang ada dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar