Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

16 Juni 2016

Makalah Pengembangan Kurikulum

Latar Belakang
Kurikulum dalam arti sempit diartikan sebagai kumpulan berbagai mata pelajaran/mata kuliah yang diberikan kepada peserta didik melalui kegiatan yang dinamakan proses pembelajaran. Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sosio-teknologi maka kurikulum diartikan secara lebih luas sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang direncanakan dan dibimbing di sekolah, baik yang dilaksanakan di dalam kelompok atau secara individual, di dalam atau di luar sekolah (Kerr dalam Kelly, 1982).
Dalam pengertian ini tercakup di dalamnya sejumlah aktivitas pembelajaran di antara subyek didik dalam melakukan transformasi pengetahuan, keterampilan dengan menggunakan berbagai pendekatan proses pembelajaran atau menggunakan metode belajar dan mendaya gunakan segala teknologi pembelajaran. Namun demikian, bahwa konsep kurikulum sebagai urutan sejumlah mata pelajaran tetap menjadi dasar yang substansial dalam rancangan atau menyusun desain kurikulum.
Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum tidak hanya memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan sekolah lebih luas dan kompleks karena dituntut selalu sesuai dengan perubahan. Kurikulum harus selalu diperbarui sejalan dengan perubahan itu. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, kurikulum harus disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi program-program tertentu. Karena harus selalu relevan dengan perubahan masyarakat, penyusunan kurikulum harus mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan anak, perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja dan sebagainya.
Perencanaan kurikulum harus meliputi beberapa aspek diantaranya tujuan, bahan, sumber, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi sebagai dasar untuk menetapkan kurikulum. Dalam makalah pendek ini akan membahas masalah perkembangan konsep kurikulum yang memiliki komponen atau bagian daripada pengembangan kurikulum itu sendiri.
  1. Rumusan Masalah
  2. Apakah pengertian kurikulum?
  3. Apa sajakah terma-terma pengembangan kurikulum?

  1. Tujuan Penulisan
  2. Untuk memberikan pengetahuan tentang Pengertian Kurikulum.
  3. Untuk memberikan wawasan konsep dasar kurikulum serta pengembangannya dalam teori maupun praktek.
  4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa Latin yang kata dasarnya adalah currere, yang berarti lapangan perlombaan lari. Maksudnya adalah dilapangan tersebut ada batas start dan batas finish. Di dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan ajar sudah ditentukan secara pasti, darimana dimulai dan kapan harus di akhiri serta bagaimana cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar.
Dulu kurikulum pernah diartikan sebagai “ Rencana Pelajaran “, yang terbagi atas rencana pelajaran minimum dan rencana pelajaran terurai. Dalam kenyataannya disekolah rencana tersebut tidak semata-mata hanya membicarakan proses pengajaran saja, bahkan yang dibahas lebih luas lagi, yaitu mengenai masalah pendidikan. Oleh karena itu istilah “ Rencana Pelajaran ” kiranya kurang mengena.
Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah  raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu  jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan  kurikulum  pendidikan(manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah  adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam  mewujudkan tujuan-tujuan  pendidikan.
Pandangan lama mengenai kurikulum itu sendiri adalah “Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa untuk mendapatkan ijasah”. Implikasinya dalam pembelajaran yakni :
-Penguasaan seluruh materi pelajaran
-Teachered centered curriculum
Sedangkan pandangan saat ini tentang Kurikulum yakni “dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki siswa melalui suatu pengalaman belajar.
Setelah kita ketahui pengertian kurikulum secara etimologi, maka kita akan telusuri secara terminologi atau biasa disebut dengan pengertian secara istilah. Pengertian Kurikulum menurut para ahli inilah pengertian kurikulum secara Terminologi. Ada beberapa ahli pendidikan yang mendifinisikan tentang kurikulum, diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Menurut George A. Beaucham (1976), kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.
  2. Menurut Hilda Taba (1962), Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah.(Hilda Taba ;1962 dalam bukunya “Curriculum Development Theory and Practice).
  3. Nengly and Evaras (1976), Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
  4. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut” The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, on the play ground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.
  5. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku school improvement. Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tanaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervise dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemingkinan memilih mata pelajaran.
  6. Menurut Valiga, T & Magel, C. Kurikulum adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak.
  7. Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
  8. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
  9. Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
  10. B. Bara, Ch (2008), Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi: (1) kurikulum sebagai produk; (2) kurikulum sebagai program; (3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan: dan (4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.
Berbagai Macam Terminologi dalam Kurikulum, terminologi ini hanya untuk memperkaya pengetahuan kita tentang pengertian kurikulum, diantaranya adalah :
  1. Core Curriculum ( Alberty 1953 ). Core artinya inti, dalam kurikulum berarti pengalaman belajar yang harus diberikan baik yang berupa kebutuhan individu maupun kebutuhan umum. Alberty mengungkapkan ada enam jenis Core program, yang diakhir tulisannya ia mengambil keimpulan bahwa Core Curriculum adalah sebagai berikut :
  • Tujuan yang mendasar dan luas.
  • Bahan terdiri atas berbagai pengalaman belajar yang disusun atas dasar unit kerja.
  • Metode yang dugunakan sangat fleksibel.
  • Bimbingan belajar sangat diperlukan.
  1. Hidden Curriculum. Sesuai dengan namanya Hidden Curriculum berarti kurikulum yang tersembunyi. Maksudnya kurikulum ini tidak direncanakan, tidak dirancang, tidak deprogram, akan tetapi mempunyai pengaruh baik sacara langsung maupun tidak langsung terhadap out put dari proses belajar mengajar.
– Valance (1973), ia mengatakan bahwa Hidden Curriculum meliputi yang tidak dipelajari dari program sekolah yang nonakademik.
– Kohelberg (1970), ia mengatakan bahwa Hidden Curriculum sebagai hal yang berhubungan dengan pendidikan moral dan peran guru dalam mentranformasikan standar moral.
  1. Robert S. Zais (1981), ia mengungkapkan berbagai terminologi dalam kurikulum, diantaranya sebagai berikut :
  2. Curriculum Foundation. Artinya Pondas kurikulum. Maksunya adalah asas-asas kurikulum mengingatkan bahwa menyusun kurikulum hendaknya memperhatikan filsafat bangsa yang dinamis, keadaan mesyarakat beserta kebudayaannya, hakikat anak dan teori belajar.
  3. Curriculum Contruction. Artinya Kontruksi Kurikulum. Maksudnya ini membahas berbagai komponen kurikulum dengan berbagai pertanyaan, misalnya seperti, apa masyarakat yang baik itu?, ke arah mana tujuan pendidikan itu?, apa hakikat mansia?, apa hidup yang baik itu?, apa ilmu pengetahuan itu?, dan lain-lainnya.
  4. Curriculum Developmen, Curriculum Development atau pengembangan kurikulum membahas berbagai macam model pengembangan kurikulum selanjutnya. Yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum adalah : siapa yang berkepentingan, guru, tenaga bukan pengajar, orang tua, atau siswa?. Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum?, pihak karyawan, komisi-komisi yang akan dibentuk?, bagaimana cara mengaturnya?, bagaimana cara pengorganisasiannya.?.dll
  5. Curriculum Imlementation, Curriculum Imlementation membicarakan sejauhmana kurikulum dilaksanakan dilapangan, dari itu perlu pantauan dan mengavaluasi kembali untuk kedepannya.
  6. Curriculum Engineering, Curriculum Engineering disebut juga pengembangan kurikulum.
    Beauchamp (1981) mendefenisikannya, yaitu proses yang memaksa untuk memfungsikan system kurikulum di sekolah. Dalam system ini ada tiga fungsi, yaitu :
  7. Menghasilkan kurikulum.
  8. Melaksankan kurikulum.
  9. Menilai keefektifan kurikulum dan sitemnya.

Konsep kurikulum
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.
  1. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi: Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
  2. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem: Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara me­nyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyem­purnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
  3. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi: Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk: (1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis, (2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru, (3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif, (4) mengembangkan sub­subteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum. Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.

  1. Pengembangan Kurikulum
  2. Prinsip-prinsip Perkembangan Kurikulum
  3. Prinsip-prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. 1) Relevansi; 2)Fleksibilitas; 3)Kontinuitas; 4)Praktis; 5)Efektivitas.
Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama yaitu : tujuan-tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian. Interelasi antara keempat aspek tersebut serta antara aspek-aspek tersebut dengan kebijakan pendidikan perlu selalu mendapat perhatian dalam pengembangan kurikulum.
  1. Prinsip-prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, Isi, pengalaman belajar, dan penilaian.
  • Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).
  • Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal.
  • Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan mengenai yang pertama adalah kecocokan teknik atau metode yang digunakan untuk mengajar, yang kedua adalah dapat memberi kegiatan yang bervariasi, lalu apakah dapat memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, kemudian tentang apakah metode yang digunakan dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
  • Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar menagajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
  • Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran, yang pertama yakni dalam penyusunan alat penilaian, perencanaan suatu penilaian, dan pengolahan suatu hasil penilaian.
  1. Pengembangan Kurikulum
  • Peranan para Administrator Pendidikan
Para administrator pendidikan ini terdiri atas : direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah. Peranan para administrator di tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum. Kerangka dasar dan program inti tersebut akan menentukan minimum course yang dituntut.
  • Peranan para Ahli
Pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan kehidupan dalam masyarakat, tetapi juga perlu dilandasai oleh perkembangan konsep-konsep dalam ilmu. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studi/ disiplin ilmu.
  • Peranan Guru
Guru memegang peranan yang cukup penting baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya.
Sebagai pelaksana kurikulum maka guru pulalah yang menciptakan kegiatan belajar mengajar bagi murid-muridnya. Berkat keahlian, ketrampilan dan kemampuan seninya dalam mengajar, guru mampu menciptakan situasi belajar yang aktif yang menggairahkan yang penuh kesungguhan dan mampu mendorong kreativitas anak.
  • Peranan Orang Tua Murid
Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum. Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal : pertama dalam penyusunan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum.
Melalui pengamatan dalam kegiatan belajar di rumah, laporan sekolah, partisipasi dalam kegiatan sekolah orangtua dapat turut serta dalam pengembangan kurikulum terutama dalam bentuk pelaksanaan kegiatan.
  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
  • Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan). Telah teruraikan terdahulu bahwa pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran.
Jenis pengetahuan yang dikembangkan di Perguruan Tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.
  • Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
  • Sistem nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggungjawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum.
  1. Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum
Artikulasi dalam pendidikan berarti “kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum.
Salah satu hal yang sering dipandang menghambat artikulasi adalah pembagian menurut tingkat belajarnya. Hal itu menyebabkan tersusunnya organisasi mata pelajaran yang kaku, untuk menjamin kesinambungan pengalaman belajar beberapa sekolah menggunakan sistem pendidikan tidak berkelas.
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama, kurang waktu. Kedua, kekurangsesuaian pendapat, baik antar sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.
Hambatan lain datang dari masyarakat, untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyakarakat adlah sumber input dari sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum digunakan membutuhkan bantuan, serta input fakta dan pemikiran dari masyarakat.
Hambatan lain yang dihadapi oleh pengembangan kurikulum adalah masalah biaya. Untuk pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.
  1. Model-model Pengembangan Kurikulum
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengolahan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan. Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan dan pengolahan dan sifatnya sentralisasi berbeda dengan yang desentralisasi. Model pengembangan dalam kurikulum yang sifatnya subjek akademis berbeda dengan kurikulum humanistik, teknologis dan rekonstruksi sosial.
Sekurang-kurangnya dikenal 8 model pengembangan kurikulum, yaitu:
  1. The administrative model
  2. The Grass roots model
  3. Beauchamp’s system
  4. The demonstration model
  5. Taba’s inverted model
  6. Roger’s interpersonal relations model
  7. The systematic action-research model
  8. Emerging technical models
BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Kami dapat menyimpulkan bahwa kurikulum  ialah  suatu program pendidikan, yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan, dirancangkan secara sistematis atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam pengembangan kurikulum, haruslah memperhatiakan aspek-aspek yang menjadi faktor pengaruhnya dalam proses pengembangan kurikulum.
  1. Saran
Sebagai calon guru, kita seharunya sadar dan mulaidari sekarang ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pendidikan, karna hal tersebut adalah sikap yang konkrit dalam kita berperan aktif dalam pengembangan kurilukum pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H.M. Ahmad , Pengembangan Kurikulum, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1998.
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam  Mulia,  Jakarta, 2008.
Prof. DR. Nana Syaodih,Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Rosda Karya, Bandung, 2007.
Prof. Drs.H.Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010
  1. Nasuation, Asas-Asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta, 2008
http://www.m-edukasi.web.id. Media Pendidikan Indonesia. Di akses 12 Maret 2013. Pukul 17.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar