5. Anotasi
Jurnal
Judul : Apakah
Jenis Kelamin Berpengaruh Terhadap Jenis Kecerdasan Ganda?
Penulis : Susanto,
Karim; dkk
Th.
Terbit, hal : Februari 2014:
hlm. 1–8
Nama
Jurnal : Damianus
Journal of Medicine
Vol.
No. Th. : 13, 1, 2014
A. Latar
Belakang dan Rumusan Masalah
Sebelum muncul Teori Kecerdasan Ganda oleh Howard
Gardner, sekolah menggunakan Intelligence Quatient (IQ) untuk mengukur
kecerdasan anak didiknya. Namun, penilaian IQ hanya berkaitan dengan kemampuan
seseorang menyelesaikan tugas-tugas akademik. Dewasa ini, setelah mengenal
Teori Kecerdasan Ganda, banyak sekolah sudah memakai teori tersebut sebagai
dasar/pedoman untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak didiknya
sampai pada titik optimal.1
Gardner pada tahun 1983 menyebutkan terdapat tujuh
kecerdasan ganda yang dikenal dengan Teori Kecerdasan Ganda (Theory of
Multiple Intelligences), yang terdiri dari kecer-dasan linguistik,
logika-matematika, musikal, kinestetik, visual-spasial, interpersonal, dan
intrapersonal. Walaupun pada awalnya terdapat 7 jenis kecerdasan, dalam bukunya
“Are There Additional Intelligences?” di tahun 1998, ia menambahkan
"kecerdasan natural" sebagai jenis kecerdasan kedelapan, serta
beberapa ahli juga menambahkan "kecerdasan emosional" atau
"kecerdasan spiritual” sebagai jenis kecerdasan kesembilan.
Gardner menyatakan kecerdasan dalam angka positif dan
negatif di mana kecerdasan yang bernilai positif artinya lebih mudah untuk
dikembangkan, sedangkan yang bernilai negatif lebih sulit dipupuk.4 Mulainya
dan berhentinya perkembangan kecerdasan berbeda-beda pada
setiap individu. Kecerdasan meningkat dan berkembang ketika anak
tumbuh secara fisik dan meningkatnya umur; kemudian stabil antara usia 10 tahun
hingga pubertas.5 Perkembangan kecerdasan berjalan secara paralel dengan
perkembangan dan penurunan sistem saraf, sebab kecerdasan merupakan fungsi dari
neuron dan neuralgia.5
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai perbedaan jenis kecerdasan
ganda berdasarkan jenis kelamin pada maha-siswa Fakultas Kedokteran Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya (FKUAJ) angkatan 2008.
B.
Landasan Teori
Gardner menyatakan kecerdasan dalam angka positif dan
negatif di mana kecerdasan yang bernilai positif artinya lebih mudah untuk
dikembangkan, sedangkan yang bernilai negatif lebih sulit dipupuk. 4 Mulainya
dan berhentinya perkembangan kecerdasan berbeda-beda pada
setiap individu.
Kecerdasan meningkat dan berkembang ketika anak tumbuh
secara fisik dan meningkat-nya umur; kemudian stabil antara usia 10 tahun
hingga pubertas. 5 Perkembangan kecerdasan berjalan secara paralel dengan
perkembangan dan penurunan sistem saraf, sebab kecerdasan merupakan fungsi dari
neuron dan neuralgia. 6.
Kecerdasan bisa juga berarti kemampuan seseorang untuk
menggunakan memori, penge-tahuan, pengalaman, pemahaman, penalaran, imajinasi,
dan keputusan dalam menyelesaikan masalah dan menyesuaikan dengan situasi yang
baru.
Adapun penjelasan dari masing-masing jenis kecerdasan
tersebut meliputi 6 jenis.
a. Linguistik.
Sensitivitas terhadap suara, ritme, dan makna dari kata-kata; kepekaan terhadap
fungsi yang berbeda dari bahasa; kecerdasan yang menunjukkan kemampuan
seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun
lisan, dalam mengekspresikan gagasan-gagasannya.
b.
Logika-Matematika. Sensitivitas terhadap atau kemampuan untuk membedakan pola
logis atau numerik/angka-angka; kemampuan untuk memecahkan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir.
c.
Musikal. Kemampuan untuk menghasilkan dan apresiasi ritme, pitch, dan timbre;
apresiasi terhadap bentuk ekspresi musik.
d.
Kinestetik. Kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian atau
seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah.
e.
Visual spasial. Kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam
hubungan antara objek dan ruang.
f.
Interpersonal. Kapasitas untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana
hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain; kemampuan seseorang untuk
peka terhadap perasaan orang lain.
g.
Intrapersonal. Akses pada perasaan diri sendiri dan kemampuan untuk membedakan
perasaan guna menimbulkan suatu perilaku pada diri seseorang; pengetahuan
mengenai kelebihan, kelemahan, keinginan, dan kecerdasan diri sendiri;
kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri.
h.
Naturalis. Kecerdasan yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk membedakan
fitur-fitur penting dari lingkungan alam atau klasifikasi dari berbagai macam
spesies flora dan fauna, termasuk bentuk batuan dan jenis gunung, serta
pengetahuan tentang alam.
Gardner juga menyebutkan bahwa setiap manusia memiliki
semua kecerdasan tersebut dengan kadar yang berbeda-beda dan setiap orang memiliki
"profil kognitif" yang unik, yaitu:
a) semua manusia memiliki semua macam
kecerdasan dengan tingkat yang berbeda-beda;
b)
setiap individu memiliki komposisi kecerdasan yang berbeda-beda;
c) kecerdasan berbeda berada di area yang
berbeda pada otak dan dapat bekerja sendiri atau bersama;
d)
dengan menerapkan Teori Kecerdasan Ganda, seseorang dapat mempertajam
pendidikan-nya; dan
e)
kecerdasan dapat menentukan jenis manusia.
C. Metode
Penelitian
Penelitian menggunakan desain deskriptif potong-lintang
dan dilakukan di FKUAJ pada bulan April 2010 sampai dengan November 2011
Responden penelitian adalah mahasiswa FKUAJ angkatan 2008 dengan total populasi
187 mahasiswa. Namun, berdasarkan kriteria eksklusi dan inklusi tersebut, maka
jumlah responden pada penelitian ini adalah 174 orang. Hasil penelitian pada
174 responden diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 21tahun (77%)
dan berjenis kelamin perempuan (60,9%). Kecerdasan ganda yang umum dimiliki
responden adalah kecerdasan musikal (35,6%). (Tabel 1)
Pada responden laki-laki, jenis kecerdasan yang paling
banyak ditemukan, yaitu kecerdasan kinestetik (29,4%), kecerdasan musikal
(25,0%), dan kecerdasan logika-matematika (14,7%); sedangkan pada responden
perempuan diketahui jenis kecerdasan yang paling banyak ditemukan adalah
kecerdasan musikal (39,6%), kecerdasan interpersonal (17,0%), dan kecerdasan
logikamatematika (13,2%). (Tabel 2, Gambar 1, dan Gambar 2)
Pada tabel 2 juga terlihat bahwa responden laki-laki
memiliki kecerdasan kinestetik lebih dominan dibandingkan responden perempuan
(29,4% vs 3,8%); sedangkan pada responden perempuan memiliki kecerdasanan
musikal lebih dominan dibandingkan responden laki-laki (39,6% vs 25,0%) (p <
0,0001)
D. Hasil
Penelitian
Pada mahasiswa FKUAJ angkatan 2008 diketahui kecerdasan
musikal (35,6%) paling banyak ditemukan, kemudian diikuti dengan kecerdasan
interpersonal (15,5%) dan logika-matematika (13,8%). Hasil temuan kami ini
cukup mengejutkan karena lebih dari 35% mahasiswa FKUAJ justru memiliki
kecerdasan dominan musikal, karena diharapkan jenis kecerdasan ganda dominan
pada tenaga medis (seperti dokter, perawat, terapis, dan pekerja sosial) adalah
interpersonal, sehingga mereka mampu menggunakan empatinya untuk menolong orang
lain serta menyelesaikan masalah.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan pada
mahasiswa Fakultas Bahasa Asing Universitas Erciyes usia 18-22 tahun yang
menemukan sebagian besar responden memiliki kecerdasan logika-matematika,
spasial, dan kinestetik; sedangkan kecerdasan musikal adalah yang terendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan kinestetik
dominan pada responden laki-laki, sedangkan kecerdasan musikal dominan pada
responden perempuan. Hasil tersebut senada dengan yang dilakukan Gogebakan pada
murid tingkat 1, 3, dan 8, yang mana kecerdasan dominan pada mahasiswa
laki-laki adalah logikamatematika dan kinestetik, sedangkan pada perempuan
didominasi oleh jenis kecerdasan musikal.8 Namun, berbeda dengan penelitian
Saricaoglu et al. yang menemukan kecerdasan intrapersonal, linguistik,
logika-matematika, dan musikal lebih banyak pada responden perempuan
dibandingkan laki-laki, perbedaan yang signifikan antara responden laki-laki
dan perempuan hanya kecerdasan linguistik (p< 0,02).
Sebagian besar penelitian lain juga menunjukkan bahwa
pada laki-laki memiliki kecerdasan dominan logika matematika, visual-spasial,
dan kinestetik; sedangkan pada perempuan memiliki kecerdasan dominan inter-personal,
musikal, dan linguistik.9,10 Perbedaan jenis kecerdasan dominan antara
laki-laki dan perempuan dalam hal ini bukan secara biologis, melainkan secara
sosial. Asal-usul perbedaan ini terjadi akibat peran dan posisi laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat.
Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan faktor lain yang dapat memengaruhi kecerdasan ganda dominan pada
seseorang. Beberapa faktor sosial yang mungkin memengaruhi, yaitu peran gender,
konsep diri, pengaruh luar, pendidikan, dan kepribadian.
Saricaoglu et al. juga melakukan peneli-tian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, namun
tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan
jenis kecerdasan dominan 3,10. Namun, penelitian yang dilakukan Kumojoyo
menunjukkan pola asuh orang tua berhubungan signifikan terhadap kecerdasan
ganda linguistik, logika matematika, intrapersonal, dan naturalis.
Adanya penelitian ini, khususnya bagi mahasiswa FKUAJ
angkatan 2008, dapat menjadi masukan bagi mereka untuk mening-katkan jenis
kecerdasan interpersonal mereka, sehingga ketika sudah berprofesi sebagai
dokter, mereka dapat memahami kondisi pasien.
Keterbatasan
penelitian adalah penelitian hanya dilakukan pada mahasiswa FKUAJ angkatan
2008, sehingga tidak dapat mewakili populasi. Pentingnya penelitian adalah
menghi-langkan anggapan bahwa laki-laki lebih cerdas dibandingkan perempuan
yang banyak didapat dari tes IQ; namun, dengan menggunakan tes kecerdasan ganda
ini dapat diketahui perbedaan jenis kecerdasan ganda yang dimiliki pada
laki-laki dan perempuan, sehingga ke depannya perempuan bisa lebih dihargai
dalam hal apapun.