Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

12 Januari 2016

Teori David McClelland Motivasi Berprestasi oleh Ridwan, Ma

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Teori-teori sosial bukan lagi merupakan suatu istilah baru bagi masyarakat, karena setiap pembangunan masyarakat pasti para sosiolog mengunakan teori-teori social ilmuan terkenal. Dalam tulisan ini akan membahas panjang lebar tentang teori David McClelland yang merupakan sosiolog yang terkenal pada masa modernisasi. Dalam teori McClelland yang paling terkenal adalah konsep Virus N-Ach yang terdapat pada tiga jenis kebutuhan motivasi yang terdapat pada bukunya yang berjudul The Achieving Society yang diidentifikasikan pada tahun 1961.
David McClelland juga menulis tentang sebuah artikel berjudul Dorongan Hati Menuju Modernisasi dimana merupakan salah satu inti dari buku yang populer dengan judul “The Achieving Society”. Dalam buku tersebut telah memberikan manfaat sangat besar terhadap orang-orang yang telah membaca buku karyanya tersebut. Orang yang sudah membaca buku tersebut akan meras termotivasi dalam menyelesaikan masalah hidupnya. David McClelland memelopori motivasi kerja berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan perbaikan dipromosikan dalam metode penilaian karyawan,  mendukung penilaian berbasis kompetensi dan tes, dengan alasan mereka untuk menjadi lebih baik dari IQ tradisional dan kepribadian berbasis tes. 
Ide-idenya telah diadopsi secara luas dibanyak organisasi, dan berhubungan erat dengan teori Frederick Herzberg. Selain itu teori McClelland juga memberikan kelanjutan tentang teori Max Weber. Jadi teori McClelland mempunyai keterkaitan dan dalam tulisan ini akan memberikan sebuah penjelasan tentang keterkaitan tersebut. Selain itu konsep Virus N-Ach ini juga mendapatkan respon baik pagi umat islam serta konsep tersebut juga dapat meyelamatkan bangsa Indonesia dari keterpurukan jika virus tersebut bisa meyebar di seluruh komponen masyarakat Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Biografi David McClaland
David C. McClelland (20 Mei 1917 - 27 Maret 1998) adalah seorang ahli teori psikologis Amerika. Ia lahir di kota Mt. Vernon negara Amerika. Beliau mendapatkan penghargaan sebagai sarjana seni dari Wesleyan University di tahun 1938 dan mendapatkan gelar MA dari University of Missouri. Serta ia mencapai gelar doktor di bidang psikologi di Yale pada tahun 1941 dan menjadi profesor di Wesleyan University. Kemudian ia mengajar dan kuliah, termasuk mantra di Harvard dari tahun  1956, di mana dengan rekan-rekan selama dua puluh tahun ia belajar tentang motivasi dan kebutuhan berprestasi.
Pada tahun berikutnya beliau menerima gelar Ph.D dari Universitas Yale dan mengajar di Connecticut College dan Wesleyan University sebelum bergabung dengan fakultas di Universitas Harvard pada tahun 1956, dan ia sudah bekerja selama 30 tahun dan menjabat sebagai ketua Departemen Hubungan Sosial. Pada tahun 1961, Guru besar psikologi di Harvard University bernama David C. McClelland menulis tentang sebuah artikel berjudul Dorongan Hati Menuju Modernisasi” artikel ini merupakan salah satu inti dari buku yang populer dengan judul “The Achieving Society”.
Tulisan tersebut merupakan salah satu dari beberapa pemikiran para sarjana Amerika dalam menghadapi tantangan terbesar di awal abad ke 19 yakni ‘Depresi’ ekonomi pada dekade 1920-1930an. Artikel yang ditulis David C. McClelland tersebut juga bertujuan sebagai panduan sebuah negara menuju modernisasi. Dia mulai konsultasi McBer di tahun 1963, membantu industri menilai dan melatih staf, kemudian ia pindah ke Boston University pada tahun 1987 untuk mengajar di Boston University, sejak tahun 1987 hingga kematiannya.
 David McClaland ini terkenal akan karyanya tentang motivasi berprestasi, namun kepentingan penelitian diperpanjang dengan kepribadian dan kesadaran. David McClelland memelopori motivasi kerja berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan perbaikan dipromosikan dalam metode penilaian karyawan, mendukung penilaian berbasis kompetensi dan tes, dengan alasan mereka untuk menjadi lebih baik dari IQ tradisional dan kepribadian berbasis tes. 
Ide-idenya telah sejak diadopsi secara luas di banyak organisasi, dan berhubungan erat dengan teori Frederick Herzberg. Selanjutnya David McClaland telah menerbitkan beberapa karyanya selama karirnya yaitu: Pertama Motif Prestasi (1953). Kedua The Achieving Society (1961). Ketiga Akar Kesadaran (1964). Keempat Menuju Sebuah Teori Motivasi Akuisisi (1965). Kelima Power Pengalaman Batin (1975).
Karya-karya besar di atas membuat David McClaland terkenal, namun karyanya yang  terpopuler adalah David McClaland The Achieving Society telah diadopsi oleh banyak organisasi karena penjelasannya terhadap tiga jenis kebutuhan motivasi yang terdapat pada bukunya tersebut pada tahun 1961.

B.  Teori David MC Clelland
   McClelland dikenal untuk karyanya pada pencapaian motivasi. David McClelland mepelopori motivasi kerja berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan dipromosikan dalam perbaikan metode penilaian karyawan, serta advokasi berbasis kompetensi penilaian dan tes. McClelland (1975). Idenya telah diadopsi secara luas di berbagai organisasi, dan berkaitan erat dengan teori Frederick Herzberg.Teori McClelland yang paling terkenal adalah tentang penjelasan 3 jenis motivasi yang diidentifikasi dalam karyanya buku  The Achieving Society”.

1.    Motivasi untuk berprestasi (N-Ach)
Need  For  Achievement (N-Ach) hasrat   untuk   meraih   setinggi-tingginya   prestasi    dalam   hidup disebut motivasi untuk berprestasi. Seseorang karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya untuk mencapai tujuannya. McClelland (1961). N-Ach juga merupakan dorongan untuk mengunguli dengan cara bertarung untuk mencapai kesuksesan  Selain itu prestasi atau Achievment adalah suatu istilah yang diperkenalkan oleh David McClelland ke dalam bidang psikologi yang menunjukkan keinginan individual untuk berprestasi, menguasai skiil, pengendalian atau standard tinggi.
Menurut McClelland (1961) N-Ach berhubungan dengan kesulitan orang untuk memilih tugas yang dijalankan. Contohnya seseorang yang memiliki N-Ach tinggi cenderung memiliki karakteristik untuk mencari tantangan dan tingkat kemandirian tinggi. Orang yang mempunyai high achiever harus diberikan pekerjaan yang menantang dengan sasaran akhir yang masih dapat dicapai. Bagi mereka uang bukanlah suatu motivator yang penting, yang lebih efektif adalah umpan balik atas apa yang telah dilakukannya.
Sedangkan jika seseorang mempunyai N-Ach rendah memungkinkan memilih tugas yang mudah, untuk meminimalisasi resiko kegagalan. Orang-orang yang berprestasi tinggi menghindari situasi dengan resiko rendah. Karena jika jalan yang ditempuh untuk mencapai kesuksesan itu mudah, maka mereka mengangap itu bukan pencapaian kesuksean yang sungguh-sungguh.
Individu yang mempunyai N-Ach yang tinggi cenderung bekerja pada situasi dengan tingkat kesuksesan yang modern. Selanjutnya mereka lebih suka bekerja sendiri atau dengan orang lain yang mempunyai achievers yang tinggi juga. Mereka dapat kita ketahui banyak pengusaha yang mungkin gagal didalam kelompoknya tetapi tidak pada pekerjaannya. Mereka sangat puas dengan prestasi yang dicapainya.
Sumber N-Ach meliputi:
a. Orang tua yang mendorong kemandirian dimasa kanak-kanak
b. Menghargai dan member hadia dan kesuksesan
c. Asosiasi prestasi dengan perasaan positif
d. Asosiasi prestasi dengan orang-orang yang memilki kompetensi dan usaha sendiri bukan karena keberuntungan
e. Kekuatan pribadi
f. Suatu keinginan untuk menjadi efektif atau rancangan
McClelland (1961) pernah menyebutkan bahwa dongeng dan cerita anak inggris abad ke-16 terdapat virus yang dapat menyebabkan terjangkitnya n-ach.Adapun cerita spanyol justru meninabobokan rakyatnya. Dongeng dan cerita di Inggris memperlihatkan optimisme tinggi, keberanian mengubah nasib, dan sikap tidak cepat menyerah. Cerita-cerita itu dianggap memiliki nilai N-Ach tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi pun selalu diawali oleh N-Ach. Cerita atau dongeng yang mengandung nilai N-Ach tinggi selalu diikuti pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara itu dalam kurun waktu 25 tahun kemudian.

2.    Motivasi untuk berkuasa (N-Pow)
N-Pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Menurut McCleland (1961) kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan memengaruhi oranglain. Hal ini sangat berbeda dengan konsep kebutuhan akan kekuasaan pada umumnya dipahami oranh yaitu kebutuhan untuk mengekspresikan diri dan untuk mengendalikan dan memengaruhi orang lain tanpa ada paksaan.
Menurut McCleland (1961) kebutuhan kekuasaan sangat berhubungan dalam pencapaian posisi kepemimpinan. Karena seorang pemimpin membutuhkan kekuasaan yang besar untuk dapat mengendalikan anggota atau rakyatnya agar dapat terwujud tujuannya sebagai seorang pemimpin. Contoh dari N-Pow adalah karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya dan memiliki karakter kuat untuk memimpin dan mempunyai ide serta hasrat untuk menang.

3.    Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (N-Affil)
N-Affil adalah motivasi terhadap persahabat/afiliasi. Menurut McCleland (1961) kebutuhan akan afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antara pribadi yang ramah dan akrab. Individu mempunyai keinginan untuk mempunyai hubungan erat atau bersahabat dengan pihak lain. Contohnya, karyawan dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi membutuhkan lingkungan kerja yang dipenuhi dengan nuansa kerjasama yang prima.
Hal ini dapat diterima olah orang banyak karena memang biasanya jika individu mempunyai afiliasi yang tinggi dalam dia bekerja dapat berhasil atau sukses karena dalam pekerjaan membutuhkan interaksi sosial yang tinggi. Masih menurut McClelland (1961) kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi. Karakteristik dan sikap motivasi menurut McClelland yaitu:
a.    Pencapaian adalah lebih penting daripada materi
b.    Mencapai tujuan atau tugas kepuasan pribadi yang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan
c.    Umpan balik sangat penting,karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan,kuantitatif dan factual)

C.  Keterkaitan teori Max Weber Dengan teori David McClelland
McClelland (1961) mengemukaan bahwa teori klasik Max Weber yang berhubungan dengan etika protestan serta semangat kapitalisme, karena “kemampuan berdiri diatas kaki sendiri” dan diserta keyakinan yang penuh serta dapat diduga oleh orang tua mereka. Menurut Max Weber orang protestan bekerja keras dan lama menabung untuk tujuan hidupnya dimasa depan nanti. Serta agar dapat menyusul maupun mendahului orang lain dalam pencapian kesuksean.
Di lain pihak McClelland (1961) menemukan korelasi yang ketat antara N-Ach disatu pihak dan pendapatan nasional kotor, tenaga listrik, atau keduanya secara bersamaan di pihak lain. Motivasi keberhasilan terbukti berhubungan dengan perkembangan ekonomi baik di dunia dewasa ini maupun dalam sejarah, bahwa N-Ach dapat merangsang anak-anak dan menjadi pengaruh pembangunan. 
Berdasarkan pendapat di atas dalam waktu yang akan datang menurut para ahli ekonomi, negara-negara miskin agaknya harus puas dengan sumber motivasi keberhasilan apapun yang telah dimiliki oleh penduduknya yang dewasa. McClelland (1961) telah merinci beberapa saran yang langsung dapat diturunkan dari kesimpulan-kesimpulannya antara lain:
1.      Kepemipinan negara hendaknya mengembangkan mistik keberhasilan dengan menggunakan setiap sarana yang ada padanya
2.      McClelland menganjurkan latihan motivasi untuk pengusaha, dan mengemukakan suksesnya berbagai seminar latihan selama sepuluh hari, yang dikembangkan di India untuk keperluan itu
3.      Orang harus mendesak agar diadakan pendidikan tinggi, baik untuk wanita maupun pria
Landasan pemikiran McClelland ini didasari atas pandangan:
1.      Ada semangat untuk berpikir rasional dan bekerja keras diantara pribadi-pribadi untuk membuat sesuatu sempurna, sesuai dengan posisi mereka di dunia seperti yang dikehendaki Tuhan.Jadi dalam pemikiran ini sebetulnya McClelland melanjutkan teori Max Weber tentang ‘Etika Protestan’.
2.      Konsep ‘need for achievement’ adalah suatu ‘semangat baru yang sepurna’ dalam menghadapi pekerjaan, yang kemudian mendorong kebutuhan untuk berprestasi. Dorongan untuk tidak sekedar mendapatkan ibalan material, tetapi mencapai kepuasan batin, apabila telah menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna.
3.      Kemiskinan dan keterbelakangan di asyarakat Dunia Ketiga atau Negara Berkembang adalah akibat dilingkungan mereka tidak terjangkit virus ‘need for achivement’ (N-Ach).
4.      Apabila dilingkungan masyarakat terjangkit virus ‘n Ach’ maka dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
5.      Virus ‘need for achievement’  beget panting traumata unstuck dulia basins, air harus ditingkatkan nilainya sehingga semakin banyak kelompok masyarakat usia muda yang memiliki dorongan jiwa ‘kewiraswastaan’atau dikenal dengan ‘enterpernership’.
  
D.  Penelitian David McClelland terhadap para usahawan
Penelitian McClelland terhadap para usahawan menunjukkan bukti yang lebih bermakna mengenai motivasi berprestasi dibanding kelompok yang berasal dari pekerjaan lain. Artinya para usahawan mempunyai N-Ach yang lebih tinggi dibanding dari profesi lain. Kewirausahaan adalah merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumberdaya untuk mencari peluang sukses. Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. Serta inovasi adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang.
Menurut McClelland (1961) biasanya para pengusaha ataupun para wiraswasta mempunyai kreatifitas, inovasi serta motivasi yang tinggi. Seorang pengusaha mempunyai resiko kegagalan yang tinggi jika N-Achnya rendah, namun jika mereka mempunyai N-Ach yang tinggi peluang kesuksesan itu ada di depan matanya. Dari hasil penelitiannya, menyatakan bahwa dalam keadaan yang mengandung risiko yang tak terlalu besar, kinerja wirausaha akan lebih tergantung pada keahlian- atau pada prestasi – dibanding pekerjaan lain. 
Seorang wirausaha untuk melakukan inovasi atau pembaharuan perlu semangat dan aktif. Mereka bisa bekerja dalam waktu yang panjang, misal 70 jam hingga 80 jam per minggu. Bukan lama waktu yang penting, namun karena semangatnya mereka tahan bekerja dalam waktu yang panjang. Bagi individu yang memiliki N-Ach tinggi tidak begitu tertarik pada pengakuan masyarakat atas sukses mereka, akan tetapi mereka benar-benar memerlukan suatu cara untuk mengukur seberapa baik yang telah dilakukan.
Dari penelitiannya, McClelland menyimpulkan bahwa kepuasan prestasi berasal dari pengambilan prakarsa untuk bertindak sehingga sukses, dan bukannya dari pengakuan umum terhadap prestasi pribadi. Selain itu juga diperoleh kesimpulan bahwa orang yang memiliki N-Ach tinggi tidak begitu terpengaruh oleh imbalan uang, mereka tertarik pada prestasi. Standar untuk mengukur sukses bagi wirausaha adalah jelas, misal laba besarnya pangsa pasar atau laju pertumbuhan penjualan.

E.     Manfaat Virus N-Ach bagi Negara Indonesia
Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alamnya. Namun kondisi rakyatnya masih tetap dikukung dengan berbagai permasalahan hidup. Memang suatu permasalahan adalah hal yang wajar. Namun bagaimana kita bisa menyikapi setiap permasalahan tersebut. Contohnya saja tentang banyaknya reaksi masyarakat menentang kenaikan harga BBM yang masih berlangsung sampai sekarang ini. Namun setiap kalangan hendaknya mampu menyikapinya dengan hati yang bersih, demi penyelamatan bangsa Indonesia.
Kunci keselamatan bangsa ini, tentu terletak pada pundak para penghuni bangsa itu sendiri. Dapat kita lihat bahwa banyak komponen masyarakat Indonesia mengalami keterpurukan mental maupun material. Mungkin penyebab dari permasalahan tersebut karena banyak komponen masyarakat tidak mempunyai keberadaan virus N-Ach dalam tubuh masyarakat Indonesia, termasuk di dalamnya para pemimpin bangsa. Padahal Virus N-Ach merupakan virus yang tidak membahayakan manusia, tapi justru dialah sebagai penyelamat eksistensi kekhalifahannya di muka bumi. Virus N-Ach ialah kepanjangan dari Need for Achievement. Yakni virus kebutuhan dasar berprestasi bagi tiap manusia.
Seandainya masyarakat dan pemimpin negeri ini telah memiliki virus NAch,tentu keperpurukan model apapun akan disikapinya secara bijaksana dan benar. Untuk itu, setiap kita harus belajar dari model virus N-Ach. Keberadaan virus ini, akan mampu mengkondisikan manusia selalu dalam keadaan kreatif. Dampaknya sungguh luar biasa, manusia model ini mampu berpikir benar. Keberhasilan atas penyebaran virus N-Ach ini paling tidak, pernah dibuktikan secara gemilang oleh Dr. David McClelland di Kakinada, India. Sementara itu, seperti dikutip Zainal (1994), pertumbuhan ekonomi di Amerika pada beberapa periode tertentu ternyata juga terkait langsung dengan peredaran buku-buku perangsang prestasi.
Semakin sedikit suatu penggal jaman memproduksi buku ber-virus N-Ach tersebut, semakin menurun tingkat pertumbuhan ekonominya (baca: The Achieving Society (1961). Lebih jauh diungkapkan, hasil observasinya inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi model perangsang prestasi, dipraktikan di Kakinada, India. McClelland membagi sekelompok masyarakat yang terbelakang menjadi dua demplot.
Melalui Virus N-Ach yang dirancang sedemikian rupa, McClelland berhasil membuktikan bahwa pada kelompok yang divirus, belakangan, ternyata berhasil menunjukkan peningkatan pertumbuhan usaha yang spektakuler dibanding dengan yang wilayah yang tidak terkena divirus N-Ach. Ini artinya, mengembangkan prestasi kelompok itu sangat mungkin.Dengan demikian,bagi bangsa Indonesia pemberian virus N-Ach adalah merupakan sesuatu yang harus segera diberikan, dibangun dan dikembangkan.
Agar komponen masyarakat Indonesia dapat termotivasi untuk selalu berprestasi supaya permasalah-permasalahan yang ada di Indonesia dapat terpecahkan, menurut Zainal (1994) perlu kita ketahui bahwa orang yang telah diberi virus N-Ach ini, dengan kata lain dinamakan sebagai seorang achiever. Biasanya ciri seorang achiever itu akan mencerminkan dirinya sebagai bagian dari pemecah masalah, memandang sesuatu yang rumit menjadi sederhana, mampu memotivasi, adanya kendala menjadi peluang, sesuatu itu sulit tapi mungkin dan bangkit dari setiap kegagalan. 
Untuk mencapai pribadi seorang achiever diperlukan suatu proses yang amat panjang dan penuh kesabaran. Setidaknya, ada beberapa ciri dari pribadi achiever yaitu:
1.      Percaya diri
Percaya diri adalah salah satu faktor mencapai keberhasilan jika kita tidak punya rasa percaya diri maka untuk mencapai tingkat keberhasilan akan terhambat. Contohnya saja saat kita mengerjakan soal ujian jika kita tidk percaya diri terhadap kemampuan kita maka hasil dari ujian tersebut tidak akan maksimal dan bahkan bisa juga kita mendapatkan hasilnya kurang memuaskan. Bagaimana pun percaya diri yang kita miliki itu, perlu kita syukuri dan dipelihara karena nilainya teramat mahal.

2.      Berani mengambil resiko
Setiap tindakan itu mengandung resiko. Seorang achiever itu, ia mampu dan berani mengambil resiko dari setiap tindakannya. Hal itu, didasari dengan suatu pikiran yang matang dan telah dipertimbangkan efek positif dan negatifnya serta berfikir panjang.

3.      Senang ambiquitas (mendua)
Ambiquitas di sini, bukan berarti ia plin-plan. Tapi, konsep mendua ini, berarti dia tidak hanya berpikir satu cara saja untuk mencapai visi dan keinginan yang telah terpatri dalam jiwanya.

4.      Etos kerja kuat
Kita melihat, bagaimana orang-orang Singapura begitu maju dan kaya raya, padahal kekayaan alamnya tidak sekaya negeri Indonesia.Ternyata mereka mempunyai etos kerja yang sangat kuat berbeda dengan etos kerja orang Indonesia.
Adapun ciri yang lain dari pribadi achiever yaitu:
1.      Visi intuitif
2.      Ada keinginan kuat menjadi trampil (konstan ritualiting)
3.      Menerapkan prinsip-prinsip pergaulan (human relation).
4.      Berpikir positif (positif thingking)
5.      Berpikir besar (back thingking)
6.      Antusias.
Setelah kita mengetahui bahwa virus N-Ach itu sebenarnya sangatlah bermanfaat untuk Indonesia dan bisa memberikn solusi kepada semua komponen masyarakat untuk dapat menyelesaikan masalahnya Agar semua itu dapat terwujud pemerintah harus pandai-pandai menyebarkan virus N-Ach kepada masyarakat, dan bukannya menyebarkan virus kesengsaraan berupa kebijaksanaan yang benar-benar tidak berpihak kepada rakyat.Semoga pemimpin kita bisa tersadar dan pemimpin kita semoga bisa cepat-cepat terkena virus N-Ach.





BAB III
PENUTUP

McClelland adalah seorang ahli teori psikologis Amerika, McClelland memelopori motivasi kerja berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan perbaikan dipromosikan dalam metode penilaian karyawan, mendukung penilaian berbasis kompetensi dan tes, dengan alasan mereka untuk menjadi lebih baik dari IQ tradisional dan kepribadian berbasis tes.
Teori McClelland yang paling terkenal adalah tentang penjelasan 3 jenis motivasi yang diidentifikasi dalam karyanya buku  The Achieving Society” yaitu Motivasi untuk berprestasi (N-Ach), Motivasi untuk berkuasa (N-Pow) dan Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (N-Affil). Namun dari ketiga teori McClelland yang paling terkenal adalah teori motivasi untuk berprestasi atau yang sering dikenal dengan sebutan virus N-Ach.
McClelland telah melakukan beberapa penelitian di berbagai negara mereka melakukan riset perbandingan tentang negara yang terjangkit virus N-Ach dengan negara yang tidak terjangkit. Hasil penelitian tersebut terbukti bahwa Negara yang mempunyai N-Ach tinggi peluang meraih kesuksesan yang tinggi sedangkan negara yang tidak mempunyai virus N-Ach atu N-Achnya rendah maka tingkat kesuksesannya juga rendah.






DAFTAR PUSTAKA

McClelland, David. 1976. The Achievement Motive. Irvington Publishers, Inc. New York
Zainal, Danial. 1994. Metodologi Psikologi Islam. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Anastasi, Anne & Susana Urbina. 1997. Psychological Testing. New Jersey: Prentice-Hall.
As’ad, Moh, 2004. Psikologi Industri, Yogyakarta: Liberty. Azwar,
Saifuddin, 2008. Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BAA Universitas Indonusa Esa Unggul
Dwinanda, Ferri. 2009. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Karyawan Pemasaran Perusahaan Perbankan ”XxX” Tangerang. Skripsi Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonusa Esa Unggul.
Kaplan, R.M. & Saccuzzo, D.P. 1989. Psychological Testing: Principles, Applications, and Issues. Brooks/Cole Publishing Company. California.
McClelland, David. 1976. The Achievement Motive. Irvington Publishers, Inc. New York.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta: UI Press.
Narbuko, Cholid., Abu Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Prasetyo, Bambang., Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Rajagrafindo Persada. Rahmi, Sofrani. 2004. Perbedaan Motivasi Berprestasi Anak Pertama Dan Anak Bungsu Pada Remaja Kelas 2 SMUN 65 Jakarta Barat. Skripsi . Jakarta: Fakultas Psikologi UPI-YAI.
Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Media.
Sjamsoeddin, 1993. Pengantar Statistik. Jakarta: Universitas Tarumanagara
Subiyanto, Ibnu. 1998. Metodologi Penelitian (Manajemen Dan Akuntansi). Yogyakarta: UPP AMPYKPN.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 88 Trimartati, Ani. 1999. Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Motivasi Berprestasi. Studi Kasus : PT. Dyno Indria Jakarta.
Tesis. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, 2003.
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. www.daftar lowongan kerja.com, 2008.
Winardi, J. 2004. Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Cetakan Ketiga. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Yulianto, Aries. 2005. Diktat Pengantar Psikometri. Jakarta


3 komentar: