Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

31 Januari 2016

Filsafat Ilmu dan Urgensinya dala Dunia Pendidikan

PENGERTIAN FILSAFAT ILMU

Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a Filsafat ilmu dalam arti luas: menampung permasalahan yang menyangkut hubungan keluar dari kegiatan ilmiah, seperti: tata susila yang menjadi pegangan penyelenggara ilmu.
b Filsafat ilmu dalam arti sempit: menampung permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut sifat pengetahuan ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah (Beerling, 1988).
Filsafat ilmu menurut Jujun Suriasumantri
 Jujun Suriasumantri (2005 : 33-34) memandang filsafat ilmu sebagai bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang ingin menjawab tiga kelompok pertanyaan mengenai hakikat ilmu sebagai berikut. Kelompok pertanyaan pertama antara lain sebagai berikut ini. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangap manusia ? Kelompok pertanyaan kedua : Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang berupa ilmu ? Bagaimana prosedurnya ? Hal-hal apa yang harus diperhatikan Filsafat Imu agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar ? Apa yang dimaksud dengan kebenaran ? Dan seterusnya. Dan terakhir, kelompok pertanyaan ketiga : Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu ? Bagaimana kaitan antara cara menggunakan ilmu dengan kaidah-kaidah moral ? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Dan seterusnya.

PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
  1. Deskriptip
  1. Kritik atau analitik
  1. Evaluatif atau normativ
  1. Spekulatif dan sistematik
  1. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan seara radikal. Radikal berasal dari kata Yunani radix yang berarti akal. Berfikir secara radikal adalah berfikir sampai ke akar-akarnya. Berfikir sampai ke hakekat, esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan.
  1. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum)
  1. Berfikir secara universal adalah berfikir tentang hal serta proses yang bersifat umum, dalam arti tidak memikirkan sesuatu yang parsial.
  1. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual
  1. Berfikir kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsiste
  1. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik
  1. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara komprehensif
  1. Berfikir secara kefisafatan dicirikan secara bebas
Jujun S. Suriansumantri. 2012. Ilmu dalam Persprektif. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Suatu pengetahuan tentang objek tertentu yang disusun secara sistematis sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode tertentu
CIRI-CIRI FILSAFAT
Ciri-ciri filsafat menurut Sunoto:

Ontologi
Onotologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud dengan berdasarkan logika semata. Objek dari ontology adalah “yang ada”. Ontologi membahas tentang realitas atau kenyataan konkret secara logis. Ontologi mendorong timbulnya ilmu pengetahuan ilmiah maupun sosial karena karakteristiknya: berasal dari riset, tidak ada konsep wahyu, empiris, rasional,objektif, sistematik, metodologis, observatif, verifikasi, eksplanatif, keterbukaan, mengakui pengetahuan yang relative, mengakui logika, memiliki hipotesis,netral. Ontologi berguna untuk ilmu empiris.
Epistemologi
Epistemology adalah ilmu yang membahas tentang pengetahuan dan cara memperolehnya. Pertumbuhan epistemologi dibentuk oleh terjadinya banyak konflik dan benturan teoretikal mengenai hal-hal tersebut (Pranarka, 1987 : 97). Skeptisisme merupakan suatu bentuk aliran yang perlu untuk kenal dan diperhatikan secara seksama, karena skeptisisme adalah satu-satunya aliran yang secara radikal dan fundamental tidak mengakui adanya kepastian dan kebenaran itu, atau sekurang-kurangya skeptisisme Metode Deduktif diawali dari pemikiran rasional, teori, pendapat, pikiran yang telah diuji kebenarannya lalu ke kesimpulan. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dalam deduksi kita harus memahami dulu tentang aspek-aspek yang dibahas dengan melakukan percobaan. Metode berpikir Deduksi ini lebih dominan digunakan dalam ilmu ilmu eksakta ( ilmu pasti ). Metode ini juga menggunakan  apreori, apreori adalah mengetahui dengan mengenakan sebab pada realitas itu. Jadi mengetahui secara apriori adalah dengan memahami apa yang menjadi sebabnya, apa yang menimbulkan dan memungkinkan itu terjadi. Metode induktif berlawanan dengan deduktif dimana diawali dari hal khusu baru ke umum Metode ini diawali dengan melakukan percobaan-percobaan secara khusus untuk menjawab pertanyaan umum. Induksi lebih banyak digunakan dalam ilmu sosial. Salah satu contoh ilmu yang menggunakan metode induksi murni adalah antropologi.



Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membicarakan orientasi atau nilai suatu kehidupan. Aksiologi berisi tentang apa yang harus dilakukan manusia untuk menyelesaikan masalah. Teori ini kemudian menghasilkanetika dan estetika. Aksiologi mempelajari kegunaan ilmu pengetahuan.

Relevansi pada Politik
Relevansi ilmu politik dengan ketiganya(ontologi, epistemologi, aksiologi) adalah sama-sama memperlajari tentang hakikat manusia dalam masyarakat politik. Ilmu politik berelevansi dengan ontologi karena ontology mempelajari sesutau yang berada, missal Ilmu politik mempelajari tentang semua teori politik pada masa yang lalu, sekarang dan yang akan datang. Mempelajari ilmu politik diperlukan suatu ilmu pengetahuan, informasi, penalaran, maka disinalh peran epistemology. Pengetahuan didapat dari pengamatan. Dikatakan bahwa sifat pengamatan adalah konkret sepertihalnya ilmu politik yang mempelajari sesuatu yang konkret artinya isi yang diamati adalah adalah sesuatu yang dapat diamati dan terjadi pada kehidupan manusia. Peran aksiologi dalam ilmu politik untuki menciptakan nilai ekstrinsik dan ilmu untuk menelaah dasar-dasar kemungkinan bertindak dalam praktik melalui control terhadap pengaruh negatif dan meningkatkan pengaruh posotif dalam politik.

Kesimpulan
Mempelajari filsafat sangatberguna bagi kehidupan manusia dalam berpikir. Dengan menerapkan pemikiran ilmiah manusia dapat dengan tepat mengambil keputusan dalam hidup. Filsafat merupakan sumber dari ilmu-ilmu pengetahuan saat ini. Bisa disimpulkan bahwa filsafatberpengaruh besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini.Dengan berfilsafat, seseorang akan lebih menjadi manusia, karena terus melakukan perenungan akan menganalisa hakikat jasmani dan hakikat rohani manusia dalam kehidupan di dunia agar bertindak bijaksana..Dengan berfilsafat seseorang dapat memaknai makna hakikat hidup manusia, baik dalam lingkup pribadi maupun sosial.



DAFTAR PUSTAKA
Mohammad Adib. 2010. Filsafat ILMU. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jujun S. Suriansumantri. 1984. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar