Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

08 Januari 2016

Siaga Bencana dengan Simulasi Gunung Berapi oleh Ridwan, MA

MTsN Teunom Aceh Jaya, Aceh.

Siaga Bencana dengan Simulasi Gunung Berapi
Siswi MTsN Teunom Aceh Jaya memeragakan simulasi letusan gunung berapi dengan media pembelajaran yang dibuatnya.
WILAYAH Indonesia berada di atas kawasan cincin api pasi?k, tempat bertemunya lempenglempeng tektonik utama dunia. Oleh sebab itu Indonesia memiliki ratusan gunung berapi yang terdapat di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Maluku Utara.  Kondisi ini  menyebabkan sewaktu-waktu Indonesia dapat mengalami bencana alam gunung meletus, seperti yang pernah terjadi pada Gunung Merapi di Yogyakarta, Gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan Gunung Kelud di Kediri. Letusan gunung-gunung ini ditandai dengan keluarnya material lava dari dalam kantung magma.
”Siswa perlu dibelajarkan tentang gunung api dan dampaknya. Pembelajaran tentang gunung api dilakukan dengan membuat model simulasi gunung api. Untuk membuat model gunung api diperlukan bahan-bahan yang ada di lingkungan, yaitu pasir atau tanah untuk membuat model gunung api, botol bekas air mineral sebagai dapur dan saluran magma, larutan asam cuka dan soda kue yang bisa dibeli di pasar sebagai model lava,” ungkap Ridwan SPd, guru kelas VIII MTsN Teunom Aceh Jaya.
Cut Rika Ramadhani, siswa kelas VIII menuangkan asam cuka dalam sebuah selang yang terhubung dengan pompa dan sebuah alat peraga di hadapannya. Teman-teman kelompoknya ikut membantu menuangkan soda dan pewarna dalam sebuah lubang pada alat peraga yang berbentuk puncak gunung. Selanjutnya asam cuka dipompa sehingga mengeluarkan cairan merah.
Alat peraga yang mereka rancang bersama itu bernama Simulasi Gunung Berapi yang menghasilkan magma (lahar merah) pada lereng pegunungan.  Pak Ridwan yang membimbing siswa MTsN Teunom Aceh Jaya tersebut berharap dengan menggunakan alat peraga itu siswa dapat memahami proses letusan gunung berapi.
“Dengan simulasi ini siswa lebih paham proses gunung berapi karena kita tidak mungkin membawa siswa pada situasi nyata apalagi saat terjadinya ledakan gunung berapi,” jelas Ridwan. S
elain memahami letusan sebuah gunung, siswa juga diajak memahami jalur evakuasi, cara pengungsian yang benar dan tempat pertemuan (berkumpul) jika terjadi bencana. Oleh karena itu alat peraga yang mereka buat bersama dari karton dan busa bekas tersebut juga memperlihatkan hamparan jalan, sekolah, rumah penduduk, pepohonan dan persawahan.
“Dengan memperhatikan arah angin dan magma soda yang keluar dari alat peraga gunung berapi, kami juga dapat mempelajari jalur evakuasi dan tempat berkumpul yang benar saat terjadinya bencana. Selain itu, kami juga mengetahui radius yang aman untuk mengungsi dan bersiaga saat terjadinya bencana gunung berapi,” jelas Rika.


Dengan alat dan bahan yang sederhana, simulasi letusan gunung berapi dapat dipelajari di kelas.

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat simulasi gunung berapi yang meletus adalah sebagai berikut:
  1. Botol plastik bekas ukuran kecil atau sedang
  2. Sedotan untuk mengaduk
  3. Larutan asam cuka
  4. Soda kue (baking soda)
  5. Bahan pewarna merah (pewarna kain atau pewarna makanan)
  6. Tanah liat atau pasir
Langkah-langkah pembuatannya:
  1. Siapkan botol plastik yang sudah disediakan lalu masukkan soda kue secukupnya ke dalam botol tersebut.
  2. Tambahkan bahan pewarna merah dan aduk sampai merata sehingga terlihat merah.
  3. Letakkan botol yang sudah diisi soda kue dan pewarna tadi di atas lantai atau papan kayu.
  4. Tutupi sisi botol tersebut dengan tanah liat atau pasir sampai menyerupai bentuk gunung dengan mulut botol dibiarkan terbuka.
  5. Masukkan cuka sedikit demi sedikit ke dalam botol yang berisi soda kue dan pewarna lalu aduk dan biarkan.
  6. Cuka akan bereaksi dengan soda kue yang mengakibatkan soda kue meluap ke atas dan keluar melewati mulut botol dan turun mirip dengan material lava yang sedang dikeluarkan gunung api yang sedang meletus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar