Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

24 Oktober 2016

Anotasi Jurnal 9 Konsep Diri, Kecerdasan Emosi dan Efikasi Diri

9.    Anotasi Jurnal
Penulis                 :  Suharnan
Th. Terbit, hal      :  Februari 2013: hlm. 19
Nama Jurnal        : Jurnal Psikologi Indonesia
Vol. No. Th.        :  2, 3, 2013
Penelitian membahas hubungan konsep-diri dan kecerdasan emosi dengan efikasi diri. Penelitian melibatkan 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota Jombang Jawa Timur untuk mengisi skala Efikasidiri Global (ED-G), skala konsep-diri dan skala kecerdasan emosi. Data-data hasil pengukuran dianalisis dengan regresi ganda. Hasil analisis menunjukkan: 1) efikasi-diri dapat diprediksi melalui konsepdiri dan kecerdasan emosi; 2) konsepdiri tidak berhubungan dengan efikasi-diri; 3) kecerdasan emosi berhubungan positif dengan efikasi-diri. Kecerdasan emosi yang berkembang dengan baik akan mempertinggi tingkat efikasi-diri. Temuan penelitian dibahas dalam latar organisasi sekolah dan tugas guru.

A.  Latar Belakanga Masalah
Efikasi-diri diperlukan remaja untuk menghadapi tantangan, seperti misalnya menye-lesiakan tugas di perguruan tinggi, pekerjaan, menitikarir, maupun menemukan, dan membina hubunganyang baik dengan pasangan hidup. Remaja yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dari satu masalah kemasalah yang lainnya akan memperoleh rasapuas dan memperteguh keyakinan diri untuk menghadapi dan menyelesaikan pemasalahan-permasalahan yang akan dihadapi kemudian. Pengalaman sukses dari satu masalah ke masalahyang lainnya akan mentranformasi efikasidiri pada tugas khusus pada tugas lebih umum.
Keyakinan diri yang berlebihan akan membuatremaja mudah frustrasi apabila usahanyatidak berhasil dan tidak menjadikan bekalpengalaman sebagai pemacu untuk meningkatkankemampuan yang memperkuat efikasidirinya.Bandura (1997) menyatakan efikasi-diri adalah salah satu komponen dari pengetahuan tentang diri yang paling berpenga-ruh dalamkehidupan sehari-hari.
Bandura menyatakan bahwa efikasi-diri mengacupada keyakinan individu terhadap kapasitasatau kemampuan untuk mengorganisasi danmengambil tindakan yang diperlukan gunamencapai hasil yang diinginkan (dalam Franzblau& Moore, 2001). Efikasi-diri menun-juk pada penilaian pribadi individu terhadap kemampuandalam domain aktivitas, bukan dalamdomain sifat umum. Selanjutnya diung-kapkan pula oleh Bandura bahwa Efikasi-diri sebagai sebuah situasi atau keyakian perilaku yangkhusus (dalam Brady 2003). Dengan demikian dapat dikataklan bahwa efikasi-diri menunjukpada keyakinan individu tentang kepasitas untukmenggunakan kontrol peristiwa yang mempengaruhihidupnya (dalam Mikkelsen & Einarsen, 2002).
Harga diri (self-esteem) dan efikasi-diri adalahdua dimensi formasi konsep-diri yang salingberhubungan. Harga diri didasarkan pada nilaisosial yang digeneralisasikan melalui proses penilaian. Bandura menyatakan bahwa efikasidiri didasarkan pada perasaan kompeten, kekuatan, dan kontrol yang berhubungan dengan kinerja efektif (dalam Bracke, dkk., 2008). Sementara Gecas menyatakan bahwa efikasidiri mengacu pada asesmen individu terhadap efektivitas, kompetensi, dan agensi kausal (dalamBracke, dkk., 2008).
Konstruk diri (self) terdiri dari konstruk pertama, konstruk kedua, dan konstruk ketiga. Pada konstruk pertama, terdapat diri nyata, diriyang sebenarnya atau diri absolut, yaitu diriyang sebenarnya atau nyata tentang diri individu. Diri adalah aktor, pelaku, atau agen. Diri menjadi ada ketika individu menjadi entitas yang terpisah, bukan ketika individu menyadari keberadaan entitas yang terpisah. Konstruk ini disebut self. Konstruk ini menjadi bermakna dengan membahas kompetensi (kompetensi dalam arti kata yang luas) atau diri yang kurang kompeten (Gemain, 1973).
Pada konstruk kedua, individu memiliki konsep dan kepercayaan tentang diri. Konstrukini menurut Calhoun & Morse merupakan deskripsi substantif individu yang melakukan identitas dirinya (dalam Germain, 1973). Seperti dalam proses evaluasi, pada diri individu melekat sebuah nilai informasi tentang beberapa objek atau prosedur, konstruk dua adalah informasi individu tentang dirinya.
Kecerdasan emosi merujuk pada suatu perasaandan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Kecerdasan emosiadalah kemampuan individu untuk mempersepsi, membangkitkan dan memasuki emosiyang dapat membantu menyadari dan mengatur emosi diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat mengembangkan pertumbuhan emosi dan intelektual.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri danbertahan menghadapi frustrasi, mengen-dalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasan hati dan menjaga agarbeban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati, dan berdoa (Goleman,1999).
Konsep-diri, kecerdasan emosi dan efikasidiri. Konsep-diri, kecerdasn emosi dan efikasidiri melibatkan kemampuan kognitif, sosial, danperilaku. Individu memiliki potensi untuk menggabungkan dan menerapkan kemam-puan-kemampuan tersebut dalam menjalankan tugas.Kemampuan diorganisir menuju tindakan yang terintegrasi untuk mencapai sejumlah tujuan
Penelitian ini mengasumsikan konsepdiri dan kecerdasan emosi akan menopang perkembangan efikasi-diri. Efikasi-diri akan dikaji melalui perspektif konsep-diri dan kecerdasan emosi dalam penelitian korelasional. Hal inisesuai dengan pengertian efikasi-diri adalah keyakinan individu untuk menguasai situasi dan memperoleh hasil yang positif. Penilaian individu terhadap efikasi-diri berperan besar dalam menentukan bagaimana individu melakukan pendekatan terhadap berbagai sasaran, tugas dan tantangan.
Proposisi kunci teori efikasi-diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuan yang benar-benar menentukan perilaku apa yang akan dilakukan, berapa banyak usaha yang akan dilakukan, dan berapa lama individu akan mempertahankan perilaku ketika keberhasilan tertunda (Lyman dkk., 1984).

B.  Landasan Teori
1.      Konsep-diri, kecerdasan emosi dan efikasidiri
Konsep-diri, kecerdasn emosi dan efikasi-diri melibatkan kemampuan kognitif, sosial, dan perilaku. Individu memiliki potensi untuk menggabungkan dan menerapkan  kemampuan-kemampuan tersebut dalam menjalankan tugas. Kemampuan diorganisir menuju tindakan yang terin-tegrasi untuk mencapai sejumlah tujuan.
Konsep-diri merupakan aspek psikologis dalam perkembangan individu dan dapat dikem-bangkan untuk melengkapi proses perkemba-ngannya yang ideal. Konsep-diri juga merupa-kan pengertian dan harapan individu mengenai bagaimana diri yang dicita-citakan dan dirinya dalam realita yang sesungguhnya secara fisik maupun psikologis. Konsep-diri adalah gambaran tentang apa yang dipikirkan mengenai diri sendiri, apa yang dianggap mampu untuk mencapainya, apa yang ingin diteladani.
Kecerdasn emosi merupakan proses menca-pai emosi yang sehat intrafisik dan intra personal. Remaja yang matang secara emosional terlibat kepentingan dengan orang lain, mampu mengekspresikan emosi degan spontan. Individu yang cerdas secara emosi dapat menentukan dengan tepat kapan dan sejauhmana perlu terlibat dalam masalah sosial, serta dapat turut serta memberikan jalan keluar atau solusi yang diperlukan.
Kecerdasn emosi dapat mengkondisikan individu merasa bebas mengekpresikan emosi secara tepat, bertindak lugas, spontan, memiliki rasa humor dan mampu mengatasi stres. Individu yang memiliki kecerdasn emosi senantiasa belajar untuk mencapai kontrol emosi dengan cara mendekati situasi-situasi yang menimbulkan emosi secara rasional dan logis.
Individu juga belajar menerima komentar dengan cara menguji apakah komentar benarbenar sebagai comohan atau sekedar salah ucap, sehingga individu dapat mengkspresikan emosi dengan ekspresi-ekspresi yang secara personal dapat memberikan kepuasan dan diterima orang lain dan kelompok masyarakat.
Remaja yang memiliki efikasi-diri rendah akan mengalami masa remaja yang diperpan-jang. Hal ini kerena remaja tidak mengem-bangkan perilaku usaha dan kerja keras, dibayabangi oleh presaan takut gagal atau bahkan meremehkan setiap pemasalahan yang dihadapinya.
Tugas-tugas pekembangan remaja yang tidak dapat diselesaikan dengan baik, maka remaja akhir tidak mampu menyelesaikan tugas perkembangan, misalnya penyelesaian studi tepat waktu, memperoleh pekerjaan, menemu-kan pasangan hidup dan akan memasuki masa dewasa dengan sikap mental remaja. Secara kronologis sudah memasuki dewasa akhir, tetapi secara mental masih berada pada masa remaja tengah. Krisis akan cenderung berlanjut di usia dewasa bilamana efikasi-diri tidak mengalami percepatan dalam perkembangannya.
Efikasi-diri yang berkembang dengan baik dan tumbuh dari pengalaman sukses akan membuat individu merasa handal. Perasaan handal akan medorong individu untuk meningktkan kapasitas dan kapabilitas diri untuk menghadapi permasalahan dan tantangan yang lebih berat dari permasalahan yang dihadapi sebelumnya. Efikasi diri akan mendorong idividu untuk terus berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan bertambahnya persoalan yang dihadapi dan tantangan yang lebih berat. Individu dengan efikasi-diri cenderung ingin mersakan pengalaman sukses secara berkanjutan.
Efikasi-diri akan membantu individu untuk menyelesasikan tugas-tugas perkembangan secara lebih cepat. Efikasi-diri yang berkembang dengan baik akan mendorong remaja mengambil sikap dan tanggung jawab secara lebih matang dan dewasa. Dalam konteks tugas-tugas perkem-bangan remaja, konsep-diri dan kecerdasan emosi mendahului tugas perkembangn efiksi diri.
Penelitian ini mengasumsikan konsep-diri dan kecerdasan emosi akan menopang perkem-bangan efikasi-diri. Efikasi-diri akan dikaji melalui perspektif konsep-diri dan kecerdasan emosi dalam penelitian korelasional. Hal ini sesuai dengan pengertian efikasi-diri adalah keyakinan individu untuk menguasai situasi dan memperoleh hasil yang positif. Penilaian individu terhadap efikasi-diri berperan besar dalam menentukan bagaimana individu mela-kukan pendekatan terhadap berbagai sasaran, tugasdan tantangan.

2.      Kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serang-kaian kecenderungan untuk bertindak. Kecerdasan emosi adalah kemampuan individu untuk mempersepsi, membangkitkan dan memasuki emosi yang dapat membantu menya-dari dan mengatur emosi diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat mengem-bangkan pertumbuhan emosi dan intelektual. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasan hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati, dan berdoa (Goleman, 1999).
Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi memberi informasi penting yang menguntungkan. Umpan balik dari hati dapat memunculkan kreativitas, menjalin hubungan yang saling mempercayai, memberi panduan nurani bagi hidup dan karier, membantu menghadapi kemungkinan yang tidak terduga dan dapat menyelamatkan diri dari kehancuran. Kecerdasan emosi juga menuntut individu untuk belajar mengakui dan meng-hargai perasaan diri dan orang lain dan mampu memberi tanggapan yang tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan nergi dalam kehidupan sehari-hari (Cooper & Sawaf, 1997).

C.  Mateode Penelitian
Subjek penelitian adalah 150 mahasiswa dariberbagai perguruan tinggi di Surabaya danJombang Jawa Timur. Sampel diambil dengan teknik purposive random sampling
Alat ukur
Efikasi-diri diukur skala Efikasi-Diri Global(ED-G) dari Jerusalem dan Schwarzer (dalamSchwarzer dkk., 1997) versi Bahasa Inggris yang diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Skalaterdiri dari 4-poin, sama sekali tidak benar skor 0, agak benar skor 1, hampir benar skor 2 dan sepenuhnya benar skor 3. Bobot faktor 10-aitemskala efikasi-diri versi bahasa Inggris adalah 0,40 sampai dengan 0,73. Konsep-diri diukur dengan 5-poin skalakonsep-diri, sangat setuju skor 5 sampai sangattidak setuju skor 1.
Skala berisi 47 aitem tediridari: 5 aitem aspek konsep-diri fisik (Contoh, "Saya bangga dengan postur tubuh yang sayamiliki"); 9 aitem aspek konsep-diri psikis (Contoh, "Kegagalan rasanya lebih akrab dalamkehidupan saya"); 8 aitem aspek konsep-dirisosial (Contoh, " Saya merasa oang lain suka meremehkan saya"); 7 aitem aspek konsep-diriemosional (Contoh, "Saya memaklumi setiap kritikan yang ditujukan kepada saya"); 8 aitem aspek konsep-diri aspirasi (Contoh, "Sulit rasanya membayangkan masa depan saya nantinya"), dan; 10 aitem aspek konsep-diri prestasi (Contoh, "Saya enggan bersaing dengan teman-teman"). Indeks validitas 0,259 s/d 0,659, reliabilitasalpha 0,740.



D.  Hasil Penelitian
Hasil uji simultan R = 0,428, F = 10,872, p= 0,000 (p < 0,01). Variabel konsep-diri dan kecerdasan emosi secara simultan dan sangat signifikan berhubungan dengan efikasi-diri. R2= 0,183 menunjukkan 18,3% proporsi variasi efikasi-diri dapat dijelaskan melalui konsep-diridan kecerdasan emosi, sisanya sebesar 81,7% dijelaskan faktor lain yang tidak dianalisis. Konstanta - 1,054 adalah skor efikasi-diri jika tidak ada konsep-diri dan kecerdasan emosi. Hasil uji parsial konsep-diri r parsial = 0,013, p= 0,885 (p > 0,05). Variabel konsep-diri secara tersendiri tidak berhubungan dengan efikasidiri. Hasil uji parsial kecerdasan emosi r parsial= 0,330, p = 0,001 (p < 0,01). Variabel kecerdasan emosi secara tersendiri berhubungan positif dan sangat signifikan dengan efikasi-diri.
Hasil penelitian menunjukkan nilai probabilitas antara variabel konsep-diri dan kecerdasanemosi dengan efikasi-diri kurang dari 1%,sehingga dapat dikatakan bahwa konsep-diridan kecerdasan emosi secara sangat signifikan berhubungan positif dengan efikasi-diri. Artinya variasi tinggi rendahnya efikasi-diri dapat dijelaskan melalui tinggi rendahnya konsep-diridan tinggi rendahnya kecerdasan emosi.
Temuan penelitian memperlihatkan konsep-diri dan kecerdasan emosi secara simultan berlaku sebagai prediktor efikasi-diri. Hal ini berati bahwaremaja yang memiliki konsep-diri yang tinggidan kecerdasan-emosi yang tinggi akan menunjukkan efikasi-diri yang tinggi pula. Demikian hubungan konsep-diri dan kecer-dasan-emosidengan efikasi-diri pada remaja dijelaskan sebagai berikut:
Efikasi-diri adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya melakukan tindakan dalam suatu tugas, mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi, dan melakukan tindakan yang diperlukan dalam situasi tertentu. Maksud tindakan yang dipelukan dalam situasi tertentu adalah bila individu dihadapkan pada situasi yang benar-benar akan menghambat tujuan sukses yang hendak ingin dicapai, dengan efikasidiri individu yakin bahwa ia mampu mengatasi dan akan berusaha keras dengan segala kemampuan tanpa mengabaikan konsep-diri dan kecerdasan emosi untuk mengontrol situasi tersebut agar tidak mengacaukan tujuan yang akan dicapai oleh indvidu dengan baik.
Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Bandura bahwa Efikasi-diri menunjuk pada keyakinan individu tentang kapasitas untuk menggunakan kontrol peristiwa yang mempe-ngaruhi hidupnya (Bandura dalam Mikkelsen & Einarsen, 2002).
Pada tahap ini, penelitian ini juga dapat membuktikan bahwa efikasi-diri seseorang atau individu yang ditopang dengan konsep-diri yang tinggi dan kecerdasan-emosi yang tinggi akan membetuk individu untuk tidak mudah menye-rah terhadap tantangan atau hambatan dan segera bangkit dari kegagalan. Hal ini sesuai dengan pendapat Reivich & Shatte (2002), yang mengatakan bahwa individu dengan efikasi-diri tinggi memiliki komitmen memecahkan masalah dan tidak akan menyerah ketika menyadari strategi yang sedang digunakan tidak berhasil.
Pendapat Reivich & Shatte tersebut di atas mempertegas pendapat Bandura (1994), yang mengatakan bahwa individu dengan efikasi-diri tinggi akan efektif menghadapi tantangan, memiliki kepercayaan penuh dengan kemam-puan diri, cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan.
Sedangkan hasil uji korelasi yang menun-jukkan bahwa variabel konsep-diri secara tersendiri tidak berhubungan dengan efikasi-diri. Kemungkinan tidak ada hubungan dikarenakan faktor efikasi-diri merupakan faktor internal yang berkembang bersama-sama dengan konsep-diri. Kemungkinan yang lain terkait tidak ada hubungan positif antara konsep-diri dengan efikasi-diri adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Bong & Clark (dalam Choi, 2005), mengatakan bahwa efikasi-diri berbeda dengan konsep-diri. Konsep-diri adalah multi dimensional dalam komponen kognitif dan afektif.
Konsep-diri adalah gabungan deskripsi atribut kognitif individu dan evaluasi afektif terhadap atribut-atribut kognitif dalam perban-dingan dengan orang lain. Efikasi-diri adalah unidimensional, didominasi atribut kognitif. Berbeda dengan konsep-diri, efikasi-diri teru-tama adalah penilaian kognitif kapasitas individu terhadap kemampuan kinerjanya di masa yang akan datang berdasarkan kinerjanya di masa lampau.
Hasil uji simultan dikoreksi dengan hasil uji parsial yang menunjukkan konsep-diri tidak berhubungan dengan efikasi-diri. Kecerdasan emosi berhubungan positif dan sangat signifikan dengan efikasi-diri. Temuan penelitian berarti hubungan simultan konsep-diri dan kecerdasan emosi dengan efikasi-diri dimungkinkan adanya faktor kecerdasan emosi. Hubungan parsial memberikan informasi tidak adanya hubungan konsep-diri dengan efikasi-diri terjadi setelah mengontrol kecerdasan emosi. Hubungan  kecerdasan emosi dengan efikasi-diri tetap terjadi dengan atau tanpa mengontrol konsepdiri.
Gambaran remaja tentang penampilannya, dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungannya dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain; Gambaran remaja tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubu-ngannya dengan orang lain; gambaran remaja tentang hubungannya dengan orang lain, dengan teman sebaya, dengan keluarga, dan lain-lain; Gambaran remaja tentang emosi diri, seperti kemampuan menahan emosi, pemarah, sedih, atau riang-gembira, pendendam, pemaaf, dan lain-lain.
Gambaran remaja tentang pendapat dan gagasan, kreativitas, dan cita-cita, dan; gam-baran remaja tentang kemajuan dan keberhasilan yang akan diraih, baik dalam masalah belajar maupun kesuksesan hidup, kesemuanya merupakan aspek-aspek konsep-diri yang tidak mendorong perkembangan efikasi-diri remaja.
Tidak adanya hubungan antara konsep-diri dengan efikasi-diri remaja kemungkinan karena faktor efikasi-diri merupakan faktor internal yang berkembang bersama-sama dengan konsep- diri.
Hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan efikasi-diri dimungkinkan karena keduanya merupakan variabel internal. Efikasidiri tidak didorong oleh faktor eksternal. Efikasi-diri akan didorong oleh adanya kecerdasan emosi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar