9.
Anotasi Jurnal
Penulis : Suharnan
Th. Terbit, hal : Februari 2013: hlm. 1–9
Nama Jurnal :
Jurnal Psikologi Indonesia
Vol. No. Th. : 2, 3, 2013
Penelitian membahas hubungan konsep-diri dan kecerdasan
emosi dengan efikasi diri. Penelitian melibatkan 100 mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi di kota Jombang Jawa Timur untuk mengisi skala Efikasidiri
Global (ED-G), skala konsep-diri dan skala kecerdasan emosi. Data-data hasil
pengukuran dianalisis dengan regresi ganda. Hasil analisis menunjukkan: 1)
efikasi-diri dapat diprediksi melalui konsepdiri dan kecerdasan emosi; 2)
konsepdiri tidak berhubungan dengan efikasi-diri; 3) kecerdasan emosi
berhubungan positif dengan efikasi-diri. Kecerdasan emosi yang berkembang
dengan baik akan mempertinggi tingkat efikasi-diri. Temuan penelitian dibahas
dalam latar organisasi sekolah dan tugas guru.
A. Latar Belakanga Masalah
Efikasi-diri diperlukan remaja untuk menghadapi tantangan,
seperti misalnya menye-lesiakan tugas di perguruan tinggi, pekerjaan,
menitikarir, maupun menemukan, dan membina hubunganyang baik dengan pasangan
hidup. Remaja yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dari
satu masalah kemasalah yang lainnya akan memperoleh rasapuas dan memperteguh
keyakinan diri untuk menghadapi dan menyelesaikan pemasalahan-permasalahan yang
akan dihadapi kemudian. Pengalaman sukses dari satu masalah ke masalahyang
lainnya akan mentranformasi efikasidiri pada tugas khusus pada tugas lebih
umum.
Keyakinan diri yang berlebihan akan membuatremaja
mudah frustrasi apabila usahanyatidak berhasil dan tidak menjadikan
bekalpengalaman sebagai pemacu untuk meningkatkankemampuan yang memperkuat
efikasidirinya.Bandura (1997) menyatakan efikasi-diri adalah salah satu
komponen dari pengetahuan tentang diri yang paling berpenga-ruh dalamkehidupan
sehari-hari.
Bandura menyatakan bahwa efikasi-diri mengacupada
keyakinan individu terhadap kapasitasatau kemampuan untuk mengorganisasi
danmengambil tindakan yang diperlukan gunamencapai hasil yang diinginkan (dalam
Franzblau& Moore, 2001). Efikasi-diri menun-juk pada penilaian pribadi
individu terhadap kemampuandalam domain aktivitas, bukan dalamdomain sifat
umum. Selanjutnya diung-kapkan pula oleh Bandura bahwa Efikasi-diri sebagai sebuah
situasi atau keyakian perilaku yangkhusus (dalam Brady 2003). Dengan demikian dapat
dikataklan bahwa efikasi-diri menunjukpada keyakinan individu tentang kepasitas
untukmenggunakan kontrol peristiwa yang mempengaruhihidupnya (dalam Mikkelsen
& Einarsen, 2002).
Harga diri (self-esteem) dan efikasi-diri
adalahdua dimensi formasi konsep-diri yang salingberhubungan. Harga diri
didasarkan pada nilaisosial yang digeneralisasikan melalui proses penilaian.
Bandura menyatakan bahwa efikasidiri didasarkan pada perasaan kompeten,
kekuatan, dan kontrol yang berhubungan dengan kinerja efektif (dalam Bracke,
dkk., 2008). Sementara Gecas menyatakan bahwa efikasidiri mengacu pada asesmen
individu terhadap efektivitas, kompetensi, dan agensi kausal (dalamBracke,
dkk., 2008).
Konstruk diri (self) terdiri dari konstruk
pertama, konstruk kedua, dan konstruk ketiga. Pada konstruk pertama, terdapat
diri nyata, diriyang sebenarnya atau diri absolut, yaitu diriyang sebenarnya
atau nyata tentang diri individu. Diri adalah aktor, pelaku, atau agen. Diri menjadi
ada ketika individu menjadi entitas yang terpisah, bukan ketika individu
menyadari keberadaan entitas yang terpisah. Konstruk ini disebut self. Konstruk
ini menjadi bermakna dengan membahas kompetensi (kompetensi dalam arti kata
yang luas) atau diri yang kurang kompeten (Gemain, 1973).
Pada konstruk kedua, individu memiliki konsep dan
kepercayaan tentang diri. Konstrukini menurut Calhoun & Morse merupakan
deskripsi substantif individu yang melakukan identitas dirinya (dalam Germain,
1973). Seperti dalam proses evaluasi, pada diri individu melekat sebuah nilai
informasi tentang beberapa objek atau prosedur, konstruk dua adalah informasi individu
tentang dirinya.
Kecerdasan emosi merujuk pada suatu perasaandan pikiran-pikiran
khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Kecerdasan emosiadalah kemampuan individu untuk mempersepsi, membangkitkan
dan memasuki emosiyang dapat membantu menyadari dan mengatur emosi diri sendiri
maupun orang lain, sehingga dapat mengembangkan pertumbuhan emosi dan
intelektual.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri danbertahan menghadapi frustrasi, mengen-dalikan dorongan hati dan
tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasan hati dan menjaga agarbeban
stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati, dan berdoa
(Goleman,1999).
Konsep-diri, kecerdasan emosi dan efikasidiri. Konsep-diri,
kecerdasn emosi dan efikasidiri melibatkan kemampuan kognitif, sosial,
danperilaku. Individu memiliki potensi untuk menggabungkan dan menerapkan kemam-puan-kemampuan
tersebut dalam menjalankan tugas.Kemampuan diorganisir menuju tindakan yang terintegrasi
untuk mencapai sejumlah tujuan
Penelitian ini mengasumsikan konsepdiri dan
kecerdasan emosi akan menopang perkembangan efikasi-diri. Efikasi-diri akan
dikaji melalui perspektif konsep-diri dan kecerdasan emosi dalam penelitian
korelasional. Hal inisesuai dengan pengertian efikasi-diri adalah keyakinan
individu untuk menguasai situasi dan memperoleh hasil yang positif. Penilaian
individu terhadap efikasi-diri berperan besar dalam menentukan bagaimana
individu melakukan pendekatan terhadap berbagai sasaran, tugas dan tantangan.
Proposisi kunci teori
efikasi-diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuan yang benar-benar
menentukan perilaku apa yang akan dilakukan, berapa banyak usaha yang akan
dilakukan, dan berapa lama individu akan mempertahankan perilaku ketika
keberhasilan tertunda (Lyman dkk., 1984).
B. Landasan Teori
1. Konsep-diri, kecerdasan emosi dan efikasidiri
Konsep-diri, kecerdasn emosi dan efikasi-diri
melibatkan kemampuan kognitif, sosial, dan perilaku. Individu memiliki potensi
untuk menggabungkan dan menerapkan
kemampuan-kemampuan tersebut dalam menjalankan tugas. Kemampuan
diorganisir menuju tindakan yang terin-tegrasi untuk mencapai sejumlah tujuan.
Konsep-diri merupakan aspek psikologis dalam
perkembangan individu dan dapat dikem-bangkan untuk melengkapi proses perkemba-ngannya
yang ideal. Konsep-diri juga merupa-kan pengertian dan harapan individu
mengenai bagaimana diri yang dicita-citakan dan dirinya dalam realita yang
sesungguhnya secara fisik maupun psikologis. Konsep-diri adalah gambaran
tentang apa yang dipikirkan mengenai diri sendiri, apa yang dianggap mampu
untuk mencapainya, apa yang ingin diteladani.
Kecerdasn emosi merupakan proses menca-pai emosi
yang sehat intrafisik dan intra personal. Remaja yang matang secara emosional
terlibat kepentingan dengan orang lain, mampu mengekspresikan emosi degan
spontan. Individu yang cerdas secara emosi dapat menentukan dengan tepat kapan
dan sejauhmana perlu terlibat dalam masalah sosial, serta dapat turut serta
memberikan jalan keluar atau solusi yang diperlukan.
Kecerdasn emosi dapat mengkondisikan individu merasa
bebas mengekpresikan emosi secara tepat, bertindak lugas, spontan, memiliki
rasa humor dan mampu mengatasi stres. Individu yang memiliki kecerdasn emosi
senantiasa belajar untuk mencapai kontrol emosi dengan cara mendekati
situasi-situasi yang menimbulkan emosi secara rasional dan logis.
Individu juga belajar menerima komentar dengan
cara menguji apakah komentar benarbenar sebagai comohan atau sekedar salah
ucap, sehingga individu dapat mengkspresikan emosi dengan ekspresi-ekspresi
yang secara personal dapat memberikan kepuasan dan diterima orang lain dan
kelompok masyarakat.
Remaja yang memiliki efikasi-diri rendah akan
mengalami masa remaja yang diperpan-jang. Hal ini kerena remaja tidak mengem-bangkan
perilaku usaha dan kerja keras, dibayabangi oleh presaan takut gagal atau
bahkan meremehkan setiap pemasalahan yang dihadapinya.
Tugas-tugas pekembangan remaja yang tidak dapat
diselesaikan dengan baik, maka remaja akhir tidak mampu menyelesaikan tugas
perkembangan, misalnya penyelesaian studi tepat waktu, memperoleh pekerjaan,
menemu-kan pasangan hidup dan akan memasuki masa dewasa dengan sikap mental
remaja. Secara kronologis sudah memasuki dewasa akhir, tetapi secara mental
masih berada pada masa remaja tengah. Krisis akan cenderung berlanjut di usia
dewasa bilamana efikasi-diri tidak mengalami percepatan dalam perkembangannya.
Efikasi-diri yang berkembang dengan baik dan
tumbuh dari pengalaman sukses akan membuat individu merasa handal. Perasaan
handal akan medorong individu untuk meningktkan kapasitas dan kapabilitas diri
untuk menghadapi permasalahan dan tantangan yang lebih berat dari permasalahan
yang dihadapi sebelumnya. Efikasi diri akan mendorong idividu untuk terus
berusaha meningkatkan kemampuan seiring dengan bertambahnya persoalan yang dihadapi
dan tantangan yang lebih berat. Individu dengan efikasi-diri cenderung ingin
mersakan pengalaman sukses secara berkanjutan.
Efikasi-diri akan membantu individu untuk
menyelesasikan tugas-tugas perkembangan secara lebih cepat. Efikasi-diri yang
berkembang dengan baik akan mendorong remaja mengambil sikap dan tanggung jawab
secara lebih matang dan dewasa. Dalam konteks tugas-tugas perkem-bangan remaja,
konsep-diri dan kecerdasan emosi mendahului tugas perkembangn efiksi diri.
Penelitian ini mengasumsikan konsep-diri dan kecerdasan
emosi akan menopang perkem-bangan efikasi-diri. Efikasi-diri akan dikaji
melalui perspektif konsep-diri dan kecerdasan emosi dalam penelitian
korelasional. Hal ini sesuai dengan pengertian efikasi-diri adalah keyakinan
individu untuk menguasai situasi dan memperoleh hasil yang positif. Penilaian
individu terhadap efikasi-diri berperan besar dalam menentukan bagaimana
individu mela-kukan pendekatan terhadap berbagai sasaran, tugasdan tantangan.
2. Kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serang-kaian
kecenderungan untuk bertindak. Kecerdasan emosi adalah kemampuan individu untuk
mempersepsi, membangkitkan dan memasuki emosi yang dapat membantu menya-dari
dan mengatur emosi diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat mengem-bangkan
pertumbuhan emosi dan intelektual. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan
hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasan hati dan menjaga
agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati, dan berdoa
(Goleman, 1999).
Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan,
memahami dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
energi, informasi koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi memberi
informasi penting yang menguntungkan. Umpan balik dari hati dapat memunculkan
kreativitas, menjalin hubungan yang saling mempercayai, memberi panduan nurani
bagi hidup dan karier, membantu menghadapi kemungkinan yang tidak terduga dan
dapat menyelamatkan diri dari kehancuran. Kecerdasan emosi juga menuntut
individu untuk belajar mengakui dan meng-hargai perasaan diri dan orang lain dan
mampu memberi tanggapan yang tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan
nergi dalam kehidupan sehari-hari (Cooper & Sawaf, 1997).
C. Mateode Penelitian
Subjek penelitian adalah 150 mahasiswa
dariberbagai perguruan tinggi di Surabaya danJombang Jawa Timur. Sampel diambil
dengan teknik purposive random sampling
Alat ukur
Efikasi-diri diukur
skala Efikasi-Diri Global(ED-G) dari Jerusalem dan Schwarzer (dalamSchwarzer
dkk., 1997) versi Bahasa Inggris yang diadaptasi dalam Bahasa Indonesia.
Skalaterdiri dari 4-poin, sama sekali tidak benar skor 0, agak benar skor 1,
hampir benar skor 2 dan sepenuhnya benar skor 3. Bobot faktor 10-aitemskala
efikasi-diri versi bahasa Inggris adalah 0,40 sampai dengan 0,73. Konsep-diri
diukur dengan 5-poin skalakonsep-diri, sangat setuju skor 5 sampai sangattidak
setuju skor 1.
Skala berisi 47 aitem
tediridari: 5 aitem aspek konsep-diri fisik (Contoh, "Saya bangga dengan
postur tubuh yang sayamiliki"); 9 aitem aspek konsep-diri psikis (Contoh,
"Kegagalan rasanya lebih akrab dalamkehidupan saya"); 8 aitem aspek
konsep-dirisosial (Contoh, " Saya merasa oang lain suka meremehkan
saya"); 7 aitem aspek konsep-diriemosional (Contoh, "Saya memaklumi
setiap kritikan yang ditujukan kepada saya"); 8 aitem aspek konsep-diri
aspirasi (Contoh, "Sulit rasanya membayangkan masa depan saya
nantinya"), dan; 10 aitem aspek konsep-diri prestasi (Contoh, "Saya
enggan bersaing dengan teman-teman"). Indeks validitas 0,259 s/d 0,659,
reliabilitasalpha 0,740.
D. Hasil Penelitian
Hasil uji simultan R = 0,428, F = 10,872, p= 0,000
(p < 0,01). Variabel konsep-diri dan kecerdasan emosi secara simultan dan
sangat signifikan berhubungan dengan efikasi-diri. R2= 0,183 menunjukkan 18,3%
proporsi variasi efikasi-diri dapat dijelaskan melalui konsep-diridan kecerdasan
emosi, sisanya sebesar 81,7% dijelaskan faktor lain yang tidak dianalisis. Konstanta
- 1,054 adalah skor efikasi-diri jika tidak ada konsep-diri dan kecerdasan
emosi. Hasil uji parsial konsep-diri r parsial = 0,013, p= 0,885 (p > 0,05).
Variabel konsep-diri secara tersendiri tidak berhubungan dengan efikasidiri. Hasil
uji parsial kecerdasan emosi r parsial= 0,330, p = 0,001 (p < 0,01).
Variabel kecerdasan emosi secara tersendiri berhubungan positif dan sangat
signifikan dengan efikasi-diri.
Hasil penelitian menunjukkan nilai probabilitas antara
variabel konsep-diri dan kecerdasanemosi dengan efikasi-diri kurang dari
1%,sehingga dapat dikatakan bahwa konsep-diridan kecerdasan emosi secara sangat
signifikan berhubungan positif dengan efikasi-diri. Artinya variasi tinggi
rendahnya efikasi-diri dapat dijelaskan melalui tinggi rendahnya konsep-diridan
tinggi rendahnya kecerdasan emosi.
Temuan penelitian memperlihatkan konsep-diri dan kecerdasan
emosi secara simultan berlaku sebagai prediktor efikasi-diri. Hal ini berati
bahwaremaja yang memiliki konsep-diri yang tinggidan kecerdasan-emosi yang
tinggi akan menunjukkan efikasi-diri yang tinggi pula. Demikian hubungan
konsep-diri dan kecer-dasan-emosidengan efikasi-diri pada remaja dijelaskan sebagai
berikut:
Efikasi-diri adalah keyakinan individu mengenai
kemampuan dirinya melakukan tindakan dalam suatu tugas, mengatasi
hambatan-hambatan yang dihadapi, dan melakukan tindakan yang diperlukan dalam
situasi tertentu. Maksud tindakan yang dipelukan dalam situasi tertentu adalah
bila individu dihadapkan pada situasi yang benar-benar akan menghambat tujuan
sukses yang hendak ingin dicapai, dengan efikasidiri individu yakin bahwa ia
mampu mengatasi dan akan berusaha keras dengan segala kemampuan tanpa
mengabaikan konsep-diri dan kecerdasan emosi untuk mengontrol situasi tersebut
agar tidak mengacaukan tujuan yang akan dicapai oleh indvidu dengan baik.
Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh
Bandura bahwa Efikasi-diri menunjuk pada keyakinan individu tentang kapasitas
untuk menggunakan kontrol peristiwa yang mempe-ngaruhi hidupnya (Bandura dalam
Mikkelsen & Einarsen, 2002).
Pada tahap ini, penelitian ini juga dapat
membuktikan bahwa efikasi-diri seseorang atau individu yang ditopang dengan
konsep-diri yang tinggi dan kecerdasan-emosi yang tinggi akan membetuk individu
untuk tidak mudah menye-rah terhadap tantangan atau hambatan dan segera bangkit
dari kegagalan. Hal ini sesuai dengan pendapat Reivich & Shatte (2002),
yang mengatakan bahwa individu dengan efikasi-diri tinggi memiliki komitmen
memecahkan masalah dan tidak akan menyerah ketika menyadari strategi yang
sedang digunakan tidak berhasil.
Pendapat Reivich & Shatte tersebut di atas
mempertegas pendapat Bandura (1994), yang mengatakan bahwa individu dengan efikasi-diri
tinggi akan efektif menghadapi tantangan, memiliki kepercayaan penuh dengan
kemam-puan diri, cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan.
Sedangkan hasil uji korelasi yang menun-jukkan
bahwa variabel konsep-diri secara tersendiri tidak berhubungan dengan
efikasi-diri. Kemungkinan tidak ada hubungan dikarenakan faktor efikasi-diri
merupakan faktor internal yang berkembang bersama-sama dengan konsep-diri.
Kemungkinan yang lain terkait tidak ada hubungan positif antara konsep-diri dengan
efikasi-diri adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Bong & Clark (dalam
Choi, 2005), mengatakan bahwa efikasi-diri berbeda dengan konsep-diri.
Konsep-diri adalah multi dimensional dalam komponen kognitif dan afektif.
Konsep-diri adalah gabungan deskripsi atribut
kognitif individu dan evaluasi afektif terhadap atribut-atribut kognitif dalam
perban-dingan dengan orang lain. Efikasi-diri adalah unidimensional, didominasi
atribut kognitif. Berbeda dengan konsep-diri, efikasi-diri teru-tama adalah penilaian
kognitif kapasitas individu terhadap kemampuan kinerjanya di masa yang akan
datang berdasarkan kinerjanya di masa lampau.
Hasil uji simultan dikoreksi dengan hasil uji
parsial yang menunjukkan konsep-diri tidak berhubungan dengan efikasi-diri.
Kecerdasan emosi berhubungan positif dan sangat signifikan dengan efikasi-diri.
Temuan penelitian berarti hubungan simultan konsep-diri dan kecerdasan emosi
dengan efikasi-diri dimungkinkan adanya faktor kecerdasan emosi. Hubungan
parsial memberikan informasi tidak adanya hubungan konsep-diri dengan
efikasi-diri terjadi setelah mengontrol kecerdasan emosi. Hubungan kecerdasan emosi dengan efikasi-diri tetap
terjadi dengan atau tanpa mengontrol konsepdiri.
Gambaran remaja tentang penampilannya, dengan
seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungannya dengan perilakunya, dan gengsi
yang diberikan tubuhnya di mata orang lain; Gambaran remaja tentang kemampuan
dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubu-ngannya dengan orang lain;
gambaran remaja tentang hubungannya dengan orang lain, dengan teman sebaya,
dengan keluarga, dan lain-lain; Gambaran remaja tentang emosi diri, seperti
kemampuan menahan emosi, pemarah, sedih, atau riang-gembira, pendendam, pemaaf,
dan lain-lain.
Gambaran remaja tentang pendapat dan gagasan,
kreativitas, dan cita-cita, dan; gam-baran remaja tentang kemajuan dan
keberhasilan yang akan diraih, baik dalam masalah belajar maupun kesuksesan
hidup, kesemuanya merupakan aspek-aspek konsep-diri yang tidak mendorong
perkembangan efikasi-diri remaja.
Tidak adanya hubungan antara konsep-diri dengan
efikasi-diri remaja kemungkinan karena faktor efikasi-diri merupakan faktor
internal yang berkembang bersama-sama dengan konsep- diri.
Hubungan positif antara
kecerdasan emosi dengan efikasi-diri dimungkinkan karena keduanya merupakan
variabel internal. Efikasidiri tidak didorong oleh faktor eksternal.
Efikasi-diri akan didorong oleh adanya kecerdasan emosi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar