16.
Anotasi Jurnal
Penulis : Manumpak Sihombing
Th. Terbit, hal : Oktober 2015, 123-131
Nama Jurnal :
Jurnal Pendidikan IPS (INTERAKSI)
Vol. No. Th. : 02, 02, 2015
A.
Latar
Belakang dan Rumusan Masalah
Jurnal ini memaparkan penerapan pembe-lajaran
kontekstual untuk meningkatkan moti-vasi dan prestasi belajar dalam belajar
IPS. Hal ini didorong karena adanya beberapa kelemahan dalam pembelajaran IPS
yang sering ditemui di kelas. Diantara kelemahan itu yaitu kurangnya motivasi
belajar siswa dan sangat dominannya peran guru dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran ini menimbulkan kebosanan
dan kelelahan berpikir pada diri siswa,
karena kemampuan yang diperoleh hanyalah sebatas pengumpulan fakta-fakta dan
pengetahuan yang bersifat tidak nyata. Siswa sebatas menghafal tanpa dihadapkan
kepada masalah nyata yang berguna di lingkungannya, sehingga pemahaman menjadi
dangkal, dan menyebabkan siswa tidak dapat mengetahui pengetahuan lainnya yang
justru dapat mem-bantu untuk menyelesaikan masalah.
Hal lain yang menyebabkan pembelajaran IPS
dianggap tidak menarik dan membosankan oleh siswa, karena dalam pemeblajaran
IPS dianggap terlalu banyak teori-teori yang diajar-kan dan hasilnya dianggap
tidak bisa dirasakan.
B. Landasan Teori
Melalui pembelajaran kontekstual diha-rapkan
dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dan memahami makna materi pela-jaran
yang dipelajarinya serta mengaitkan meteri tersebut dengan kehidupan mereka
sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural).
Pembelajaran kontekstual juga mem-bantu siswa
untuk memiliki pengetahuan atau ketrampilan yang fleksibel yang dapat diterap-kan
(ditransfer) dari suatu permasalahan atau konteks lainnya. Melalui konsep ini,
hasil pembelajaran di dalam kelas lebih bermakna bagi siswa sehingga
menimbulkan motivasi dan prestasi belajar pada diri siswa, karena mereka
bekerja dan mengalami bukan transfer penge-tahuan dari guru ke siswa. Materi
pembelajaran yang dibahas dalam penelitian ini adalah potensi dan persebaran
sumber daya laut, di mana melalui pembelajaran kontekstual guru akan membuat
hubungan dan mengaitkan dengan lingkungan sekitar siswa.
Pembahasan materi potensi dan perse-baran
sumber daya laut sangat kompleks, dimulai dari uraian kekayaan sumber daya laut
Indonesia, yaitu perikanan, hutan mangrove dan terumbu karang, namun kekayaan
sumber daya laut tersebut sering dirusak oleh tangan-tangan yang tidak
bertanggung jawab. Hal ini juga menjadi tujuan pembelajaran kontekstual untuk
menekankan kepada siswa untuk menjaga kekayaan sumber daya laut Indonesia,
khususnya di daerah Medang Deras kabupaten Batu Baara, dengan tidak membuang
sampah ke laut dan tidak menebang pohon bakau dengan sembarangan.
C. Metode Penelitian
Jenis
penelitian yang dipakai adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni peneli-tian
yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru terhadap
kegiatan belajar-mengajar yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan
untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih
profesional.
D. Hasil Penelitian
Motivasi belajar siswa setelah penerapan
pembelajaran kontekstual pada siklus I dikate-gorikan rendah, karena rata-rata
motivasi belajar siswa secara individu 32,28 dan presentase motivasi belajar
siswa secara klasikal 56,67%. Dari hasil perhitungan motivasi belajar siswa
pada siklus I diketahui bahwa siswa yang men-dapat rata-rata nilai motivasi
belajar ≥3,50 hanya 17 siswa (56,67%), sehingga diperlukan siklus II untuk
lebih memperdalam bimbingan kepada siswa melalui penerapan pembelajaran
kontekstual agar siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Setelah melakukan refleksi di akhir siklus I
kemudian angket motivasi belajar siswa pada siklus II diperoleh nilai rata-rata
motivasi belajar individu (MBI) sebesar 3,82 (kategori baik) dan presentase
motivasi belajar klasikal (MBK) sebesar 90%. Hasil perhitungan angket motivasi
belajar siswa pada siklus II ini menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar
individu dan prosentase motivasi belajar klasikal telah mencapai kategori baik
sesuai indikator keberhasilan.
Sampai pada akhir siklus II terdapat 3 orang
siswa yang memiliki rata-rata motivasi belajar di bawah 3,50. Keadaan ini membu-tuhkan
refleksi lanjutan bagi guru/sekolah maupun orang tua untuk lebih memberikan
perhatian dan permotivasian yang ekstra kepad siswa agar termotivasi untuk
belajar.
Hasil pretasi belajar siswa setelah pre tes
dilaksanakan terdapat 5 orang siswa yang tuntas (16,67% tuntas secara klasikal)
dan rata-rata ketuntasan individu 40,3. Hasil prestasi belajar siswa pada pre
tes tersebut dikategorikan tidak tuntas, karena standar KKM di SMPN 2 Medang
deras ditetapkan sebesar 70 secara individual dan 85% secara klasikal.
Setelah penerapan pembelajaran kontek-stual di
kelas VII 1 pada siklus I diperoleh hasil post tes prestasi belajar siswa
dengan rata-rata ketuntasan belajar individu sebesar 61 dan ketuntasan belajar
secara klasikal sebesar 40%. Hasil prestasi belajar pada siklus I mengalami
peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 23,33% dibanding hasil pre tes, tetapi hasil prestasi belajar pada
siklus I dikategorikan tidak tuntas secara individu dan klasikal.
Setelah
melakukan refleksi di akhir siklus I dan dilaksanakannya siklus II, maka
diperoleh hasil post tes pada siklus yaitu rata-rata ketuntasan belajar
individu (KBI) sebesar 74,3 dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) sebesar
86,7%. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus II ini menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar klasikal telah mencapai kategori tuntas sesuai inndikator
keberhasilan. Sampai pada akhir siklus II terdapat 4 orang siswa yang tidak
tuntas meskipun dalam kegiatan belajar mengajar telah memberikan perhatian dan
permotivasian khusus/ekstra terhadap siswa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar