Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

24 Oktober 2016

Anotasi Jurnal 7 Pengaruh Model Pembelaja-ran Inquiri Melalui Keteram-pilan Proses Terhadap Hasil Belajar Ipa di Kelas IV SDN Model Terpadu Madani Palu

7.    Anotasi Jurnal
Penulis                 :  Yane Maroangi, Komang Werdhiana dan Vanny

Th. Terbit, hal      :  Februari 2014: hlm. 18
Nama Jurnal        : e-Jurnal Mitra Sains
Vol. No. Th.        :  3. 1.  2015

A.  Latar Belakang Masalah
Beberapa siswa, dipengaruhi oleh berbagai faktor, diataranya tingginya tingkat persaingan belajar, sehingga masing-masing siswa berusaha menonjolkan kemampuannya secara individual yang berdampak pada kurangnya kerjasama antara siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Tidak semua siswa dengan mudah memahami materi ajar yang diberikan oleh guru.
Ada siswa yang akan lebih mudah memahami materi jika berdiskusi dengan teman seusianya. Hal ini menunjukkan bahwa sifat-sifat ego dalam diri siswa dalam tahap perkembangannya tetap ada dan memerlukan pendekatan yang tepat untuk meminimalisirnya.
Proses pembelajaran IPA banyak melibat-kan kegiatan-kegiatan eksperimen, sangat memerlukan kerjasama yang baik dan solid antar siswa sehingga siswa yang berkemampuan tinggi dapat menjadi teman berdiskusi atau tutor sebaya bagi temannya yang berkemampuan rendah. Hal lain yang kemungkinan turut mempengaruhi cara belajar siswa adalah lingkungan siswa yang rata-rata mempunyai latar belakang pekerjaan orang tua sebagai pegawai dan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga sekolah siswa dijadikan sebgai tempat bersenang-senang oleh siswa dan kesempatan untuk bermain sepuasnya.
Kondisi seperti ini memerlukan pemaha-man yang optimal sehingga guru menyadari betapa pentingnya mamahami tingkat kemam-puan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, melakukan inovasi pembelajaran yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran yang tepat dapat dilakukan dengan menggunakan metode inquiri berbasis

B.  Landasan Teori
Keterampilan proses. Ambarsari, dkk. (2013) menyatakan bahwa inquiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secarasistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Berkaitan dengan keterampilan proses, Semiawan dalam Haryono (2006) menyatakan bahwa fokus proses pada keterampilan proses diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan.
Siswa diberikan kesempatan terlibat langsung dalam aktivitas dan pengalaman ilmiah seperti apa yang dilakukan/dialami oleh ilmuwan. Siswa, dilatih terampil dalam mempe-roleh dan mengolah informasi melalui aktivitas berpikir, mengikuti prosedur (metode) ilmiah seperti, terampil melakukan pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan kesimpulan, dan mengkomunikasian hasil temuan.
Menurut Nur dalam Haryono (2006) mengemukakan bahwa pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses melibatkan siswa dalam proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan. Siswa sebagai subjek belajar yang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa.
Siswa melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Kemampuan-kemampuan sebagai keterampilan yang dikembangkan dalam keterampilan proses menggambarkan kemam-puan siswa secara totalitas dengan melibatkan kompetensi yang ada dalam diri siswa.

C.  Metode Penlitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimental pre-experimental design bentuk one group pretest posttest study. Pemilihan jenis penelitian ini dengan pertimbangan bahwa tidak semua variabel yang muncul dalam eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Paradigma bentuk penelitian ini menurut Sugiyono (2012) yaitu pretes adalah nilai sebelum perlakuan, dan posttes adalah nilai sesudah perlakuan. Desain paradigma tersebut digambarkan yaitu:
O1 X O2 = O1 = Pretest, X = Treatment, dan O2 = Posttest. Penelitian ini dilaksanakan di SDN. Model Terpadu Madani Palu. Sampel penelitian adalah siswa kelas IVa Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 24 orang siswa.
Data penelitian dikumpulkan dengan tes hasil belajar, wawancara, observasi dan dokumentasi. Penilaian dilakukan berdasarkan rubrik yang ditetapkan dengan menentukan nilai rata-rata siswa, dan memberikan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa dengan rentang penilaian 1 sampai 5 yaitu 1 sangat kurang, 2 kurang, 3 cukup, 4 baik, dan 5 sangat baik. Rata-rata pretest dan posttest dihitung dengan persamaan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2003) dalam Kulsum dan Hindarto (2011) yaitu:
R = Tinggi rendahnya peningkatan yang diperoleh, dihitung menggunakan rumus peningkatan gain score normalized (g) Hake dalam (Setiawan, 2008):
g = Kriteria keberhasilan adalah:
g > 0,7 = Peningkatan tinggi
0, 3 ≤ g ≤ 0,7 = Peningkatan sedang
g < 0,3 = Peningkatan rendah

D.  Hasil Penelitian
Data hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen yang telah divalidasi. Data ini meliputi: aktivitas guru dan siswa, sikap, psikomotor, pretest, dan Gain score normalized (gn). Data yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Penelitian
Aktivitas Guru
3,71
Sangat baik
Aktivitas siswa
3,82
Sangat baik
Sikap
3,3
Mulai berkembang
Psikomotor IPA, Matematika dan PKn

Sudah terlaksana
Preetest
65,34

Posttest
83,52

Gain Score Normalized (gn)
0,52
Peningkatan sedang

Berdasarkan hasil pada Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa aktivitas guru rata-rata 3,71 atau diketegorikan sangat baik, aktivitas siswa rata-rata rata-rata 3.82 atau diketegorikan sangat baik, sikap rata-rata 3,3 mulai berkembang, preetest rata-rata mencapai 65,34 dan posstest mencapai rata-rata 83,52.
Berdasarkan hasil penilaian yang dilaku-kan, keterampilan-keterampilam terhadap konsep-konsep yang diintegrasikan yaitu keterampilan IPA, Matematika, dan PKn sudah diaplikasikan oleh siswa. Selanjutnya, peningka-tan hasil belajar siswa dapat diketahui melalui perhitungan gain score normalized (g) yang mencapai 0,52 atau dikategorikan peningkatan sedang.

1 komentar: