Penulis : Yane Maroangi, Komang Werdhiana dan Vanny
Th. Terbit, hal :
Februari 2014: hlm. 1–8
Nama Jurnal :
e-Jurnal Mitra Sains
Vol. No. Th. : 3. 1. 2015
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa siswa, dipengaruhi oleh berbagai
faktor, diataranya tingginya tingkat persaingan belajar, sehingga masing-masing
siswa berusaha menonjolkan kemampuannya secara individual yang berdampak pada
kurangnya kerjasama antara siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Tidak
semua siswa dengan mudah memahami materi ajar yang diberikan oleh guru.
Ada siswa yang akan lebih mudah memahami materi
jika berdiskusi dengan teman seusianya. Hal ini menunjukkan bahwa sifat-sifat
ego dalam diri siswa dalam tahap perkembangannya tetap ada dan memerlukan
pendekatan yang tepat untuk meminimalisirnya.
Proses pembelajaran IPA banyak melibat-kan
kegiatan-kegiatan eksperimen, sangat memerlukan kerjasama yang baik dan solid
antar siswa sehingga siswa yang berkemampuan tinggi dapat menjadi teman
berdiskusi atau tutor sebaya bagi temannya yang berkemampuan rendah. Hal lain
yang kemungkinan turut mempengaruhi cara belajar siswa adalah lingkungan siswa
yang rata-rata mempunyai latar belakang pekerjaan orang tua sebagai pegawai dan
sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga sekolah siswa dijadikan
sebgai tempat bersenang-senang oleh siswa dan kesempatan untuk bermain
sepuasnya.
Kondisi seperti ini memerlukan pemaha-man yang
optimal sehingga guru menyadari betapa pentingnya mamahami tingkat kemam-puan
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, melakukan
inovasi pembelajaran yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran yang tepat
dapat dilakukan dengan menggunakan metode inquiri berbasis
B. Landasan Teori
Keterampilan proses. Ambarsari, dkk.
(2013) menyatakan bahwa inquiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secarasistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Berkaitan dengan keterampilan proses, Semiawan dalam
Haryono (2006) menyatakan bahwa fokus proses pada keterampilan proses
diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan,
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang
diperlukan.
Siswa diberikan kesempatan terlibat langsung
dalam aktivitas dan pengalaman ilmiah seperti apa yang dilakukan/dialami oleh
ilmuwan. Siswa, dilatih terampil dalam mempe-roleh dan mengolah informasi melalui
aktivitas berpikir, mengikuti prosedur (metode) ilmiah seperti, terampil
melakukan pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan kesimpulan, dan
mengkomunikasian hasil temuan.
Menurut Nur dalam Haryono (2006)
mengemukakan bahwa pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses
melibatkan siswa dalam proses pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan. Siswa sebagai subjek belajar yang dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan
kegiatan belajar siswa.
Siswa melakukan proses pencarian pengetahuan
berkenaan dengan materi pelajaran melalui aktivitas proses sains sebagaimana
dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah.
Kemampuan-kemampuan sebagai keterampilan yang dikembangkan dalam keterampilan
proses menggambarkan kemam-puan siswa secara totalitas dengan melibatkan
kompetensi yang ada dalam diri siswa.
C. Metode
Penlitian
Jenis penelitian ini adalah
eksperimental pre-experimental design bentuk one group pretest
posttest study. Pemilihan jenis penelitian ini dengan pertimbangan bahwa
tidak semua variabel yang muncul dalam eksperimen dapat diatur dan dikontrol
secara ketat. Paradigma bentuk penelitian ini menurut Sugiyono (2012) yaitu pretes adalah nilai sebelum perlakuan,
dan posttes adalah nilai sesudah perlakuan. Desain paradigma tersebut
digambarkan yaitu:
O1 X O2 = O1 = Pretest, X = Treatment, dan O2
= Posttest. Penelitian ini dilaksanakan di SDN. Model Terpadu Madani Palu. Sampel penelitian adalah siswa
kelas IVa Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 24 orang siswa.
Data
penelitian dikumpulkan dengan tes hasil belajar,
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Penilaian dilakukan berdasarkan rubrik yang ditetapkan dengan menentukan nilai
rata-rata siswa, dan memberikan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa
dengan rentang penilaian 1 sampai 5 yaitu 1 sangat kurang, 2 kurang, 3 cukup, 4
baik, dan 5 sangat baik. Rata-rata pretest dan posttest dihitung dengan
persamaan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2003) dalam Kulsum dan
Hindarto (2011) yaitu:
R
= Tinggi rendahnya peningkatan yang diperoleh, dihitung menggunakan rumus
peningkatan gain score normalized (g) Hake dalam (Setiawan,
2008):
g = Kriteria
keberhasilan adalah:
g
> 0,7 = Peningkatan tinggi
0,
3 ≤ g ≤ 0,7 = Peningkatan sedang
g < 0,3 = Peningkatan rendah
D.
Hasil Penelitian
Data hasil penelitian diperoleh
dengan menggunakan instrumen yang telah divalidasi. Data ini meliputi:
aktivitas guru dan siswa, sikap, psikomotor, pretest, dan Gain score
normalized (gn). Data yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Penelitian
Aktivitas Guru
|
3,71
|
Sangat baik
|
Aktivitas siswa
|
3,82
|
Sangat baik
|
Sikap
|
3,3
|
Mulai berkembang
|
Psikomotor IPA, Matematika dan
PKn
|
Sudah terlaksana
|
|
Preetest
|
65,34
|
|
Posttest
|
83,52
|
|
Gain Score Normalized (gn)
|
0,52
|
Peningkatan sedang
|
Berdasarkan hasil pada Tabel 1,
dapat dijelaskan bahwa aktivitas guru rata-rata 3,71 atau diketegorikan sangat
baik, aktivitas siswa rata-rata rata-rata 3.82 atau diketegorikan sangat baik,
sikap rata-rata 3,3 mulai berkembang, preetest rata-rata mencapai 65,34
dan posstest mencapai rata-rata 83,52.
Berdasarkan
hasil penilaian yang dilaku-kan, keterampilan-keterampilam terhadap konsep-konsep
yang diintegrasikan yaitu keterampilan IPA, Matematika, dan PKn sudah
diaplikasikan oleh siswa. Selanjutnya, peningka-tan hasil belajar siswa dapat
diketahui melalui perhitungan gain score normalized (g) yang
mencapai 0,52 atau dikategorikan peningkatan sedang.
Mantap ono sipu2
BalasHapus