Penulis : Suroso
Th. Terbit, hal : Oktober 2015, 201-211
Nama Jurnal :
Jurnal Pendidikan IPS (INTERAKSI)
Vol. No. Th. : 02,02, 2015
A.
Latar Belakang dan Rumusan Masalah
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah dalam Kurikulum 2013. Sumaatmadja (dalam Kemdikbud, 2013)
menjelaskan tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga
negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial
yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, proses
mengajar dan membelajarkannya tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga aspek
akhlak (afektif) dalam menhayatai serta meyadari kehidupan yang penuh dengan
masalah, tantangan, ham-batan dan persaingan ini.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap siswa
kelas VIII C SMPN 1 jatinegara kabupaten Tegal menemukan adanya perma-salahan
hasil belajar IPS yang belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai
ulangan harian siswa yang masih banyak belum men-capai KKM. KKM yang ditetapkan
sekolah untuk mata pelajaran IPS kelas VIII adalah sebesar 74.
Hasil ulangan harian dari jumlah 36 siswa kelas
VIII C hanya 11 siswa (30%) yang mencapai ketuntasan belajar, sisanya 25 siswa
(70%) memperoleh nilai di bawah KKM, nilai tertinggi 91, nilai terendah 20, dan
nilai rata-rata kelas 57,65 (sumber: daftar nilai siswa kelas VIII C tahun
pelajaran 2014/2015). Dari hasil nilain ulangan harian tersebut menunjukkan
bahwa hasil belajar IPS ranah pengetahuan yang diperoleh masih jauh dari KKM
yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada siswa
kelas VIII C SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal juga menemukan adanya
permasalahan sikap spiritual siswa yang belum optimal, hal ini dapat dibuktikan
dari observasi pada saat pembelajaran ketika guru masuk kelas dan mengucapkan
salam, tidak semua siswa menjawab salam dari guru tersebut padahal menjawab
salam merupakan satu indikator sikap spiritual siswa. Selain sikap spiritual
yang masih belum optimal berdasarkan observasi pada sikap sosial siswa dengan
indikator sikap sopan dan santun menunjukkan bahwa sikap sopan dan santun siswa
masih belum optimal terbukti dari adanya siswa yang masih sering berkata-kata
kasar pada temannya.
Selain hasil belajar pengetahuan, sikap spiritual,
dan sikap sosial juga masih belum optimal, hal ini dapat dilihat dari tidak
adanya keberanian bertanya, menyampaikan pendapat, dan tidak adanya kerja sama
dalam menyele-saikan tugas kelompok (sumber: pengamatan pada saat pembelajaran
IPS).
Permasalahan-permasalahan itu yang terjadi pada
siswa kelas VIII C SMPN 1 Jatinegra kabupaten Tegal salah satunya dise-babkan
guru tidak menggunakan model pembe-lajaran yang tepat. Padahal hasil belajar
yang diperoleh siswa salah satunya dipengaruhi oleh model pembelajran yang
diterapkan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas yang
dilakukan guru juga cenderung masih kurang maksimal. Guru masih menggunakan
metode ceramah, masih dominan dalam proses pembelajaran, tidak mengaitkan
materi pembe-lajaran dengan kehidupan nyata, dan belum menggunakan pendekatan
saintifik.
Upaya mengatasi permasalahan yang terjadi pada
siswa kelas VIII C SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal tersebut salah satunya
dengan menerapkan model pembelajarn problem based learning (PBL) atau pembe-lajaran
berbasis masalah. Beberapaalasan kenapa memilih model problem based learning
untuk diterapkan di SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal adalah model pembelajaran
problem based learning belum pernah diterapkan dalam proses pembelajaran di
SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal.
B.
Landasan Teori
Menurut Arends (2008) pengajaran berdasarkan
masalah merupakan suatu pende-katan pembelajaran di mana siswa mengerjakan
permasalahannya yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka
sendiri, mengembangkan inkuiri dan mengembangkan ketarmpilan berpikir tingkat
tinggi, serta mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Model pembelajaran problem based learning merupakan
model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered), model
pembelajaran problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran
yang direkomendasikan untuk diterapkan dalam implementasi kurikulum 2013, model
pembe-lajaran problem based learning merupakan model pembelajaran yang
menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah.
C.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
(clasroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
C SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal yang berjumlah 35 siswa. Alasan memilih
subjek penelitian kelas VIII C SMPN 1 Jatinegara adalah karena peneliti
bertugas di sekolah tersebut dan dari hasil ulangan harian kelas VIII A – VIII
G nilai rata-rata kelas yang paling rendah berada di kelas VIII C.
Teknik pengumpulan data dalam pene-litian ini
adalah tes sebagai instrumen pengu-mpul data yaitu serangkaian pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur kete-rampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Pemberian tes dalam penelitian ini untuk mengukur
data tentang hasil belajar pengetahuan IPS siswa. Tes yang digunakan berupa tes
ter-tulis dalam bentuk soal uraian atau essay. Angket dalam penelitian ini
diberikan kepada siswa dalam bentuk penilaian diri untuk mengungkap data sikap
spiritual dan sikap sosial siswa. Dalam penelituian ini observasi digu-nakan
untuk mengungkap data sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan sosial
siswa.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila komponen
yang menjadi indikator penelitian telah memenuhi kriteria bahwa penelitian
dikatakan berhasil apabila hasil belajar penge-tahuan siswa secara klasikal
tuntas di atas 85%;, sikap spiritual secara klasikal pada kriteria baik, sikap
sosial secara klasikal pada kriteria baik, dan keterampilan sosial siswa secara
klasikal pada kriteria baik.
D.
Hasil Penelitian
Hasil belajar pengetahuan pada siklus 1 tuntas
sebesar 68,57% dan sisanya 31,43% tidak tuntas. Sedangkan pada siklus 2 hasil
belajar pengetahuan IPS tuntas sebesar 85,71% dan sisanya 14,29% tidak tuntas.
Berdasarkan data tersebut hasil belajar pengetahuan IPS mening-kat sebesar
17,14%. Meningkatnya ketuntasan ini terjadi karena pada saat pembe-lajaran
siswa dihadapkan pada soal-soal pemecahan masalah yang ada di LKS dan guru
selalu mengarahkan kepada semua siswa untuk aktif dalam proses pemecahan
masalah tersebut, kenaikan ketun-tasan ini juga terjadi karena perbaikan yang
telah dilakukan oleh guru terhadap kelemahan yang ditemukan pada siklus 1.
Sikap spiritual siswa pada siklus 1 pada kriteria
cukup baik dengan rata-rata presentase sebesar 64,72% dan meningkat menjadi
baik dengan rata-rata presentase sebesar 82,97% pada siklus 2. Dengan demikian
terjadi peningkatan sebesar 18,25%. Peningkatan ini terjadi pada setiap
indikator sikap spiritual.
Sikap sosial siswa pada siklus 1 yaitu sikap sosial
sopan dan santun pada kriteria cukup baik dengan rata-rata prsentase sebesar
67,76% dan meningkat menjadi baik dengan rata-rata prsentase sebesar 80,83%
pada siklus 2. Sikap sosial sopan dan santun dari siklus 1 ke siklus 2
meningkat sebesar 13,07%.
Sikap sosial toleransi pada siklus 1 pada kriteria
baik dengan rata-rata presentase sebesar 73,23% dan meningkat menjadi sangat
baik dengan rata-rata prsentase sebesar 85,07% pada siklus 2. Sikap sosial
toleransi dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 11,84%. Sikap sosial
peduli pada siklus 1 pada kriteria cukup baik dengan prsentase sebesar 67,76%
dan meningkat menjadi baik dengan presentase 83,95% pada siklus 2. Sikap sosial
peduli dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 16,19%.
Keterampilan sosial siswa siklus 1 pada kriteria
cukup baik dengan rata-rata presentase 64,86%. Sedangkan pada siklus 2 pada
kriteriua baik dengan rata-rata presentase sebesar 77,24%. Keterampilan sosial
siswa dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 12,38%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar