Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

24 Oktober 2016

Anotasi Jurnal 15. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal

15.    Anotasi Jurnal
Penulis                 :  Suroso

Th. Terbit, hal      :  Oktober 2015, 201-211
Nama Jurnal        : Jurnal Pendidikan IPS (INTERAKSI)
Vol. No. Th.        :  02,02, 2015

A.    Latar Belakang dan Rumusan Masalah
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dalam Kurikulum 2013. Sumaatmadja (dalam Kemdikbud, 2013) menjelaskan tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, proses mengajar dan membelajarkannya tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menhayatai serta meyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, ham-batan dan persaingan ini.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap siswa kelas VIII C SMPN 1 jatinegara kabupaten Tegal menemukan adanya perma-salahan hasil belajar IPS yang belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian siswa yang masih banyak belum men-capai KKM. KKM yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran IPS kelas VIII adalah sebesar 74.
Hasil ulangan harian dari jumlah 36 siswa kelas VIII C hanya 11 siswa (30%) yang mencapai ketuntasan belajar, sisanya 25 siswa (70%) memperoleh nilai di bawah KKM, nilai tertinggi 91, nilai terendah 20, dan nilai rata-rata kelas 57,65 (sumber: daftar nilai siswa kelas VIII C tahun pelajaran 2014/2015). Dari hasil nilain ulangan harian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar IPS ranah pengetahuan yang diperoleh masih jauh dari KKM yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada siswa kelas VIII C SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal juga menemukan adanya permasalahan sikap spiritual siswa yang belum optimal, hal ini dapat dibuktikan dari observasi pada saat pembelajaran ketika guru masuk kelas dan mengucapkan salam, tidak semua siswa menjawab salam dari guru tersebut padahal menjawab salam merupakan satu indikator sikap spiritual siswa. Selain sikap spiritual yang masih belum optimal berdasarkan observasi pada sikap sosial siswa dengan indikator sikap sopan dan santun menunjukkan bahwa sikap sopan dan santun siswa masih belum optimal terbukti dari adanya siswa yang masih sering berkata-kata kasar pada temannya.
Selain hasil belajar pengetahuan, sikap spiritual, dan sikap sosial juga masih belum optimal, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya keberanian bertanya, menyampaikan pendapat, dan tidak adanya kerja sama dalam menyele-saikan tugas kelompok (sumber: pengamatan pada saat pembelajaran IPS).
Permasalahan-permasalahan itu yang terjadi pada siswa kelas VIII C SMPN 1 Jatinegra kabupaten Tegal salah satunya dise-babkan guru tidak menggunakan model pembe-lajaran yang tepat. Padahal hasil belajar yang diperoleh siswa salah satunya dipengaruhi oleh model pembelajran yang diterapkan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas yang dilakukan guru juga cenderung masih kurang maksimal. Guru masih menggunakan metode ceramah, masih dominan dalam proses pembelajaran, tidak mengaitkan materi pembe-lajaran dengan kehidupan nyata, dan belum menggunakan pendekatan saintifik.
Upaya mengatasi permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VIII C SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal tersebut salah satunya dengan menerapkan model pembelajarn problem based learning (PBL) atau pembe-lajaran berbasis masalah. Beberapaalasan kenapa memilih model problem based learning untuk diterapkan di SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal adalah model pembelajaran problem based learning belum pernah diterapkan dalam proses pembelajaran di SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal.

B.     Landasan Teori
Menurut Arends (2008) pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pende-katan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahannya yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan mengembangkan ketarmpilan berpikir tingkat tinggi, serta mengembangkan kemandirian dan percaya diri. 
Model pembelajaran problem based learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered), model pembelajaran problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan untuk diterapkan dalam implementasi kurikulum 2013, model pembe-lajaran problem based learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah.

C.    Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (clasroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMPN 1 Jatinegara kabupaten Tegal yang berjumlah 35 siswa. Alasan memilih subjek penelitian kelas VIII C SMPN 1 Jatinegara adalah karena peneliti bertugas di sekolah tersebut dan dari hasil ulangan harian kelas VIII A – VIII G nilai rata-rata kelas yang paling rendah berada di kelas VIII C.
Teknik pengumpulan data dalam pene-litian ini adalah tes sebagai instrumen pengu-mpul data yaitu serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kete-rampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Pemberian tes dalam penelitian ini untuk mengukur data tentang hasil belajar pengetahuan IPS siswa. Tes yang digunakan berupa tes ter-tulis dalam bentuk soal uraian atau essay. Angket dalam penelitian ini diberikan kepada siswa dalam bentuk penilaian diri untuk mengungkap data sikap spiritual dan sikap sosial siswa. Dalam penelituian ini observasi digu-nakan untuk mengungkap data sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan sosial siswa.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila komponen yang menjadi indikator penelitian telah memenuhi kriteria bahwa penelitian dikatakan berhasil apabila hasil belajar penge-tahuan siswa secara klasikal tuntas di atas 85%;, sikap spiritual secara klasikal pada kriteria baik, sikap sosial secara klasikal pada kriteria baik, dan keterampilan sosial siswa secara klasikal pada kriteria baik.

D.    Hasil Penelitian
Hasil belajar pengetahuan pada siklus 1 tuntas sebesar 68,57% dan sisanya 31,43% tidak tuntas. Sedangkan pada siklus 2 hasil belajar pengetahuan IPS tuntas sebesar 85,71% dan sisanya 14,29% tidak tuntas. Berdasarkan data tersebut hasil belajar pengetahuan IPS mening-kat sebesar 17,14%. Meningkatnya ketuntasan ini terjadi karena pada saat pembe-lajaran siswa dihadapkan pada soal-soal pemecahan masalah yang ada di LKS dan guru selalu mengarahkan kepada semua siswa untuk aktif dalam proses pemecahan masalah tersebut, kenaikan ketun-tasan ini juga terjadi karena perbaikan yang telah dilakukan oleh guru terhadap kelemahan yang ditemukan pada siklus 1.
Sikap spiritual siswa pada siklus 1 pada kriteria cukup baik dengan rata-rata presentase sebesar 64,72% dan meningkat menjadi baik dengan rata-rata presentase sebesar 82,97% pada siklus 2. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 18,25%. Peningkatan ini terjadi pada setiap indikator sikap spiritual.
Sikap sosial siswa pada siklus 1 yaitu sikap sosial sopan dan santun pada kriteria cukup baik dengan rata-rata prsentase sebesar 67,76% dan meningkat menjadi baik dengan rata-rata prsentase sebesar 80,83% pada siklus 2. Sikap sosial sopan dan santun dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 13,07%.
Sikap sosial toleransi pada siklus 1 pada kriteria baik dengan rata-rata presentase sebesar 73,23% dan meningkat menjadi sangat baik dengan rata-rata prsentase sebesar 85,07% pada siklus 2. Sikap sosial toleransi dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 11,84%. Sikap sosial peduli pada siklus 1 pada kriteria cukup baik dengan prsentase sebesar 67,76% dan meningkat menjadi baik dengan presentase 83,95% pada siklus 2. Sikap sosial peduli dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 16,19%.

Keterampilan sosial siswa siklus 1 pada kriteria cukup baik dengan rata-rata presentase 64,86%. Sedangkan pada siklus 2 pada kriteriua baik dengan rata-rata presentase sebesar 77,24%. Keterampilan sosial siswa dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 12,38%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar