Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

24 Oktober 2016

Anotasi Jurnal 12 Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Pemberian Reward untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sawan

12.              Anotasi Jurnal
Penulis                 :  Mulyasa
Th. Terbit, hal      :  Oktober 2011:11
Nama Jurnal        : Penelitian dan Pembelajaran
Vol. No. Th.        :  12, 1, 2010

A.  Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Dalam proses pembelajaran sering kita jumpai permasalahan yang erat kaitanya dengan prestasi belajar siswa hal itu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dalam diri siswa itu sendiri contohnya seperti minat bakat motivasi dan kecerdasan sedangkan faktor dari luar contohnya seperti lingkungan, metode pembe-lajaran serta guru juga berpengaruh terhadap hasil belajar yang nantinya akan diperoleh siswa faktor-faktor tersebut selalu dipelajari agar dapat memaksimalkan potensi siswa terebut dalam dalam hal prestasai belajar.
Setiap siswa memiliki kondisi internal dimana kondisi internal tersebut adalah motivasi motivasi adalah dorongan dasar yang mengge-rakkan seseorang betingkah laku dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya oleh karena itu perbu-atan seseorang yang didasrkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan moti-vasi yang mendasarinya.
Berdasarkan hasil observasi dari pelak-sanan intensip di SMA N1 Sawan selama kurang dari lima bulan banyak siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah didalam kelas khususnya pada siswa kelas X. Hal ini dapat dapat dilihat pada saat memberikan tugas pada siswa dikelas ada beberapa siswa yang tidak termotivasi untuk mengerjakan tugasnya bahkan setelah tugas dijadikan pekerjaan rumah (PR) siswa tersebut tidak menyelesaikanya secara tepat waktu setelah dimotivasi dengan cara nilai tambahan.Terkait dengan pemasalahan terdapat banyak ragam teori dan pendekatan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling salah satunya adalah teori konseling behavioal.
       
B.  Landasan Teori
Clark L Hull (1952)  mengungkapkan belajar merupakan perubahan tingkah laku melalui kekuatan kebiasaan Hull juga meng-gunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar menurut Hull semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga organime tetap tetap berthan hidup.oleh sebabiti Hull mengatakan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia sehingga stimulus (stimulus dorongan)hampir selalu dikaitkan dngan kebutuhan
Menurut Gerald Corey yang ditereje-mahkan oleh E Koeswara(2003) bahwa beha-viorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia dialil dasarnya adalah bahwa tingkah laku itu tertib dan bahwa ekspe-rimen yang dikendalikan dengan cermat akan menyingkapkan hukum-hukum yang mengen-dalikan tingkah laku.dan pendekatan behavio-ristik tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia secara langsung setiap orang dipandang memiliki kecenderungan-kecenderungan positif dan negatif yang sama.
Menurut Nye (1975) menyatakan bahwa behaviorisme radikalnya B.F Skinner bahwa para behavioris radikal. Menekankan manusia sebagai dikendalikan oleh kondisdi-kondisi lingkungan.Behaviorisme menitik beratkan pada prilaku individu ada karena adanya stimulus rangsangan eksternal reaksinya berupa gerak dan perubahan jasmani yang bisa diamati secara objektif serta bisa dipelajari dari luar manusia bisa dikatakan sebagai mahluk kebiasaan blaka sehingga dia bisa dijadikan sedemikian rupa dengan jalan pemberi perangsang yang tepat dan momen yang baik.
Proses balajar dan berlatih. secara khusus tujuan konseling behaviorel mengubah prilaku salah dalam penyesuaian dengan cara-cara memperkuat prilku yang diharapkan dan menia-dakan prilaku yang tidak diharapkan seta membantu menemukan cara-cara berprilku yang tepat.
Mulyasa (2011) ia mengatakan bahewa rewards adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang untuk memberikan suatu penghargaan kepada seseorang karena sudah mengerjakan suatu hal yang benar sehingga seseorang itu bisa semangat lagi dalam mengerjakan tugas terebut contohnya seseorang guru telah memberikan pengargaan rewards atau pujian kepada siswanya yang telah menjawab pertanyaan yang baik maka siswa itu semangat lagi dalam mengerjakan tugas  rewards merupakan respons terhadap suatu prilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulang kembali prilaku teresbut rewads dapat dilakukan secara verbal ataupun non verbal dengan prinsip kehangatan keantu-siaan dan kebermaknaan.
Salvin (2000) ia mengatakan bahwa seseoarang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukan perubahan prilaku menurut teori tersenbut dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan guru terebut.
proses yang terjadi antara stimulus dan respons tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat dinikmati dan tidak dapat diukur yang dapat diamati adalah  stimulus dan respons oleh kaena itu apa yang didiberikan guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diaati adan diukur dan teori ini mengutamakan pengukuran sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

C. Metode  Penelitian
Penelitian dengan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan tindakan bimbingan konseling (PTBK) yaitu penerapan konseling behavioral dengan teknik pemberin Rewards untuk meningkatkan motivasi balajar siswa SMAN 1 Sawan tahun ajaran 2014/2014 pada tahap tindakan penelitian ini dirancang dalam dau siklus dimana masing masing siklus terdiri dari 6 tahapan kegiatan anatara lain: (1). Kegiatan perencanaan yang terdiri dari tahap (2) identivikasi.
Tahap diagnosa (4)kegiatan pelaksanan yang terdiri dari tahap konseling (5) kegiatan pengamatan (6)tahap repleksi tahapan tahapan akan terus berulang secara siklus sampai terjadi peningkatan dalam motivasiswa i belajar siswa yang diharapkan.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Sawan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 26 siswa yang memiliki motivasi blajar yang rendah dari hasil analisis kuesioner dan pengamatan secara langsung kondisi siswa ditunjukan secara umum seperti siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas siswa tidak mau menyelesaikan bermalas-malasan ketika diberi-kan tugas oleh guu dan siswa sering terlambat mengumpulkan tugas yang dijadikam PR.
Variabel bebas dalampenelitian ini adalah konseling behavioral dengan teknik pemberian reward sedangkan variabel terkait dalam peneli-tian ini adalah motivasi belajar metode pengum-pulan data dlam penelitian ini menggunakan wawancara (interviu) obsevasi maupun peng-gunaan kuiioner yang dirancang khusus sesuai dengan tujaunnya adapun teknik analisis data yang iperoleh selama melakukan penelitian ialah menggunakan analisis deskriptif.
     
C.  Hasil Penelitian
Dari hasil kuesione dapat dilihat terdapat beberapa siswa yang memilik gejala motivasi belajar yang rendah selanjutnya dari hasil analisis kuesioner siswa yang diidentivikasi memiliki motivasi belajar yang rendah akan dilakukan observasi secara langsung siswa yang tergolong memiliki motivasi rendah sejumlah empat (4) orang siswa yaitu KA, LM, NM, AS, dan NP.
Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat prilaku siswa yang nampak dalm mengikuti pelajaran yaitu kurangnya minat belajar siswa pada saat pelajaran berlangsung kurangnya kosentrasi siswa dalam menggapai respons dari guu siswa tidak memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, siswa tidak terpacu untuk menyelesaikan tugas diberikan oleh gurudikarenakan kurangnya timbal balik (fedback) yang diberikan oleh guru pada siswa yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik keempat (4) keempat siswa tersebut selanjutnya akan diberikan tindakan berupaya layanan konseling perorangan dengan menerap-kan konseling behavioral dengan teknik pembe-rian rewards.
    Tindakan siklus 1 dilaksanakan seba-nyak 6 tahapan kegiatan antara lain 1.tahap identifikasi 2. Tahap iagnosa 3. Tahap prognosa 4. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi siswa-siswa yang memiliki motivasi belajar rendah sehingga perlu untuk diberikan layanan konseling perorangan dengan menerapkan konseling behavioral dengan teknik pemberian rewards dengan cara observasi dan melihat hasil penyebaran kuesioner motivasi belajar yang terjadi pada siswa
Tahap ke 2 diagnosa peneliti akan menje-laskan faktor penyebab rendahnay motivasi belajar yang terjadi pada siswa 3. Tahap prognosa peneliti akanmencari solusi untuk memecahakan masalah yang akan diberikan kepada siswa tujuanuntuk membantu siswa. 4. Tahap konseling bertujuan untuk membantu siswa meningkatkan motivasi belajarnya.
Tahap ke 5 evaluasi meupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk mengetahui hasil dari pada tindakan yang dilakuakan dalam penelitian ini tahap evaluasi yang dilakukan ialah erupa kuesioner untuk mengukur peningkatan motivasi belajar siswa dan 6. Tahap repleksi merupakan upaya untuk mempertim-bangkan bagaimana dampak tindakan terhadap pelaksanaan konseling behavioral dengan teknik pemberian rewards untk meningkatkan motivasi belajar iswa yang telah diberikan.
Siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali perte-muan secara individu dengan lokasie 40 menit diruang konseling BK pada langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan subjek untuk melaksanakan proses konseling perora-ngan dengan menerapkan konseling behavioral  dengan teknik pemberian rewards sebelum melakukan konseling siswa terlebih dahulu diberikan informasi tentang pelaksanaan konse-ling hal ini bertujuan agar siswa siap untuk mengetahui maksud dari pemberian konseling.

Langkah selanjutnyasiswa diajak untuk melihat permasalahan dari masing masing individu dan penyebab dari permasalahan yang dialaminya setelah itu siswa diminta untuk menceritakan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar