Penulis : Mulyasa
Th. Terbit, hal : Oktober 2011:11
Nama Jurnal :
Penelitian dan Pembelajaran
Vol. No. Th. : 12, 1, 2010
A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Dalam proses
pembelajaran sering kita jumpai permasalahan yang erat kaitanya dengan prestasi
belajar siswa hal itu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dalam diri
siswa itu sendiri contohnya seperti minat bakat motivasi dan kecerdasan
sedangkan faktor dari luar contohnya seperti lingkungan, metode pembe-lajaran
serta guru juga berpengaruh terhadap hasil belajar yang nantinya akan diperoleh
siswa faktor-faktor tersebut selalu dipelajari agar dapat memaksimalkan potensi
siswa terebut dalam dalam hal prestasai belajar.
Setiap siswa memiliki
kondisi internal dimana kondisi internal tersebut adalah motivasi motivasi
adalah dorongan dasar yang mengge-rakkan seseorang betingkah laku dorongan ini
berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai
dengan dorongan dalam dirinya oleh karena itu perbu-atan seseorang yang
didasrkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan moti-vasi yang
mendasarinya.
Berdasarkan hasil
observasi dari pelak-sanan intensip di SMA N1 Sawan selama kurang dari lima
bulan banyak siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah didalam kelas
khususnya pada siswa kelas X. Hal ini dapat dapat dilihat pada saat memberikan
tugas pada siswa dikelas ada beberapa siswa yang tidak termotivasi untuk
mengerjakan tugasnya bahkan setelah tugas dijadikan pekerjaan rumah (PR) siswa
tersebut tidak menyelesaikanya secara tepat waktu setelah dimotivasi dengan
cara nilai tambahan.Terkait dengan pemasalahan terdapat banyak ragam teori dan
pendekatan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling salah satunya
adalah teori konseling behavioal.
B. Landasan Teori
Clark L Hull (1952)
mengungkapkan belajar merupakan perubahan tingkah laku melalui kekuatan
kebiasaan Hull juga meng-gunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon
untuk menjelaskan pengertian belajar menurut Hull semua fungsi tingkah laku
bermanfaat terutama untuk menjaga organime tetap tetap berthan hidup.oleh
sebabiti Hull mengatakan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi
sentral dalam seluruh kegiatan manusia sehingga stimulus (stimulus
dorongan)hampir selalu dikaitkan dngan kebutuhan
Menurut Gerald Corey yang ditereje-mahkan oleh E
Koeswara(2003) bahwa beha-viorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang
tingkah laku manusia dialil dasarnya adalah bahwa tingkah laku itu tertib dan
bahwa ekspe-rimen yang dikendalikan dengan cermat akan menyingkapkan hukum-hukum
yang mengen-dalikan tingkah laku.dan pendekatan behavio-ristik tidak
menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia secara langsung
setiap orang dipandang memiliki kecenderungan-kecenderungan positif dan negatif
yang sama.
Menurut Nye (1975) menyatakan bahwa behaviorisme
radikalnya B.F Skinner bahwa para behavioris radikal. Menekankan manusia
sebagai dikendalikan oleh kondisdi-kondisi lingkungan.Behaviorisme menitik
beratkan pada prilaku individu ada karena adanya stimulus rangsangan eksternal
reaksinya berupa gerak dan perubahan jasmani yang bisa diamati secara objektif
serta bisa dipelajari dari luar manusia bisa dikatakan sebagai mahluk kebiasaan
blaka sehingga dia bisa dijadikan sedemikian rupa dengan jalan pemberi
perangsang yang tepat dan momen yang baik.
Proses balajar dan berlatih. secara khusus tujuan
konseling behaviorel mengubah prilaku salah dalam penyesuaian dengan cara-cara
memperkuat prilku yang diharapkan dan menia-dakan prilaku yang tidak diharapkan
seta membantu menemukan cara-cara berprilku yang tepat.
Mulyasa (2011) ia mengatakan bahewa rewards adalah
suatu cara yang digunakan oleh seseorang untuk memberikan suatu penghargaan
kepada seseorang karena sudah mengerjakan suatu hal yang benar sehingga
seseorang itu bisa semangat lagi dalam mengerjakan tugas terebut contohnya
seseorang guru telah memberikan pengargaan rewards atau pujian kepada siswanya
yang telah menjawab pertanyaan yang baik maka siswa itu semangat lagi dalam
mengerjakan tugas rewards merupakan respons
terhadap suatu prilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulang kembali
prilaku teresbut rewads dapat dilakukan secara verbal ataupun non verbal dengan
prinsip kehangatan keantu-siaan dan kebermaknaan.
Salvin (2000) ia mengatakan bahwa seseoarang dianggap
telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukan perubahan prilaku menurut teori
tersenbut dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respons stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
pelajar sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus
yang diberikan guru terebut.
proses yang terjadi antara stimulus dan respons
tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat dinikmati dan tidak dapat
diukur yang dapat diamati adalah stimulus
dan respons oleh kaena itu apa yang didiberikan guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diaati adan diukur dan teori ini
mengutamakan pengukuran sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk
melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
C. Metode Penelitian
Penelitian dengan metode penelitian kuantitatif
dengan menggunakan tindakan bimbingan konseling (PTBK) yaitu penerapan
konseling behavioral dengan teknik pemberin Rewards untuk meningkatkan motivasi
balajar siswa SMAN 1 Sawan tahun ajaran 2014/2014 pada tahap tindakan
penelitian ini dirancang dalam dau siklus dimana masing masing siklus terdiri
dari 6 tahapan kegiatan anatara lain: (1). Kegiatan perencanaan yang terdiri
dari tahap (2) identivikasi.
Tahap diagnosa (4)kegiatan pelaksanan yang terdiri
dari tahap konseling (5) kegiatan pengamatan (6)tahap repleksi tahapan tahapan
akan terus berulang secara siklus sampai terjadi peningkatan dalam motivasiswa
i belajar siswa yang diharapkan.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1
Sawan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 26 siswa yang
memiliki motivasi blajar yang rendah dari hasil analisis kuesioner dan
pengamatan secara langsung kondisi siswa ditunjukan secara umum seperti siswa
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas siswa tidak mau menyelesaikan
bermalas-malasan ketika diberi-kan tugas oleh guu dan siswa sering terlambat
mengumpulkan tugas yang dijadikam PR.
Variabel bebas dalampenelitian ini adalah konseling
behavioral dengan teknik pemberian reward sedangkan variabel terkait dalam
peneli-tian ini adalah motivasi belajar metode pengum-pulan data dlam
penelitian ini menggunakan wawancara (interviu) obsevasi maupun peng-gunaan
kuiioner yang dirancang khusus sesuai dengan tujaunnya adapun teknik analisis
data yang iperoleh selama melakukan penelitian ialah menggunakan analisis
deskriptif.
C. Hasil Penelitian
Dari hasil kuesione dapat dilihat terdapat beberapa
siswa yang memilik gejala motivasi belajar yang rendah selanjutnya dari hasil
analisis kuesioner siswa yang diidentivikasi memiliki motivasi belajar yang
rendah akan dilakukan observasi secara langsung siswa yang tergolong memiliki
motivasi rendah sejumlah empat (4) orang siswa yaitu KA, LM, NM, AS, dan NP.
Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat prilaku
siswa yang nampak dalm mengikuti pelajaran yaitu kurangnya minat belajar siswa
pada saat pelajaran berlangsung kurangnya kosentrasi siswa dalam menggapai
respons dari guu siswa tidak memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru, siswa tidak terpacu untuk menyelesaikan tugas
diberikan oleh gurudikarenakan kurangnya timbal balik (fedback) yang diberikan
oleh guru pada siswa yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik keempat (4)
keempat siswa tersebut selanjutnya akan diberikan tindakan berupaya layanan
konseling perorangan dengan menerap-kan konseling behavioral dengan teknik
pembe-rian rewards.
Tindakan
siklus 1 dilaksanakan seba-nyak 6 tahapan kegiatan antara lain 1.tahap
identifikasi 2. Tahap iagnosa 3. Tahap prognosa 4. Kegiatan yang dilakukan
peneliti adalah mengidentifikasi siswa-siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah sehingga perlu untuk diberikan layanan konseling perorangan dengan
menerapkan konseling behavioral dengan teknik pemberian rewards dengan cara
observasi dan melihat hasil penyebaran kuesioner motivasi belajar yang terjadi
pada siswa
Tahap ke 2 diagnosa peneliti akan menje-laskan
faktor penyebab rendahnay motivasi belajar yang terjadi pada siswa 3. Tahap
prognosa peneliti akanmencari solusi untuk memecahakan masalah yang akan
diberikan kepada siswa tujuanuntuk membantu siswa. 4. Tahap konseling bertujuan
untuk membantu siswa meningkatkan motivasi belajarnya.
Tahap ke 5 evaluasi meupakan suatu tindakan atau
suatu proses untuk mengetahui hasil dari pada tindakan yang dilakuakan dalam
penelitian ini tahap evaluasi yang dilakukan ialah erupa kuesioner untuk
mengukur peningkatan motivasi belajar siswa dan 6. Tahap repleksi merupakan
upaya untuk mempertim-bangkan bagaimana dampak tindakan terhadap pelaksanaan
konseling behavioral dengan teknik pemberian rewards untk meningkatkan motivasi
belajar iswa yang telah diberikan.
Siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali perte-muan secara
individu dengan lokasie 40 menit diruang konseling BK pada langkah pertama yang
dilakukan adalah mempersiapkan subjek untuk melaksanakan proses konseling
perora-ngan dengan menerapkan konseling behavioral dengan teknik pemberian rewards sebelum
melakukan konseling siswa terlebih dahulu diberikan informasi tentang
pelaksanaan konse-ling hal ini bertujuan agar siswa siap untuk mengetahui
maksud dari pemberian konseling.
Langkah selanjutnyasiswa diajak untuk melihat
permasalahan dari masing masing individu dan penyebab dari permasalahan yang
dialaminya setelah itu siswa diminta untuk menceritakan
permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar