Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

24 Oktober 2016

Anotasi Jurnal 17. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan masalah, pembe-lajaran langsung dan potensi akademik terhadap keterampilan sosial siswa

17.    Anotasi Jurnal
Penulis                 :  Sutarwiah
Th. Terbit, hal      :  Februari 2015, 191
Nama Jurnal        : Jurnal Pendidikan IPS (INTERAKSI)
Vol. No. Th.        :  02, 02, Oktober 2015

A.  Latar Belakang Masalah
Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas dan keterampilan siswa. Hasil pengamatan peneliti  mengungkapkan bahwa guru  tidak pernak mencoba menumbuhkan atau bahkan melatih keterampilan sosial siswa.  Guru hanya mengejar materi pembelajaran agar semuanya tersampaikan pada siswa. Salah satu dampaknya seperti dalam pengumpulan tugas diketahui bahwa jawaban yang dikumpulkan siswa cenderung sama dalam satu kelompok.
Padahal siswa bias menggali barbagai informasi untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, diluar apa yang disam-paikan oleh guru. Selain itu, ketika proses hasil pemaparan diskusi atau presntasi, siswa lainnya tidak pernah mendengarkan atau bahkan meng-hargai temuan atau pendapat temannya. Muncul juga tanda-tanda yang menunjukkan bahwa siswa sulit menerima pendapat  atau gagasan dari orang lain, apalagi menerima kritik atau saran dari temannya.
Hal ini menunjukkan, bahwa siswa kelas VII belum memiliki   keterampilan sosial seperti yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan tersebut menuntut guru untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran agar dapat menumbuhkan keterampilan social pada diri siswa, diantaranya adalah dengan menggunakan metode lain selain metode ceramah dalam proses pembelajarannya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diperlukan suatu strategi pembelajaran yang secara efektif dslsm memperbaiki keterampilan social siswa dalam menghadapi masalah pemanfaatan sumber daya alam dan upaya pemecahannya. Salah satu model pembelajaran yang dirasa mampu memberdayakan serta meningkatkan keteram-pilan siswa adalah model pembelajaran berdsar-kan masalah.
Model pembelajaran berdasarkan masa-lah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan yang membu-tuhkan penyelidikan autentik, yakni adanya penyelidikan yang membutuhkn penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata yang terjadi disekitar siswa.
Dengan usahanya sendiri siswa berusaha mencari pemecahan masalah disertai dengan kemampuan atau potensi akademik yang dimi-liki sehingga menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk mencari peme-cahan masalah secara manciri akan memberikan suatu pengalaman yang konkret. Dan penga-laman tersebut dapat diguakan untuk memecah-kan masalah-masalah serupa sehinnga menjadi pengalaman yang bermakna.

B.  Landasan Teori
 Menurut Nasution (2009), apabila siswa memiliki tingkat kemampuan akademik berbeda kemudian diberi pengajaran yang sama maka hasil belajar akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuannya. Kemampuan akademik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
C.  Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan desain factorial 2 x 2 dengan teknis analisis variasi (anava) dua jalur. Dalam penelitian ini meliba-tkan variabel bebas yaitu model pembelajaran dengan variasi PBM dan MPL. Variabel mode-rator yaitu potensi akademik siswa, dan variabel terikat yaitu keterampilan sosial siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 30 Surabaya tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 10 kelas. Sampel penelitian ini adalah kelas VII-B  seba-gai kelas  eksperimen dan kelas VII-D sebagai kontrol. Penentuan tingkat potensi akademik dilakukan dengan menghitung rata-rata skor hasil tes. Skor yang berada di atas rata-rata masuk dalam kelompok potensi akademik tinggi sedangkan skor dibawah rata-rata masuk dalam kelompok potensi akademik rendah.
Data yang dikumpulkan dalampenelitian ini ada dua yaitu data potensi akademik dengan menggunakan test dengan keterampilan  sosial siswa dengan  menggunakan angket dan lembar observasi. Sebelum digunakan, instumen  divali-dasi dua orang ahli dilanjutkan dengan diujico-bakan kepada siswa yang tidak menjadi sampel dalam penelitian.
Perhitungan validitas butir yaitu dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total melalui korelasi point Biserial untuk tes potensi akademik dan korelasi product moment untuk angket dan lembar observasi keterampilan sosial. Selain dilakukan uji validi-tas butir soal yang meliputi tingkat kesukaran soal, daya beda, dan pola jawaban soal.
Dalam penelitian ini realibilitas untuk instrument TPA menggunakan metode balah dua (splithalf metode) dengan rumus korelai Sperman Brown. Sedangkan untuk perhitungan reliabilitas butir LOKS dan AKS digunakan rumus Alpha Cronbach.
Harga kritik untuk indeks reliabilitas instru-ment adalah 0,7, artinya suatu instrumen dika-takan reliable jika mempunyai nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko,2012)
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalur. Sebelum dila0kukan pengujian uji asumsi (uji persya-ratan) yaitu uji normalitas dengan menggunakan metode Saphiro Wilk dan uji homogenitas dengan menggunakan metode Levene’s dengan bantuan software SPSS 20.

D.    Hasil Penelitian
Hasil perhitungan normalitas dengan uji Saphiro-Wilk menunjukkan bahwa kedelapan kelompok data mmperoleh nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikan (@) = 0,05, disimpulkan bahwa sampel berasal dari pupulasi yang berdistribusi normal. Pengujian homoge-nitas data dengan uji Levene’s menunjukkan bahwa ketiga kelompok data memperoleh nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikan (@ ) = 0,05, disimpulkan bahwa ketiga kelompok data berasal dari populasi yang homogen.
Berdasarkan hasil uji prasyarat, disim-pulkan bahwa semua kelompok data berdis-tribusi normal dan homogeny. Oleh karena itu, uji hipotesis dengan anava factorial 2x2 dapat dilanjutkan.
Hipotesis pertama berbunyi “Ada perbe-daan pengaruh yang signifikan antara penggu-naan model pembelajaran berdasarkan masalah  dibandingkan dengan penggunaan model pem-belajaran  langsung terhadap keterampilan sosial siswa pada mata pelajaran IPS”.
Hasil uji dengan anava dua jalur menun-jukkan bahwa nilai F =4,256 dengan signifikansi = 0,043 < 0,05. Berdasarkan hasil analisis ini, H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil ini didukung oleh deskripsi data penelitian yang menunjukkan bahwa keterampilan sosial siswa kelompok PBM memiliki mean sebesar 81,2000 sedangkan keterampilan sosial siswa kelompok MPL me-miliki mean sebasar 78,7428. Jadi dapat disim-pulkan bahwa keterampilan sosial siswa kelompok PBM lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan sosial siswa MPL.
Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan penelitian dilakukan Wulandari (2014), yang menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa yang belajar melalui model pembelajaran langsung dan berdasarkan uji lanjut dengan uji diperoleh.
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian Juliawan (2013), yang menjelaskan adanya perbedaan pemahaman konsep yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dengan konven-sional (F=5,455;p<0,05).
Sedangkan hasil penelitian Wulandari (2013), menjelaskan perbedaan hasil balajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan metode PBL dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran demonstrasi.
Penelitian Susilawati (2013), menjelas-kan terdapat perbedaan  keterampilan sosial yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah lebih tinggi (3,260) dari keterampilan sosial siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung (2,961), karena pada model pembelajaran masalah melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Sedangkan hasil penelitian Minarni (2012), menjelaskan bahwa secara keseluruhan keterampilan sosialsiwa yang mendapat pende-katan PBL lebih baik daripada siswa  yang mendapatkan pembelajaran biasa dan terdapat interaksi antara factor pembelajaran  dan adanya kemampuan pemahaman matematis, serta antara factor pembelajaran dan level sekolah terhadap keterampilan sosial siswa.
Kesimpulan tersebut sejalan dengan pernyataan Arends (2008), bahwa pendekatan pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk berdiskusi, berinteraksi, saling bertanya, saling menjelaskan untuk memecahkan masalah dalam kelompok dan menampilkan hasil kerjanya di depan kelas dapat mendorong tumbuh kembang-nya keterampilan sosial siswa,
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah ini guru memberikan masalah yang masih mengambang atau bahkan masalah terse-but sangat membingungkan melaui LKS, kemu-dian siswa mencari solusi utuk memecahkan masalah yang diberikan. Hal ini didukung oleh teori Vygotsky (dalam Arends, 2008) yang menyatakan bahwa intelek berkembang ketika individu menghadapi pengalaman baru yang membingungkan dan ketika mereka berusaha mengatasi diskrepansi yang ditimbulkan oleh pengalaman-pengalaman ini. Teori ini juga diperkuat oleh konsep discrepant events dari Rishard Suchman (dalam Arends 2008).
Pemecahan mamsalah yang dilakukan dengan diskusi kelompok mendorong siswa melakukan kerjasama agar dapat saling bertukar pikiran dan membagi ilmu dengan siswa lainnya. Uraian tersebut didukung oleh pendapat Dewey (dalam Arends, 2008) yang mendeskrip-sikan pandangan tentang pendidikan dengan sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium untuk penyelidikan dan pengatasan masalah kehidupan nyata. Pedagogik Dewey mendorong guru untuk melibatkan siswa diberbagai proyek berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki berbagai masalah sosial dan intelektual penting.
Pada saat diskusi kelas berlangsung siswa memerlukan suatu keterampilan yaitu keterampilan mengemukakan pendapat. Menurut Piaget (dalam Arends, 2008), pelajar dengan umur berapapun terlibat secara aktif dalam pro-ses mendapatkan informasi dan mengkonstruk-sikan pengetahuan sendiri.
Pada model pembelajaran langsung, guru menyajikan materi dari awal sampai akhir dan peran guru sangat dominan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Arends (dalam Trianto, (2009), model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan megajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan penge-tahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Konsep pemecahan masalah pada pembelajaran MPL dilakukan dengan cara diskusi kelompok dipandu dengan LKS  yang langkah-langkahnya sudah terstruktur secara sistematis, sehingga secara keseluruhan model pembelajaran berdasarkan masalah terbukti lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.
Kesimpulan tersebut sejalan dengan pernyataan Arends(2008), bahwa pendekatan pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk berdiskusi, berinterasksi, saling bertanya, saling menjelaskan untuk memecahkan masalah dalam kelompok dan menampilkan hasil kerjanya didepan kelas dapat mendorong tumbuh kembangnya keterampilan sosial siswa.
Hipotesis kedua berbunyi “ Ada perbe-daan pengaruh yang signifikan antara potensi akademik tinggi dibandingkan dengan potensi akademik tinggi dibandingkan dengan potensi akademik rendah terhadap keterampilan sosial siswa pada mata pelajaran IPS”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keteram-pilan sosial siswa yang memiliki potensi aka-demik tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan sosial siswa yang memiliki potensi akademik rendah.
Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan penelitian Antika (2013), yang menun-jukkan bahwa ada perbedaan skor keterampilan metakognitif siswa akademik tinggi dan rendah, dimana skor keterampilan metakognitif siswa berkemampuan akademik tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa berkemampuan akademik rendah.
Hasil penelitian lain yang relevan adalah penelitian Primartadi (2013), yang menjelaskan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan kompetensi akademik tinggi cenderung lebih aktif dalam berdiskusi sehingga lebih memiliki wawasan yang lebih luas dan mampu memba-ngun berjalannya diskusi lebih maksimal. Keaktifan tersebut akan berdampak pada hasil, pengetahuan dan pengalaman belajar yang didapatkan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Nasution (2009), yang menyatakan, kemampuan akademik siswa di dalam kelas dapat diklasi-fikasikan menjadi siswa berkemampuan aka-demik atas, sedang dan rendah. Potensi aka-demik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Variasi kemampuan akademik siswa di dalam kelas dapat diklasifikasikan menjadi siswa berkemampuan akademik atas, sedang dan rendah. Potensi akademik siswa adalah gamba-ran tingkat pengetahuan atau kemampuan siswa terhadap suatu materi pembelajaran yang sudah dipelajari dan dapat digunkan sebagai bekal atau modal untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan kompleks lagi, maka dapat disebut sebagai Potensi Akademik (Winarni, 2006).
Hipotesis ketiga berbunyi “Ada interaksi antara model pembelajaran dan potensi aka-demik terhadap keterampilan sosial siswa pada mata pelajaran IPS”. Secara statistic dapat dirumuskan Ho: Ada interaksi antara A dan B, dan Ha:nTidak ada interaksi antara A dan B. Berdasarkan hasil analisis ini berarti Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan potensi akademik terhadap keterampilan sosial siswa, ditolak. Hasil tersebut didukung oleh data statistic deskriptif tentang hubungan interaksi mean antara model pembelajaran dan potensi akademik terhadap keterampilan sosial, dimana mean keterampilan sosial sekelompok PBM dengan potensi akademik tinggi. Dan sebaliknya mean keterampilan sosial kelompok PBM dengan potensi akademik tinggi lebih tinggi dari pada mean keterampilan sosial kelompok PBM dengan potensi akademik rendah lebih kecil daripada mean keterampilan sosial kelompok MPL dengan potensi akademik rendah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan potensi akademik terhadap keterampilan sosial siswa. Hal ini menunjukkan adanay efek yang berbeda pada dua kelompok yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar