Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

24 Oktober 2016

Anotasi Jurnal 11 Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Melalui Bibingan Kelompok Dengan Teknik Behavior pada Siswa

11.    Anotasi Jurnal
Penulis                 :  Moh.Shohib
Th. Terbit, hal      :  Oktober 2010, 21

Halaman              : 1-9
Nama Jurnal        : Penelitian dan Pembelajaran
Vol. No. Th.        :  12, 1, 2010

A.  Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Pendidikan nasional berpungsi mengem-bangkan kempuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bertmartabat bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa berhaklak mulia, sehat berilmu, sehat kreatif mandiri dan menjadi warga negara dan demokratis serta bertanggung jawab.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik dari faktor peserta didik maupun dari pihak sekolah salah salah satu yang berasal dari yang berasal dari peserta didik yaitu disiplin belajar yang renndah yakni prilaku siswa yang tidak mematuhi peraturan dan kurang tanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya dengan meningkatkan disiplin belajar peserta didik.
Prilaku disiplin siswa tersebut apabila dibiarkan membawa dampak yang kurang menguntungkan terhadap prestasi belajar mau-pun sikap mental para siswa kedisiplinan akan menggangu pembelajaran sehingga salah satu upaya yaitu dengan meningkatkan disiplin belajar kepada peserta didik.
Dari hasil penerapan konsep tentang kedisiplinan  berpengaruh terhadap kurang berkembangnya prestasi belajar siswa oleh karena itu agar proses belajar mengajar berjalan lancar salah satu upaya yaitu menekankan pada aspek disiplin  belajar peserta didik.
Prilaku disiplin siswa tersebut apabila dibiarkanakan membawa dampak yang kurang menguntungkan terhadap prestasi belajar maupun sikap mental para siswa, kedisiplin akan menganggu dari penyenbab ketidak disiplinan siswa inilah kesadaran siwa dalam tanggung jawabnya dan dikarenakan rasa letih dan jenuh.
Menurut guru BK dalam menerima pelajaran siswa kuaran serius guu tidak suka dengan guru boidang studi tertntu adanya rasa takut dan menganggap pelajaran tertentu sulit dan lain sebagainya dan akibat prestasi belajar siswa menurun dan proses belajar siswa terganggu.
Siswa yang disiplin belajarnya rendah ini membutuhkan pemahaman diri agar mereka sadar dan bisa bertanggung jawab serta merubah prilakunya agar dapat disiplin belajar .maka dari itu prilaku disiplin belajar rendah membutuhkan inofasi serta intensip atau pun khusus jadi bimbinagn kelompok adalah salah satu layanan yang digunakan untuk menyelesaika permasa-lahan dalam dimensi kelompok yang dipimpin oleh seorang pembimbing atau konselor yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dalam upaya akan pengem-bangan wawasan dan keterampilan serta pengembangan pribadi.
Sekolah sebagai pendidikan formal memiliki tujuan yang sama denga tujuan pendidikan nasional yang fungsinya tertuang dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3 yitu pendididikan yang mengem-bangkn kemampuan dalam membentuk karakter dan watak dan peradaban bangsa menjdi manusia yang beriman dan bertagwa serta bertanggung jawab.

B.  Landasan Teori
Widodo (2009) mengemukakan adalah bentuk indispiliner siswa antara lain prilaku membolos terlmbat masuk sekolah ribut dikelas,ngobrol dikalas saat guru sedang menjelaskan mata pelajaran tidak mengenakan atribut sekolah secara lengkap dan menyontek prilku indisipliner siswa tersebut apabila dibiarkan maka akan bedampak kurang mengun-tungkan terhadap prestasi belajar maupun sikap mental para siswa.
   Sukardi(2008 mengungkapkan bahwa bimbingan kelompok sebagai layanan bim-bingan yang memungkinkan sebagai sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu terutama dari pembimbing atau konselor yang berguna untuk menjujung kehidupanya seharai-hari baik individu maupun  pelajar anggota keluarga dan masyarakat serta pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses peubahan yaitu perubahan prilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dan lingukungannya da/lam beradabtasi
 . Menuru Abu Ahmadi  Nashar, 199:1) bahwa bimbingan adalah bantuan yang iberiman pada individu(peserta didik) dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan ,memaham diri lingkungan mengatasi hambatan guna menen-tukan rencana masa depan yang lebih baik.
Hal senada juga dikemukakan oleh Priyatno dan Erman Amti (2004; 99) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilkukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anak-anak remaja atau orang dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kempuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat  dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Jones (Innsano, 2004:11) menyatakan bahwa konseling melalui bimbingan kelompok merupakian suatau hubungan propesional antara seorang konselor yang terltih dengan klien hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dua orang dan rincang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.



 C. Metode  Penelitian
Penelitian dengan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan tindakan bim-bingan dan konseling terdiri dari rangkaian kegiaatan berupa perencanaan tindakan penga-matan dan repleksi sebanayak dua siklus penelitian tindakan dari penelitian tentang hal-hal-hal yang terjadi dimasyarakat atau kelompok sasaran dan hasil dapat dikanakan pada masya-rakat yang bersangkutan.
Ciri utama dalam metode penelitian ini adalah adanya partisipasi dan kaloborasi antara metode penelitian dan anggota kelompok sasa-ran metode tindakan penelitian salah satu stra-tegi pemecahan masalah yang memanfatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengem-bangan inovatif yang dicoba sambil jalan mendeteksi dan memecahkan masalah
Metode teknik yang digunakan ada dua pertama metode analisi yang akan dilakukan dengan analisis diskriptif yaitu dengan mendis-kripsikan data-data hasil penelitian untuk menghasilkan suatau kesimoulan mengenai penelitian yang dilakukan jika memungkinkan analisis diskriptif tersebut dapat juga didukung dengan analisis kuantitatif dengan tabulasi data hasil penelitian yang dilakukan kedua metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen jenis desain yang digunakan adalah One –Group Pretest-pretest desain tersebut digambarkan sebagai berikut.
              01    x     02
Gambar 1.pola One Group Pretes
Keterangan:
01      kedisiplinan siswa kelas SMAN 1 Pasir Belengkong sebelum dilakukanya laya-nan bimbingan kelompok (prasiklius)
X : Perlkuan pelaksanaan bimbingan
      Kelompok pada siswa kelas X SMAN
      1 Pasir Belengkong
02: Kedisiplinan siswa kelas X SMAN 1
    Pasir Belengkong dilakukan bimbingan 
    Kelompok (pasca siklus)
      
D.Hasil Penelitian
Hasil penelitian   
Guru               siswa

Pra
Siklus
Skor perolehan
Siklus          I
Siklus
     2
Siklus
  2
541
Skor perolehan
19
22,5
21
541
Presentai
47,5%
56,2%
46,9%
75,1%
Kreteria
Sedang
sedang
Baik
Baik
Tabel perbandingan skor guru-siswa pada siklus 1-2 dan skor angket pra siklus
          Data  hasil penelitian dari siklus menunjukan bahwa guru sebagai kola bulator  mendapatkan perolehan skor sebanyak19 dari skor maksimalnya yaitu sebanyak 44 pada sdiklus 1 dan mengalami peningkatan menjadi 22,5 pada siklus 2 sedangkan presentasinya pada siklus 1 sebesar 47,5%dengan kreteria sedang dan meningkat sebesar 8,7% menjadi 56,2% dengan kreteria baik adanya peningkatan sebesar 8,7% dikarenakan oleh beberaopa hal diantaranya adalah:
1.    Guru sebagai kabulator sudah mengetahui apa kelemahan-kelemahanya dalam memberikan layanan BKp kepada siswa pada siklus 1 sehingga dapat memperbaiki caranya memberikan layanan BKp pada siklus 2
2.    Belum adanya ruangan khusus untuk BK merupakan hambatan bagi kaloborator karena harus mempersiapkan tempat atau ruangan lain untuk memberikan layanan BKp kepada siswa secara efektif dan maksimal.
3.    Sekolah sedang diadakan renovasi sehingga sehingga pada saat tindakan dilaksanakan baik pada siklus 1 maupun siklus 2 menjadi hambatan terendiri karena suasananya kurang kondusip
4.    Kuang trampilnya guru sebagai kalubulator juga menyebabkan layanan kurang maksimal misalnaya pada saat kalubulator berusaha menfasilitasi siswa untuk lebih aktif namun BKp menjadi terhenti sesaat.
Dari hasil penelitian dari siklus 1 respons siswa sebesar 46.5% termaksud dalam kreteria sedang dan meningkat menjadi 50% dengan kreteria baik untuk peolehan skor dari skor maksimal sebanyak 44 pada siklus 1 memperoleh 21 poin dari 24 pad siklus 2 peningkatan presentase respons siswa sebesar 3,5% menujukan danya peningkatan juga dalam pemahaman siswa terhadap pentingnya kedisplinan siswa ini juga dikarenakan ketertarikan siswa menjadi meningkat.

Ketertarikan meningkan karena guru sebagi kalubulator menggunakan media laptop dan film animasi tentang disiplin diri namun belum maksimal karena sebagian besar siswa yang mengikuti layanan masih pasif dalam mengungkapkan pendapat dan sibuk mengobrol sendiri dari pada memperhatikan penjelasan dari kabulator. Sedangkan untuk hasil dari angket pra siklus mendapatkan skor 541 dan presentasi sebesar 75,1%dari skor maksimal 720.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar