Penulis : Moh.Shohib
Th. Terbit, hal : Oktober 2010, 21
Halaman :
1-9
Nama Jurnal :
Penelitian dan Pembelajaran
Vol. No. Th. : 12, 1, 2010
A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Pendidikan
nasional berpungsi mengem-bangkan kempuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bertmartabat bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
berhaklak mulia, sehat berilmu, sehat kreatif mandiri dan menjadi warga negara
dan demokratis serta bertanggung jawab.
Banyaknya
faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik dari faktor peserta
didik maupun dari pihak sekolah salah salah satu yang berasal dari yang berasal
dari peserta didik yaitu disiplin belajar yang renndah yakni prilaku siswa yang
tidak mematuhi peraturan dan kurang tanggung jawab dalam kegiatan belajar
mengajar oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya dengan
meningkatkan disiplin belajar peserta didik.
Prilaku
disiplin siswa tersebut apabila dibiarkan membawa dampak yang kurang
menguntungkan terhadap prestasi belajar mau-pun sikap mental para siswa
kedisiplinan akan menggangu pembelajaran sehingga salah satu upaya yaitu dengan
meningkatkan disiplin belajar kepada peserta didik.
Dari
hasil penerapan konsep tentang kedisiplinan
berpengaruh terhadap kurang berkembangnya prestasi belajar siswa oleh
karena itu agar proses belajar mengajar berjalan lancar salah satu upaya yaitu
menekankan pada aspek disiplin belajar
peserta didik.
Prilaku
disiplin siswa tersebut apabila dibiarkanakan membawa dampak yang kurang
menguntungkan terhadap prestasi belajar maupun sikap mental para siswa, kedisiplin
akan menganggu dari penyenbab ketidak disiplinan siswa inilah kesadaran siwa
dalam tanggung jawabnya dan dikarenakan rasa letih dan jenuh.
Menurut
guru BK dalam menerima pelajaran siswa kuaran serius guu tidak suka dengan guru
boidang studi tertntu adanya rasa takut dan menganggap pelajaran tertentu sulit
dan lain sebagainya dan akibat prestasi belajar siswa menurun dan proses
belajar siswa terganggu.
Siswa
yang disiplin belajarnya rendah ini membutuhkan pemahaman diri agar mereka
sadar dan bisa bertanggung jawab serta merubah prilakunya agar dapat disiplin
belajar .maka dari itu prilaku disiplin belajar rendah membutuhkan inofasi
serta intensip atau pun khusus jadi bimbinagn kelompok adalah salah satu
layanan yang digunakan untuk menyelesaika permasa-lahan dalam dimensi kelompok
yang dipimpin oleh seorang pembimbing atau konselor yang memungkinkan setiap
anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dalam upaya akan pengem-bangan
wawasan dan keterampilan serta pengembangan pribadi.
Sekolah
sebagai pendidikan formal memiliki tujuan yang sama denga tujuan pendidikan
nasional yang fungsinya tertuang dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 bab II
pasal 3 yitu pendididikan yang mengem-bangkn kemampuan dalam membentuk karakter
dan watak dan peradaban bangsa menjdi manusia yang beriman dan bertagwa serta
bertanggung jawab.
B. Landasan Teori
Widodo (2009)
mengemukakan adalah bentuk indispiliner siswa antara lain prilaku membolos
terlmbat masuk sekolah ribut dikelas,ngobrol dikalas saat guru sedang menjelaskan
mata pelajaran tidak mengenakan atribut sekolah secara lengkap dan menyontek
prilku indisipliner siswa tersebut apabila dibiarkan maka akan bedampak kurang
mengun-tungkan terhadap prestasi belajar maupun sikap mental para siswa.
Sukardi(2008
mengungkapkan bahwa bimbingan kelompok sebagai layanan bim-bingan yang
memungkinkan sebagai sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh
berbagai bahan dari nara sumber tertentu terutama dari pembimbing atau konselor
yang berguna untuk menjujung kehidupanya seharai-hari baik individu maupun pelajar anggota keluarga dan masyarakat serta
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses peubahan yaitu perubahan
prilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dan lingukungannya da/lam
beradabtasi
. Menuru Abu Ahmadi Nashar, 199:1) bahwa bimbingan adalah bantuan
yang iberiman pada individu(peserta didik) dengan potensi yang dimiliki mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan ,memaham diri lingkungan mengatasi
hambatan guna menen-tukan rencana masa depan yang lebih baik.
Hal senada juga dikemukakan oleh Priyatno dan
Erman Amti (2004; 99) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilkukan
oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu baik
anak-anak remaja atau orang dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kempuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Jones (Innsano, 2004:11) menyatakan bahwa konseling
melalui bimbingan kelompok merupakian suatau hubungan propesional antara
seorang konselor yang terltih dengan klien hubungan ini biasanya bersifat
individual atau seorang-seorang meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dua
orang dan rincang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan
terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna
bagi dirinya.
C. Metode Penelitian
Penelitian dengan metode penelitian kuantitatif
dengan menggunakan tindakan bim-bingan dan konseling terdiri dari rangkaian
kegiaatan berupa perencanaan tindakan penga-matan dan repleksi sebanayak dua
siklus penelitian tindakan dari penelitian tentang hal-hal-hal yang terjadi
dimasyarakat atau kelompok sasaran dan hasil dapat dikanakan pada masya-rakat
yang bersangkutan.
Ciri utama dalam metode penelitian ini adalah
adanya partisipasi dan kaloborasi antara metode penelitian dan anggota kelompok
sasa-ran metode tindakan penelitian salah satu stra-tegi pemecahan masalah yang
memanfatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengem-bangan inovatif yang
dicoba sambil jalan mendeteksi dan memecahkan masalah
Metode teknik yang digunakan ada dua pertama
metode analisi yang akan dilakukan dengan analisis diskriptif yaitu dengan
mendis-kripsikan data-data hasil penelitian untuk menghasilkan suatau
kesimoulan mengenai penelitian yang dilakukan jika memungkinkan analisis
diskriptif tersebut dapat juga didukung dengan analisis kuantitatif dengan
tabulasi data hasil penelitian yang dilakukan kedua metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode quasi eksperimen jenis desain yang digunakan
adalah One –Group Pretest-pretest desain tersebut digambarkan sebagai berikut.
01 x 02
|
Gambar
1.pola One Group Pretes
Keterangan:
01
kedisiplinan siswa kelas SMAN 1 Pasir
Belengkong sebelum dilakukanya laya-nan bimbingan kelompok (prasiklius)
X : Perlkuan pelaksanaan bimbingan
Kelompok pada siswa kelas X SMAN
1
Pasir Belengkong
02: Kedisiplinan siswa kelas X SMAN 1
Pasir
Belengkong dilakukan bimbingan
Kelompok (pasca siklus)
D.Hasil
Penelitian
Hasil penelitian
|
Guru
siswa
|
Pra
Siklus
|
||
Skor
perolehan
|
Siklus I
|
Siklus
2
|
Siklus
2
|
541
|
Skor
perolehan
|
19
|
22,5
|
21
|
541
|
Presentai
|
47,5%
|
56,2%
|
46,9%
|
75,1%
|
Kreteria
|
Sedang
|
sedang
|
Baik
|
Baik
|
Tabel perbandingan skor guru-siswa pada siklus
1-2 dan skor angket pra siklus
Data hasil penelitian dari siklus
menunjukan bahwa guru sebagai kola bulator
mendapatkan perolehan skor sebanyak19 dari skor maksimalnya yaitu
sebanyak 44 pada sdiklus 1 dan mengalami peningkatan menjadi 22,5 pada siklus 2
sedangkan presentasinya pada siklus 1 sebesar 47,5%dengan kreteria sedang dan
meningkat sebesar 8,7% menjadi 56,2% dengan kreteria baik adanya peningkatan
sebesar 8,7% dikarenakan oleh beberaopa hal diantaranya adalah:
1.
Guru sebagai kabulator sudah mengetahui apa
kelemahan-kelemahanya dalam memberikan layanan BKp kepada siswa pada siklus 1
sehingga dapat memperbaiki caranya memberikan layanan BKp pada siklus 2
2.
Belum adanya ruangan khusus untuk BK merupakan
hambatan bagi kaloborator karena harus mempersiapkan tempat atau ruangan lain
untuk memberikan layanan BKp kepada siswa secara efektif dan maksimal.
3.
Sekolah sedang diadakan renovasi sehingga
sehingga pada saat tindakan dilaksanakan baik pada siklus 1 maupun siklus 2
menjadi hambatan terendiri karena suasananya kurang kondusip
4.
Kuang trampilnya guru sebagai kalubulator juga
menyebabkan layanan kurang maksimal misalnaya pada saat kalubulator berusaha
menfasilitasi siswa untuk lebih aktif namun BKp menjadi terhenti sesaat.
Dari
hasil penelitian dari siklus 1 respons siswa sebesar 46.5% termaksud dalam
kreteria sedang dan meningkat menjadi 50% dengan kreteria baik untuk peolehan
skor dari skor maksimal sebanyak 44 pada siklus 1 memperoleh 21 poin dari 24
pad siklus 2 peningkatan presentase respons siswa sebesar 3,5% menujukan danya
peningkatan juga dalam pemahaman siswa terhadap pentingnya kedisplinan siswa
ini juga dikarenakan ketertarikan siswa menjadi meningkat.
Ketertarikan
meningkan karena guru sebagi kalubulator menggunakan media laptop dan film
animasi tentang disiplin diri namun belum maksimal karena sebagian besar siswa
yang mengikuti layanan masih pasif dalam mengungkapkan pendapat dan sibuk
mengobrol sendiri dari pada memperhatikan penjelasan dari kabulator. Sedangkan
untuk hasil dari angket pra siklus mendapatkan skor 541 dan presentasi sebesar
75,1%dari skor maksimal 720.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar