Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

08 Maret 2016

Inspirasi Belajar mengenal, menggali, dan menggunakan potensi dalam diri anugerah Rabby

Apakah Allah langsung menciptakan burung yang bisa terbang, ikan yang terlahir luwes dalam berenang? Apakah Allah serta merta menganugerahkan kaki-kaki yang kuat pada kuda dan badan yang kuat pada gajah, tanpa membuat hewan itu mengenal arti belajar...Saya kira tidak, Allah menitipkan  sepasang sayap pada burung agar mereka bisa terbang tapi juga menyandingkan dengan terpaan angin dan teriknya sinar matahari agar burung bisa bertahan di udara. Allah mengamanatkan sirip pada ikan untuk berenang tapi juga memberikan derasnya arus dan lekukan-lekukan karang agar mereka luwes berkelit dalam air.

Setiap mahluk mempunyai keunikan masing-masing. Allah menitipkan kepada burung sepasang sayap untuk terbang.

Allah juga mengamanatka sirip pada ikan agar bisa berenang. Allah menunjukan kepada kita sepasang kaki yang kuat dari kuda agar hewan itu dapat berlari kencang, juga memperlihatkan kepada kita kuatnya badan gajah saat mereka membawa beban.


Allah menitipkan begitu banyak kemudahan pada manusia, tubuh yang sempurna, pikiran yang cerdas dan beragam kemuliaan yang kita miliki. Tapi, Allah juga menyandingkan semua itu dengan cobaan, terpaan, tantangan, hambatan dan beragam ujian buat kita. Itu semua adalah bagian dari perjalanan kita dalam belajar, dalam berusaha. Itu semua adalah bagian dari rencana Allah untuk kita, agar kita memahaminya. layakkah kita untuk berhenti, pantaskah kita untuk mengeluh?... Saya yakin semua ujian itu adalah rahasia Allah agar kita makin sempurna, pikiran kita semakin terbuka,dan kemuliaan kita makin nampak.



Sebuah kisah inspirasi belajar menggunakan potensi. Di sebuah taman burung bersarang di pohon yang rindang, di pucuk dekat dahan yang terjulur ke tengah kolam. Ada seekor burung kecil yang tinggal di sana, sementara kedua induknya terbang bolak-balik untuk mencari makan. Kadang kedua sejoli itu membawa ranting kering untuk penghangat burung  yang baru menetas itu. Cericit nyaring kerap terdengar, tanda si kecil butuh makan  dan butuh kehadiran induknya.

Dua minggu telah berlalu, burung kecil itupun sudah mulai tumbuh dewasa. Bulu-bulu di tubuhnya sudah mulai rapat. Paruhnya pun tampak lebih runcing, bulu yang muncul di kedua sayap semakin banyak, itu berarti si burung kecil harus mulai belajar terbang dan mengepakan sayap-sayap kecil di udara. Kedua induk  itu mulai tidak sabar utuk melatihnya terbang beriring. Maka beberapa pekan selanjutnya mulailah mereka mengajak burung beranjak muda itu keluar dari sarang.


"Ayooo, sekarang saatnya belajar terbang," cericit Ayah  kepada kedua anaknya. " sayap-sayapmu sudah tumbuh, cobalah kepakan di udara.." Namun sang Ayah mendapatkan jawaban pendek ." Aku tak mau belajar terbang, aku malas."


sang Ayah yang sudah bertengger disisi dahan kembali terbang ke sarang. " Kenapa " tanyanya. " Sayapku masih kecil" jawab si burung kecil, lagipula, aku belum mau terbang, tempat ini pun terlalu tinggi, tentu sakit sekali jika aku terjatuh." mendengar kata-kata tersebut sang Ayah  mengepak-ngepakan sayapnya. Ia terbang berkeliling, berputar-putar di sarangnya. burung kecil hanya memperhatikan. " Kita bangsa burung, pasti punya sayap. Namun harus ingat bahwa bukan sayap itu semata yang membuat kita bisa terbang. Tetapi kemampuankita mengepakkan sayaplah yang membuat kita bertahan diudara. 

Cobalah kepakan sayapmu jangan berhenti!..." Cericit kecil dari induk  terdengar ramai. kepakan sayap itu tak henti-henti. Biarkan sayapmu berlatih. Biarkan angin dan udara membuatnya kuat. bairkan sinar matahari yang membuatnya gesit. Biarkan tanah yang dibawahnya sebagai ujian dan tantangan yang harus kita lalui dan mempertimbangkan." Kepakan sayap Ayah membuat si kecil terpesona. Ia mulai bangkit dari sarang dan berjalan meniti dahan." Biarkan saja air hujan yang jatuh mengenai kedua sayapmu. Jadikan dahan-dahan ini tempatmu berkelit. Jangan berhenti menggerakan  sayapmu jika ingin terbang seperti Ayah. Jangan berhenti."

 Burung kecil mulai bergerak, ia mulai mengayuh kedua sayapnya. Plap...Plap, sayap kecil itu terangkat perlahan. Plap...plap...plap....badanya mulai naik ke atas. Lihat si kecil mulai terbang. Ups...badannya mulai oleng sedikit tapi plap..plap..plap....ia mulai terangkat kembali,  burung kecil mulai belajar terbang. Ia pun belajar kalo angin, udara, sinar matahari dan dahan-dahan itulah yang menjadi karibnya belajar.


Begitu juga manusis jangan pernah berhenti mengepakan sayapmu teman . Biarkan cobaan itu mebuatmu kuat. biarkan derasnya terpaan membuatmu gesit berkelit. Biarkan jiwa-jiwa pemenang itu memenuhi rongga hati mu, biarkan jiwa-jiwa sabar itu menjadi penyejuk bagimu. Selamat terbang, selamat tak henti mengepakan sayap-sayapmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar