A. Pendahuluan
Sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu yang paling komplek substansinya dalam peradaban dunia keilmuan. Berbagai macam istilah keilmuan tentunya bisa bersanding atau dipersandingkan kepadanya. Sosiologi Hukum, Sosiologi Politik, Sosiologi Komunikasi, Sosiologi Pendidikan serta banyak lagi keilmuan lain yang bisa disandingkan termasuk juga Psikologi Sosial yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini. Namun, kekomplekan keilmuan sosiologi inilah yang semestinya harus menjadi pikiran utama para Sosiolog untuk mensinkronkan keilmuan sehingga tidak terjadi sebuah kerancuan pemikiran atau parahnya ketidakjelasan keilmuan sosial. Maka dari itulah sub-sub dari keilmuan itu muncul dipermukaan untuk menjelaskan keterkaitan problem masyarakat yang ada sesuai kebutuhan dan obyektifitasnya.
Begitu pula hal ini sebagai sebuah paduan keilmuan yang diambil dari dua paradigma berbeda tergabung menjadi satu yakni Psikologi Sosial. Sebuah analisis menarik tentu nantinya ketika hal demikian bisa dipelajari dan dipahami secara mendalam dan sistematis. Belum lagi dua hal tadi di sintesiskan dengan dua teori yakni Strukturalisme Konflik yang juga digabung dalam sebuah kajian yang di gagas oleh C. Wright Mills. Kelihatannya menarik, tapi kayaknya cukup membingungkan dan rumit pula.
Meski demikian kami mencoba untuk mempelajari, memahami dan membahas teori ini sebagai sebuah tanggungjawab keilmuan kami guna kemajuan dan daya nalar kritis untuk menjelaskan problem, problem solving terkait peristiwa demi peristiwa yang muncul di masyarakat. Artinya memang, karena keberlangsungan kehidupan masyarakat merupakan tanggungjawab bersama sebagai insan penerus cita-cita ke-rasulan. Mungkin untuk lebih jelasnya kami mencoba menguraikan meski dianggap tidak tepat dan sesempurna teoritisi maksudkan.
B. Sekilas Tentang C. Wright Mills
Dengan latar belakang keluarga kelas menegah konvensional: ayahnya seorang broker asuransi sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Mills lahir pada 28 Agustus 1916 di Waco, Texas. Ia kuliah di Universitas Texas dan menjelang 1939 dia mendapat gelar sarjana dan master. Mills adalah mahasiswa yang luar biasa, dimana sampai dia meninggalkan Texas dia telah mempublikasikan artikel-artikel di dua jurnal sosiologi utama. Mills mendapat gelar Ph.D. di Universitas Wisconsin. Dia mengajar pertama di Universitas Maryland, tetapi kemudian menghabiskan sebagian besar karirnya, dari 1945 sampai meninggal, di Universitas Columbia. Ia meninggal karena serangan jantung pada usia 45 tahun meski demikian ia sudah banyak memberikan kontribusi penting bagi sosiologi.
Mills mempunyai kehidupan pribadi yang penuh gejolak, yang dicirikan oleh baynak jalinan asmara, tiga perkawinan dan seorang anak dari tiap-tiap perkawinannya. Dia juag menjalani kehidupan profesional yang penuh pertempuran. Dia kelihatannya bertikai dengan siapa saja dan dengan segala hal. Saat Mills masih mahasiswa di Wisconsin, dia kerap berselisih dengan banyak profesornya. Kelak dalam salah satu esainya, dia terliabat dalam kritik terselubung terhadap mantan ketua jurusan di Wisconsin. Dia menyebut teoritisi seniornya di Wisconsin, Howard Becker, sebagai “dungu banget” dan akhirnya ia pula berkonflik dengan Hanz Gerth, rekan penulisnya, yang menyebut Mills sebagain “operator hebat”, pemuda congkak yang menjanjikan dan koboi Texas. Mills terisolasi dan di asingkan oleh kolega-koleganya.meski ia seorang profesor ternama di Columbia. Mills menentang tidak hanya teoritisi dominan pada masanya Talcott Parsons, tetapi juga metodologis dominan, Paul Lazarsfeld, yang juga kolega di Columbia. Ia selalu bertentangan dengan orang; dia juga dengan masyarakat Amerika dan menantangnya dalam berbagai front. Tetapi barangkali yang paling menonjol adalah fakta bahwa ketika Mills mengunjungi Uni Soviet dan dihormati sebagai kritikus masyarakat utama, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang sensor di Uni Soviet denagn bersulang kepada seorang pemimpin Soviet awal yang dilenyapkan oleh Stalinis.
C. Pemikiran Teori C. Wright Mills
Dengan imajinasi sosiologis seseorang dapat memahami pandangan historis yang lebih luas; dari segi pengertiannya terhadap hakikat kahidupan (inner life) dan kebutuhan kehidupan (external career) berbagai individu. Dengan menggunakan itu dia dapat melihat bagaimana individu-individu, dalam keruwetan pengalaman sehari-harinya sering mengisruhkan posisi sosial mereka. Dalam keruwetan itu dicari kerangka masyarakat modern dan dalam kerangka demikian psikologi berbagai manusia dirumuskan. Dengan sarana-sarana itu kegelisahan pribadi para individu dipusatkan pada kesulitan-kesulitan eksplisit dan kesamaan-kesamaan publik diubah menjadi keterlibatan dengan isu publik (Mills1959:5).
Demikian sebuah kutipan Mills yang sedikit mengungkapkan teorinya tentang psikologi sosial akibat kegelisahan dan problem individu yang sedang di hadapi sehingga mempengaruhi keadaan sosial yang ada dalam masyarakat. Di lain pihak keadaan struktur dalam lembaga atau organisasi masyarakat berada dalam keadaan kurang stabil sebagai akibat dari konstelasi konflik kepentingan yang berkepanjangan.
Keadaan yang kurang kondusif dalam masyarakat dinilai sebagai pengaruh atau disebabkan oleh keadaan individu yang sedang gelisah/berada dalam tekanan dan keruwetan pengalaman yang dihadapi.
Disamping itu ada dua model identifikasi penelitian sosiologis yang kemudian di sintesisikan oleh Mills yang disebut Imajinasi Sosiologis. Imanjinasi Sosiologis ini gabungan dari dua penelitian yang diidentifikasikan oleh Mills Makroscopik dan Molekular. Makroskopik, behubungan dengan keseluruhan struktur sosial dalam cara perbandingan; beruang lingkup sama dengan ruang lingkup ahli sejarah dunia, mencoba menampilkan tipe-tipe fenomena historis, dan secara sistematis menghubungkan berbagai lingkungan institusional masyarakat yang kenudian dikaitkan dengan tipe-tipe manusia yang ada. Molekular, ditandai dengan masalah-masalah berskala kecil dengan kebiasaan menggunakan model verifikasi statistik.
Imajinasi sosiologi merupakan kemampuan untuk mengkap sejarah dan biografi serta daya gunanya dalam masyarakat. Mills menambahkan pada tekanan sosial psikologis terletak di dimensi sejarah dan kesadaran akan pengaruh kekuasaan terhadap struktur sosial. Kepercayaan terhadap kebebasan manusia untuk mengubah sejarah, menyebabkan dia menuntut pembaharuan sosiologi yang bermanfaat bagimasyarakat.
Psikologi Sosial Mills didasarkan atas kecenderungan individu untuk terlibat dalam masyarakat dan struktur sosial dan lembaga-lembaga sosial yang ada. Individu diasumsikan mampu untuk merubah pola-pola yang ada dalam struktur dengan kesadaran sejarah atau pengalaman yang ia refleksikan dalam kehidupanya. Artinay bahwa kebebasan individu dan kesadarannya pada masyarakat dan lembaga ditentukan oleh tingkah laku individu yang sedang dalam keadaan goncang atau kerumitan yang ia alami di lingkungannya.
Sementara itu kekuasaan yang ada dalam lembaga tertentu di senantiasa berada dalam tingkat konflik yang terus berkepanjangan antara individu yang mempunyai tingkat sejarah dan pengalaman berbeda dalam refleksi problemnya, sehingga kekacauan yang ada dilembaga terletak pada individu itu sendiri yang mampu merubah dan menggeser struktur yang telah ada. Kerumitan dan kegoncangan yang telah ada pada masing-masing individu menjadi titik temu yang signifikan dalam perubahan lembaga tersebut.
Daftar Pustaka
- Polloma, Margaret M. Sosiologi Kontemporer, Rajawali Pers, Jakarta, 2007
- George Ritzer-Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Prenada Media,
Jakarta, 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar