Kalimat itu terus terngiang di pikiran selama menyusuri kawasan hutan
rindang di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto Jawa Timur ini. Seiring
perkembangan zaman, nampaknya nilai-nilai moral dalam diri manusia sudah
berevolusi menjadi layaknya teori Antroposentris, dimana manusia sudah
tidak lagi memandang bahwa lingkungan adalah pusat nilai kehidupan,
hanya sebagai objek untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga muncullah konsep
yang mengedepankan pembangunan manusia berkelanjutan dengan program
eksploitasi alam besar-besaran.
PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Seloliman, merupakan LSM independen yang bergerak di bidang pendidikan. Sejarah berdirinya yaitu karena adanya keprihatinan aktivis lingkungan hidup terhadap kerusakan hutan habitat orang utan di Gunung Leuser, Sumatera Utara. Mereka khawatir jika keadaan ini tidak segera diatasi akan menyebabkan kerusakan lebih besar lagi. Oleh karena itu, mereka berinisiatif membuat proyek rehabilitasi Hutan Gunung Leuser yang bekerja sama dengan Dirjen Kehutanan dan WWF (World Wildlife Fund).
PPLH Seloliman selain sebagai wahana edukasi, juga bisa digunakan untuk rekreasi. Lokasinya yang berada di lereng pegunungan ini sangat cocok untuk relaksasi diri dari hiruk pikuk yang memenatkan. Tempatnya sangat luas dan asri. Pemandangannya yang greenish sangat sempurna untuk mereplay kembali kapan kita pernah merasakan suasana seperti ini, sejuk dan menenangkan.
5 hal berikut adalah alasan utama kamu akan mengenal alam lebih dekat di sini;
1. Lahan Pertanian Organik
Mata pencaharian masyarakat Seloliman sebagian besar adalah petani. Oleh karena itu, PPLH bekerja sama dengan penduduk lokal untuk membentuk komunitas petani organik dan mengembangkan hasil pertanian mereka bersama. Hasil pertanian tersebut dikembangkan oleh PPLH sendiri untuk mensuplai kebutuhan restoran, kantin dan bungalow. Selain itu juga dipasarkan ke masyarakat luas sehingga dapat menambah penghasilan penduduk Seloliman sendiri. Sebagian besar wilayah PPLH ini merupakan lahan pertanian yang ditanami berbagai jenis tanaman. Baik jenis tanaman obat, buah, dan sayuran. Disini, kita akan banyak dijelaskan oleh tour guide tentang manfaat-manfaat dari tanaman tersebut, cara memeliharanya dan alasan perlunya dibudidayakan.
2. Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik
Selain pengetahuan tentang tanaman budidaya, kita juga akan mendapatkan pengetahuan tentang pengolahan sampah organik dan anorganik. PPLH mempunyai program untuk mengolah sampahnya secara mandiri, sehingga sampah – sampah yang menumpuk dari berbagai kegiatan di PPLH masih dapat termanfaatkan dengan baik. Proses pengolahannya menggunakan sistem tradisional dan ramah lingkungan. Jika ingin menirukan tahapan tersebut, PPLH sudah menyediakan papan besar yang berisi penjelasan pengolahan sampah dan dipasang di dekat rumah pengolahan sampah. Jadi wisatawan bisa lebih mudah memahami prosesnya.
2. Bungalow
Bungalow merupakan tempat penginapan yang mengusung tema outdoor bathroom dan outdoor bedroom. Jadi seperti rumah tanpa dinding luar. Konsep yang unik ini juga dilengkapi keamanan yang baik. Sekitar bungalow diberi pagar pembatas yang tinggi dan tidak bisa dijangkau oleh orang dari luar. Pada pagar tersebut, juga menggunakan tanaman vertikal yang menutup pagar-pagar tersebut menjadi lebih indah dan rapat. Jadi, tidak usah khawatir memanfaatkan kamar mandi dan kamar tidur ketika menginap di bungalow ini. Bagian teras bungalow juga terdapat taman dan kolam kecil. Cocok sekali buat bersantai atau sekedar mengambil gambar selfie kalian disini. Di Bungalow ini kita harus melepas sandal atau sepatu ketika ingin memasukinya. Selain itu juga tidak diperbolehkan membawa bahan-bahan anorganik di sekitar tempat ini, seperti obat nyamuk dsb. Karena disini sudah diterapkan untuk menggunakan obat nyamuk alami dari tanaman-tanaman pengusir nyamuk. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sampah plastik dan pencemaran lingkungan dari bahan anorganik serta menjaga kebersihan lingkungan.
3. Pemanas Air Tenaga Surya
Karena lokasinya yang terletak di lereng gunung, tidak heran cuaca di PPLH ini sangat dingin. Pemanas air tenaga surya ini dapat menghasilkan air hangat yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan di bungalow dan penginapan-penginapan lain di PPLH. Pemanas air ini terbuat dari tandon yang dikelilingi oleh pipa logam spiral yang dicat hitam dan dibentuk seperti piramid, kemudian bagian atasnya dilapisi oleh kaca untuk menyerap panas. Sehingga dengan adanya pemanas air ini, tidak perlu lagi menggunakan mesin pemanas air untuk memenuhi air hangat di penginapan.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Selain kegiatan pertanian, PPLH juga membangun kerja sama dalam bidang energi berbasis lingkungan dengan masyarakat sekitar, yaitu membangun pembangkit listrik tenaga air. Keberadaan pembangkit listrik ini berperan sangat penting bagi penduduk sekitar dan juga PPLH. Oleh karena itu masyarakat cenderung lebih aktif dalam menjaga sumber mata air alamnya dengan anti-penebangan liar. Dimana sebelumnya PPLH selalu aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang esensi hutan sebagai daerah resapan air. Sehingga air terus mengalir bersih dan dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Mikrohidro PPLH Seloliman ini juga dikenal hingga kawasan ASEAN.
5. Bercengkrama dengan kearifan lokal
Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat Seloliman ini juga masih terjaga dengan baik. Salah satunya adalah larangan untuk menebang pohon – pohon besar di kawasan pegunungan yang diyakini sebagai tempat tinggal roh-roh halus dan mempunyai kekuatan. Jika ada yang melanggar, maka akan terjadi bencana. Secara ilmiah memang tidak ada penjelasan yang dipahami oleh masyarakat disana, tetapi hal tersebut dilakukan senantiasa juga untuk menjaga kelestarian lingkungannya. PPLH selalu mendukung kearifan lokal yang mempunyai manfaat untuk lingkungan dan masyarakat ini dengan menjelaskan kepada masyarakat tentang peran dan fungi hutan sebagai penyerap air dan mempertahankan struktur tanah.
“Aku rindu alam,” kata seorang teman yang sangat menikmati perjalanan ini.
Teori Ekosentrisme yang menyatakan bahwa setiap makhluk hidup memiliki nilai moral, sudah semestinya mulai kita kembangkan lagi. Akhir-akhir ini, tempat wisata yang bertema alam selalu menjadi jujukan utama bagi para wisatawan. Tidak menutup kemungkinan bahwa manusia sekarang sudah mulai beranjak untuk menciptakan “reboisasinya” sendiri. Banyak orang yang berbondong melakukan perjalanan dari kota ke desa hanya untuk mencari ketenangan dan sekadar melepas penat dengan pemandangan hijau yang menawan.
PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Seloliman, merupakan LSM independen yang bergerak di bidang pendidikan. Sejarah berdirinya yaitu karena adanya keprihatinan aktivis lingkungan hidup terhadap kerusakan hutan habitat orang utan di Gunung Leuser, Sumatera Utara. Mereka khawatir jika keadaan ini tidak segera diatasi akan menyebabkan kerusakan lebih besar lagi. Oleh karena itu, mereka berinisiatif membuat proyek rehabilitasi Hutan Gunung Leuser yang bekerja sama dengan Dirjen Kehutanan dan WWF (World Wildlife Fund).
PPLH Seloliman selain sebagai wahana edukasi, juga bisa digunakan untuk rekreasi. Lokasinya yang berada di lereng pegunungan ini sangat cocok untuk relaksasi diri dari hiruk pikuk yang memenatkan. Tempatnya sangat luas dan asri. Pemandangannya yang greenish sangat sempurna untuk mereplay kembali kapan kita pernah merasakan suasana seperti ini, sejuk dan menenangkan.
5 hal berikut adalah alasan utama kamu akan mengenal alam lebih dekat di sini;
1. Lahan Pertanian Organik
Mata pencaharian masyarakat Seloliman sebagian besar adalah petani. Oleh karena itu, PPLH bekerja sama dengan penduduk lokal untuk membentuk komunitas petani organik dan mengembangkan hasil pertanian mereka bersama. Hasil pertanian tersebut dikembangkan oleh PPLH sendiri untuk mensuplai kebutuhan restoran, kantin dan bungalow. Selain itu juga dipasarkan ke masyarakat luas sehingga dapat menambah penghasilan penduduk Seloliman sendiri. Sebagian besar wilayah PPLH ini merupakan lahan pertanian yang ditanami berbagai jenis tanaman. Baik jenis tanaman obat, buah, dan sayuran. Disini, kita akan banyak dijelaskan oleh tour guide tentang manfaat-manfaat dari tanaman tersebut, cara memeliharanya dan alasan perlunya dibudidayakan.
2. Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik
Selain pengetahuan tentang tanaman budidaya, kita juga akan mendapatkan pengetahuan tentang pengolahan sampah organik dan anorganik. PPLH mempunyai program untuk mengolah sampahnya secara mandiri, sehingga sampah – sampah yang menumpuk dari berbagai kegiatan di PPLH masih dapat termanfaatkan dengan baik. Proses pengolahannya menggunakan sistem tradisional dan ramah lingkungan. Jika ingin menirukan tahapan tersebut, PPLH sudah menyediakan papan besar yang berisi penjelasan pengolahan sampah dan dipasang di dekat rumah pengolahan sampah. Jadi wisatawan bisa lebih mudah memahami prosesnya.
2. Bungalow
Bungalow merupakan tempat penginapan yang mengusung tema outdoor bathroom dan outdoor bedroom. Jadi seperti rumah tanpa dinding luar. Konsep yang unik ini juga dilengkapi keamanan yang baik. Sekitar bungalow diberi pagar pembatas yang tinggi dan tidak bisa dijangkau oleh orang dari luar. Pada pagar tersebut, juga menggunakan tanaman vertikal yang menutup pagar-pagar tersebut menjadi lebih indah dan rapat. Jadi, tidak usah khawatir memanfaatkan kamar mandi dan kamar tidur ketika menginap di bungalow ini. Bagian teras bungalow juga terdapat taman dan kolam kecil. Cocok sekali buat bersantai atau sekedar mengambil gambar selfie kalian disini. Di Bungalow ini kita harus melepas sandal atau sepatu ketika ingin memasukinya. Selain itu juga tidak diperbolehkan membawa bahan-bahan anorganik di sekitar tempat ini, seperti obat nyamuk dsb. Karena disini sudah diterapkan untuk menggunakan obat nyamuk alami dari tanaman-tanaman pengusir nyamuk. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sampah plastik dan pencemaran lingkungan dari bahan anorganik serta menjaga kebersihan lingkungan.
3. Pemanas Air Tenaga Surya
Karena lokasinya yang terletak di lereng gunung, tidak heran cuaca di PPLH ini sangat dingin. Pemanas air tenaga surya ini dapat menghasilkan air hangat yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan di bungalow dan penginapan-penginapan lain di PPLH. Pemanas air ini terbuat dari tandon yang dikelilingi oleh pipa logam spiral yang dicat hitam dan dibentuk seperti piramid, kemudian bagian atasnya dilapisi oleh kaca untuk menyerap panas. Sehingga dengan adanya pemanas air ini, tidak perlu lagi menggunakan mesin pemanas air untuk memenuhi air hangat di penginapan.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Selain kegiatan pertanian, PPLH juga membangun kerja sama dalam bidang energi berbasis lingkungan dengan masyarakat sekitar, yaitu membangun pembangkit listrik tenaga air. Keberadaan pembangkit listrik ini berperan sangat penting bagi penduduk sekitar dan juga PPLH. Oleh karena itu masyarakat cenderung lebih aktif dalam menjaga sumber mata air alamnya dengan anti-penebangan liar. Dimana sebelumnya PPLH selalu aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang esensi hutan sebagai daerah resapan air. Sehingga air terus mengalir bersih dan dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Mikrohidro PPLH Seloliman ini juga dikenal hingga kawasan ASEAN.
5. Bercengkrama dengan kearifan lokal
Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat Seloliman ini juga masih terjaga dengan baik. Salah satunya adalah larangan untuk menebang pohon – pohon besar di kawasan pegunungan yang diyakini sebagai tempat tinggal roh-roh halus dan mempunyai kekuatan. Jika ada yang melanggar, maka akan terjadi bencana. Secara ilmiah memang tidak ada penjelasan yang dipahami oleh masyarakat disana, tetapi hal tersebut dilakukan senantiasa juga untuk menjaga kelestarian lingkungannya. PPLH selalu mendukung kearifan lokal yang mempunyai manfaat untuk lingkungan dan masyarakat ini dengan menjelaskan kepada masyarakat tentang peran dan fungi hutan sebagai penyerap air dan mempertahankan struktur tanah.
“Aku rindu alam,” kata seorang teman yang sangat menikmati perjalanan ini.
Teori Ekosentrisme yang menyatakan bahwa setiap makhluk hidup memiliki nilai moral, sudah semestinya mulai kita kembangkan lagi. Akhir-akhir ini, tempat wisata yang bertema alam selalu menjadi jujukan utama bagi para wisatawan. Tidak menutup kemungkinan bahwa manusia sekarang sudah mulai beranjak untuk menciptakan “reboisasinya” sendiri. Banyak orang yang berbondong melakukan perjalanan dari kota ke desa hanya untuk mencari ketenangan dan sekadar melepas penat dengan pemandangan hijau yang menawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar