Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

08 Desember 2015

Review Buku Penelitian Tindakan Kelas (Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Classroom Action Research) Penulis Dr. Suroso

Tugas Mata Kuliah PTK Pascasarjana UNESA
Nama                               : Ridwan
NIM.                               : 15785405
Jurusan                            : IPS
 
Review Buku
      Penelitian Tindakan Kelas (Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Classroom Action Research) Penulis Dr. Suroso

     A.  Pendahuluan
Buku ini merupakan refleksi persoalan kualitas membaca dan menulis bangsa Indonesia yang masih rendah. Membaca dan menulis merupakan salah satu tolak ukur kualitas pendidikan sebuah bangsa. Pendidikan merupakan salah satu bentuk strategi budaya tertua bagi manusia untuk mempertahankan keberlangsungan eksistensi mereka. Kemampuan membaca anak-anak Indonesia rata-rata masih tergolong rendah, ini dibuktikan dari 31 negara yang diteliti oleh IEA Study of Reading Literacy. Menunjukkan bahwa Indonesia masih berada pada peringkat ke-30. Faktor utama pemicu rendahnya ketrampilan membaca dan menulis adalah faktor teladan pembiasaan membaca dan menulis oleh anggota masyarakat. Melalui buku ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan membaca dan menulis baik siswa, mahasiswa, guru ataupun dosen.
Pokok utama dari buku ini adalah bagaimana  strategi dan proses melakukan Penelitian tindakan Kelas diberbagai tingkatan pendidikan, khususnya meningkatkan kemampuan dibidang membaca dan menulis. Penelitian pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran ilmu yang dikomunikasikan melalui bahasa tulisan. Peneliti memerlukan penguasaan terhadap hakikat keilmuan yang akan diteliti, agar penelitiannya dapat berjalan dengan baik. Pengetahuan diperlukan untuk mencari perbedaan atau melihat hubungan antara yang satu dengan yang lainnya.
Melihat begitu pentingnya penelitian bagi perkembangan pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, maka pembiasaan membaca dan menulis sebagai modal utama penelitian harus ditingkatkan. Tenaga pendidik yang mampu mengajarkan keduanya akan sangat membantu proses peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Buku Penelitian Tindakan Kelas (Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Classroom Action Research) ini, Suroso mencoba untuk memaparkan dan menjelaskan strategi yang tepat untuk melakukan penelitian, sehingga dari contoh-contoh peneitian yang dipaparkan dapat membantu guru, dan tenaga pendidik untuk mengajarkan bagaimana melakukan penelitian kepada siswanya.
Buku ini juga memaparkan strategi dan proses melakukan peneltitian tindakan kelas. Bagian awal pembaca diajak untuk memahami hakikat dan jenis penelitian tertera dalam (Bab 1). Pada bagian kedua buku ini menyajikan penelitian tindikan kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis murid sekolah dasar dalam (Bab 2). Pada bagian ketiga buku ini berisi penelitian kualitatif teks bahasa surat kabar dalam (Bab 3). Proses kreatif dosen dalam menulis di surat kabar dalam (Bab 4). Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca ibu rumah tangga dalam (Bab 5).  Kemampuan membaca dan menulis mahasiswa dalam ( Bab 6 & 7).
B.  Hakikat dan Jenis Penelitian
Hasil penelitian di Indonesia pada umumnya kurang menggembirakan walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penelitian pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran yang dikomunikasikan melalui bahasa lisan. Seorang peneliti harus melihat penelitian dari segi pengetahuan ontologi (apa yang dipelajari), pengetahuan tentang epistimologi (bagaimana cara mempelajarinya), serta pengetahuan tentang aksiolosi (pembahasan atau manfaat penelitian). Fungsi pengetahuan ini adalah untuk mempelajari dan mencari perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya.
Jenis penelitian diantaranya adalah penelitian survei (Kerlingger, 1973), penelitian eksperimen, expost facto, penelitian analisis konten (Kripendorf, 1980), penelitian kualitatif (Bogdan, 1984 ; Stratuss, 1987), penelitia tindakan (Mc Niff, 1992), penelitian kebijakan (Sukamto, 1995), dan lain lain. Dengan memahami paradigma acuan dan karakteristiknya, peneliti dapat menentukan jenis penelitian dan sesuai dengan masalah yangditeliti. Hal ini sangat penting sekali dicermati, karena berdasarakan pengamatan di lapangan banyak terdapat peneliti mengadakan penelitian yang tidak sesuai dengan bidang studi yang dikuasainya.

C.  Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas  (PTK) (classroom action research) berkembang pesat di Kanada, Amerika, Inggris, dan Australia. Penelitian ini banyak mendapat perhatian dari para ahli, sebab jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Saat ini juga jenis-jenis penelitian PTK mulai digunakan dan diminati oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, karena di samping pelaksanaannya relatif mudah, hasil dari PTK ini bisa dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu jenjang pendidikan. Sehingga melalui PTK ini banyak sekali masukan-masukan yang sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Penelitian Tindakan Keals didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. PTK erat sekali dengan praktik-praktik pembelajaran yang sehari-hari dihadapi oleh guru. Misalnya jika ditemukan adanya penurunan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan tertentu, maka guru dapat melakukan PTK dengan berbagai tindakan berupa program pembelajaran. Dengan program yang dirancang, akhirnya guru dapat mengerti dan menemukan pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
Melihat dari contoh uraian di atas, jelas sekali bahwa dalam PTK, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam pembelajaran. Selain itu PTK juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena setelah meneliti  kegiatannya sendiri, guru akan memperoleh umpan balik menganai apa yang selama ini dilakukan, dan memberikan suatu pemikiran baru dalam pembelajaran. Melalui penelitian yang dilakukan lewat PTK, guru dapat membuktikan apakah suatu teori belajar mengajar dapat diterapkan dengan baik di kelas yang dia miliki? Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui PTK guru dapat mengambil teori yang ada untuk kepentingan proses dan produk pembelajaran yang lebih efektif, optimal, dan fungsional. Melalui PTK ini guru juga dapat mengetahui apakah praktik-praktik pembelajran yang selama ini dilakukan memiliki efektifitas yang tinggi. 
Adapun tujuan dari PTK adalah, sebagai berikut :
1.    Memperbaiki praktik pembelajaran  yang dilakukan oleh guru.
2.    Terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses tindakan kelas berlangsung.
3.    Pengembangan ketrampilan guru berdasarkan persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri.

D.  Ketrampilan Membaca dan Menulis
Kemampuan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan kemampuan itu, seseorang dapat mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan dan kemampuannya kepada orang lain melalui tulisan. Mereka dapat berkomunikasi dengan orang yang diajak berkomunikasi. Dapat dikatakan bahwa moral, ilmu pengetahuan, dan teknologi sampai ke tingkat yang sekarang ini ada merupakan salah satu akibat dari adanya kemampuan menulis yang dimiliki manusia. Melihat besarnya  manfaat menulis bagi kehidupan manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bagi perkembangan pemikiran maka sudah sewajarnya bahwa menulis dijadikan sebagai salah satu pelajaran pokok yang ada disetiap jenjang pendidikan di Indonesia.
Kemempuan menulis siswa harus diketahui sedini mungkin dari mulai dia berada pada jenjang pendidkikan sekolah dasar. Ide-ide yang dimiliki seorang anak kadang-kadang sulit dituangkan dalam bentuk tulisan, mereka kesulitan untuk mengekspresikannya dalam bentuk tertulis, maka perlu adanya dorongan dan motivasi agar mereka mampu dan mau untuk menuangkan ide dan gagasan mereka ke dalam bentuk tulisan.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri  tentang pelaksanaan penilaian siswa sekolah dasar menunjukkan bahwa masih perlu adanya peningkatan dari segi pengajar dalam menyampaikan pembelajaran mengenai menulis, agar siswa dapat lebih termotivasi untuk berani dan biasa mengungkapkan ide dan gagasan mereka ke dalam bentuk tulisan.
Ketrampilan menulis tidak hanya didukung oleh ketrampilan mengungkapka ide dan gagasan yang dimiliki, tetapi juga tergantung oleh tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai materi yang akan ditulis. Membaca merupakan salah satu contoh dari cara memperoleh informasi agar pengetahuan umum yangdidapat semakin luas. Ketrampilan menulis yang baik harus disertai oleh kemampuan untuk membaca yang baik pula.
Kebiasaan membaca masyarakat indonesia masih tergolong rendah, namun sampai saat ini program membaca yang diakui sebagai masalah nasional yang menyangkut hari depan bangsa Indonesia belum direalisasikan. Pentingnya kemampuan membaca itu juga seiring dengan kesiapan untuk memasuki era masyarakat informasi. Dalam kegiatan membaca menurut Tomasowa (dalam Wiryotinoyo, 1990 : 25) ada tiga tahap kebiasaan membaca, yaitu permulaan, tahap senang membaca, dan tahap biasa membaca. Kenyataannya sekarang para siswa ataupun masyarakat masih dalam tingkatan permulaan membaca. Buku ini juga menyajikan penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri tentang strategi penumbuhan kebiasaan membaca ibu rumah tangga sebagai pemerolehan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup. Uraian yang dipaparkan penulis dalam penelitian ini menyebutkan bahwa upaya penumbuhan tradisi membaca dalam keluarga dapat dilakukan dengan mengkondisikan kebiasaan membaca, menyediakan kebutuhan akan bacaan, penumbuhan keingintahuan, pemilihan bahan bacaan, dan adanya fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan membaca.
Eratnya kaitan antara membaca dan menulis ini coba dituangkan penulis dalam bukunya yang mengambil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sendiri. Penelitian yang berjudul "Tradisi Membaca sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Belajar Mandiri dalam Mata Kuliah Menulis". Sebahagian  besar mahasiswa dalam menulis masih mengandalkan  kemampuan sendiri tanpa disertai dengan kegiatan membaca tulisan orang lain, atau sumber referensi lainnya. Padahal untuk menulis sebuah karya yang berbobot diperlukan sumber yang memadai, yang tentunya dapat diperoleh melalui kegiatan, membaca tersebut. Jadi kaitan antara membaca dan menulis ini merupakan suatu syarat untuk membuat suatu penelitian baik Penelitian Tindakan Kelas, maupun penelitian penelitian yang lain.
Melalui buku ini diharapkan peningkatan ketrampilan menulis akan disertai dengan adanya peningkatan membaca yang cukup agar tulisan yang dihasilkan dapat berbobot dan mempunyai nilai manfaat yang tinggi.

E.  Kritik Terhadap Buku  "Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Classroom Action Research".
Buku ini banyak menjelaskan tentang beberapa jenis penelitian terutama Penelitian Tindakan Kelas. Penelitiaan Tindakan Kelas menurut buku ini merupakan suatu jenis penelitian yang mempunyai manfaat yang banyak terhadap pendidikan di Indonesia. Melalui PTK diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran setiap jenjang pendidikan. Buku ini lebih banyak memberikan contoh penelitian tindakan kelas daripada strategi untuk menyusun sebuah penelitian yang baik. Buku ini juga terlalu fokus pada masih rendahnya tingkat kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia, bukan fokus pada bagaimana seharusnya agar dapat menyusun suatu penelitian yang baik dan berkompeten.

F.   Gagasan Penting
Namun demikian buku ini telah memberikan gagasan penting dan penjelasan yang baik mengenai Penelitian Tindakan Kelas, sebagai jenis penelitian yang patut untuk terus dikembangkan karena manfaat yang diberikan dari adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk evaluasi pendidikan, terutama kegiatan pembelajaran. Buku ini mampu meyakinkan pembaca bahwa melalui PTK, pembelajaran yang tepat dapat ditemukan.

Buku ini juga memberikan pengertian bahwa diperlukan kemampuan menulis yang ditunjang dengan kemauan membaca, agar tulisan yang dihasilkan dapat berbobot. Buku ini juga telah memaparkan bagaimana strategi penyususnan PTK yang baik. Perbaikan yang dimulai dari pihak tenaga pendidik, serta dorongan dan motivasi dari tenaga pendidik kepada anak didiknya dapat memperbaiki kualitas pembelajaran srta minat baca tulis peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar