Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Proses Belajar Mengajar
Mata Pelajaran IPS Kelas X Pada Pokok Bahasan Nilai dan Norma
Sosial Di SMP Negeri 1
A.
Latar Belakang Masalah
Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara (Sanjaya, 2006:2). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa
pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan proses dalam membangun manusia untuk mengembangkan dirinya
agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia itu
sendiri.
Dalam suatu pendidikan tentu tidak
terlepas dengan pembelajaran di sekolah yang menginginkan pembelajaran yang
bisa menumbuhkan semangat siswa untuk belajar. Suatu pembelajaran tentunya juga
mempunyai tujuan khusus yang hendak dicapai sesuai dengan target yang
diinginkan. Dengan adanya tujuan ini akan menumbuhkan sikap yang akan menjadi
pegangan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Proses belajar mengajar merupakan
bagian terpenting dalam pendidikan, yang di dalamnya terdapat guru sebagai
pengajar dan siswa yang sedang belajar. Sudjana (2009:43) menyatakan bahwa pada
dasarnya proses belajar mengajar merupakan suatu proses terjadinya interaksi
guru dan siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yakni belajar
siswa dan kegiatan mengajar guru. Proses belajar mengajar terjadi apabila
terdapat interaksi antara siswa dan lingkungan belajar yang diatur guru untuk
mencapai tujuan pengajaran.
Guru memegang peranan sentral dalam
proses belajar mengajar. Sebagai pendidik, dalam proses belajar mengajar guru
dituntut untuk menguasai berbagai macam model pembelajaran. Dalam hal ini, guru
harus bisa sejeli mungkin untuk menyesuaikan model pembelajaran dengan karakteristik
materi pelajaran dan arah tujuan yang hendak dicapai dari pokok bahasan materi
yang akan disampaikan. Sebab, penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai
akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
SMP Negeri 1 sebagai sekolah yang menerapkan KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) mempunyai model pembelajaran yang berbeda
dengan sekolah lain, di antaranya adalah model pembelajaran CTL. Secara umum
pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 masih
monoton, di mana dalam kegiatan pembelajaran materi bersumber pada buku paket
dan LKS (Lembar Kerja Siswa), menyebabkan minimnya informasi dan pengetahuan
siswa akan materi dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan pada tanggal 17
April 2010 pada mata pelajaran IPS, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
65% menggunakan metode ceramah, 25% diskusi, dan 10% penugasan.
Dari prosentasi tersebut dapat
dikatakan dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan pembelajaran
konvensional, dimana siswa cenderung pasif sehingga siswa terkesan hanya
mendapatkan pengetahuan saja atau lebih bersifat kognitif. Pembelajaran
terkesan hanya mengembangkan kemampuan siswa pada ranah kognitif saja,
sedangkan ranah afektif dan psikomotorik kurang begitu diperhatikan dalam
proses belajar mengajar.
Model pembelajaran merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh dalam kegiatan belajar siswa. Model pembelajaran
juga harus disesuaikan dengan keadaan peserta didik supaya bisa mengembangkan
kemampuannya secara optimal, karena pemilihan model pembelajaran yang tidak
sesuai akan mengakibatkan proses belajar mengajar tidak optimal.
Dalam pembelajaran IPS yang
menyangkut materi-materi yang terjadi di masyarakat tentu tidak hanya sekedar
teori yang disampaikan saja melainkan mengaitkan antara materi yang diajarkan
dan situasi dunia nyata siswa. Dengan melihat kenyataan fenomena sosial di
sekitar masyarakat, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupannya sebagai angggota keluarga
dan masyarakat.
Salah satu pendekatan atau model
pembelajaran yang terkait dengan hal tersebut adalah model pembelajaran CTL. Menurut
Nurhadi (dalam Muslich, 2009:41) mengemukakan pembelajaran CTL adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam
konteks CTL belajar bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, akan tetapi
belajar merupakan suatu proses berpengalaman secara langsung.
Melalui proses berpengalaman itu
diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang
dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotorik. Dengan
membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep
belajar. Dengan model pembelajaran CTL, siswa akan bekerja dan mengalami, bukan
mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa semata.
Pendekatan CTL merupakan strategi
yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan
bermakna. Dengan siswa diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah memahami konsep
suatu materi dan nantinya siswa diharapkan dapat menggunakan daya nalarnya
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
Pendekatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru merupakan suatu upaya yang harus diciptakan secara teratur
untuk mewujudkan keberhasilan dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Keberhasilan model pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dapat
diketahui dengan adanya persepsi yang berasal dari siswa sebagai obyek dalam
kegiatan belajar di kelas. Persepsi yang dimaksud adalah persepsi dari siswa
itu sendiri baik itu persepsi yang bersifat positif maupun negatif.
Fokus dalam penelitian ini adalah
penggunaan dan pengambangan model pembelajaran CTL yang digunakan guru dalam
proses belajar mengajar mata pelajaran IPS, dan persepsi siswa mengenai model
pembelajaran tersebut dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPS. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian ini dengan judul
”Model Pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dalam Proses
Belajar Mengajar Mata Pelajaran IPS Kelas X Pada Pokok Bahasan Nilai dan Norma
Sosial di SMP Negeri
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan, masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1.
Bagaimana
model pembelajaran CTL digunakan oleh guru IPS di SMP Negeri 1 ?
2.
Bagaimana
guru mengembangkan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran IPS yang
dilakukannya?
3.
Bagaimana persepsi siswa kelas X terhadap
pembelajaran guru IPS yang menggunakan model pembelajaran CTL di SMP Negeri 1 ?
C.
Daftar Bacaan
1.
Ali,
Muhammad. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
2.
Al-Maidany,
Ahmad. 2010. Ilmu, dakwah dan Tarbiyyah. (http://www.purebase.org/ halaqah (14/01/2011).
3.
Anonim.
2008. Panduan Bimbingan, Penyusunan, Pelaksanaan Ujian, dan Penilaian
Skripsi Mahasiswa. Semarang. Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
4.
Hamalik,
Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
5.
Miles
dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI PRESS.
6.
Nazir,
Moh. 2005. Metode Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia.
7.
Moleong,
J Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
8.
Mulyasa,
Enco. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
9.
Muslich,
Mansur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
10.
Sanjaya,
Wina. 2006. Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
11.
Slameto.
2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
12.
Soekanto,
Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
13.
Sudjana,
Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
14.
Sugiyanto.
2008. Modul PLPG (Model-Model Pembelajaran Inovatif). Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.
15.
Suharto.
2008. Pengembangan Model Pembelajaran Yang Efektif.
17.
Usman,
Husaini & Akbar, Purnomo S. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar