BAB 1
HAKIKAT PENDIDIKAN IPS
Pengertian Pendidikan IPS
1. Istilah IPS dan Pendidikan IPS
© Kurikulum 1975 IPS sebagai salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi serta mata pelajaran sosial lainnya.
© Ciri khas IPS sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sifatnya terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
© Sedangkan istilah Pendidikan IPS menurut Prof. Nu’man Soemantri digunakan pada tingkat perguruan tinggi sebagai sub disiplin ilmu atau cabang dari disiplin ilmu tetapi belum dikenal secara baik.
© Dalam istilah asing untuk Pendidikan IPS istilah yang sering digunakan adalah Sosial Studies, Sosial Education, Sosial Studies Education, Sosial Science Education, Citizenship Education, Studies of Society and Environment.
2. Perkembangan Pengertian IPS (Sosial Studies)
1896-1897 : Pengertian IPS awal kelahirannya Sosial Studies .menurut National Herbart Society papers of 1896-1897 yang menegaskan bahwa Sosial Studies sebagai delimiting the sosial science for pedagogical use (upaya untuk membatasi ilmu-ilmu sosial untuk penggunaan secara pedagogic) Dalam buku karya Saxe (1991) berjudul sosial studies in Schools: A history of the early Years
1913 : Sosial Studies adalah a specific field to utilization of sosial sciencies data as a force in the improvement of human welfare (bidang khusus dalam pemanfaatan data ilmu-ilmu sosial sebagai tenaga dalam memperbaiki kesejahteraan umat manusia) Selanjutnya pengertian sosial studies diatas sebagai dasar dalam dokumen :Statement of the Chairman of Committee on Sosial Studies (CSS) Sosial studies sebagai specially selected from the sosial sciences for the purpose of improving the lot or the poor and suffering urban worker Dikemukakan oleh Heber Newton
1921 : Akan memaksimalkan hasil-hasil pendidikan untuk tujuan kewarganegaraan BerdiriNational Council for the Sosial Studies (NCSS):sebuah organisasi professional yang secara khusus membina dan mengembangkan Sosial Studies pada tingkat pendidikan dasar dan menengah serta keterkaitannya dengan disiplin ilmu sosial dan disiplin ilmu kependidikan
1935 : IPS sebagai inti dari kurikulum NCSS
1937 : Sosial studies are the sosial sciences simpliefied for pedagogical purpose Dikemukan oleh Edgar Wesley dan dijadikan definisi resmi sosial studies oleh “The United States of Education Standart terminology for Curriculum and Instruction
1993 : Pendidikan IPS adalah studi terpadu dari ilmu sosial dan humaniora untuk mempromosikan kompetensi sipil. Dalam program sosial, studi sosial terkoordinasi, menggambar studi sistematis pada disiplin sebagai antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, pshicology, agama, dan sosiologi, serta konten yang sesuai dari humaniora, matematika dan ilmu alam. Tujuan utama dari ilmu sosial adalah untuk membantu orang muda mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan dan beralasan untuk kepentingan publik sebagai warga budaya yang beragam, masyarakat demokratis di dunia yang saling tergantung pagar dijadikan rujukan lengkap murah Dalam, Berbagai aktifitas Pendidikan paling lengkap dan dijadikan rujukan dalam berbagai aktifitas pendidikan
3. Pengertian Pendidikan IPS dalam konteks Indonesia
Menurut Prof. Nu’man Soemantri yang dikemukakan dalam Forum Komunikasi II Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosal Indonesia (HISPIPSI sekarang dibah menjadi Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia, disingkat HISPISI) Pendidikan IPS adalah persekolahan dan pendidikan IPS perguruan tinggi.
Pengertian Pendidikan IPS yang berlaku untuk pendidikan dasar dan menengah adalahpenyederhanaan/adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.Yang dimaksud istilah penyederhanaan adalah bahwa tingkat kesukaran bahan sesuai dengan tingkat kecerdasan dan minat peserta didik
Sedangkan Pengertian Pendidikan IPS yang berlaku untuk perguruan tinggi adalah seleksidari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
Adanya pembedaan definisi membawa konsekuensi bahwa PIPS dapat di bedakan menjadi dua yaitu PIPS
© sebagai mata pelajaran (dalam dalam kurikulum sekolah mualai SD, SMP/MTS, SMA/MA/SMK sesuai dengan UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39)
© kajian akademik. Sedangkan sebagai kajian akademik disebut juga IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan, dikemas secara psikologis, pedagogis dan sosial kultural untuk tujuan pendidikan.
4. PIPS sebagai Pendidikan Disiplin Ilmu
a. IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (Sosial Studies as citinzenship transmission)
b. IPS sebagai ilmu-ilmu-ilmu sosial (Sosial Studies as sosial sciences),
c. IPS sebagai penelitian mendalam (Sosial Studies as reflective
INQUIRY) lalu sekarang berkembang menjadi lima tradisi
d. IPS sebagai kritik kehidupan sosial (Sosial Studies as sosial critism)
e. IPS sebagai pengembangan diri individu (Sosial Studies as personal development of the individual)
Menurut Soemantri PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dan pendidikan disiplin ilmu sosial.menurut Dufty (1986) karakteristik disiplin ilmu adalah (1) community of scholars (2) a body of thinking, speaking, writing by these scholars (3) a method of approach to knowledge.
Landasan Pendidikan IPS
© Landasan Filosofis : Memberikan aspek pemikiran yang mendasar yang menentukan apa obyek kajian. Aspek-aspeknya meliputi;
· Aspek ontologis: Pengembangan PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu
· Aspek epistemologis : bagaimana cara, proses atau metode membangun dan mengembangkan PIPS hingga menentukan pengeta sebagai pendidikan disiplin ilmu yang dibangun serta dikembangkan dan manfaat PIPS
© Landasan ideologis : Dimaksudkan sebagai sistem gagasan mendasar untuk memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan (1) bagaimana keterkaiatan antara das sein PIPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dan das sollen PIPS
© Landasan Sosiologis : Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan cita-cita , kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta pola kehidupan masa depan
© Landasan antropologis : Memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar dalam menentukan pola, sistem dan struktur pendidikan disiplin ilmu
© Landasan kemanusiaan : Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan
© Landasan politis : Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari PIPS
© Landasan psikologis : Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan cara-cara PIPS membangun struktur tubuh disiplin pengetahuannya baik dalam tataran personal maupun komunal
© Landasan Religius : Memberikan sistem gagasan mendasar tentang nilai-nilai, norma, etika dan moral yang menjadi jiwa (roh) yang melandasi keseluruhan bangunan PIPS, khususnya pendidikan Indonesia
BAB 2
IPS DAN ILMU-ILMU SOSIAL
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Nama IPS dikenal di Indonesia sebgai hasil kesepakatan para ahli ketika Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. Sedangkan dinegara lain lebih dikenal dengan nama sosial studies.
Pengertian IPS ditingkat persekolahan memiliki perbedaan makna disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didiknya.
© Untuk materi IPS jenjang pendidikan dasar nerupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri
© di SMP berarti gabungan (integrated) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu
© Sedangkan di SMA bisa berarti program studi (Program IPS) yang kedua bias berarti sejumlah mata pelajaran yang termasuk kedalam disiplin ilmu-ilmu sosial meliputi: Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Antropologi dan Sejarah
lmu-Ilmu Sosial
Gambar: Ilmu pendukung IPS
Para ahli ilmu-ilmu sosial telah memerinci sekitar 8 disiplin ilmu sosial yang mendukung program sosial studies yaitu:
· Antropologi : Para ahli antropologi mempelajari tentang budaya manusia mulai dari kebudayaan prasejarah (kebudayaan yang diviptakan sebelum lahirnya zaman sejarah) juga kebudayaan pada zaman modern saat ini. Para ahli antropologi dibedakan menjadi beberapa spesialisasi. Pertama, ahli antropologi sosial (antropologi budaya kedua, ahli etnografi. Ketiga, ahli antropologi bahasaKeempat, ahli antropologi fisik (biologi). Kelima ahli arkeologi. Keenam ahli primatologi
· Ilmu Ekonomi : Suatu studi tentang bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas. Pentingnya manajemen kelangkaan secara khusus dibagi kedalam dua bagian: analisis ekonomi dan kebijakan ekonomi. Ilmu sosial ekonomi-bagian yang berhubungan dengan analisis ekomomi dibagi kedalam dua bidang utama: ekonomi mikro dan ekonomi makro.
· Geografi : Mempelajari permukaan bumi dan bagaimana manusia mempengaruhi serta dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Geografi dibagi kedalam dua spesialisasi pokok yaitu geografi fisik dan geografi budaya (manusia)
· Sejarah : adalah semua aspek kehidupan manusia di masa lampau:politik, hukum, militer, sosial, keagamaan dan kreativitas
· Ilmu Politik : mempelajari kebijakan umum (public policies) . mereka tertarik dengan perkembangan dan penggunaan kekuasaan manusia didalam masyarakat khususnya yeng tercermin dalam pemerintahan
· Psikologi : Mempelajari perilaku individu dan kelompok-kelompok kecil individu. Disiplin ini terkadang didefinisikan untuk meliputi semua bentuk perilaku manusia dan bukan manusia, manusia normal dan abnormal, individu dan kelompok, fisik dan mental dan secara insting maupun dengan dipelajari.
· Sosiologi : Mempelajari perilaku manusia dalam kelompok-kelompok. Perhatian utamanya adalah hubungan sosial manusia-perilaku manusia seperti diwujudkan sendiri dalam perkembangan dan fungsi dari kelompok dan institusi
BAB 3
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPS
Perkembangan Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran di Indonesia erat kaitannya dengan perkembangan Sosial Studies di Negara lain yang telah maju
Perkembangan Sosial Studies di Negara lain
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Sosial Studies telah dijadikan sebagai istilah resmi dalam kurikulum pendidikan, khususnya di Amerika Serikat
Berdasarkan hasil rumusan Dewan Direktur NCSS tahun 1992 mengenai Sosial Studies sehingga menunjukkan bahwa materi Sosial Studies semakin meluas karena merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu, bukan hanya ilmu sosial melainkan juga dari humanities, metematika bahkan agama. Dari definisi ini kita dapat menyimpulkan bahwa sosial studies untuk Amerika Serikat menggunakan pendekatan integrasi (Integrated Approach)
Perkembangan PIPS dalam Sistem Pendidikan di Indonesia
Perkembangan Sosial Studies di dunia khususnya Amerika Serikat telah banyak mempengaruhi pemikiran IPS (PIPS) di Indonesia.
Periodisasi pendidikan IPS di Indonesia adalah sebagai berikut:
© 1945-1964 : Istilah IPS belum dikenal.tetapi pendidikan IPS yang dusederhanakan untuk tujuan pendidikan sudah ada seperti ada mata pelajaran sejarah, geografi, civics, koperasi yang disampaikan secara terpisah di sekolah dasar dan matpel ekonomi, sosiologi dan antropologi di sekolah menengah
© Kurikulum tahun 1964-1968 : Dalam kurikulm 1964 ada perubahan pengajaran dalam ilmu IPS disitilahkan Dimyati pendekatannya bersifat korelatif. Pada kurikulum 1968 istilah IPS muncul dalam Seminar Nasional Tentang Civic Education di Tawangmangu Solo. Pada tahun 1972-1978 IPS pertama kali muncul dalam dunia persekolahan yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung
© Kurikulum tahun 1975 dan 1984 : IPS sebagai mata pelajaran diberikan untuk jenjang SD, SMP, SMA menggunakan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum yang berbasis pada materi pembelajaran (Content Based Curriculum). Kurukulum 1975 menampilkan pendidikan IPS dalam empat profil sebagai berikut: (1) pendidikan moral Pancasila menggantikan pendidikan kewarganegaraan Negara
(2) pendidikan IPS terpadu (integrated) untuk SD
(3) pendidikan IPS terkonfederasi meliputi matpel geografi, sejarah, ekonomi dan koperasi di SMP
(4) pendidikan IPS terpisah-pisah mencakup mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi untuk SMA atau sejarah dan geografi untuk SPG. Sedangkan pada kurikulum 1984 pelajaran IPS tidak banyak mengalami perubahan artinya kurikulum yang berlaku adalah kurikulum 1975
© Pendidikan IPS dalam Permendiknas1 : UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
BAB 4
DIMENSI DAN STRUKTUR PENDIDIKAN IPS
A. Dimensi Pendidikan IPS, meliputi :
1. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)
1.1 Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang dan hal-hal yang terjadi (peristiwa)
1.2 Konsep adalah kata-kata atau frase yang mengelompok, berkategori dan memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan
1.3 Generalisasi adalah ungkapan/pertanyaan dari dua atau lebih konsep yang saling terkait
2. Dimensi Ketrampilan (Skills)
2.1 Ketrampilan meneliti
- Mengidentifikasi dan mengungkapkan masalah atau isi
- Mengumpulkan dan mengolah data
- Menafsirkan data
- Menilai bukti-bukti yang ditemukan
- Menyimpulkan
- Menerapkan hasil temuan dalam konteks yang berbeda
- Membuat pertimbangan nilai
2.2 Ketrampilan berfikir
- Mengkaji dan menilai data secara kritis
- Merencanakan
- Merumuskan faktor sebab dan akibat
- Memproduksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa
- Menyarankan apa yang akan ditimbulkan dari suatu peristiwa atau perbuatan
- Curah pendapat (brains torning)
- Berspekulasi tentang masa depan
- Menyarankan berbagai solusi alternatif
- Mengajukan pendapat dari perspektif yang berbeda
2.3 Ketrampilan Partisipasi Sosial :
- Mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadap orang lain
- Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain
- Berbagi tugas dan pekerjaan dengan orang lain
- Berbuat efektif sebagai anggota kelompok
- Mengambil berbagai peran kelompok
- Menerima kritik dan saran
- Menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan
2.4 Ketrampilan Berkomunikasi
Aspek yang penting dari pendekatan pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial, siswa mampu mengungkapkan gagasan pemahaman dan perasaannya secara jelas, efektif dan kreatif.
3. Dimensi Nilai Dan Sikap (Values And Attitude)
3.1 Nilai Subtanstif adalah :
Keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajar bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata.
3.2 Nilai Prosedural
Peran guru dalam dimensi nilai sangat besar terutama dalam melatih siswa sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas.
4. Dimensi Tindakan (Action), meliputi :
4.1 Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas seperti
4.2 Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan
4.3 Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada saat siswa diajak untuk melakukan inkuiri.
B. Struktur PIPS
Model pembelajaran yang menekankan pembelajaran secara efektif antara lain:
· Model inkuiri
· Problem Solving
· Berpikir kritis
· Pengambilan keputusa
Model Struktur Ilmu Pengetahuan unsur-unsurnya adalah :
1. Atribut : karakteristik atau sifat sejumlah benda, peristiwa atau ide yang dapat dibedakan
2. Konsep : Suatu pengertian abstrak yang disosialisasikan dengan symbol sekelompok benda, peristiwa atau ide
3. Generalisasi : Suatu pengertian (berupa pernyataan) yang dibentuk oleh sejumlah konsep yang saling berkaitan dan kebenarannya masih perlu diuji.
4. Konstruk : Suatu organisasi dari generalisasi dan konsep yang saling berkaitan.
BAB 5
BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM PEMBAHASAN PEMBELAJARAN IPS
© Pendekatan inkuiri berpusat pada kebutuhan siswa (student centered instruction)
© Konsepsi higher-order thinking è ketrampilan memecahkan masalah
A. Upaya pembaharuan sosial studies di Amerika Serikat
Ada dua isi pokok dalam pembaharuan sosial studies di Amerika Serikat yaitu:
· Perumusan bahan pembelajaran dan strategi pembelajaran untuk sosial studies. Di dalam bahan pembelajaran diorganisasikan secara terpadu (Integrated), bukan hanya antar disiplin ilmu-ilmu sosial melainkan juga antar disiplin ilmu sosial, ilmu alam dan humanitis.
· Strategi belajar yang diusulkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
B. Upaya Pembaharuan Sosial Studies Di Australia
Di Australia, pembaharuan sosial studies dengan cara belajar inkuiri. Ada tiga aktivitas utama dalam pendekatan inkuiri, yakni :
1. Tahap investigation ialah kegiatan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam meneliti, memproses dan mengintrepresikan data dan informasi.
2. Tahap communication ialah kegiatan untuk mengembangkan kecakapan siswa dalam penggunaan bermacam-macam bentuk komunikasi
3. Tahap participation ialah kegiatan mengembangkan kecakapan dan rasa percaya diri siswa dalam kerja kelompok dan dalam proses pengambilan keputusan
C. Upaya Pembaharuan Pembelajaran IPS Di Indonesia
Di Indonesia, ada pembaharuan kurikulum IPS :
1. Kurikulum 1964 menggunakan istilah pendidikan kemasyarakatan
2. Kurikulum 1968 mata pelajaran di sekolah dibedakan menjadi pendidikan jiwa Pancasila, pembinaan pengetahuan dasar dan pembinaan kecakapan khusus
3. Kurikulum 1975 dikemukakan secara eksplisit istilah mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang merupakan perpaduan dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi
4. Kurikulum 1984 menggunakan pendekatan integratif dan stuktural untuk IPS SMP, pendekatan disiplin terpisah untuk SMA dan untuk SD pendekatan integratif.
5. Kurikulum 1994 IPS kajiannya geografi, sosiologi, antropolog, tata Negara dan sejarah sedangkan untuk SD bahan pokoknya pengetahuan sosial dan sejarah
6. Kurikulum KTSP beserta Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dengan panduan yang dikeluarkan BSNP
D. Kemampuan berpikir untuk siswa sekolah dasar
Menurut Savage dan Armstront (1996) untuk mendorong siswa mengembangkan kemampuan berfikir dalam IPS melalui :
1. Kemampuan berpikir kreatif (creative thinking)
2. Berfikir kritis (critical thinking)
3. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving)
4. Kemampuan mengambil keputusan (decision making)
E. Pendekatan Inkuiri untuk siswa sekolah menengah, meliputi :
1. Perumusan masalah (problem formulation)
2. Perumusan hipotesis (formulation of hypotheses)
3. Definisi istilah : konseptualisasi
4. Pengumpulan data (collection of data)
5. Pengujian dan analisis data (evaluation and analysis of data)
6. Penguji Hipotesis untuk memperoleh generalisasi dan teori
7. Memulai inkuiri lagi
BAB 6
KONSEP ILMU, TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DALAM PIPS
A. Kedudukan Konsep Ilmu, Teknologi Dan Masyarakat dalam Pembelajaran IPS
Konsep ITM dimasukkan dalam pembelajaran IPS memberikan kontribusi secara langsung terhadap misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan warga Negara sebagai berikut :
1. Memahami ilmu pengetahuan di masyarakat.
2. Pengambilan keputusan warga Negara
3. Membuat koneksi antar pengetahuan
4. Mengingatkan generasi pada sejarah bangsa-bangsa beradab
Konsep ITM dalam IPS sesuai Project Analysis yang dikemukakan oleh Noris Harms adalah:
· Konsep ITM menfokuskan pada kebutuhan-kebutuhan pribadi siswa
· ITM menfokuskan pada isu-isu kemasyarakatan
· ITM memfokuskan pada masalah pekerjaan dan karir
B. Pendekatan Dan Strategi Pembelajaran Ilmu Teknologi Dan Masyarakat
Ada tiga altenatif pendekatan atau srategi untuk mengembangkan ITM dalam pembelajaran IPS yakni :
1. Infusi ITM kedalam mata pelajaran yang ada
2. Perluasan melalui topik kajian dalam mata pelajaran
3. Penciptaan/pembuatan mata pelajaran yang baru
Karakteristik dari program terintegasi ITM dalam IPS, meliputi :
1. Hasilnya dinyatakan dengan jelas
Beberapa tujuan yang sangat relevan dengan pembelajaran ITM adalah:
a. Melek ilmu dan teknologi
b. Membuat keputusan yang rasional yang dapat digunakan dalam penelitian dan pemecahan masalah krusial
c. Kemampuan melakukan sintesa informasi
d. Memahami kemajuan dalam IPTEK merupakan bagian integral dari warisan masyarakat terdahulu
e. Sadar akan banyaknya pilihan untuk berkarir dibidang ilmu dan teknologi
2. Mengembangkan organisasi yang efektif
Pengorganisasian pembelajaran melalui startegi ini meliputi:
a. Mengklarifikasi isu-isu dan identifikasi kejadian untuk pengambilan keputusan
b. Pengumpulan data empiris dan data yang berkaitan dengan nilai
c. Pertimbangan alternative tindakan dan akibat-akibatnya
d. Identifikasi tindakan
e. Rencana tindakan
3. Sistem dukungan
4. Strategi instruksional
BAB 7
PENDIDIKAN GLOBAL
Pendidikan global merupakan upaya untuk menanamkan suatu pandangan (perspective) tentang dunia kepada para siswa dengan memfokuskan bahwa ada keterkaitan antar budaya, umat manusia dan kondisi alam. Fokus pendidikan global adalah hal-hal mendunia yang berciri pluralism, interdependensi dan perubahan.
Tujuan pendidikan global, mengembangkan knowledge, skills, dan attitudes yang diperlukan secara efektif dalam dunia yang sumber daya alamnya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman etnis, pluralism budaya dan semakin saling ketergantungan.
Gambaran kondisi dunia :
· Kemajuan teknologi
· Perdagangan antarnegara
· Pertukaran budaya
· Pariwisata
· Kepedulian terhadap lingkungan
· Persaingan pasar
· Kelangkaan sumber daya alam
· Ketatnya perlombaan senjata antarnegara adi kuasa
Adanya saling ketergantungan antarbangsa menimbulkan bentuk-bentuk kerja sama dalam segala bidang yang akhirnya menimbulkan konflik dan persaingan. Misalnya MEE, Masyarakat Ekonomi Eropa, APEC. Proses ini adalah proses globalisasi yang berpengaruh pula dalam dunia pendidikan. Era globalisasi telah mengharuskan kita mengubah cara pandang terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, jika tidak mengikuti maka akan terisolir. Dalam era globalisasi tak ada satu bangsa yang dapat menghindar dari arus ini. Globalisasi menurut pengertian World Bank adalah fenomena yang tak terhindarkan dalam sejarah kehidupan manusia. Fenomena ini membawa seluruh belahan dunia menjadi semaikn dekat satu sama lain.
Hubungannya dengan pendidikan adalah adanya saling keterkaitan atau ketergantungan hidup di dunia ini menimbulkan peningkatan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan ketrampilan profesional dari warga dunia yang menjadi syarat dalam memahami dimensi global baik dari fenomena politik, ekonomi maupun budaya.
Materi pendidikan global menurut Kniep (1986) ada empat kajian :
1. Human values
2. Global system
3. Global problems and issues
4. History of contact and interdependence
Kajian tentang nilai manusia pasti berhubungan dengan nilai-nilai yang sifatnya universal, secara historis termaktub dalam The Universal Declaration of Human Rights oleh PBB tahun 1948, yaitu, hak atas life, liberty, property, equality, justice, freedom of religion, free speech. Nilai-nilai ini berasal dari tradisi budaya, nasional dan nilai-nilai agama.
Kajian nilai manusia juga akan ditemukan perbedaan nilai manusia, bahwa kita di dunia ini adalah beragam, keragaman ini meliputi perasaan, pikiran, gaya hidup dan pandangan dunia tiap masyarakat. Pendidikan global berusaha membantu siswa dalam melihat kebersamaan dalam keragaman atau dikenal dengan istilah unity in diversity, kita bersatu dalam kebhinnekaan, keberagaman. Hal ini tepat dan sesuai dengan sejarah bangsa Indonesia dengan dasar falsafahnya Pancasila, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Kajian sistem global meliputi sistem ekonomi dunia, sistem politik global, sistem ekologi, sistem teknologi. Sementara kajian tentang masalah-masalah dan isu-isu global meliputi isu-isu perdamaian dan keamanan, isu-isu pembangunan, isu-isu lingkungan dan isu-isu hal asasi manusia. Kajian sejarah hubungan antarbangsa dan saling ketergantungan masih sangat minim.
Kesimpulannya adalah para pendidik harus berusaha mendorong pemikiran dan dialog agar para siswa memiliki dasar untuk mengembangkan perspektif global.
BAB 8
MODEL PEMBELAJARAN IPS
Hakikat dan Peranan Model Pembelajaran IPS
Salah satu desain pembelajaran IPS yang sangat dianjurkan adalah desain pembelajaran inkuiri (Inquiry Approach). Secara umum istilah “Inquiry“ berkaitan dengan masalah dan penelitian untuk menjawab masalah, berikut istilah inkuiri menurut beberapa ahli :
· Roger (1969) “Suatu proses untuk mengajukan pertanyaan dan mendorong semangat belajar para siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah“.
· Hagen (1969) “Metode pemecahan masalah, berfikir reflektif dan atau discovery“.
· Beyer (1971) “suatu proses mempertanyakan makna/arti tertentu yang menuntut seseorang menampilkan kemampuan intelektual agar ide atau pemikirannya dapat dipahami“.
Model-model pembelajaran IPS
Menurut para ahli, pendekatan inkuiri cukup ampuh dalam mengatasi kebosanan siswa karena proses belajar lebih terpusat kepada siswa (student-centred instruction). “Guru yang baik haruslah memiliki metode yang baik dan guru yang terbaik ditentukan oleh metode yang dikuasainya“ (Wesley, 1950). Lebih lanjut menurut wesley metode yang baik memerlukan sikap guru yang akurat, artistik, berkepribadian dan selalu menyesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa, dan salah satu metode yang mengatasi kebosanan siswa karena karena metode ekspositori adalah metode inkuiri. Pendekatan inkuiri sosial dalam pembelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi dan teori. Sehingga metode ini dapat memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah-masalah sosial dan digunakan para pengambil kebijakan dalam menghasilkan keputusan-keputusannya.
Alternatif model pembelajaran IPS adalah model pembelajaran ketrampilan berfikir (thinking skills) yang terbagi menjadi dua model, yaitu ketrampilan berfikir kritis (Critical thinking skill) dan ketrampilan berfikir kreatif (Creative thinking skill). Kedua model pembelajaran ini memiliki kesamaan dengan pendekatan inkuiri yaitu sama-sama membantu siswa berlatih berfikir dan memecahkan masalah pribadi maupun kemasyarakatan.
Implementasi model pembelajaran di atas adalah dengan model pembelajaran problem solving.Menurut Wilkins (1990) ada enam langkah model pembelajaran problem solving yang juga digunakan dalam model pembelajaran individual (Individual Instruction) yaitu:
· Mengklasifikasi dan mendefinisikan masalah
· Mencari alternatif solusi
· Menguji alternatif solusi
· Memilih solusi
· Bertindak sesuai dengan pilihan solusi
· Tindak lanjut (Follow up)
Pada model pembelajaran pengambilan keputusan (Decision making) berkaitan dengan kemampuan berfikir tentang alternatif pilihan yang tersedia, menimbang fakta dan bukti yang ada, mempertimbangkan tentang nilai pribadi dan masyarakat. Perbedaan mendasar dari model pembelajaran inkuiri sosial dan pengambilan keputusan yaitu pembelajaran inkuiri sosial menghasilkan pengetahuan dalam bentuk fakta, konsep, generalisasi dan teori sehingga mengakumulasi sebanyak mungkin pengetahuan, sedangkan model pengambilan keputusan fokus pada bagaimana pengetahuan yang dihasilkan dapat membantu memecahkan masalah dan membuat keputusan. Langkah-langkah proses pembelajaran IPS sebagai berikut :
· Mengidentifikasi persoalan dasar atau masalah
· Mengemukakan jawaban-jawaban alternatif
· Menggambarkan bukti yang mendukung setiap alternatif
· Mengidentifikasi nilai-nilai yang dinyatakan setiap alternatif
· Menggambarkan kemungkinan akibat setiap alternatif
· Membuat pilihan dari setiap alternatif
· Menggambarkan bukti dan nilai yang dipertimbangkan dalam membuat pilihan.
BAB 9
PENGEMBANGAN KETRAMPILAN MEMBACA DALAM IPS
Membaca adalah salah satu ketrampilan dalam belajar untuk memperoleh sejumlah pengalaman dan atau pengetahuan, sikap dan ketrampilan tertentu. Dalam belajar IPS, mengetahui apa pengetahuan dan mengetahui bagaimana untuk mengetahui atau menyadari apa yang dipelajari sangatlah penting.
Pengembangan Ketrampilan Pemahaman
Tujuan penting dari kemampuan membaca adalah pemahaman, menurut James Banks (1990) kemampuan yang dimaksud adalah kesadaran metakognitif (Metacognitive awareness) atau yang sering diartikan “mengetahui tentang mengetahui” (knowing about knowing) atau “mengetahui bagaimana untuk mengetahui” (knowing how to know). Empat langkah yang diperlukan untuk mengontrol pemahaman siswa (kesadaran metakognitif) dalam membaca, yaitu:
1. siswa harus mengetahui kapan mereka melakukan dan tidak melakukan sesuatu.
2. siswa harus mengetahui apa yang mereka ketahui.
3. siswa harus mengetahui apa yang mereka perlukan untuk mengetahui.
4. siswa harus mengetahui keguanaan teknik-teknik yang membantu mereka dalam belajar.
Ketrampilan membaca buku ajar berbeda dengan ketrampilan membaca buku fiksi, sejarah, biografi, peta dan buku-buku referensi lainnya. Menurut Jarolimek & Parker (1993) siswa IPS adalah pembaca yang mampu :
· Membaca secara fleksibel
· Menggunakan judul bab dan subbab sebagai alat bantu membaca
· Menggunakan kunci kontekstual untuk mendapatkan makna.
· Menyesuaikan kecepatan membaca dengan tujuan.
· Menduga hubungan sebab akibat.
· Menggunakan bahan referensi, bila perlu, untuk memahami istilah-istilah kosakata penting.
· Mencari data pada peta, chart, gambar, ilustrasi dan menafsirkan data.
· Menggunakan bagian-bagian buku (seperti indeks, daftar isi, pengantar,dan sebagainya) sebagai alat bantu membaca.
· Menunjukkan pilihan agar terbiasa dengan struktur ajar dan menerka pengertian umum.
· Menempatkan fakta dan menduga ide-ide utama.
· Membandingkan penjelasan satu dengan yang lainnya.
· Mengenal kalimat-kalimat topik.
· Menggunakan ketrampilan untuk menemukan bahan kepustakaan.
Mengembangkan Ketrampilan Vokabuler Siswa
Volabularium sosial adalah semua kata, perbendaharaan kata atau kosakata yang biasa digunakan dalam IPS. Rendahnya penguasaan vokabuler IPS merupakan salah satu penyebab utama rendahnya pemahaman dan banyaknya kesalahan membaca dalam IPS. Berikut istilah vokabuler sosial yang sering muncul dalam IPS :
· Istilah teknis ialah istilah, kata-kata atau ungkapan yang asing bagi IPS dan biasanya dijumpai ketika membaca. Misal: veto, meridian, legislatif, temperatur, kapitalisme, dll.
· Istilah figuratif (kiasan) ialah ungkapan yang bersifat metaporis. Misal: platform politik, perang dingin, teori domino, politik adu domba, surat sakti, dll.
· Kata-kata yang berarti ganda, ialah kata-kata yang memiliki ejaan yang sama, tetapi memiliki makna berbeda sesuai dengan konteks. Misal: Kamar, Kursi, meja hijau, dll.
· Istilah-istilah khas untuk suatu wilayah tertentu, ialah ungkapan-ungkapan khusus di suatu wilayah tertentu yang tidak biasa digunakan di tempat lain. Misal: desa, udik, marga, nagari,dll.
· Kata-kata yang sama atau hampir sama pengucapannya, ialah kata-kata yang sama atau hampir sama baik ucapan maupun penulisannya namun maknanya berbeda. Misal: malang dengan Kota Malang, KKN (kuliah Kerja Nyata) dengan KKN (Korupsi, Kolusi Nepotisme), dll.
· Akronim, ialah kata-kata singkatan. Misal: OPEC, ASEAN, KADIN, DEPDIKNAS, dll.
· Istilah-istilah penjumlahan, ialah kata-kata atau istilah yang menunjukkan jumlah waktu, ruang atau objek. Misal: Tak lama kemudian, abad, windu, dll.
BAB 10
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PARTISIPASI SOSIAL
Pengembangan Kepekaan Sosial
Pengembangan keterampilan partisipasi sosial dilakukan melalui pengembangan kepekaan sosial dan penerapan strategi pengembangan partisipasi sosial. Kepekaan sosial adalah kondisi seseorang yang mudah bereaksi terhadap aspek-aspek atau kemasyarakatan. Sedangkan kesadaran sosial adalah kemampuan individu menjadi paham dan peka terhadap aspek-aspek sosial, ekonomi, dan politik didalam masyarakat (Campbell, 1989).Kepekaan dalam bidang sosial-ekonomi mensyaratkan pendidikan menyiapkanpembangunan manusia produktif, kepekaan sosial-politik menempatkan sekolah sebagai agen pembaharuan generasi yang demokratis mampu berpartisipasi dan berkontribusi dengan cara memahami dan mengkretisi terhadap perubahan sosial.
Kepekaan dan kesadaran sosial seseorang terbangun dari pengalaman masa lampau hasil interaksi dengan lingkungannya, ketrampilan berbuat dari motivasi diri dan kesadaran mempertimbangkan akibat yang logis (proses berpikir dan mencoba). Berdasarkan pada teori belajar dari Bandura, kesadaran dan kepekaan sosial dapat dikembangkan,dipelajari atau dibelajarkan dalam pembelajaran IPS. Dalam proses pembelajaran perlu diperkenalkan konsep-konsep, norma, prinsip, nilai-nilai maupun masalah-masalah sosial actual seperti kemiskinan, kebodohan, pengangguran, kejahatan,KKN dll. Teori belajar dari Bandura(1977) menyatakan bahwa perilaku individu yang berbeda-beda dapat dipelajari melalui proses pengkondisian kelas, pengkondisian peran perilaku(simulasi) dan belajar melalui pengamatan.
Bagaimana mengembangkan strategi ketrampilan kepekaan sosial dilakukan dalam proses pembelajaran? Siswa tentu mempunyai pengalaman individu dan guru dapat mengembangkannya melalui rekonstuksi dengan melibatkan siswa dalam aktivitas sosial dan proses pembelajaran. Aktivitas yang melibatkan aspek sensor motorik member kesempatan yang luas untuk berkreasi, berfikir, berbuat sesuai keinginan dan bekerja menggunakan alat tentu bermanfaat dalam pembelajaran IPS.
Jerolimek dan Parker(1993) mengemukakan sejumlah aktivitas dalam pembelajaran IPS di kelas yang melibatkan siswa agar mereka memiliki kepekaan sosial seperti melalui seni, drama,music, bahkan olah raga. Melalui seni music atau menyanyi misalnya “Halo-Halo Bandung” dapat member inspirasi bagi semangat patriotisme, cinta tanah ar, loyalitas dan kesetiaan kepada bangsa dan Negara. Melalui music perasaan dan emosinya dapat tumbuh dan terlatih. Dengan seni nencipta dan baca puisi siswa dapat mengugkapkan perasaan, unek-unek, emosi dan keinginannya, begitu juga melalui seni lukis mereka juga dapat mengekspresikan pada kanvas atau hasil lukisannya.
Pengembangan Partisipasi Sosial
Apa dan mengapa partisipasi sosial?
Partisipasi sosial adalah keterlibatan siswa dalam belajar berfikir peka terhadap masalah-masalah sosial dan bertindak sesuai dengan kedudukan dan fungsinya guna memper siapkan diri terjun dalam kehidupan masyarakat. Kosasih Djhiri(1979) mengemukakan bahwa anak muda perlu berturut serta dalam realita kehidupan bukan hanya sebagai penonton melainkan langsung sebagai pelaku. Namun sebelum dan selama dalam proses partisipasi tersebut, para remaja perlu dibina, dijembatani, dan dibimbing sehingga tidak akan terjadi gap(kesenjangan) yang terlalu lebar antara generasi baru dan lama.
Lebih lanjut, Kosasih Djahiri(1979) mengemukakan beberapa keuntungandan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kegiatan partisipasi sosial adalah:
· Bahwa kegiatan kemasyarakatan yang melibatkan siswa memiliki kegunaan timbale balik, baikbagi siswa maupun bagi masyarakat setempat;
· Bahwa kegiatan tersebut akan mendapat bantuan atau dukungan pihak lain sepanjang kegiatan itu bersifat positif;
· Bahwa kegiatan tersebut akan merangsang, menbantu, dan mengembangkan intelektual, etika, dan moral siswa;
· Bahwa kegiatan partisipasi sosial akan membentuk siswa memiliki kematangan dan kemampuan untuk bekerja di masyarakat;
· Agar kegiatan tersebut berhasil guna maka program pembelajaran hendaknya disusun secara sistimatis dan terorganisir sehingga sesuai dengan tingkat pengetahuan, mekemampuan, danperkembangan siswa.
Langkah-Langkah Kegiatan Partisipasi Sosial
· Penetapan tujuan intraksional
· Pembelajaran konsep
· Penentuan pilihan topic/masalah untuk proyek partisipasi
· Pembuatan scenario pilihan partisipasi
· Diskusi kelas
· Latihan dan persiapan proyek partisipasi
· Pelaksanaan proyek partisipasi
· Membuat laporan kerja (reporting)
· Diskusi kelas
· Penyimpulan proyek
Pembelajaran IPS memerlukan tindakan nyata(real action) baik ketika menerapkan teori ataupun dalam rangka melakukan percobaan di masyarakat. Welton dan Mallan (1988) menyarankan bahwa untuk belajar partisipasi idalam masyarakat, maka siswa perlu dibelajarkan sejumlah ketrampilan sebagai berikut:
· Belajar dalam kelompok secara efektif, meliputi belajar mengorganisir, merencanakan, mengambil keputusan, dan mengambil tindakan.
· Membentuk koalisi kepentingan dengan kelompok lain.
· Melakukan ajakan, berkompromi dan melakukan bargaining.
· Bersikap sabar dan tekun dalam bekerja untuk mencapai tujuan.
· Berusaha memperbanyak pengalaman dalam situasi buaya yang berbeda-beda.
Bagaimana bentuk kegiatan partisipasi sosial yang dapat dipelajarkan dalam IPS?
Kosasih Djahiri(1979) mengemukakan sejumlah kegiatan kemasyarakatan antara lain sebagai berikut: (1) kegiatan sosial politik, (2)proyek kemasyarakatan, (3) pro yek sosial (sukarelawan), (4) studi kemasyarakatan, (5) pemagangan, dan (6) program model. Hal tersebut dapat diwujutkan dengan berpa rtisipasi membantu pemerintah berkampanye mensukseskan pembangunan, keluarga berencana, membantu korban banjir, membantu dalam bidang kemanusiaan seperti PMR, polisi sekolah, dan sebagainya. Apabila kondisi tidak memungkinkan dilaksanakan partisipasi sesungguhnya maka kegiatan partisipasi sosial dapat dilakukan melalui simulasi dan permainan (games).
BAB 11
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS
Jenjang SD/MI
Pengorganisasian materi pelajaran IPS di jenjang SD/MI menganut pendekatan terpadu (integrated), yaitu materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu disiplin ilmu yang terpisah, melainkan mengacu pada pada aspek kehidupan nyata (Factual/real). Dalam Permendiknas (2006) di kemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial, serta memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.
Jenjang SMP/MTs
Untuk jenjang SMP/MTs, pengorganisasian mater pelajaran IPS menggunakan pendekatan korelasi (correlated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun mengacu pada beberapa disiplin ilmu secara terbatas kemudian dikaitkan dengan aspek kehidupan nyata (factual/real). Melalui pembelajaran IPS peserta didik diarahkan menjadi warga negara yang demokratis dan bertangguang jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Jenjang SMA/MA/SMK
Pada jenjang SMA/MA/SMK, pengorganisasian materi pembelajaran IPS menggunakan pendekatan terpisah (Separated), yaitu materi pembelajaran dikembangkan dan disusun mengacu pada beberapa disiplin ilmu sosial secara terpisah. Pembelajaran IPS di SMA/MA menjadi suatu rumpun dengan nama disiplin ilmu sosial “tradisional“, yaitu Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi dan Antropologi. Hal tersebut berbeda dengan pembelajaran IPS di SMK dan SMALB, nama IPS adalah nama mata pelajaran seperti di SD/Mi dan SMP/MTs.