A.
Jenis Data Penelitian Tindakan Kelas
Data dalam PTK
adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan kondisi, proses, dan keterlaksanaan pembelajaran,
serta hasil belajar yang diperoleh siswa. Analisis data dalam PTK adalah suatu
kegiatan mencermati atau menelaah, menguraikan dan mengkaitkan setiap informasi
yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk
memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran.
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, adalah sebagai berikut:
1.
Data Kuantitatif
Data
kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang diperoleh
dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif
menjadi data kuantitatif. Contoh data kuantitatif: skor tes awal Tina untuk
mata pelajaran matematika= 65, berat badan Tini 47 kg, panjang meja tulis 150
cm.
2.
Data Kualitatif
Data kualitatif
merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang dikategorikan
berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik, buruk, pandai, dan
sebagainya. Contoh data kualitatif: siswa berdiskusi secara aktif, perhatian
siswa terhadap mata pelajaran IPS rendah, dan rata-rata skor UAS semester ini
naik.
B. Teknik Menganalisis
Data Penelitian Tindakan Kelas
Dalam
penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dalam proposal. Karena adanya kuantitatif, maka teknik analisis data
menggunakan metode statistic yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji
hipotesis hubungan antar dua variabel, bila datanya ordinal maka statistic yang
digunakan adalah Korelasi Spearman Rank, sedang bila datanya interval atau
ratio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji signifiknasi
konparasi data dua sampel, datanya interval atau ratio digunakan t-test dua
sampel, bila datanya nominal digunakan chi kuadrat. Selanjutnya bila akan
menguji hipotesis konparatif lebih dari dua sampel datanya interval digunakan
analisis varian.
Dalam
penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang bermacam – macam (triangulasi), dan dilakukan
secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus
tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada
umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif),
sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas, oleh
Karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti
dinyatakan oleh Miles and Huberman (1984), bahwa “The most srious and central
difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not
well formulate”. Yang paling seriius dan sulit dalam analisis data kulitatif
adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan baik.
Selanjutnya
Susan Stainback menyatakan: “There are no guidelines in qualitative research
for determining how much data and data analysis are necessary to support and
assertion, conclusion, or theory”. Belumlam penelitian ada panduan dalam penelitian kualitatif menentukan berapa banyak data dan analisis
yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori. (Prof. Dalam pelaksanaan
semua jenis penelitian termasuk penelitian tindakan kelas maka prosedur atau
teknik pengumpulan data memiliki peran penting.
Selain
persyaratan pengumpulan data yang harus memiliki kriteria tertentu, seperti
validitas, reliabilitas, dan kegunaan atau manfaatnya. Juga harus memiliki
teknik pengumpulan data, hal ini terkait dengan pelaksanaannya bahwa dalam
melakukan pengumpulan data tidak hanya menggunakan satu cara tetapi multi
teknik atau multi instrumen. Menurut pendapat Wolcot (1992) bahwa teknik
pengumpulan data dilakukan, sebagai berikut:
1.
Pengalaman
Pengalaman
adalah satu teknik dalam pengumpulan data, dengan pengalaman seorang guru yang
sekaligus bertindak sebagai peneliti dapat dengan mudah melakukan pengumpulan
data terkait dengan subjek penelitiannya hal ini disebabkan pengetahuan situasi
dan kondisi terhadap kelas pembelajarannya. Pengalaman dapat dilakukan dengan
cara observasi, dalam pelaksanaannya observasi dapat dikategorikan berdasarkan
peran yang dilakukan. Misalnya observasi partisipatif dengan cara seorang peneliti melakukan
pengamatan (observasi) sambil ikut serta dalam kegiatan penelitian yang sedang
berjalan. Observasi pasif, dimana seorang peneliti hanya bertindak sebagai
observer yang bertugas untuk mencatat proses-proses yang sedang berjalan dengan
menggunakan instrumen yang disediakan. Observasi khusus, peneliti memiliki
peran tersendiri misalnya hanya memberikan bimbingan.
2.
Pengungkapan
Pengungkapan
yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang peneliti melakukan pengumpulan
data dengan cara wawancara terhadap subjek penelitian atau terhadap siapa saja
agar supaya terkumpul data yang diperlukan yang memang diperlukan. Beberapa instrumen dalam penelitian yang dikategorikan wawancara
(alat untu mengumpukan data) diantaranya: wawancara informal, wawancara formal
terstruktur atau wawancara tidak terstruktur, angket, menggunakan skala model
Likert atau Thurtston, dengan tes standar (termasuk quiz belajar atau tes hasil
belajar), dan beberapa instrumen lainnya sesuai dengan data yang ingin
dikumpulkan.
3.
Pembuktian
Jika proses
pengungkapan selesai maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan pembuktian,
pelaksanaan pembuktian dapat dilakukan dengan teknik dokumentasi data-data yang
terkait.
C. Analisis Data
Penelitian Tindakan Kelas
Analisis data
dan intrepretasi data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan
penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses penelitian.Karena
penelitian tindakan adalah penelitian yang bersifat dialektik, yaitu:
perencanaan, tindakan yang diserta dengan pengumpulan data, dilanjutkan dengan
analisis dan interpretasi data, perencanaan baru, tindakan dan pengumpulan
data, analisis dan interpretasi data lagi dan seterusnya. Namun, perlu diingat
bahwa meskipun analisis data dan interpretasi data dapat dilakukan dalam proses
pelaksanaan penelitian tindakan, tetapi perlu dihindari analisis dan
interpretasi data yang terlalu dini. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penarikan kesimpulan yang dilakukan secara tergesa-gesa.
Analisis data
dalam pelaksanaan penelitian tindakan sangat berbeda dengan analisis data pada
jenis penelitian lainnya. Analisis data dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif menggunakan pendekatan statistik, uji perbedaan, uji
korelasi, dsb. Sedangkan, pada penelitian tindakan dengan pendekatan
kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif atau dengan
kata lain menguraikan atau menjelaskan secara jelas hasil temuan yang diperoleh
dalam pelaksanaan tindakan.
Menurut G.E. Mills (2000) mengemukakan beberapa teknik analisis data pada
penelitian tindakan, yaitu: (1)
Mengindentifikasi tema-tema. Dari data yang terkumpul melalu proses induktif
dapat diidentifikasi menjadi tema-tema tertentu. Penarikan kesimpulan
berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum. (2)
Membuat kode pada hasil survai, interviu, dan angket. Pengkodean ini dapat
dilakukan untuk mengelompokkan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dsb. (3) Mengajukan
pertanaan kunci. Pertanyaan kunci membantu mensistematiskan data yang dapat
membentuk informasi yang bermakna. (4)
Peta konsep. Memetakan secara visual faktor-faktor yang terkait dengan subjek,
data, proses pembelajaran, masalah, dsb. (5)
Analisis faktor yang mendahuli dan mengikuti. (6)
Penyajian hasil temuan dalam bentuk tabel, grafik, peta, bagan, gambar, dll. (7)
Mengemukakan apa yang belum ditemukan.
D. Teknik Analisis
Data Kualitatif
Ada berbagai
teknik analisis data, seperti teknik analisis data kualitatif dengan model
interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga tiga komponen, yakni: reduksi
data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam analisis data seperti ini adalah sebagai berikut:
1.
Memilih data (reduksi data)
Pada langkah
pemilihan data ini, pilihlah data yang relevan dengan tujuan perbaikan
pembelajaran. Data yang tidak relevan dapat dibuang, dan jika dianggap perlu,
guru peserta dapat menambahkan data baru dengan mengingat kembali peristiwa
atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan rencana tindakan.
2.
Mendeskripsikan data hasil temuan (memaparkan data)
Pada kegiatan
ini, guru peserta membuat deskripsi dari langkah yang dilakukan pada kegiatan 1.
3.
Menarik kesimpulan
hasil deskripsi
Berdasarkan
deskripsi yang telah dibuat pada langkah 2, selajutnya dapat ditarik kesimpulan
hasil pelaksanaan rencana tindakan yang telah dilakukan.
Analisis dan
interpretasi data juga dapat dilakukan dengan mencari ”pattern” atau pola (Guba
dan Lincoln, 1981). Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan
cara mencari pola atau esensi dari hasil refleksi diri yang dilakukan guru
kemudian, digabung dengan data yang diperoleh dari beberapa pengamat yang
membantu.
E. Teknik Analisis
Data Kuantitatif
Data kuantitif
dalam PTK umumnya berupa angka-angka sederhana, seperti nilai tes hasil
belajar, disktribusi frekuensi, persentase, skor dari hasil angket, dan
seterusnya. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, antara lain
dengan cara: (1) Menghitung jumlah, (2) Menghitung rata-rata (rerata), (3) Menghitung nilai persentase, (4) Membuat
grafik, (jika
diperlukan data kuantitatif dapat dianalisis secara statistik, misalnya: (a) Mengitung
nilai beda terkecil, (b) Menghitung
nilai korelasi antar variable.
Pada tulisan ini hanya akan dipelajari teknik analisis data kuantitatif secara
deskriptif. Contoh: skor hasil tes akhir semester matematika 40 siswa:
65 72
67 82 72
91 67 73
71 70
85 87
68 86 83
90 74 89
75 61
65 76
71 65 91
79 75 69
66 85
95 74
73 68 86
90 70 71
88 68
Agar mudah
dibaca maka data tersebut perlu ditata, misalnya disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi. Caranya adalah sebagai berikut:
1)
Tentukan rentang skor yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah.
Jadi rentang skor = 95 – 61 = 34.
2)
Tentukan banyak kelas yang akan digunakan. Untuk menghitung banyak
kelas.
Gunakan aturan Sturges dengan rumus: Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log
n, dimana k adalah banyak kelas yang akan dibuat dan n adalah banyak data.
Untuk data tersebut, maka banyak kelas yang akan dibuat adalah:
k = 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 x 1,6021
= 6,2869
Banyak kelas yang harus dibuat dapat 6 atau 7.
3)
Hitung panjang kelas interval dengan rumus:
rentang
Panjang kelas (p) = -----------------
banyak kelas
34
p = -------- = 4,86 , dibulatkan jadi 5
7
4)
Tentukan data untuk ujung bawah kelas interval pertama.
Data untuk
ujung bawah kelas interval pertama dapat diambil dari skor terkecil dari data
yang diperoleh atau dapat diambil dari
skor yang lebih kecil dari skor terkecil dengan syarat bahwa skor terbesar
harus masuk dalam kelas interval terakhir yang akan dibuat.
5)
Masukkan semua skor ke dalam kelas interval yang terbentuk.
6)
Hasil tabel frekuensi distribusi data hasil tes matematika tersebut
adalah sebagai berikut.
7)
Tabel Contoh Destribusi Hasil Tes Akhir Tahun 2015
Rentang skor
|
Tally
|
Jumlah siswa
|
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
91 - 95
|
////
///// ////
///// ///// /
//
////
///// //
///
|
4
9
11
2
4
7
3
|
Jumlah
|
40
|
40
|
Jika
menghendaki, dapat menggambar data dalam tabel tersebut ke dalam bentuk diagram
batang. Caranya, dibuat dulu dua sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak.
Sumbu datar memuat bilangan-bilangan yang merupakan titik tengah dari setiap
kelas interval, sedangkan sumbu tegaknya memuat frekuensi dari setiap kelas
interval.
Analisis data
kuantitatif dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunakan analisis
deskriptif. Analisis deskriptif dapat dilakukan dengan memanfaatkan statistika
sederhana seperti menghitung rata-rata (mean) dan menghitung persentase.
Menghitung skor rata-rata dapat dengan mudah dilakukan yaitu dengan cara
menjumlahkan semua data kemudian dibagi dengan banyaknya data.
Dengan
menggunakan cara tersebut maka:
65 +
72 + 67 + .... + 68
Skor rata-rata tes akhir = ------------------------------ =
76,25
40
Jika data sudah
berbentuk tabel frekuensi distribusi seperti pada tabel 5.4 maka dapat
menghitung nilai rata-ratanya dengan terlebih dulu mencari nilai tengah untuk
setiap kelas interval. Kemudian kalikan setiap nilai tengah dengan frekuensi di
kelas interval masing-masing. Jumlahkan perkalian antara nilai tengah dengan
frekuensi untuk setiap kelas interval kemudian dibagi dengan jumlah data.
Untuk
mempermudah hitungan maka data pada Tabel 5.4 tersebut dapat diubah seperti
berikut ini.
Tabel: Rentang sekor, Nilai Tengah, dan Frekuensi
Hasil Tes
Rentang skor
|
Nilai Tengah
|
Jumlah siswa
|
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
91 - 95
|
63
68
73
78
83
88
93
|
4
9
11
2
4
7
3
|
Jumlah
|
40
|
4x63 + 9x68 + 11x73 + 2x78 + 4x83 + 7x88 + 3x93
N. rata2 = -------------------------------------------------------------------
40
252 + 612 + 803 + 156 + 332 + 616 + 279
=-----------------------------------------------------
40
252 + 612 + 803 + 156 + 332 + 616 + 279
=-----------------------------------------------------
40
= 76,25
Dengan
menyajikan data kuantitatif dalam bentuk tabel atau grafik, dapat dengan mudah
mendeskripsikan data yang diperoleh. Misal,
dari data pada tabel 5.4, dapat dengan mudah menghitung persentase siswa yang
memperoleh skor antara 71 – 77 yaitu
11
= ----- x 100 % = 27,5
%.
40
F. Interpretasi
Data
Interpretasi
data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan,
kriteria, atau standar tertentu untuk
menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan
pembelajaran yang sedang diperbaiki. Interpretasi data perlu dilakukan peneliti
untuk memberikan arti mengenai bagaimana tindakan yang dilakukan mempengaruhi
peserta didik. Interpretasi data juga penting untuk menantang guru agar
mengecek kebenaran asumsi atau keyakinan yang dimilikinya.
Ada berbagai
teknik dalam melakukan interpretasi data, antara lain dengan: (1) menghubungkan
data dengan pengalaman diri guru atau peneliti, (2) mengaitkan
temuan (data) dengan hasil kajian pustaka atau teori terkait, (3) memperluas
analisis dengan mengajukan pertayaan mengenai penelitian dan implikasi hasil
penelitian, dan (4) meminta
nasihat teman sejawat jika mengalami kesulitan.
Berdasarkan
hasil contoh analisis data kuantitatif tersebut maka dapat dibuat interpretasi
sebagai berikut.
1.
Jika guru menetapkan ketuntasan belajar ≥ 71% maka jumlah siswa yang tuntas belajar
adalah 27 orang atau 68% siswa. Sebaliknya 32% siswa tidak tuntas belajar.
2.
Jika dilihat dari nilai rata-rata kelas (76,25), maka nilai siswa
secara klasikal tersebut ketuntasan belajar.