PENDAHULUAN
Peninggalan kepurbakalaan dari jaman permulaan Islam yang terpenting ialah bangunan kumpleks-kompleks makam dari penyebar agama Islam, khususny di kompleks makam para wali, yang oleh masyarakat dianggap wali sanga. Antara lain: kompleks Sunan
Ampel (Surabaya), Maulana Ibrahim (Gresik), Sunan Bonang (Tuban),
Sunan
Kudus
(Kudus),
Gunung Jati (Cirebon), dan Sunan Giri (Gresik). Komples Sunan
Giri
sebagai
salah
satu
dari kompleks-kompleks am para wali di atas, meliputi
kompleks
makam dan bangunan
masjid.

Sumber-sumber sejarah tertulis dari dalam negeri, misalnya (1) Babad Tanah
Djawi,(2) Babad Gresik; (3) manuskrip-manuskrip yang memuat ajaran para wali atau
suluk : Suluk Wujil, Suluk
Khalifah, Suluk Sukarsa, Serat
Idayat Jati,dan lain-lain. (4) Sumber-sumber
asing antara lain; berita Arab, Cina,
India,
dan berita-
berita Barat
seperti Portugis, dan Belanda. (5) Sumber berupa tradisi lisan mitos, dan legende, dan (6) surnber artefaktual yaitu sumber
berupa warisan visual berupa bangunan kompleks makam dan masjid para wali, khususnya
kompleks makam
dan
masjid Sunan
Giri.
Ridwan mereview buku ini sebagai tugas kuliah di Pascasarjana UNESA Surabaya.Jawa tidaklah dianggap sebagai suatu faham baru. Dengan bentuk yang bersifat akomodatif agama Islam dengan mudah menggantikan kedudukan agama Hindu dan agama Budha di Jawa. Dengan memahami
secara konprehensif alam fikiran dan perkembangan kebudayaan dari jaman sebelum Islam, baik dari masa prasejarah
maupun dari
jaman Hindu
dan permulaan Islam
di atas dapatlah sedikit diungkapkan arti dan makna simbolis
serta
apa
sebabnya unsur-
unsur budaya dari masa presejarah
dan unsur-unsur dari Hindu tetap
terus dipertahankan pada kompleks-kompleks makam Islam.
Perkembangan Islam di
PEMBAHASAN
Agama Islam Masuk Ke Jawa.
Sejak abad-abad pertama
Masehi di Indonesia
telah muncul lalu lintas
tertentu yang menghubungkan antara pulau
yang satu dengan pulau lainnya nluupun yang menghubungkan Indonesia dengan dunia luar.
Dalam
lalu lintas
ini pelayaran memegang peranan penting untuk
menghubungkan lndonesia bagian Timur
dan Indonesia bagian Barat,
atau menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain. Karena lalu lintas
tersebut digunakan
bagai sarana perdagangan, kemudian
juga lazim disebut sebagai jalan perdagangan.' Jalan itu dari pantai utara Sumatera Utara menyusur pantai
umamya terns ke selatan,
ke laut Jawa.
Setelah
melewati Makasar rote itu ada yang menuju ke utara
(Selat
Makasar) ada pula yang terus ke arah
Maluku. Dari pantai Sumatera Utara jalur pelayaran yang ke barat Benggala, Di bagian Pantai Timur Sumatera jalur itu bercabang
dua menuju ke Cina. Jalur dagang
tersebut dalam sejarah
terkenal dengan "jalur sutera" atau silks road.
Selat yang memegangperanan pentingpadajalan ini ialah Selat Malaka dan Selat Sunda di selatan. Di sepanjang jalan perdagangan
ini tumbuhlah pusat perdagangan dan kerajaan-kerajaan penting di Indonesia Samodra Pasai (abad 13), Gresik dan Malaka (abad 15 M), Surabaya
dan Jepara (abad
15 M). Kunci Indonesia di sebelah timur terletak .pada Makasar, Temate, dan Ambon. Jalan inidimulai
dari Indonesia
Baratkareua di Indonesia Barat terdapat negara-negara yang
berpenduduk padat, memanjang kemudian kembali lagi ke barat. Selain dipergunakan sebagai jalan perdagangan jalan ini dipergunakan pula sebagai:
a. Lalo lintas orang
Hilir mudiknya orang antar pulau di
Indonesia melewati jalan ini,Terutarna bagi pedagang, baik
pedagang bangsa Indonesia maupun pedagang
bangsa asing misalnya: bangsa India, Cina, Arab, Portugis, Belanda dan Inggris.
b.
Lalo Hntas barang
Dari arah barat ke timur
meluncudah barang-barang yang dibawa
oleh pedagang misalnya kain dari India, beras dari Jawa dan lain-lain dibaw ke Maluku. Dari timur ke barat
diangkut rempah-rempah dari Maluku., lada dari Sumatera, kapur barns dari Sumatera Utara. Barang- barang yang masuk dari luar Indonesia barang pecah belah,
sutera dari Tiongkok, dan tenon dari India.
c, Lain lint.as kebudayaan dan agama
Penyebaran kebudayaan dan
agama
juga melalui jalan ini,
baik agama Hindu, Budha,
Islam maupun agama. Nasrani di sekitar
jalan ini tumbuhlah
kerajaan-kerajaan yang
akhimya berkembang menjadi pusat perdagangan dan agama misalnya
Sriwijaya
pada abad 15 M muncullah kerajaan-kerejaan Islam dan pelabuban pusat perdagangan
seperti Pasai, Aceh,
Banten,
Demak, Gresik, Makasar, dan Temate, yang sekaligus juga merupakan
pusar-pusat penyiaran Islam.
Kerajaan Islam yang pertama kali
muncul di Indonesia
ialah Samodra Pasai
yang mulai berkembang pada abad 13 M. Dari pemberitaan Marco Polo dapat
diketahui
keadaaan
Kerajaan Samodra Pasai. Marco Polo pada waktu itu menjadi utusan Kaisar
Kubilai Khan. Tatkala dalam
perjalanannya
ke Persia ia terpaksa singgah
ke Perlak
selama limabulan. Mengenai dari manakah agama Islam itu masuk ke
Indonesia
di kalangan para ahli ada beberapa pendapat
sebagai berikut.
a. Islam masuk ke Indonesia langsung berasal dari Mekah
Alasan Islam berasal dari Mekah
sebagai berikut.
Di dalam Sejarah
Melayu disebutk.an bahwa
Syarif Mekah mengutus Syekh Ismail untuk:
mengislamkan Samodra, dengan
lebih dahulu
singgah di
Malabar untuk
mengajak.
Sultan Muhammad (Fakir Muhammad)
ikut
serta. Riwayat itu oleh Hamk:a dianggap sebagai
proses simbolik dari islamisasi
Samodra Pasai.
Asalnya keaktifan bangsa
Indonesia berlayar ke Mekah.
Inilah
sebab- sebabnya raja-raja Pasai tidak.
bergelar Syah
tetapi bergelar Malik seperti
Al Malik.us Saleh.Berdasarkan a1asan itu didugabahwa bangsa Indonesia telah mengadakan hubungan dengan Damaskus pada
abad 13 M. Perkiraan iniberdasarkan alasan
bahwa rajaDamaskus bergelar Al Malikus
Saleh Ismail
(1237-1238) clan
Al Malikus Najamuddin Ayyub, tokoh
yang berbasil menga-lahkan tentara Tar-Tar di Irak, Selanjutnya Malik
Najamuddin Ayub merebutDamaskus, Palestina, clan Baitul
Makdis dari tangan tentara Salib, Al Malikus Najamuddin
kemudian mewarisk.an Mesir kepada
raja-raja
Mamluk pada
1240
M. Gelar
Al
Malikul
Zahir bagi
pengganti Al Malik (as Saleh) kemudian juga menjadi gelar
Sultan Baybars dari Mesir yang memerintah di Mesir dari 1260
sampai 1277
M.
Adanya guru besar agama
Islam yang berasal
dari (bangsa) Indonesia
di Arabia,
atau sebaliknya ulama-ulama
besar dari Arabia
yang langsung
menyebarkan agama Islam di Indonesia. Misalnya Nuruddin Muhammad Jaelani bin Hasanji bin Muhammad Hamid al-Raniri al Kuraisi."
Umat
Islam yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah penganut mazhab
Safii,
karena mazhab Sa:fiimerupakan mazhab yang paling
berpengaruh di Mekah, Siria, dan Mesir, Raja-raja Samodra Pasai tidak bergelar
Syah tetapi bergelar
Malik karenaberhubungan dengan
mazhab Safii
juga, Sultan Salahuddin Al Ayyubi bergelar Malikul Mashir dan keturunannya bermazhab
Safii juga,
Negeri Mesir ketika itu secara resmi bermazhab Safiijuga, Negara-negara yang menganut
mazhab Safii selain Mesir antara lain Yaman, Hijaz, Malabar-
Koromandel dan Indonesia."
Adan ya gelaran
"Serambi Mekah" unmk
Aceh dari Syekh
Nuruddin ternpat-tempat tersebut. Sesudah orang-orang memeluk Islam, agama baru
iitu juga disiarkan kepada
bangsa lndonesra; Meskipun sangat
mungkin ada bangsa-bangsa lain yang biJlidugnng di Indonesia dan bertempat tinggal di Indonesia namun bclum membuktikan
pengaruhnya
yang
berarti
terhadap
perkembangan Islam. Dengan perantaraan
orang India-Gujaratdan
Malabar, Islam dengan mudah tersiar dan diterima oleh
bangsa Indonesia,
karena bangsa Indonesia telah mempelajari agama Hindu dari orang
India. Dengan demikian penduduk Jawa dan Sumatera
tidak begitu sukar menye-suaikan diri dengan kehidupan orang
Hindu yang beragama
lslam.
b. Islam yang
masuk
ke Indonesia berasal dari Arab lewat Parsi dan Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh Abu Bakar (Atjeh). Pada dasamya H. Abu Bakar dapat menerima alasan-alasan Hurgronye mengenai
pembawa clan dari mana asalnya Agama Islam yang
datang ke Indonesia,
tetapi
menurut H. Abu Bakar
di samping saudagar Gujarat clan Persia
maka
bangsa Arab juga mengambil peranan penting dan sebagai mubalig sengaja datang ke Indonesia untuk menyiarkan agama Islam.
Mereka inilah yang pertama di Indonesia (Samodra Pasai - Aceh).
Para penyiar Islam yang berasal dari
Arabia Selatan menganut faham syiah Zaidiyah. Tanah asal saudagar
Gujarat, mendapat
pengarub
Syiah sangat kuat dari
Iran.. Adanya kebiasaan-kebiasaan Syiah di beberapa ternpat
di Indonesia khususnya di Aceh, yaitu : adanya upacara pembuangan tabut Hasan Husein, peringatan terhadap tanggal 10 Muharram sebagai belasungkawa terhadap kematian Husein, adanya sematan
bubur suro yang sampai
sekarang masih ada dan adanya penghormatan terhadap hari Rebo dalam bulan Shafar.
H. Abu Bakar
berpendapat
bahwa
agama
Islam
masuk
pertama
kali di Aceh
dan tidak mungkin di tempat lain pada abad l Hijriyah. Pendapat
Drs. MD.
Mansoer pada
dasamya sama dengan pendapat H. Abu Bakar Aceh.
c. Ajaran Islam
murni
dari
Mekah,
tetapi jalannya melalui Persia dan Malabar.
Teori ini diajukan oleh
Drs. Hasbullah Bakrv mengemukakan bahwa ajaran Islam mumi langsung dari Mekah, sedang secara
kultural penyebaran Islam ke Indonesia melalui Persia dan
Malabar pemerintahan. Khalifah Usman (334-646 M), Akibat kekejaman Barn Umayah dan Bani Abbas, hingga
mereka sampai ke timur jauh dan pulau-
pulau di sekitamya,
yang
kemudian menjadi pendorong berdirinya kerajaan-kerajaan
Islam di beberapa daerah
di Indonesia. Hal lill
dianggap sebagai bukti bahwa orang Arab
berperanan penting dalam penyiar Islam pertama di Indonesia." Adapun mazhab yang datang pertama kali selain mazhab Safii sesuai dengan
keterangan Ibn Batutah yang singgah di Samodra sekitar tahun 1350,
bahwa raja menganut mazhab Safii. Akan tetapi
di samping mazhab Safii, aliran
Syiah juga ikut masuk ke Indonesia, alasannya
sebagai berikut.
1) Kitab suci
Al Qur'an turun di Mekah
dan Madinah. Sejak Islam pertama kali
datang
di
Indonesia
pastilah Al
Qur'an turut datang
pula dengan tanpa diubah-ubah ayatnya. Al-Qur 'an secara orisinil sampai di tangan
bangsa
Indonesia..
2) Dengan adanya
ibadah haji, meskipun
sangat
sedikit
tidak mustahil sejak
rnasa-masa Islam yang pertama sudah ada di antara banzsa Indonesi~ yang
langsung ke Mekah untuk menunaikan
ibadah
haji
3) Dengan interaksi an tar
bangsa lewat haji dan dengan
kebiasaan- kebiasaan bangsa Arab sendiri untuk berdagang melalui Jaut maka
wajarlah bila ada mubalig-rnubalig Arab sendiri
di samping pedagang-
pedagang Persia
dan Gujarat yang berlayar ke Indonesia.
d. Islam datang ke Indonesia
berasal darl lran (Persia) dan Gujarat.
Teori bahwa Islam di Indonesia berasal dari Iran dan Gujarat dikemukakan oleh Hoesein Islam tidak langsung dari Arab, tetapi baru sampai di Indonesia
setelah melalui Iran
dan Gujarat, baru kemudian ke Sumateradan Jawa. Alasan Hosein sebagai berikut..
Adanya persamaan antara faham
Sufi Siti Jenar
di Jawa, Hamzah
samsuri dan Samsuddi.nSumatrani di
Sumatera, dengan
faham Sufi di Iran dari Al Hallaj yaitu dalam ajaran
wihdatul wujud. Ternyata di Pasai terdapat juga beberapa
makam
ulama Persia yaitu Hasan
Khair bin Al Amir Ali Istrabadi.
Batu nisannya
telah berhasil dibaca oleh Cowan dalam
"A Parsian lncription in
North Sumatra" (KITL V hal. LXXX, 1940). Nisan itu bertarikh
12 Rabiul Awal 833 IL ( 1429 M) dan Amir Muhanunad
bin Abdul Qadi al Abbasi nisannya bertahun 882 H (1477 M).
Adanya peringatan terhadap hari tanggal
10 Asura
(Muharram) sebagai ciri
kaum Syiah di Aceh,
khususnya di daerah Aceh
Besar (Kutaraja). Dernikian
pula bulan Muharam
dianggap sebagai bulan
Hasan-Husein,
anak Ali bin Abi Thalib yang oleh
kaum
Syiah
dianggap sebagai Imam kesatu
dan kedua, dan diperingati dengan perayaan tabut. Di bagian Sumatra lainnya, yaitu
di Minangkabau bulan Muharam disebut
bulan tabut karena setiap tanggal
10 Muharam orang-orang Islam
beramai-ramai mengarak keranda (tabut) sebagai
lambang Hasan-Husein, kemudian dilemparkan ke sungai
atau ke
laut, Keranda itu di tempat asal faham Syiah,
yaitu di Karbala (Irak) tidak dibuang ke sungai melainkan ke kubur. Di India pemakaman
keranda di Karbala dipentaskan pada hari kesepuluh dari peringatan Muharam."
Penggunaan berbagai istilah yang
berasal
dari
Bahasa
Iran (bukan istilah Bahasa Arab) untuk tanda-tanda bunyi harakat, misalnya untuk fathah disebut jabar ja, dhomah
pes dan sebagainya dalam penyajian Al Qur'an
yang lazi.m, menurut Hosein Djajadiningrat membuktikan bahwa
ajaran Islam di Indonesia dahulunya berasal dari Iran. Adanya bentuk tulisan
Iran (huruf sin) dalam kitab-kitab
yang dipergunakan dalam pelajaran-pelajaran agama. Huruf
sin Arab bergigi tiga (س ) sedang huruf sin Iran tidak bergigi ((ىــــــى
Adanya batu-batu Jirat pada makam
Malik Ibrahim di
Gresik yang berasal dari Cambay, di Gujarat. Ketika marmer ji.rat itu retak kelibatan bagian dalamnya
terdapat
lukisan (tanda-tanda) bahwa batu pualam
itu pemah digunakan sebagai tembok
kuil atau candi."
Adanya pengakuan umat Islam
Indonesia terbadap mazhab Safii mazhab yang paling utama di Malabar Dari uraian berbagai teori dan pendapat
para
ahli tersebut dapatlah dirumuskan bahwa: Agama Islam yang datang ke Indonesia,
semula berasal
dari tanah Arab, yang dalam perkembangan selanjutnya agama Islam berkembang
keluar Semenanjung Arabia,
rnisalnya
ke Irak, Mesir, Iran, Syam, India. Ditinjau dari fakta-fakta yang
ada agama Islam
di Indonesia misalnya adanya aliran Syiah di beberapa daerah
(Aceh dan Minangkabau), adanya ajaran wihdatul wujud dalam
tasawuf
di Indonesia, sistem pengajaran
qur’an dengan mempergunakan istilah-istilah
fathah, pemakaian jirat dari
Gujarat, dan sebagainya, menunjukkan
bahwa
Islam di Indonesia,
khususnya di Jawa tidak langsung dari Arab melainkan
setelah melalui perantaraan Arabia, Iran,
India, dan kemudian
Indonesia. Meskipun ada hubungan langsung
ke
Mekah (Arabia)
namun tidak mempunyai pengaruh besar terhadap penyebaran Islam di Indonesia.
Samodra Pasai
telah tumbuh menjadi kerajaan Islam dan bandar
perniagaan besar, tempat persinggahan
berbagai saudagar-saudagar
muslim
dari berbagai Negara, terutama orang-orang Gujarat, pedagang terkenal dari India Barat. Saudagar- saudagar inilah yang menyiarkan
agama Islam ke Pasai. Sebelum datang ke Pasai
saudagar-saudagartersebut di Cambay telah
memeluk agama Islam.
Di Pelabuhan
Cambay banyak
juga saudagar-saudagar
dari Indonesia, sebaliknya dari Cambay banyak pula
saudagar-saudagar Gujarat yang telah Islam berlayar ke
Indonesia. Penduduk Cambay
menerima Islam
dari Persia. Alimulama
Persia
menyesuaikan ajaran
dan hukum
Islam
dengan
alam pikiran
Hindu.
Hal
inilah
yang menyebabkan agama Islam
mudah
diterima
di
Gujarat dan di
Indonesia.
Peranan Bagdad, Pada abad 13 M Dinasti
Abbasiyah yang
beribu kota di Bagdad
runtuh akibat serangan tentara Mongol di bawah pimpinan Holako. Akibatnya aktifitas perdagangan tergeser dari daratan ke lautan, Pelayaran menjadi ramai karena
daratan
dibancurkan dan
dikuasai oleh bangsa Mongol. Demikian
keruntuhan Bagdad mempunyai arti penting bagi masuknya agama Islam di Indonesia Hal ini terbukti di KerajaanPasai, Aceh ada makarn
dari Syarif Abdullah keturunan keenam dari Khalifah
Al Mansoer al
Abbasi, Syarif
Abdullah. Bahkan
wagfat menurut angka
tahun pada batu nisannya
1407 Mungkin ulama ini sama dengan Maulana
Muhammad Al Mustan Ashir
Al Abbasi sebagaimana disebutkan oleh Hamka di muka. Peranan Arab dan Mesir, Sejak lama sebelum Islam,
pelaut bangsa Arab telah mengadakan perdagangan ke Asia." Oleh karena Arab-Mesirmerupakan pusat-pusat.
Golongan pedagang, Gclongan ini berhubung pekerjaannya sering mengadakan hubumgaJ!ll dengan orang lain atau dengan daerah lain
di kepulauan Indonesia.
Tugas golongan
ini
bukan khusus
untuk
menyebarkan agama, hubungan mereka meskipun golongan ini bukan hanya peranannya dalam
memperkenalkan agama Islam kepada orang lain yang belum Islam sangat besar.
Terutama pedagang Gujarat. Para pedagang milah yang merintis jalan
masuk dan penyebaran Islam ke Indonesia.
Golongan ahli agama, Inti dari penyebar agama
Islam pada tangan para
abli agama, karena
merekalab yang sebenarnya mengetahui secara
mendalam tentang seluk beluk agama. Di Sumatera Utara misalnya maulana Muhammad al .Mustansir al Abbasi Hamzah Fansuri, Samsuddin
Sumatrani (1575-1630), Abdul Rauf dari
Singkil.
Di Jawa terkenal
dengan adanya wali yang sangat besar peranannya dalam
menyebarkan agama
Islam secara intensif.
terutama peranan wali sanga.
Di antara para penyebar
Islam di Jawa yang tertua adalah Maulana
Ibrahim
pada batu nisannya tertulis angka tahun wafatnya 1419.
Meskipun sebelum Maulana
Malik Ibrahim sudah ada orang Islam
di Jawa secara sporadis
misalnya adanya
peninggalan sejarah Fatimah Binti
Maimun. Bahkan di
ibu kota Majapahit berdasarkan bukti arkeologis-epigrafis, seperti
nisan
bertarikh 1356, 1372, 1376, 1380, 1397, 1398, dstnya." Data itu memberikan
petunjuk
bahwa
pada masa kejayaan Majapahit (pertengahan abad 14) telah ada keluarga istana yang memeluk Islam. Lebih dari
itu berita Cina bertarikh 1415 menyatakan bahwa sekitar sepertiga penduduk
ibu kota adalah muslim. Akan
tetapi kenyataannya barn pada awal abad XV di Jawa agama Islam berkembang dengan pesat di Pulau
Jawa, hal ini terbukti dengan kedatangan Raden
Rahmat di sekitar 1419 di Majapahit yang kemudian berhasil
membangun pesantren di pertama di
Jawa, yaitu di Ampel."
Raden Rabmat kemudian
ternyata lebih terkenal dengan sehutan tempat tinggalnya : Sunan Ampel.
Penyebar-penyebar Islam lainnya, yangjuga
dikenal
sebagai walisanga yaitu Sunan Bonang
(anak Sunan
Ampel), Sunan Giri, Sunan
Kalijaga, dan Sunan Kudus. Dalam
perkembangan berikutnya di samping
para wali itu memegang peranan penting dalam masalah agama, di antara mereka ada pula yang berperan
dalam masalab
politik misalnya Sunan Gunung
Jati. Sunan Gunung Jati adalah tokoh
yang dianggap sebagai wali yang
mengislamkan Jawa Barat. Sebelum mencapai kedudukan wali ia
bernama Fatahillah menjabat panglima tentara
Demak
yang
berhasil
menaklukkan Sunda Kelapa (1527), Banten dan Ciribon, kemudian memasukkannya di bawah pemerintaban Demak Dalam perkembangannya urusan
pemerintahan di Banten oleh Demak diserahkan
kepada Fatahillah. Pada 1552 pemerintahan
Banten oleh Fatahillah
diserahkan pada
Hasanuddin putranya.. Fatahillab selanjutnya menetap di Cirebon
memusatkan
perhatian serta kegiatannya pada masalah
agama. Pada tahun 1570 Fatahillah wafatdimakamkan di atas Gunung Jati Cirebon. Sejak itu namanya lebih
dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati."
Sunan Giri
mempunyai pengaruh
politik
sangat
kuat
terhadap
bupati-bupati di Jawa Timur,
antara
lain
Bupati Wirosobo,
Bupati Surabaya, Bupati
Tuban, dan Bupati-bupati Madura, yang pada abad 17M merupakan lawan
berat bagi Raja-raja
Mataram. Peranan Giri dalam penyebaran Islam di Indonesia Timur sangat besar."
Golongan raja-raja dan bangsawan, Para raj a yang
telah beragama Islam juga ikut
aktif menyiarkan agama itu. Para bangsawan mengikuti jejak
rajanya. Rakyat yang
memeluk agama yang sama dengan rajanya akan menimbulkan rasa persatuan erat antara keduanya karena keyakinan jiwanya
sama. Oleh para raja juga ikut
membantu para
wali dalam menyiarkan agama Islam." Misalnya Sultan lskandar
Muda membantu ulama besar Hamzah Fansuri dan Samsuddin
al Sumatrani (1607-1607 M). Di Jawa Sultan Demak bekerja sama dengan
para
wali
dalam menyebarkan
Islam di Jawa tidak perlu
diragukan. Bahkan
agar tradisi lama dapat sesuai dengan jejak yang baru maka raja pun mengikuti jejak para wali yaitu menyelaraskan
dua ajaran yang berbeda ke arah satu kesatuan ajaran.
Hal ini dapat dicapai
oleh
Sultan Agung pada
abad 17 M.
Peribahasa Arab
menyatakan "Al-naasuala diini mulukihim" artinya : orang-orang itu
(rakyat) mengikuti agama raja-raja
mereka. Di Jawa
agama
Islam
sejak permulaan
abad 15 telah
mencapai kemajuan
yang berarti,
seperti dikemukakan oleh berita Cina tahun 1416 M., karena di ibu kota Majapahit penduduknya
terdiri
dari 3 kelompok
sosial, kaum
muslem, orang-orang Cina
yang kebanyakan juga Islam, dan penduduk
asli penyembah berhala." Meskipun orang-orang Islam pada waktu
itu belum banyak
dan hanya
terdapat di sana-sini sebagai saudagar
atau pegawai-pegawai
kerajaan
Majapahit di pelabuhan-pelabuhan Pantai
Utara Jawa. Untuk melayani saudagar-saudagar muslim
diangkatlah kepala-kepala pelabuhan
itu dari kalangan
orang Islam karena saudagar-saudagar Islam
lebih senang dan terutama banya bersedia berdagang
dengan kaum muslimin. Pada abad
13 M sampai
15 M perdagangan Laut Jawa
mengalami kemajuan besar,
Kepala-kepala pemerintahan pelabuhan Demak, Gresik,
Surabaya, dan Tuban," clan lambat laun menjadi raja pelabuban merdeka, clan keadaan negerinya lebih
maju clan
makmur dari pada daerah
pedalaman." Seperti telah dikemukakan sesunggubnya sebe~um itu agama Islam telah menjejakkan kakinya di Jawa, yang memnggalkan
jejak-jejak sejarah seperti inskripsi dari Leran (Gresik) yang berhuf Arab Kufi, menerangkan bahwa yang meninggal itu bemama Fatimah
binti Maimun pada tahun
475
H
hubungan dagang
antara bangsa Arab dengan
bangsa Indonesia sejak zaman
Sriwijaya, Kediri
sampai pada zaman
Majapahit sangatlah wajar.
Agama Islam mulai intensif disebarkan di Jawa pada akhir abad XIV. Menurut
pemberitaan sumber sejarah tradisional Babad
Gresik para mubalig secara berombongan telah
tiba di Jawa pada akhir abad XIV (1377) kemudian mulai menyiarkan agama
Islam
di Gresik bemarna Maualana
Mahfur dan Maulana Ibrahim. Yang terakhir ialah orang tua Malik
Ibrahim,
tokoh meninggal pada tahun 1419. Asal mula moyang tokoh
Malik Ibrahim masih dalam perdebatan. Ada yang menyatakan berasal dari Gujarat, berasal dari keturunan Alawiyin. Babad Gresik menyataka bahwa moyang Malik Ibrahim (meninggal
1419) yaitu Maulana Ibrahim adalah ulama yang berasal
dari Negeri Gedah." Pada tahun l 4 l 9 M Raden Rahmat (mungkin berasal dari Kamboja,
menurut_ tradisi) datang
di Jawa mengunjungi bibinya di Keraton Majapahit dan kemudian atas
izin Maha raja Majapahit bertempat tinggal
menetap
dan menyiarkan agama Islam
seluas-luasnya di tempat yang bemama Ampel
Denta, disertai oleh
keluarga-keluarga yang
diserabkan oleh raja Majapahit berjurnlah sekitar
30.000 orang.
Orang pertama kali mengikuti jejak Raden Rahmat menjadi Islam bernama
Wiryo Saroyo
beserta seluruh keluarganya, kemudian diikuti
oleh penduduk Arnpel." Di Ampel Raden
Rahmat
mendirikan
pesantrean, tempat para santri menerima pelajaran agarna Islam sekaligus juga rnerupakan
asramanya. Sunan Ampel menjadi ahli agama, menguasai
ajaran Islam, serta mempunyai dedikasi tinggi dalam mengamalkan dan menyiarkan Islam. Murid-rnurid
Sunan Arnpel
itu antara Iain Raden Paku, Makdum Ibrahim, Syarifuddin
(putra Raden Rahmat), Raden Patah raja Islam yang pertama
di Demak juga keluaran
pesantren Ampel.
Di kalangan istana Majapahit clidugajuga
telah merembes sedikit
demi sedikit penganut-penganut Islam di kalangan keluarga istana. Terbukti di bekas ibukota Majapahit terdapat
suatu
Jcuburan khusus, diperuntukkan bagi keluarga
istana yang memeluk
agama Islam, yaitu di Tralaya 61• Batu nisan tertua menunjukkanangka tahun 1356 M. Bahkan
pada waktu berikutnya tidak
mustahil permaisuri Raja Kertawijaya yang berasal
dari Campa bemama Dewi Darawatijuga memeluk agama Islam. Putri inilah tampaknya yang di dalam sumber-sumber tradisional disebut- sebut sebagai bibi Raden Rahmat, terkenal dengan sebutan Putri Campa, batu nisannya bertahun
1370 Saka (1448 M). Sementara itu perkembangan Islam di pesisir berjalan
pesat, bahkan para bupati pesisir yang telah masuk
Islam (Tuban-Gresik-Dernak) rnulai melepaskan diri dari kekuasaan pusat Majapahit.
Dua faktor masuk dan mulai berkembangnya agama Islam serta
tindakan syah
bandar dan bupati-
bupati pesisir melepaskan diri dari
Majapahit merupakan dua faktor
penting di sarnping
sebab-sebab lain seperti perang saudara
antar keluarga raja ikut mempercepat keruntuhan Majapahit." Meskipun sejak akhir abad
XV Majapahit kondisi Majapabit telah
sangat
lemah,
akan tetapi berdasarkan
berita
Portugis dan
berita
Spanyol kerajaan itu rnasih memegang kelcuasaan di pedalaman Jawa.
Ibu kotanya di Daha. Barn pada tahun 1527
kerajaan tersebut benar-benar runtuh, sebagai
akibat usahanya menjalin hubungan dengan pihak
Portugis melalui Panarukan yang masih
Hindu. Kekuasaan pemerintahan clan politik
sesudah Majapahit tidak berdaya kemudian berpindah ke tangan orang
Islam. Setelah Majapahit runtuh kekuasaannya digantikan oleh Demak. Demak
terns menerus
memperluas penyebaran Islam baik ke bagian
timur Jawa Timur
rnaupun Jawa Barat. Berbeda dengan Majapahit yang berbasis
di daratan, basis
kekuasaan Demak meliputi daerah pantai utara Jawa. Kekuasaan Islam di Demak
didukung penub oleh
para wali. Namun demikian sampai akhir abad 16 M Jawa secara keseluruhan belum berhasil diislamkan, Bila
Pejajaran pada 1580 M dapat digempur oleh Panembahan Yusuf dari Banten (75) maka Blambangan baru padaabad 1717 M berhasil cliislamkan.
Silsilah Sunan
Giri
Pada umumnya silsilah
dan asal-usul para wali dapat
dikatakan simpang siur
karena
dihimpun dari bennacam-macam sumber traditional atau
bahkan sumber tradisi lisan (oral tradi-
tion) misalnya Babad Gresik, Babad Tanah Jawi, catatan silsilah milik suatu golongan tertentu
antara lain dari
golongan Alawiyin, sumber-sumber tradisi, Para ahli yang menekuni
penyelidikannyaterhadap kehidupan
para wali antara
lain: B. Schrieke,
P.A.A. Hoesein Djajadiningrat, C.
SnouckI lurgronya, D.A. Rinkes, clan lain-lain sering tertumbukkepada berita-berita atau dongeng yang satu di antara
lainnya temyata
tidak sama.
Menurut basil penelitian Panitia
Penelitian clan Pemugaran
Sunan Giri
yang bekerja sarna
dengan Lembaga Research
Islam Malang dari 27 April
sampai 23 September
1973 mengenai
silsilah
Sunan
Giri dari pihak
sebagai berikut.
Raden
Paku Muhammad Ainul
Yakin putra Ishak,
Ibrahim
Al Ghazi, (Ibrahim, Asmoro) bin Jamaluddin
Husein,
bin Ahmad bin Abdullah, bin Abdul
Malik bin Alawi bin Muhammad bin Shohibul
Mirbad, bin
Ali Kholi Qosam, .bin Alawi, bin Muhammad bin Abdullah, bin Ahmad al Muhajir,
bin Isa, bin Miiliammad al Faqih, bin Ali al Aridh,
bin Ja'far As shadiq, bin Muhammad al Bagir, bin Ali Zainal Abidin, bin Ali bin Abi Thalib
suami Fatimah binti Rasulillah Saw. Adapun dari
pihak
ibu Sunan Giri
putra dari Dewi
Sekardadu bin Menak Sembuyu, bin Menak
Pragola,
bin Bambang Tumenggung, bin wacana,
bin Ratu Surya
Winata, bin Mundiwangi." Menurut Pigeaud
Menak Pragola itu tidak lain adalah
Dadali Putih, keturunan Wirabhumi yang terbunh
dalam Perang Pa-Regreg (1401-1406). Jadi Sunan Giri memiliki
hubungan genealogi dengan
raja Majapahit yang
terbesar : Ha yam Wuruk atau
Rajasanagara (1350-1389).
Sesudah Sunan
Giri wafat yang menerusk:an tugas perjuangannya
di Giri adalah: Sunan Dalem, Sunan Sedomargi, Sunan Prapen, Sunan Kawisguwa, Panembahan Agung, Pangeran Mas Witono,
Pangeran Sidengrana, dan Pangeran Singosari. Pada 1680 Giri diserbu oleh Amangkurat II, Giri berhasil direbut dan Pangeran Singasari tewas.
Menurut basil penyelitian Lembaga Research
Islam.Malang bersama- sama dengan Panitia
Penelitian dan Pemugaran Sunan Giri, Sunan Giri mempuyai anak
10 orang, namun
tidak
diterangkan berapa1rah jumlah masing-masing anak yang diperoleh baik dari
Dewi Mmtasiahmaupun Dewi W ardah..
Anak.-anak tersebut yaitu :
1. SusuhunanTegalwangi; 2. Nyai Ageng Sido Luhur ; 3. Pangeran Sidotimur ; 4. Susuhunan
Kidul ; 5. Nyai Ageng
Kelangonan ; 6. Zainal Abidin
Sunan
Dalem; 7. Nyai Ageng Sawo;
8. Susubuoan
Kesalin; 9. Pangeran Pasir Batang Kedaton; IO.
Susuhunan Waruju.
Dari 10 putera-puteri itu, yang kemudian
memegang peranan penting sepeninggal Raden Paku adalab
Zainal Abidin
Sunan Dalem, menurunkan tokoh-tokoh penerus
yang memegang otoritas penyiaran Islam di Giri,
Nyai Ageng Sawo
berputra Mas Pepunden W ringinpitu berputra
Pangeran Mlaja
kusuma Sampang, berputra Pangeran
Trunajaya." Pada masa kecil Sunan
Giri diasuh dan menjadi anak angkat saudagar putri, yang berstatus janda Nyi Gede'atau Nyai Ageng Pinatih di Gresik.
Sunan Giri sebagai Wali Sanga
Dari uraian terdahulu temyatalah bahwa
proses
masuknya dan penyebaran agama
Islam di Indonesia secara umum,
dan di Jawa khususnya tidak. dapat dilepaskan dari
peranan para
pedagang Islam,
ahli-ahli agama
Islam dan raja-raja atau para penguasa yang telah
menganut Islam. Meskipun
berdasarkan bukti-bukti arkeologis-epigrafis pada masa kebesaran Majapahit (1350-1400) telab ada
pemeluk Islam di .kalangan
pribumi akan tetapi dalam anggapan masyarakat Jawa bahwa penyiar agama Islam yang pertama di pulau ini dijalankan oleh para wali. Secara etimologis, wali adalab singkatan
perkataan
waliullah
yang berarti
sahabat Allah atau wakil Allah Dalam kehidupan sosial wali menurut pandangan masyarakat ndalah orang yang sangat
cinta kepada
Allah, pengetahuannya tentang masalah-masalah
agama
sangat dalarn, serta
sanggup mengorbankan
jiwa.
Sebagai orang yang dekat dengan
Tuhan para wali mempunyai
tenaga gaib, kekuatan batin yang berlebih
dan ilmu sangat tinggi. Sebagai pembawa
dan penyiar agama
Islam para wali dihubungkan dengan
soal tasawuf, dibandingkan dengan
fiqh.
Tokoh-tokoh yang berstatus
wali,
misalnya : Hamzah Fansuri, Syamsuddin
Sumatrani dan Abdul Rauf dari Sinkil. Tokoh dari
Sulawesi Selatan yang juga dianggap berstatus sebagai wali
yaitu Syekb Yusuf
Tajul-khalwati." Namun
demikian kemasyhuran tokoh-tokoh itu
tidak sama dengan para wali di Jawa.
Oleh
karena
itu istilah wali yang digunakan
dalam
tulisan
adalah khusus untuk wali
di Jawa. Jumlah dari para wali di Tanah
Jawa tidak diketahui secara pasti disebabkan ada pula para wali yang hanya dikenal di sekitar daerah tempattinggalnya
(setempat), misalnya: Sunan Panggung di daerah Tegal, Sunan Bayat di daerahKlaren,
Sunan Nur Rahmat di Sendang
Duwur, Paciran
dan
sebagainya."
Pada umumnya oleh masyarakat para wali dibedakan menjadi dua
golongan:
1. Yang termasuk walisanga (sembilan)
2.
Yang tidak: termasuk walisanga."
Mengenai kata
sanga, dari walisanga ada yang berpendapat berasal/ harus
dibaca wali
sana. Dalam Kamus
Kawi
(Jawa Kuno) Indonesia oleh Prof. Drs. S. Wojowasito, kata
sana berarti panggonan (tempat). Menurut Wojowasito kata sana
berasal dari kata asana yang berarti tempat
duduk. Pada zaman sebelum Islam asana memang nama tempat duduk
atau tempat berdiri
suatu patung dewa
(pedestal)." Kenyataannya
para walisanga oleh masyarakat lebih dikenal dengan
sebutan tempat kedudukannya. Misalnya: R. Rahmat sebagai
Sunan Ampel, R. Palru sebagai
Sunan Giri, R Makdum Ibrahim sebagai Sunan Bonang, dan lain-lainnya, Lebih dari itu nama-nama
tempat tersebut
juga menggunakan bahasa Sanskrta (Giri),
Jawa
Kuna.
Masyarakat juga belum
menyepakati mereka
yang
termasuk golongan
walisanga. Misalnya
di Jawa Tengah ada beberapa
pendapat walisanga terdiri dari :
1. Maulana Maghribi
2. Sunan Ampel
3. Sunan Giri
4. Sunan Bonang
5. Sunan Muria
6. Sunan Kudus
7. Sunan Gunung
j ati
8. Sunan Drajat
9. Sunan Kalijaga.
Masyarakat di Jawa Timur menyatakan walisanga
itu terdiri dari :
1. Maulana Malik
Ibrahim
2. Sunan Giri
3. Sunan Kudus
4. Gunung Jati
5. Sunan Drajat
6. Sunan Bentong
7. Sunan Bonang
8. Sinan Majagung
9. Syeh Siti Jenar.
Di Jawa Barat masyarakat menganggap bahwa yang
menjadi anggota wali songo adalah :
1. Pangeran Majagung
2.
Pangeran Bonang
3. Syeh Bentong
4.
Sunan Ampel
5, Pangeran Cirebon
6. Syeh Lemah Abang
7. Maulana Maghribi
8. Sunan kalijaga
9. Sunan Giri.
Angka sembilan
selain
merupakan
angka tertinggi
juga memiliki nilai-nilai keabadian.
Angka itu dilipatkan berapa saja,kemudian
angka hasil kelipatannya jumlahnya
juga sembilan.
Lebih dari itu kata saaga pada zaman sebelum Islam merupakan
nama organisasi para ulama (bhiksu- bhiksunii
Budhis,
yaitusangha. Tidaktertutup kemungkinan
para wali oleh masyarakat juga dianggap sebagai penerus mereka
kemudian juga dipercaya
juga berkumpul dalam
suatu wadah atau
ikatan: walisanga .Oleh
karena itu SunanAmpel danjuga Sunan Giri dalam Babad TanahDjawijuga terkenal dengan sebutan
Pandhita
Ampel
clan Pandhita
Giriac
Teori lain
dikemukakan oleh Lembaga Penelitian
dan Panitia Pemugaran Sunan Giri dan LembagaResearch Islam.Malang da1am Sejarah
dan Da 'wah Islamiyah Sunan Giri,
menyatakan bahwa susunan walisanga sebagai berik:ut.
1. Sunan Ampel
2. Sunan Giri
3. SunanBonang
4. Sunan Drajat
5. Sunan Kudus
6. Sunan Muria
7. Sunan Kalijaga
8. Sunan
Gunungjati
9. Syeh Siti Jenar,
Selanjutnya Lembaga tersebut juga berpendapat bahwa : wali sanga
hidup dalam
satu zaman," Pendapat tersebut ditinjau dari kronologisnya kurang tepat, sebab Maulana
Malik
Ibrahim
dari batu
nisannya memuat angka
tahun
wafatnya yaitu pada 1419
M. Pada tahun itu Raden
Rahmat
yang kemudian terkenal
sebagai
Sunan Ampel baru
tiba di Majapahit, dan wafat pada 1475
M.87 Sunan
Drajat clan Sunan Bonang adalah putranya. Sunan Giri adalah murid clan sekaligus
juga menantu.
Sunan
Gunung Iati baru muncul pada tahun 1527
di masa pemerintahan Sultan Trenggana (1521-1546), clan wafat pada 1570
M di Cirebon. Sedang Sunan Ampel
wafat (1485), Sunan Giri (1506), Sunan Drajat (1520), Sunan
Bongang
(1525). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa para wali tersebut berlain- lainan masa hidupnya,
Sunan Giri sebagai salah seorang
dari pada wali khususnya dari kelompok walisanga, juga seperti sejarah
kehidupan
para
wali-wali lain, sebagian besar masih diliputi oleh kegelapan, bahan-bahan atau
sumber- sumber sejarahnya yang
bersifat primer tidak didapatkan..
H. Abu Bakar
dalam Sedjarah Al-Qur 'an menyatakan bahwa para ahli-ahli ketimuran dan ahli-ahli sejarah di Indonesia yang ternama antara lain HoeseinDjajadiningrat,
Prof. Dr. Snouck Hurgronye, D.A. Rinkes,
BJO. Schrieke
dan lain-lain, dalam penelitiannya sering
terbentur kepada berita-berita tarikh, legende dan dongeng-dongeng yang
kadang-kadang bertentangan antara satu sama lain.
Berdasar sumber-sumber tradisonal yaitu Babad, Sunan
Giri adalah putraMaulanalskak (SyehAwalul Islam- Wali Lanang) yang atas nasihat Sunan Ampel menyiarkan Islam di Blambangan. Siapa sebenamya tokoh skak tidakjelas clan dapat dikatakan misterius. Mengenai asal-usulnya ada f,ang mengatakan
dari Juldah (Jeddah), dan kemudian
menetap di Malaka chm Pasei setelah
gagal mengislamkan Blambangan,"
Menurut sumber-sumber tradisional pada masa itu Blambangan dalam perintahan raja Menak Sembuyu,
patihnya
Bajul Senggoro. Di kala itu Kung
raja
sedang
menderita kesusahan karena putrinya Dewi Sekardadu
menderita sakit
yang sulit diobati. Akhirnya raj a mengeluarkan sayembara tbnrang siapa dapat mengobati
clan menyembuhkan
sang putri,
bila laki-laki telah dijodohkan dengan putri
tersebut serta
di
beri
separuh kerajaan, perlombaan itu dapat
dimenangkan oleh Iskak. Atas permintaan raja, Maulana Iskak kawin dengan
Sekardadu dan mempeoleh separuh dari kerajaun. Narnurn kemudian terjadilah. perselisihan karena
raja tidak mau memeluk agama Islam. Maulana lskak (Wali Lanang) terpaksa meninggalkan Lambangan tatkala istrinya dalam keadaan mengandung. Wabahpun berjangkit, yang menjadi sasaran
kemarahan, adalah
bayi dalam kandungan Sekardadu. Ketika
bayi itu lahir, setelah dimasukkan ke
dalam peti dihanyutkan ke laut, tetapi di
laut mana. juga tidak jelas. Diduga
karena laut yang biasa digunakan
sebagai jalur lalu Iintas pelayaran Gresik-Bali adalah Selat Madura ada kemungkinan yang dimaksud adalah
Laut Selat Madura.
Motif perkawinan sayembara tidak lazim
dalam Islam.
Perkawinan Maulana Iskak dengan Sekardadu mengingatkan kita kepada motif-motif perkawinan sayembara yang terdapat dalam kitab kesusasteraan Mahabarata dan Ramayana, yaitu perkawinan antara Pandawa-Drupadi, perkawinan Rama dan Shinta,
Motif
pembuangan "bayi"
yaitu
anak
Sekardadu, mengingatkan
kepada kisah
di dalam Pararaton mengenai pembuangan Ken Arok,
anak janda dari desa Pangkur, di timur
Gunung Kawi : Ken Endog. Bedanya bila anak Sekardadu berasal dari kalangan istana,
dibuang ke laut,
dan kemudian diketemukan saudagar perempuan kaya, akhimya berguru
kepada Sunan Ampel dan kemudian menjadi
seorang wali
yang terkenal : Sunan Giri. Di lain pihak Ken Arok hanyalah
anak.
keluarga petani miskin, dibuang di kuburan, kemudian dipungut seorang pencuri, setelah dewasa menjadi penjahat ulung, ketemu dan berguru kepada pendeta Loh Gawe clan berakhir
menjadi seorang
raja
besar
di Singasari." Dari perbedaan-perbedaan itu adajuga persamaannya : pembuangan anak, tatkala remaja berguru kepada ahli agama dan menjadi termasyhur meskipun dengan variasi
berlainan yaitu, yang pertama
bercorak Islam sedang yang kedua hidup dalam suasana Hindu.
Setelah sampai di Gresik anak yang diketemukan oleh nahkoda kapal juragan janda itu segera diserahkan kepada Nyai Gede Pinatih dan diambil anak
angkatnya. Oleh Nyai Gede ia dinamakan Jaka Samodra.
Setelah cukup usia disekolahkan ke Ampel yang kemudian oleh Sunan Ampel Jaka Samodra diberi nama Raden Paku
sesuai dengan pesan
Maulana Iskak.
Menurut tradisi
yang lebih merupakan legende rakyat, semenjak berumur 16 tahun Raden Paku telah mempunyai
keistimewaan-keistimewaan nntara lain : pada suatu malam Sunan Ampel mengelilingi pesantren untuk mengetahui keadaan
santri-santriya, terlihatlah ada
cahaya memancar dari
salah seorang muridnya yang sedang
tidur, ditalikanlah ujung sarung murid tersebut. Temyata esok barinya sarung
Raden Paku-lah yang terikat.
mengertilah Sunan
Ampel bahwa Raden
Paku akan menjadi alim
dan mahir dalam berbagai macam ilmu dan kecakapan." Memancarkan
cahayasebagai
tanda keistimewaan dari orang yang memancarkannya terdapat pula dalam Pararaton, yaitu memancarnya cahaya dari tubuh bayi Ken Arok ynng dibuang
oleh ibunya pada waktu malam ketika dijumpai
oleh Lembong, sinar yang memancar dari Rahsya Ken Dedes yang
tersingkap dari kereta."
Pada waktu Raden Paku belajar
ke Ampel dikisahkan bahwa ia tidak menetap di Ampel, melainkan pulang balik dari Gresik ke Ampel. Menurut santri Ampel, bila Raden Paku pulang-pergi ke Ampel maka tanah Surabaya menyempit.
Akan tetapi setelah
Raden Paku melangkah kedua tempat itupun
menjauh
kembali." Cerita
semacam ini
terdapat dalam
mitologi Hindu yang menyatakan bahwa Wisnu sebagai pemelihara dunia mampu menguasai dunia dengan hanya
tiga
langkah saja.
Tradisi lainmenyatakan tatkala Raden Paku berumur
19 tahun, namun ada yang berpendapat umur
23 tahun bersama
dengan saudagar ibunya ke Kalimantan." Tetapi
setelah sampai di tempat
tujuan barang dagan ibunya habis disedekahkan
pada rakyat di sana, sebagai
ganti bayaran zakat ibunya.
Ketika
kembali,
kapal
diisi dengan pasir, setelah sampai di Gresik berubah
menjadi basil hutan rotan, damar, yang nilainya melebihi harta
yang dizakatkan itu.
Menurut Babad Tanah Jawi sesudah beberapa
lama diAmpel Raden Paku bermaksud pergi ke Mekah
untuk memperdalam
ilmu bersama Makdum Ibrahim namun hanya
sampai
di Malaka, tetapi ada pula
yang berpendapat di
Pasai untuk
singgah kepada Maulana Iskak atau Syeh
Awalul Islam. Akan tetapi kemudian
kedua pemuda itu diajar sendiri
oleh Maulana lskak tentang segala rahasia agama
Islam, bahkan Raden Paku berhasil mencapai ilmu "laduni". 0leh Maulana Iskak
Raden Iskak
diberi gelar tanah
dan dua orang
hadapi Syeh Koja
dan
Syeh
Grigis, yang
mengingatkan kepada peranan punakawan
yang muncuI dalam kesusastraan Kediri, yaitu
dalam
Gatutkacasraya dan relief wayang dari candi Jago. Dalam
relief
itu Raden Arjuna diikuti oleh
punakawannya sebagai bagian dari ceritera Partayajna".
Perjalanan Raden Palru di atas permukaan air laut mengingatkan
kepada perjalanan
Empu
Bharada di atas air laut
ketika pergi ke Bali
seperti dituturkan oleh Nagarakrtagama dalam pupuh LXVIII,
bait
2_ 110. Sesudah sampai di Jawa harus mencari
tern.pat yang tanahnya sama dengan tanah yang diberikan
oleh Maulana
Iskak untuk digunakan sebagai tempat tinggal
dan menyiarkan agama Islam. Dengan demikian
kesucian tempatlah yang diutarnakan bukannya bangunan atau pertimbangan
banyaknya penduduk yang akan mempergunakan tempat
tersebut. Petimbangan-pertimbangan itu sesuai dengan kebiasaan
pada z.aman Hindu
bahwa untuk mendirikan suatu
bangunan suci seperti candi, faktor kesucian
tempatlah yang
diutamakan.
Pada suatu hari malam Jum'at yang
temyata merupakan "sayembara" dari Ki Ageng Bungkul. Siapa yang menemukan buah
tersebut akan
dikawinkan dengan putrinya Dewi Wardah. Sunan Ampel
pun setuju
atas perkawinan tersebut,
maharnya Raden Paku harus mengajar calon istrinya sampai dapat membaca Al-Qur'an. Sesudah berumah
tangga minat dan perhatian Raden Paku ditujukan padatujuan yang lebih tinggi yaitu terdakwah dan berskhalwat kepada
Tuhan.
Mantap oke lengkap
BalasHapus