Tugas Mata Kuliah PTK Pascasarjana UNESA
Nama :
Ridwan
NIM. :
15785405
Jurusan :
IPS
Review Buku
Penelitian Tindakan Kelas (Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui
Classroom Action Research) Penulis Dr. Suroso
A.
Pendahuluan
Buku ini merupakan refleksi persoalan kualitas
membaca dan menulis bangsa Indonesia yang masih rendah. Membaca dan menulis
merupakan salah satu tolak ukur kualitas pendidikan sebuah bangsa. Pendidikan
merupakan salah satu bentuk strategi budaya tertua bagi manusia untuk
mempertahankan keberlangsungan eksistensi mereka. Kemampuan membaca anak-anak
Indonesia rata-rata masih tergolong rendah, ini dibuktikan dari 31 negara yang
diteliti oleh IEA Study of Reading Literacy. Menunjukkan bahwa Indonesia
masih berada pada peringkat ke-30. Faktor utama pemicu rendahnya ketrampilan
membaca dan menulis adalah faktor teladan pembiasaan membaca dan menulis oleh
anggota masyarakat. Melalui buku ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan
membaca dan menulis baik siswa, mahasiswa, guru ataupun dosen.
Pokok utama dari buku ini adalah bagaimana
strategi dan proses melakukan Penelitian tindakan Kelas diberbagai tingkatan
pendidikan, khususnya meningkatkan kemampuan dibidang membaca dan menulis. Penelitian
pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran ilmu yang dikomunikasikan melalui
bahasa tulisan. Peneliti memerlukan penguasaan terhadap hakikat keilmuan yang
akan diteliti, agar penelitiannya dapat berjalan dengan baik. Pengetahuan
diperlukan untuk mencari perbedaan atau melihat hubungan antara yang satu
dengan yang lainnya.
Melihat begitu pentingnya penelitian bagi
perkembangan pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, maka
pembiasaan membaca dan menulis sebagai modal utama penelitian harus
ditingkatkan. Tenaga pendidik yang mampu mengajarkan keduanya akan sangat
membantu proses peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Buku Penelitian Tindakan Kelas
(Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Classroom Action Research) ini,
Suroso mencoba untuk memaparkan dan menjelaskan strategi yang tepat untuk
melakukan penelitian, sehingga dari contoh-contoh peneitian yang dipaparkan
dapat membantu guru, dan tenaga pendidik untuk mengajarkan bagaimana melakukan
penelitian kepada siswanya.
Buku ini juga memaparkan strategi dan proses
melakukan peneltitian tindakan kelas. Bagian awal pembaca diajak untuk memahami
hakikat dan jenis penelitian tertera dalam (Bab 1). Pada bagian kedua buku ini
menyajikan penelitian tindikan kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis murid sekolah dasar dalam (Bab 2). Pada bagian ketiga buku ini berisi
penelitian kualitatif teks bahasa surat kabar dalam (Bab 3). Proses kreatif
dosen dalam menulis di surat kabar dalam (Bab 4). Penelitian Tindakan Kelas
untuk meningkatkan kemampuan membaca ibu rumah tangga dalam (Bab 5). Kemampuan membaca dan menulis mahasiswa dalam
( Bab 6 & 7).
B.
Hakikat dan Jenis Penelitian
Hasil penelitian di Indonesia pada umumnya kurang
menggembirakan walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan Sumber
Daya Manusia (SDM). Penelitian pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran
yang dikomunikasikan melalui bahasa lisan. Seorang peneliti harus melihat
penelitian dari segi pengetahuan ontologi (apa yang dipelajari), pengetahuan
tentang epistimologi (bagaimana cara mempelajarinya), serta pengetahuan tentang
aksiolosi (pembahasan atau manfaat penelitian). Fungsi pengetahuan ini adalah
untuk mempelajari dan mencari perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya.
Jenis penelitian diantaranya adalah penelitian survei (Kerlingger,
1973), penelitian eksperimen, expost facto, penelitian analisis konten
(Kripendorf, 1980), penelitian kualitatif (Bogdan, 1984 ; Stratuss, 1987),
penelitia tindakan (Mc Niff, 1992), penelitian kebijakan (Sukamto, 1995), dan
lain lain. Dengan memahami paradigma acuan dan karakteristiknya, peneliti dapat
menentukan jenis penelitian dan sesuai dengan masalah yangditeliti. Hal ini sangat penting sekali dicermati,
karena berdasarakan pengamatan di lapangan banyak terdapat peneliti mengadakan
penelitian yang tidak sesuai dengan bidang studi yang dikuasainya.
C.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (classroom
action research) berkembang pesat di Kanada, Amerika, Inggris, dan Australia.
Penelitian ini banyak mendapat perhatian dari para ahli, sebab jenis penelitian
ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat
indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.
Saat ini juga jenis-jenis penelitian PTK mulai digunakan dan diminati oleh
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, karena di samping pelaksanaannya
relatif mudah, hasil dari PTK ini bisa dijadikan sebagai tolak ukur
keberhasilan suatu jenjang pendidikan. Sehingga melalui PTK ini banyak sekali
masukan-masukan yang sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia.
Penelitian Tindakan Keals didefinisikan sebagai suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran
di kelas secara lebih profesional. PTK erat sekali dengan praktik-praktik
pembelajaran yang sehari-hari dihadapi oleh guru. Misalnya jika ditemukan
adanya penurunan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan tertentu, maka guru
dapat melakukan PTK dengan berbagai tindakan berupa program pembelajaran.
Dengan program yang dirancang, akhirnya guru dapat mengerti dan menemukan
pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
Melihat dari contoh uraian di atas, jelas sekali
bahwa dalam PTK, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari
aspek interaksinya dalam pembelajaran. Selain itu PTK juga dapat menjembatani kesenjangan
antara teori dan praktik pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena setelah
meneliti kegiatannya sendiri, guru akan memperoleh umpan balik menganai
apa yang selama ini dilakukan, dan memberikan suatu pemikiran baru dalam
pembelajaran. Melalui penelitian yang dilakukan lewat PTK, guru dapat
membuktikan apakah suatu teori belajar mengajar dapat diterapkan dengan baik di
kelas yang dia miliki? Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi
kelasnya, melalui PTK guru dapat mengambil teori yang ada untuk kepentingan proses
dan produk pembelajaran yang lebih efektif, optimal, dan fungsional. Melalui
PTK ini guru juga dapat mengetahui apakah praktik-praktik pembelajran yang
selama ini dilakukan memiliki efektifitas yang tinggi.
Adapun
tujuan dari PTK adalah, sebagai berikut :
1.
Memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
2.
Terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses tindakan
kelas berlangsung.
3.
Pengembangan ketrampilan guru berdasarkan persoalan-persoalan
pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri.
D.
Ketrampilan Membaca dan Menulis
Kemampuan menulis merupakan salah satu aspek
kemampuan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan
kemampuan itu, seseorang dapat mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan dan
kemampuannya kepada orang lain melalui tulisan. Mereka dapat berkomunikasi
dengan orang yang diajak berkomunikasi. Dapat dikatakan
bahwa moral, ilmu pengetahuan, dan teknologi sampai ke tingkat yang sekarang
ini ada merupakan salah satu akibat dari adanya kemampuan menulis yang dimiliki
manusia. Melihat besarnya manfaat menulis bagi kehidupan manusia,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bagi perkembangan pemikiran
maka sudah sewajarnya bahwa menulis dijadikan sebagai salah satu pelajaran
pokok yang ada disetiap jenjang pendidikan di Indonesia.
Kemempuan menulis siswa harus diketahui sedini
mungkin dari mulai dia berada pada jenjang pendidkikan sekolah dasar. Ide-ide
yang dimiliki seorang anak kadang-kadang sulit dituangkan dalam bentuk tulisan,
mereka kesulitan untuk mengekspresikannya dalam bentuk tertulis, maka perlu
adanya dorongan dan motivasi agar mereka mampu dan mau untuk menuangkan ide dan
gagasan mereka ke dalam bentuk tulisan.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh penulis
sendiri tentang pelaksanaan penilaian siswa sekolah dasar menunjukkan
bahwa masih perlu adanya peningkatan dari segi pengajar dalam menyampaikan
pembelajaran mengenai menulis, agar siswa dapat lebih termotivasi untuk berani
dan biasa mengungkapkan ide dan gagasan mereka ke dalam bentuk tulisan.
Ketrampilan menulis tidak hanya didukung oleh
ketrampilan mengungkapka ide dan gagasan yang dimiliki, tetapi juga tergantung
oleh tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai materi yang akan ditulis.
Membaca merupakan salah satu contoh dari cara memperoleh informasi agar
pengetahuan umum yangdidapat semakin luas. Ketrampilan menulis yang baik harus
disertai oleh kemampuan untuk membaca yang baik pula.
Kebiasaan membaca masyarakat indonesia masih
tergolong rendah, namun sampai saat ini program membaca yang
diakui sebagai masalah nasional yang menyangkut hari depan bangsa Indonesia
belum direalisasikan. Pentingnya kemampuan membaca itu juga seiring dengan
kesiapan untuk memasuki era masyarakat informasi. Dalam kegiatan membaca
menurut Tomasowa (dalam Wiryotinoyo, 1990 : 25) ada tiga tahap kebiasaan
membaca, yaitu permulaan, tahap senang membaca, dan tahap biasa membaca.
Kenyataannya sekarang para siswa ataupun masyarakat masih dalam tingkatan
permulaan membaca. Buku ini juga menyajikan penelitian yang
dilakukan oleh penulis sendiri tentang strategi penumbuhan kebiasaan membaca
ibu rumah tangga sebagai pemerolehan informasi untuk meningkatkan kualitas
hidup. Uraian yang dipaparkan penulis dalam penelitian ini menyebutkan bahwa
upaya penumbuhan tradisi membaca dalam keluarga dapat dilakukan dengan
mengkondisikan kebiasaan membaca, menyediakan kebutuhan akan bacaan, penumbuhan
keingintahuan, pemilihan bahan bacaan, dan adanya fasilitas yang memadai sesuai
dengan kebutuhan membaca.
Eratnya kaitan antara membaca dan menulis ini coba
dituangkan penulis dalam bukunya yang mengambil penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti sendiri. Penelitian yang berjudul "Tradisi Membaca sebagai
Upaya Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Belajar Mandiri dalam Mata Kuliah Menulis".
Sebahagian besar mahasiswa dalam menulis masih mengandalkan
kemampuan sendiri tanpa disertai dengan kegiatan membaca tulisan orang lain,
atau sumber referensi lainnya. Padahal untuk menulis sebuah karya yang berbobot
diperlukan sumber yang memadai, yang tentunya dapat diperoleh melalui kegiatan,
membaca tersebut. Jadi kaitan antara membaca dan menulis ini merupakan suatu
syarat untuk membuat suatu penelitian baik Penelitian Tindakan Kelas, maupun
penelitian penelitian yang lain.
Melalui buku ini diharapkan peningkatan ketrampilan
menulis akan disertai dengan adanya peningkatan membaca yang cukup agar tulisan
yang dihasilkan dapat berbobot dan mempunyai nilai manfaat yang tinggi.
E.
Kritik Terhadap Buku "Penelitian
Tindakan Kelas Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Classroom Action
Research".
Buku ini banyak menjelaskan tentang beberapa jenis
penelitian terutama Penelitian Tindakan Kelas. Penelitiaan Tindakan Kelas
menurut buku ini merupakan suatu jenis penelitian yang mempunyai manfaat yang
banyak terhadap pendidikan di Indonesia. Melalui PTK diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran setiap jenjang pendidikan. Buku ini
lebih banyak memberikan contoh penelitian tindakan kelas daripada strategi
untuk menyusun sebuah penelitian yang baik. Buku ini juga terlalu fokus pada
masih rendahnya tingkat kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia,
bukan fokus pada bagaimana seharusnya agar dapat menyusun suatu penelitian yang
baik dan berkompeten.
F.
Gagasan Penting
Namun demikian buku ini telah memberikan gagasan
penting dan penjelasan yang baik mengenai Penelitian Tindakan Kelas, sebagai
jenis penelitian yang patut untuk terus dikembangkan karena manfaat yang
diberikan dari adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
evaluasi pendidikan, terutama kegiatan pembelajaran. Buku ini mampu meyakinkan
pembaca bahwa melalui PTK, pembelajaran yang tepat dapat ditemukan.
Buku ini juga memberikan pengertian bahwa diperlukan
kemampuan menulis yang ditunjang dengan kemauan membaca, agar tulisan yang
dihasilkan dapat berbobot. Buku ini juga telah memaparkan bagaimana
strategi penyususnan PTK yang baik. Perbaikan yang dimulai dari pihak tenaga
pendidik, serta dorongan dan motivasi dari tenaga pendidik kepada anak didiknya
dapat memperbaiki kualitas pembelajaran srta minat baca tulis peserta didik.