Ruang lingkup guru
sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan
segala sumber daya yang ada di dalam kelas. Semua potensi kelas maupun
lingkungan sekolah dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Langkah
kecil perubahan yang dilakukan oleh seorang guru dengan melibatkan murid akan
memberikan dampak positif bagi perkembangan murid. Ada 7 asset yang dapat
digunakan dalam mengembangkan komunitas antara lain: modal manusia, modal
sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, dan
modal agama dan budaya.
Aksi
nyata ini berdasarkan pada prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA pada tugas
koneksi antar materi, dan prakarsa saya membuat kelas yang nyaman dan
menyenangkan. Karena selama ini kondisi kelas kurang menarik. Aksi nyata
diawali dengan menanyakan kepada siswa kelas impian mereka dan bagaimana
mewujudkannya. mengajak siswa untuk mendata modal yang dimiliki kelas yang
dapat digunakan sebagai bahan pajangan/hiasan, pembagian tugas serta eksekusi
kegiatan. Eksekusi dilakukan bersama-sama sesuai dengan pembagian tugasnya.
Setelah selesai dihias, kelas menjadi indah, bersih dan menyenangkan. Tak lupa
dibuat kesepakatan kelas untuk menjaga hiasan/pajangan, kebersihan dan
keindahan kelas.
Tujuan
1. Mendorong agar murid cinta membaca
2. Menciptakan kerjasama antar murid di kelas dengan cara saling bertukar buku
3. Memberi motivasi pada murid untuk mengenal Literasi yang lebih luas
Perasaan
mengeksekusi prakarsa perubahan sangat antusias, bersemangat, dan tertantang.
Bekerja keras bersama dengan siswa, memanfaatkan modal apa saja yang ada di
kelas, merancang rencana dan kemudian mewujudkannya adalah hal yang menantang.
Setelah selesai melakukan eksekusi, maka tampak perubahan kelas yang sangat
signifikan. Kelas yang sebelumnya kurang menarik, sekarang mempunyai wajah baru
yang menarik. Hal ini membuat saya dan murid murid senang dan puas akan jerih
payah yang telah dilakukan bersama-sama.
Alur Perubahan (BAGJA)
1. Buat Pertanyaan:
a. Bagaimana cara memotivasi murid agar menyukai kegiatan membaca dan
meningkatkan keterampilan murid dalam berliterasi2.
2. Ambil Pelajaran:
a. Murid-murid sudah terbiasa membaca 10 menit sebelum pembelajaran di kelas
dimulai
b. Murid-murid senang jika diminta menceritakan kembali buku yang telah mereka
baca
3. Gali Mimpi:
a. Setiap murid bisa memiliki kebiasaan membaca
b. Selain menyukai membaca, murid-murid diharapkan mau berbagi dengan cara
meminjamkan buku yang mereka miliki
4. Jabarkan Rencana
a. Kelas memiliki satu sudut untuk kegiatan membaca, berisi lemari atau tempat
untuk menyimpan buku
b. Setelah bel masuk jam pelajaran murid melakukan pembiasaan dengan membaca doa
dan membaca buku selama 10 menit
c. Guru yang pertama mengajar bisa secara acak menunjuk satu murid untuk
menceritakan kembali buku yang telah mereka baca
d. Pengawasan pelaksanaan program kegiatan diawasi oleh walikelas
e. Ada satu buku administrasi yang dipegang seksi perpustakaan kelas yang
mencatat kegiatan membaca di kelas
5. Atur Eksekusi
Penanggung jawab dan pengarah adalah Wali kelas.
Semua murid di kelas harus terlibat secara aktif dan bertanggung jawab. Program
membaca bisa dilakukan juga saat ada waktu luang pergantian antara jam
pelajaran atau ada guru yang tidak masuk dan tugas sudah dikerjakan tapi waktu
masih tersisa.
Dari
aksinyata ini, menunjukkan bahwa untuk mewujudkan sebuah ide atau gagasan kita
tidak boleh berpikir menggunakan pendekatan berbasis kekurangan. Karena kita
hanya akan menguliti kekurangan sendiri dan bahkan akan mempengaruhi keputusan
dalam mengesekusi kegiatan. Namun kita harus berpikir menggunakan pendekatan
berbasis aset, sehingga akan muncul kekuatan positif yang membawa ide-ide
kreatif dan inovatif. Dalam hal ini aksi nyata yang hanya dalam lingkup kelas,
maka aset yang dimaksimalkan adalah modal manusia yaitu siswa dan guru, Modal
fisik yaitu gambar hasil karya dan foto kegiatan siswa, serta finansial berupa
kas kelas untuk belanja kebutuhan dekorasi kelas. Dengan bergotong royong serta
memaksimalkan semua aset, maka kita akan dapat mewujudkan ide atau mimpi kita.
Penggunakan pendekatan berbasis aset harus dilakukan secara sadar karena hal
ini berhubungan dengan mindset seseorang. Sehingga perlu latihan atau praktek
agar menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi karakter.
Menurut
saya aksi nyata ini telah menerapkan pendekatan berbasis aset dan hasilnya
terbilang sukses. Maka dari itu saya sebagai guru harus tetap menerapkannya
agar mindsetnya berbasis aset. Tidak hanya pandangan tersebut digunakan saat
ada tugas saja, namun juga dalam segala hal. Untuk melatih ketrampilan ini saya
akan mempraktikkan atau menerapkannya dalam lingkup yang lebih luas misalnya
sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar