Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

18 April 2023

Wawancara Kepala Sekolah Analisis Pengambilan Keputusan Berdasarkan Paradigma, Prinsip, Pengambilan dan Pengujian Keputusan di Sekolah 3.1.a.6. Demontrasi Kontekstual - Modul 3.1

 

Dokumentasi Pra-Wawancara dengan Ibu Kepala TK Raudhatul Jannah Aceh Jaya

 Wawancara dengan pimpinan/kepala sekolah tentang praktik pengambilan keputusan selama ini di sekolah bersama Ibu Kepala TK Raudhatul Jannah Aceh Jaya

1.      Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Selama ini, bagaimana saya dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral melalui berkordinasi dengan berbagai pihak. Saya menganalisis suatu permasalahan yang terjadi, mengumpulkan informasi yang faktual, dan menentukan suatu keputusan mengacu berdasarkan peraturan dan berpihak pada murid.

 

2.         Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Selama ini, saya menjalankan pengambilan keputusan di sekolah saya, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan. Saya menggali berbagai pendapat dan masukan dari banyak pihak. Dalam pengambilan keputusan, harus selalu berpihak pada murid. Setiap pengambilan keputusan, saya selalu menjalin hubungan dengan rekan sejawat. Memastikan bahwa keputusan tersebut benar-benar dipahami, karena selalu ada alasan dibalik suatu kejadian. Saya sebagai kepala sekolah, harus melihat situasi dari berbagai sisi. Meskipun saya tidak mungkin dapat memuaskan semua pihak dihadapkan dengan dua kepentingan dan sama-sama benar.

Dokumentasi Wawancara dengan Ibu Kepala TK Raudhatul Jannah Aceh Jaya

3.         Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Selama ini langkah-langkah atau prosedur yang biasa saya lakukan selama ini adalah  mencari informasi terlebih dahulu. Wawancara dengan berbagai pihak, lalu saya menganalisisnya untuk diambil keputusan terbaik. Apabila tidak sesuai dan tidak menemukan keputusan bersama, maka dilakukan voting. Keputusan diambil dengan catatan, dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab setelah suatu hal disepakati.

 

4.         Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Selama ini, hal saya anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika dengan mengikuti prosedurnya. Menurut saya suatu keputusan itu efektif disepakati bersama bukan dengan spontanitas. Oleh karena itu, setiap ada permasalahan, saya berkoordinasi dengan tim kerja dan warga sekolah supaya dapat ditentukan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama.

Dokumentasi Pasca Wawancara dengan Ibu Kepala TK Raudhatul Jannah Aceh Jaya

5.         Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Selama ini yang menjadi tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika tentang kesejahteraan pendidik. Bagaimana guru honorer belum sejahtera. Ini permasalahan bagaimana agar guru honorer bisa paling tidak setara dengan UMR, ini tantangan besar bagi saya.

 

6.         Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Selama ini saya belum memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, saya berusaha langsung menyelesaikan di tempat dengan baik. pokoknya harus bisa diselesaikan dengan baik dan sebisa mungkin selesai tidak terlalu lama. Segala hal harus tuntas dan kalua bisa diselesaikan secepatnya tergantung dari ringan/beratnya permasalahan.

 

Dokumentasi Pasca Wawancara dengan Ibu Kepala TK Raudhatul Jannah Aceh Jaya

7.         Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Selama ini bagi saya seseorang atau faktor-faktor mempermudah atau membantu saya dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika yaitu koordinasi dan bantuan dari berbagai pihak. Saya mengambil panutan pada Rasulullah, bagaimana beliau selalu dihadapkan banyak masalah namun banyak hikmah di setiap kehidupannya. Faktor-faktor yang memudahkan saya berasal dari adanya dukungan keluarga dan tim di sekolah yang senantiasa mendukung dalam setiap pengambilan keputusan terkait penyelesaian kasus-kasus yang ada.

 

8.         Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran yang dapat saya petik dari pengalaman Pengalaman adalah guru terbaik, saya harus belajar dari berbagai kejadian untuk setiap kasus permasalahan yang terjadi di lapangan.

 

Dokumentasi Wawancara dengan Ibu Kepala Sekolah Asal CGP SMP Negeri 3 Panga
Mengadakan wawancara dengan pimpinan/kepala sekolah tentang praktik pengambilan keputusan selama ini di sekolah asal CGP bersama Ibu Kepala SMP Negeri 3 Panga

1.         Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Saya mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral selama menjadi pimpinan sering menghadapi berbagai permasalahan sulit, namun, saya mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Namun, saya tidak serta merta langsung memutuskan sesuatu tanpa mengidentifikasi masalah dan mendengar berbagai masukan-masukan dari berabagai pihak.

 

2.         Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Selama ini saya menjalankan pengambilan keputusan di sekolah, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan, saya mendengar berbagai pendapat dan masukan. Dampak suatu keputusan pasti ada yang tidak setuju atau tidak disukai. Namun harus ada keputusan, maka kita harus mengambil resiko terkecil.

Dokumentasi pra-wawancara bersama kepala sekolah SMP Negeri 3 Panga Aceh Jaya

3.         Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Selama ini saya menggunakan langkah-langkah atau prosedur komunikasi dengan tim kerja, mengambil resiko terkecil, dan prosedur diambil sesuai aturan.

 

4.         Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Selama ini saya anggap hal-hal efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika mengikuti prosedurnya. Meminta berbagai pendapat, dengan wakil kepala sekolah, dan komite sebagai perwakilan orang tua.

 

Dokumentasi wawancara bersama kepala sekolah SMP Negeri 3 Panga Aceh Jaya

5.         Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Hal yang selama ini bagi saya merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika yaitu tentang tenaga pendidik dan kependidikan. Selama ini  masalah kesejahteraan guru dan karyawan masih jauh dibawah UMR. Sehingga pengambilan keputusan, apabila kurang bisa diterima. Tentu saja saya harus bisa meyakinkan orang-orang yang terlibat dengan keputusan saya.

 

6.         Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Saya tidak memiliki tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, saya langsung menyelesaikan di tempat, yang penting bisa diselesaikan dengan baik. Pokoknya harus bisa diselesaikan dengan baik dan sebisa mungkin selesai tidak terlalu lama.

 

Dokumentasi wawancara bersama kepala sekolah SMP Negeri 3 Panga Aceh Jaya

7.         Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Bagi saya seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu saya dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika yaitu bantuan dari berbagai pihak, kalau saya, mengambil panutan pada Rasulullah, bagaimana beliau selalu dihadapkan banyak masalah.

 

8.         Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Bagi saya dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran yang dapat saya petik dari pengalaman mengambil keputusan dilema etika adalah yang penting belajar dan terus belajar dari berbagai pengalaman. Jangan sampai suatu kejadian terulang kembali.

Dokumentasi pasca wawancara bersama kepala sekolah SMP Negeri 3 Panga Aceh Jaya

Daftar Tugas/Checklist Refleksi Wawancara: 

 

No.

Tugas

Ada (A)/

Tidak Ada (TA)

1.

Isi: Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

A

2.

Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

A

3.

Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

A

4.

Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

A

5.

Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda?

A

6.

Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan kepadatan/intisari  materi yang Anda ingin sampaikan?

A

 

27 Maret 2023

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Supervisi Akademik dan Praktik Coaching

 


A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh yaitu 1) Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Dan 2) Paradigma Berfikir Coaching: Tindakan untuk dapat membantu rekan sejawat untuk mengembangkan kompetensi diri mereka dan menjadi otonom, pentingnya perlu memiliki paradigma berpikir coaching terlebih dahulu.


Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar telah memahami konsep kemitraan dalam coaching, termotivasi dan lebih bersemangat menerapkan praktik posisi coach terhadap coachee-nya adalah mitra. Itu berarti setara dalam coaching, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Coachee adalah sumber belajar bagi dirinya sendiri. Coach merupakan rekan berpikir bagi coachee-nya dalam membantu coachee belajar dari dirinya sendiri. Dan Proses kreatif adalah dilakukan melalui percakapan, yang dua arah, memicu proses berpikir coachee, memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru.

Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar Memaksimalkan potensi adalah memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan.

Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar Mengajukan pertanyaan berbobot adalah mengajukan pertanyaan dengan tujuan tertentu atau pertanyaan berbobot. Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi


Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi Mendengarkan dengan aktif adalah kemampuan untuk fokus pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara dan memahami keseluruhan makna yang tidak terucap. Dan Kehadiran penuh (presence) adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh pada coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presense sehingga badan, pikiran, hati, selaras saat sedang melakukan percakapan coaching. Kehadiran penuh ini adalah bagian dari kesadaran diri yang akan membantu munculnya paradigma berpikir dan kompetensi lain saat kita melakukan percakapan coaching.

 


  1. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh. Sebagai coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi. Rencana Aksi dimana pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat. Tanggungjawab dimana membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya.

Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru. Menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu. Melaksanakan prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi kemitraan, proses kolaboratif antara supervisor dan guru, konstrukti bertujuan mengembangkan kompetensi individu, terencana, reflektif, objektif, informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati, berkesinambungan, komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik.

Video https://www.youtube.com/watch?v=nXRkua5xtos

Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah). Pelaksanaan supervisi akademik didasarkan pada kebutuhan dan tujuan sekolah dan dilaksanakan dalam tiga tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan supervisi, dan tindak lanjut. Tahap perencanaan, supervisor merumuskan tujuan, melihat pada kebutuhan pengembangan guru, memilih pendekatan, teknik, dan model, menetapkan jadwal, dan mempersiapkan ragam instrumen.

Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi. Melakukan observasi pembelajaran di kelas atau yang biasanya kita sebut sebagai supervisi klinis. Tahap tindak lanjut, berupa kegiatan langsung atau tidak langsung seperti percakapan coaching, kegiatan kelompok kerja guru di sekolah, fasilitasi dan diskusi, serta kegiatan lainnya dimana para guru belajar dan memiliki ruang pengembangan diri lewat berbagai kegiatan.
C. Membuat keterhubungan

Pengalaman masa lalu setelah mempelajari modul ini lebih giat belajar mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang coaching untuk supervisi akademik dan semakin banyak melakukan praktik coaching maka akan semakin terasah kemampuan kita sebagai coach untuk hadir penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot.

Penerapan di masa mendatang. Menerapkan praktik coaching secara berkelanjutan dengan murid atau rekan sejawat agar mendapatkan ketrampilan coaching untuk supervisi akademik. Hal yang sudah baik adalah memperoleh pemahaman dan pencerahan tentang materi coaching untuk supervisi akademik dan sudah mempraktikkannya.

Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari. keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Membangun kepercayaan dari guru kepada pimpinan sekolah sebagai supervisor yang profesional karena merencanakan kegiatan ini dengan baik. Kedua, percakapan awal memberikan perasaan tenang mengenai tujuan dari rangkaian supervisi klinis. Supervisor menempatkan diri sebagai mitra atau rekan seperjalanan mereka dalam pengembangan diri. Ketiga, kesepakatan yang dihasilkan pada tahap ini mengenai aspek-aspek pengembangan yang akan diobservasi memberikan rasa percaya diri dan motivasi internal karena guru merasakan keterlibatan aktif dalam proses. Guru diberikan kesempatan untuk menyampaikan rancangan pembelajaran dan apa yang menjadi target pengembangan untuk diobservasi.

Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP. Pada dasarnya coacing adalah pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Maka lebih berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee. Keterampilan membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Inti kegiatan kemitraan bersama coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi murid. Percakapan pasca-observasi, supervisor dapat menggunakan model percakapan untuk refleksi dan percakapan untuk kalibrasi dengan menggunakan data yang telah diambil pada saat kunjungan kelas sesuai dengan kesepakatan akan aspek-aspek yang hendak diperhatikan. Supervisor memberikan ruang bagi guru berefleksi pada saat analisis hasil data observasi dan melalui percakapan coaching, guru dapat menemukan sendiri area pengembangan selanjutnya. Saat guru, dengan dituntun oleh pertanyaan berbobot dan proses pemberian umpan balik berbasis coaching, menemukan area pengembangan dan perbaikan diri yang hendak dilakukan, guru akan merasakan kepemilikan akan proses supervisi yang memberdayakan dirinya dan berkelanjutan.

 

Supervisi Akademik, Praktik Coaching Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.3

15 Maret 2023

Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional Oleh Ridwan, S. Pd. I., MA., M. Pd

 


Pembelajaran sosial emosional (PSE) mengajarkan setiap individu dapat mengenal dan mengendalikan emosinya. PSE penting dipahami bagi setiap orang mengenal emosinya lebih dini agar mampu berpikir lebih jernih, bersikap lebih tenang, mampu membantu orang lain dan berempati serta mengambil keputusan bertanggung jawab. PSE adalah pembelajaran memahami, menghayati, mengelola emosi untuk mencapai tujuan positif. PSE menitikberatkan stimulus merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain, membangun dan mempertahankan hubungan positif agar terampil dalam mengambil keputusan bertanggung jawab.


Keterkaitan antara meteri di setiap modul, maka akan merefresh kembali materi-materi sebelumnya. Banyak hal baru didapatkan saat mempelajari materi setiap modul. Hal ini berdampak positif dengan apa yang dialami sebelumnya dibandingkan sekarang. PSE lebih fokus menumbuhkan kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan membangun relasi dan lainnya. Sehingga, murid dapat lebih siap dalam mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab.


PSE erat kaitannya dengan pembelajaran diferensiasi. Bagi pembelajar PSE dengan kesadaran penuh dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan cara pemenuhannya dapat dikolerasikan dengan menerapkan pembelajaran diferensiasi. PSE dapat melahirkan pembelajar mampu berfikir dengan kesadaran penuh (mindfullnes) sehingga akan menjadi mudah bagi mereka untuk mewujudkan kesejahteraan hidup (well being).

Sebelum mempelajari modul ini berasumsi materi tentang sosial dan emosional tidak terlalu penting, sehingga kurang menggali materi tentang sosial emosional sebelumnya. Setelah mempelajari modul ini, ternyata berdampak besar dapat dirasakan secara langsung ketika mulai mempraktikan modul ini. PSE dapat dilatih atau dipraktikkan guru dalam bentuk 1) Pembelajaran eksplisit di lingkup kegiatan rutin (di luar kegiatan akademik), 2) Terintegrasi dalam mata pelajaran, dan 3) Protokol budaya positif (budaya atau tata tertib).


PSE berfokus memberikan keseimbangan pada individu dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan melalui implementasi 5 kompetensi yaitu; 1) kesadaran diri, 2) pengelolaan diri, 3) kesadaran sosial, 4) keterampilan berhubungan sosial dan 5) pengambilan keputusan yang bertanggung jawab agar mampu mencapai kesuksesan. Guru dituntut untuk menggabungkan pembelajaran berdiferensiasi dengan pembelajaran sosial emosional pentingnya kolaborasi akademik dengan pembelajaran sosial dan emosional.

PSE yang diterapkan berbasis kesadaran penuh (mindfullnes) dengan Latihan STOP. Adapun teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sosial emosional seperti bernafas dengan kesadaran penuh, identifikasi perasaan, melukis dengan jari, membuat jurnal diri, membuat puisi akrostik, membuat kolase diri, memeriksa perasaan diri, menuliskan ucapan terima kasih, mengidentifikasi emosi, mindful eating, cari teman baru, mengenali situasi menantang, latihan menyadari kondisi tubuh (Body Scanning), kegiatan menulis surat, kegiatan role play komunikasi aktif, dan kegiatan menulis pengalaman bekerjasama dalam kelompok.

Adapun koneksi antar materi PSE berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan aman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being).

1. Konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu; 1) kesadaran diri, 2) manajemen diri, 3) kesadaran sosial, 4) keterampilan berelasi, dan  5) pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

2. Konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional (KSE). Beberapa teknik melakukan mindfulness, yaitu; 1) Menyadari napas dengan tehnik STOP, 2) Melakukan hobbi, antara lain: a) Mengamati berbagai perasaan yang muncul, b) Ungkapkan terima kasih pada 3 hal yang disyukuri, c) Fokus pada 3 hal yang dapat dilihat, dengar dan rasakan, d) Menuliskan apapun yang dipikirkan dan dirasa tanpa harus menilainya (jurnal), e) Menggambar, membuat coretan atau mewarnai (fokus pada prosesnya), f) Dengar atau mainkan musik (fokus pada yang didengar).

3. Implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu; 1) Pengajaran eksplisit, 2) Integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, 3) Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan 4) Penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.

4. Strategi Penerapan KSE

Menerapkan 5 KSE dalam pengajaran di kelas melalui integrasi praktik mengajar guru. Melakukan ice breaking sebelum pembelajaran. Memperkuat keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan kerja kelompok. Menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, tindak lanjut dari budaya positif disekolah ditambah pembuatan papan penggambaran emosi yang ada di setiap kelas. Selalu berusaha menyapa murid dengan hangat dan penuh kasih sayang.

Bagi rekan sejawat berusaha menjadi teladan (menyadari tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, menerapkan teknik STOP dalam menajen diri, datang ke sekolah tepat waktu, menerapkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun), bekerjasama dengan semua komunitas di sekolah, bersikap peduli terhadap lingkungan sekitar, Menerapkan teknik POOCH dalampengambilan keputusan.

Belajar dan berkolaborasi (mengagendakan sesi berbagi praktik baik (Diseminasi). Kegiatan desiminasi di awali dengan ice beaking dan Well-Being. Belajar mengelola emosi dengan teknik STOP dan Mindfulnees. Belajar mempertimbangkan pandangan atau pemikiran orang lain. Belajar mengidentifikasi masalah dan mencari solusi terbaik sesuai dengan informasi data dan fakta yang diperoleh, serta penerapan POOCH. Diakhiri dengan pembuatan jurnal reflesksi di setiap kegiatan.

08 Januari 2023

Penen Sarang Burung Walet RBW Proses Pembuatan Teknik Ternak Walet Modern


Setelah panen di sekolah, kini giliran gedung guru purna tugas kami bedah. Berikut teknik ternak walet modern bersama Mitra Raja Walet Burung walet atau Collocalia Vestita memiliki ciri berwarna gelap, berekor panjang, serta memiliki sayang yang runcing dan juga lebar.

Mitra Raja Walet Budidaya modern tidak harus memburu mencari keberadaan burung walet, namun bukan untuk diambil daging atau telurnya. Yang diinginkan justru adalah sarangnya. Bahkan, tidak jarang ada yang melakukan budidaya sarang burung walet.

Mitra Raja Walet melayani Budidaya Walet di rumahan, ruko dll personal atau lembaga.  Mitra Raja Walet Berkarya selamatkan walet dari panen goa.

Sarang burung walet memiliki manfaat bagi kesehatan dan berbeda dengan sarang burung lainnya. Habitat aslinya berada di sekitar pantai, di dalam goa, dan bisa juga membuat sarang di permukaan tebing. Berikut liputan nya...

Terimakasih 🙏 sukses buat semua semoga bermanfaat dan berkah selalu dalam lindungan Allah 🤲


20 Desember 2022

LK 1 Tugas Analisis Model Pembelajaran


PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Tugas)

 

 

A.   Judul Modul                  : Model Pembelajaran

B.   Kegiatan Belajar           : Sesi 1 Konsep Model Pembelajaran (KB 1/2/3/4)

C.   Hasil analisis Model Pembelajaran

1. Konsep Dasar Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu suatu pola sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran sebagai kerangka kerja memberikan gambaran sistematis melaksanakan pembelajaran membantu siswa belajar dengan baik. Model pembelajaran memiliki empat ciri antara lain yaitu: 1) Rasional teoritik, 2) Berlandaskan tujuan apa dan bagaimana siswa belajar, 3) Tingkah laku pelajar, dan 4) Lingkungan belajar.

Beberapa pertimbangan dalam memilih model pembelajaran, antara lain : 1) Materi pelajaran, 2) Tingkat perkembangan kognitif siswa, dan 3) Sarana  dan  fasilitas tersedia. Di samping itu key ideas sebagai komponen model pembelajaran, yaitu: 1) Sintaks (Syntax) langkah-langkah, fase-fase,   atau   urutan   kegiatan   pembelajaran. 2) Prinsip Reaksi (Principle of Reaction) reaksi dalm pembelajaran. 3) Sistem-Sosial (social system) berupa deskripsi rnacam-macam peranan, deskripsi hubungan, deskripsi macam-macam kaidah mendorong pebelajar. 4) Sistem Pendukung (Support System) berupa kondisi dibutuhkan. 5) Dampak instuksional (Instructional effects)  Penggunaan model manapun harus dapat memberi efek belajar 6) Dampak  Pengiring (nurturant  effect) dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif sikap terbuka dan lain-lain.

2.  Teori Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses usaha sadar dilakukan untuk suatu perubahan positif. lebih lengkapnya pembelajaran merupakan suatu sistem membantu  individu  belajar dan  berinteraksi dengan   sumber   belajar   sehingga   dapat   memberikan dampak positif terhadap diri dan lingkungannya.

Adapun jenis teori belajar, adalah sebagai berikut:

1). Teori Belajar Deskriptif dan Preskriptif.

Teori pembelajaran adalah preskriptif, karena karena    tujuan    utama    teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran optimal. Sedangkan teori belajar adalah deskriptis, karena menaruh  perhatian  pada hubungan antara variabel-variabel menentukan hasil belajar, sedangkan teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan kata lain teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.

2). Teori Belajar Behavioristik,

Teori behavioristic menekankan pada perubahan perilaku diperoleh melalui pengalaman. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) Stimulans lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa  reaksi fisik  terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku. Adapun tokoh behavioristik yaitu: 1) Pavlov (Classical Conditioning), 2)  Thorndike (connectionism), Skinner (Operant Conditioning)

3). Teori Belajar Kognitivistik

Teori  ini  lebih  menekankan  kepada  proses  belajar daripada hasil belajar. Bagi yang menganut aliran kognitivistik belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun didalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak hanya berjalan terpisah-pisah, tetapi melalui proses mengalir, bersambung dan menyeluruh.

4). Teori Konstruktivistik

Menurut paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan menggunakannya untuk memperoleh satu jawaban benar. Pembelajaran lebih dicirikan oleh aktivitas eksperimentasi, pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model-model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri.

5). Teori Belajar Humanistik

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya

Hubungan antara model pembelajaran dengan teori belajar, yaitu saling melengkapi dan mendukung satu sama lain, karena model pembelajaran dirancang berdasarkan teori belajar. Model belajar menjadi bahan penentuan tujuan, metode, isi, situasi, media, serta evaluasi. Sedangkan teori belajar berperan penting dalam perencanaan pembelajaran, menyangkut suatu praktek untuk membimbing agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Model discovery learning memiliki kelebihan, membantu siswa mengembangkan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin, berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi. Model Problem Based Learning, Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) untuk menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa dimulai dari kegiatan merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.

Model-model pembelajaran sosial berkelompok termasuk dalam kelompok model ini adalah (1) Investigasi Kelompok (Group Investigation), (2) Bermain Peran (Role Playing), (3) Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry), (4) Latihan Laboratories (Laboratory Training), (5) Penelitian ilmu sosial (social science Inquiry). Model pembelajaran personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok model ini adalah: (1) Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive Teaching), (2) Sinektiks (Synectics Model), (3) Latihan Kesadaran (Awareness Training), (4) Pertemuan Kelas (Classroom Meating). 

Analisis Hubungan Model Pembelajran dengan Teori Pembelajaran


1. Hubungan antara model pembelajaran dengan teori belajar, yaitu saling melengkapi dan mendukung satu sama lain, karena model pembelajaran dirancang berdasarkan teori belajar. Model belajar menjadi bahan penentuan tujuan, metode, isi, situasi, media, serta evaluasi. Sedangkan teori belajar berperan penting dalam perencanaan pembelajaran, menyangkut suatu praktek untuk membimbing agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

 

2. Model pembelajaran yang pernah saya terapkan di kelas lalu apa alasan memilih model tersebut. Model discovery learning memiliki kelebihan, membantu siswa mengembangkan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin, berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi.

 

Model Problem Based Learning, Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) untuk menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa dimulai dari kegiatan merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.

 

3. Coba klasifikasikan. Model-model pembelajaran sosial berkelompok termasuk dalam kelompok model ini adalah (1) Investigasi Kelompok (Group Investigation), (2) Bermain Peran (Role Playing), (3) Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry), (4) Latihan Laboratories (Laboratory Training), (5) Penelitian ilmu sosial (social science Inquiry). Model pembelajaran personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok model ini adalah: (1) Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive Teaching), (2) Sinektiks (Synectics Model), (3) Latihan Kesadaran (Awareness Training), (4) Pertemuan Kelas (Classroom Meating).


12 Desember 2022

Analisis Budaya Positif

Analisis Kritis Visi Guru Penggerak

 Visi Guru Penggerak


Kaitan antar modul 1.3 visi guru penggerak dengan modul 1.1 filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu Visi harus sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Guru menuntun siswa dengan segala kekuatan kodrat alam dan zaman agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Guru menuntun siswa menjadi manusia merdeka, lahir dan batinnya tidak tergantung pada orang lain, bersandar pada kekuatan dan kemampuan sendiri. Kaitan Visi Guru peggerak dengan Nilai Guru Penggerak modul 1.3 dan 1.2. Visi Guru Penggerak harus sejalan dengan nilai dan Peran Guru penggerak agar mampu mewujudkan generasi Indonesia berprofil pelajar Pancasila. Guru harus menjalankan nilai-nilai guru penggerak; berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif dan menerapkan peran guru penggerak; menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru sejawat, mewujudkan kepemimpinan murid, dan mendorong kolaborasi antar guru dan stakeholder. Visi guru penggerak dapat terlaksana dengan perencanaan matang dan dilaksanakan perubahan positif secara berkesinambungan. Melakukan perubahan Guru penggerak dapat menerapkan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA). pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Implementasi IA dimulai mengidentifikasi hal positif, mencari cara mempertahankannya dan memunculkan strategi meningkatkannya. Pendekatan IA dapat dilaksanakan di kelas dan sekolah dengan menggunakan tahapan BAGJA akronim dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi. Dengan tahapan tersebut prakarsa perubahan mengembangkan pembelajaran dapat diwujudkan menuju merdeka belajar dengan profil pelajar Pancasila. Berdasarkan koneksi antara modul 1.1, 1.2, dan 1.3, maka dapat dirumuskan visi Guru Penggerak "Terwujud siswa berilmu dan beramal, mandiri dan kreatif, bahagia dan berkarakter pelajar Pancasila". Terimakasih buat semuanya teman-teman hebat luar biasa semoga bermanfaat dan berkah selalu dalam lindungan Allah 🤲




10 Desember 2022

Analisis Kritis Nilai-nilai Guru Penggerak


Tantangan CGP menggali dan memperkuan motivasi intrinsik siswa agar mereka dapat mengonseptualisasikan diri dengan semangat belajar mandiri. Tantangan ini CGP harus melawatinya dengan strategi dan pendekatan yang komprehensif, diantaranya; mengembangkan bahan pembelajaran, memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar,memilih dan mengembangkan media pembelajaran, memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

CGP mampu mengelola dan mengatur suasana kelas dengan baik, menggunakan berbagai media belajar baik berupa media audio, visual, audio visual, berupa slide, video, radio, flash card dan lain sebagainya. Mampu menciptakan iklim belajar positif, merangsang keaktifan siswa, membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, siswa berbakat khusus.

Koneksi Filosofi KHG dengan Nilai Guru Penggerak dalam Lomba CTCF di HGN Sekolah Afirmasi

CGP village school facilitates OSIS to celebrate HGN (National Teacher's Day) by holding a smart, agile, careful and familiar competition. The most spectacular activities grow the character of Pancasila students, towards independent learning. One of the goals of education is to guide all the natures that exist in children, so that they can achieve the highest safety and happiness both as humans and as members of society. Every child has a natural nature and the nature of the times. Students have the potential that deserves to be displayed / issued. Teachers must create ideas or ideas to facilitate fun learning and grow character. Thank you for all great friends, hopefully it will be useful and blessings are always in the protection of Allah 🤲


01 November 2022

Kumpulan Karya Emas Demontrasi Kontekstual Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara Perspektif Guru Hebat

Klik gambar lihat video lengkap

Demonstration Teachers as role models, motivators & facilitators. Setiap siswa harus memperoleh penghargaan sebagai suatu individu yang medapatkan perlakuan yang berbeda dari gurunya. Mengapa ? karena sesungguhnya sejak dilahirkan setiap anak mempunyai perilaku, watak, karakter, bakat, minat, tingkat emosional, kecerdasan yang berbeda pula. Lalu bagaimana sebaiknya guru melaksnakan pembelajaran di kelasnya? 

Sekolah afirmasi di ujung negeri Aceh gelar Meuseuraya.  Meuseuraya merupakan sebutan umum masyarakat Aceh saat mengerjakan sesuatu secara bersama-sama, kegiatan ini sering ditemukan dan masih kental di gampong-gampong atau tingkat mukim. Meuseuraya juga menjadi bagian dari reusam yang ada di gampong.

 Simak video berikut ini 👇 sukses terus buat semuanya teman-teman hebat luar biasa semoga bermanfaat dan berkah selalu dalam lindungan Allah 🤲


Karya Ibu Maretya Sarillia Klik gambar lihat video lengkap

Puisi "Pelita Pendidikan Indonesia" - Demonstrasi Kontekstual Pemikiran Ki Hajar Dewantara. Sebuah pusi yang menggambarkan sosok filosofis pendidikan Indonesia. Untaian kata yang sangat mendalam dan menginspirasi pelaku dan praktisi pendidikan. Disamping itu penulis merokomendasikan puisi ini merupakan potret renungan guru milenial generasi emas yang cukup menginspirasi.

https://www.instagram.com/reel/CkPBC7mAIqu/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
Klik gambar lihat videonya

Maind maping Kroeng Pade Ilustrasi filosofi pendidikan Indonesia menurut Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan kearifan budaya lokal Aceh "Meuseraya" gotong royong kelompok masyarakat yang satu sama lain saling membantu meringankan beban pekerjaan, baik di bidang pertanian, pindah rumah, maupun acara pesta atau duka. 
Filosofi Ki Hajar Dewantara
Kami dari kelompok 1 ibu Mardiana, S.Pd.Sd, 2. Fauzah, S.Pd, 3. Indjih Nurshaningsih, S.Pd dan Ridwan, S.Pd.I., MA., M. Pd merekonstruksi konsep Meuseraya dan relevansi dengan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam bentuk maind maping Kroeng Pade Rumoh Aceh. 
Ternyata indah dan mengandung makna yang cukup mendalam dalam konteks teoritis dan aplikasi di lapangan. Selamat menyaksikan. 


Kearifan Budaya lokal "Meuseuraya" Gotong royong

Meuseuraya adalah sebutan ureung Aceh untuk menyebut sebuah kegiatan yang merupakan ciri khas umum masyarakat gotong royong. 
Meuseuraya sangat menjunjung tinggi kebersamaan melakukan kegiatan apa saja yang membutuhkan partisipasi yang tulus. 



Guru penggerak fasilitasi aksi nyata kegiatan perubahan di sekolah bersama tim OSIS sekolah afirmasi di ujung negeri Aceh Jaya.
Bedah lingkungan sekolah, penghijauan sekolah, dan pembuatan apotik hidup untuk tiap kelas. Pembuatan pagar sebagai langkah awal bercocok tanam. Kegiatan ini akan dievaluasi secara berkala sebulan se kali.
Terimakasih atas semuanya buat semuanya teman-teman hebat luar biasa semoga bermanfaat dan berkah selalu dalam lindungan Allah 🤲

Mendapatkan 95 apresiasi dari warganet luar negeri dari berbagai negara Klik gambar Lihat Video

Alhamdulillah 🙏 Terimakasih buat semuanya 👍 Lokakarya Orientasi CGP di Aceh Jaya, 3 jam postingan dibanjiri apresiasi dari warga netizens luar negeri dari berbagai negara. Aneh nya di prediksi lebih maju ke Eropa justru lebih banyak ke Korea.
Terimakasih sukses terus buat semuanya berikut deskripsi dan video lengkapnya 👇

Semoga bermanfaat dan berkah selalu dalam lindungan Allah 🤲
The importance of teacher collaboration to realize independent learning.  Sharing and synergizing to strengthen the motivation of learning leaders, leaders of climate change education with Pancasila character.  CGP Aceh Jaya, facilitated by PP, proves that it is a form of freedom to learn when in the front it sets an example, in the middle it motivates, and at the back it facilitates the independent generation to learn the cultural heirs of the successor to civilization...

 Thank you BGP, thank you, Aceh Jaya Regency Education and Culture Office, thank you, Kepsek, School Supervisor 🙏 Continued success for all of you great friends, hopefully useful and blessings always in the protection of Allah

Contoh apresiasi posistif dari warganet mancanegara

Klik gambar lihat videonya

Pentingnya kolaborasi guru untuk mewujudkan merdeka belajar. Saling berbagi dan bersinergi untuk menguatkan motivasi pemimpin pembelajaran, pemimpin perubahan iklim pendidikan berkarakter Pancasila. CGP Aceh Jaya difasilitasi PP membuktikannya wujud merdeka belajar ketika di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi, di belakang memfasilitasi generasi merdeka belajar pewaris kebudayaan penerus peradaban...
Terimakasih BGP terimakasih Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Jaya, terimakasih Bapak Kepala sekolah, Pengawa Sekolah 🙏 Sukses terus buat semuanya teman-teman hebat luar biasa semoga bermanfaat dan berkah selalu dalam lindungan Allah 🤲

Klik gambar lihat liputan lengkapnya

Liputan kreati Ibu Maretya Sarillia Memorial Kegiatan Lokakarya Orientasi CGP Angkatan 7 Kab. Aceh Jaya