Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

20 Desember 2022

LK 1 Tugas Analisis Model Pembelajaran


PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Tugas)

 

 

A.   Judul Modul                  : Model Pembelajaran

B.   Kegiatan Belajar           : Sesi 1 Konsep Model Pembelajaran (KB 1/2/3/4)

C.   Hasil analisis Model Pembelajaran

1. Konsep Dasar Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu suatu pola sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran sebagai kerangka kerja memberikan gambaran sistematis melaksanakan pembelajaran membantu siswa belajar dengan baik. Model pembelajaran memiliki empat ciri antara lain yaitu: 1) Rasional teoritik, 2) Berlandaskan tujuan apa dan bagaimana siswa belajar, 3) Tingkah laku pelajar, dan 4) Lingkungan belajar.

Beberapa pertimbangan dalam memilih model pembelajaran, antara lain : 1) Materi pelajaran, 2) Tingkat perkembangan kognitif siswa, dan 3) Sarana  dan  fasilitas tersedia. Di samping itu key ideas sebagai komponen model pembelajaran, yaitu: 1) Sintaks (Syntax) langkah-langkah, fase-fase,   atau   urutan   kegiatan   pembelajaran. 2) Prinsip Reaksi (Principle of Reaction) reaksi dalm pembelajaran. 3) Sistem-Sosial (social system) berupa deskripsi rnacam-macam peranan, deskripsi hubungan, deskripsi macam-macam kaidah mendorong pebelajar. 4) Sistem Pendukung (Support System) berupa kondisi dibutuhkan. 5) Dampak instuksional (Instructional effects)  Penggunaan model manapun harus dapat memberi efek belajar 6) Dampak  Pengiring (nurturant  effect) dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif sikap terbuka dan lain-lain.

2.  Teori Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses usaha sadar dilakukan untuk suatu perubahan positif. lebih lengkapnya pembelajaran merupakan suatu sistem membantu  individu  belajar dan  berinteraksi dengan   sumber   belajar   sehingga   dapat   memberikan dampak positif terhadap diri dan lingkungannya.

Adapun jenis teori belajar, adalah sebagai berikut:

1). Teori Belajar Deskriptif dan Preskriptif.

Teori pembelajaran adalah preskriptif, karena karena    tujuan    utama    teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran optimal. Sedangkan teori belajar adalah deskriptis, karena menaruh  perhatian  pada hubungan antara variabel-variabel menentukan hasil belajar, sedangkan teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan kata lain teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.

2). Teori Belajar Behavioristik,

Teori behavioristic menekankan pada perubahan perilaku diperoleh melalui pengalaman. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) Stimulans lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa  reaksi fisik  terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku. Adapun tokoh behavioristik yaitu: 1) Pavlov (Classical Conditioning), 2)  Thorndike (connectionism), Skinner (Operant Conditioning)

3). Teori Belajar Kognitivistik

Teori  ini  lebih  menekankan  kepada  proses  belajar daripada hasil belajar. Bagi yang menganut aliran kognitivistik belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun didalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak hanya berjalan terpisah-pisah, tetapi melalui proses mengalir, bersambung dan menyeluruh.

4). Teori Konstruktivistik

Menurut paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan menggunakannya untuk memperoleh satu jawaban benar. Pembelajaran lebih dicirikan oleh aktivitas eksperimentasi, pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model-model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri.

5). Teori Belajar Humanistik

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya

Hubungan antara model pembelajaran dengan teori belajar, yaitu saling melengkapi dan mendukung satu sama lain, karena model pembelajaran dirancang berdasarkan teori belajar. Model belajar menjadi bahan penentuan tujuan, metode, isi, situasi, media, serta evaluasi. Sedangkan teori belajar berperan penting dalam perencanaan pembelajaran, menyangkut suatu praktek untuk membimbing agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Model discovery learning memiliki kelebihan, membantu siswa mengembangkan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin, berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi. Model Problem Based Learning, Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) untuk menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa dimulai dari kegiatan merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.

Model-model pembelajaran sosial berkelompok termasuk dalam kelompok model ini adalah (1) Investigasi Kelompok (Group Investigation), (2) Bermain Peran (Role Playing), (3) Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry), (4) Latihan Laboratories (Laboratory Training), (5) Penelitian ilmu sosial (social science Inquiry). Model pembelajaran personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok model ini adalah: (1) Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive Teaching), (2) Sinektiks (Synectics Model), (3) Latihan Kesadaran (Awareness Training), (4) Pertemuan Kelas (Classroom Meating). 

Analisis Hubungan Model Pembelajran dengan Teori Pembelajaran


1. Hubungan antara model pembelajaran dengan teori belajar, yaitu saling melengkapi dan mendukung satu sama lain, karena model pembelajaran dirancang berdasarkan teori belajar. Model belajar menjadi bahan penentuan tujuan, metode, isi, situasi, media, serta evaluasi. Sedangkan teori belajar berperan penting dalam perencanaan pembelajaran, menyangkut suatu praktek untuk membimbing agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

 

2. Model pembelajaran yang pernah saya terapkan di kelas lalu apa alasan memilih model tersebut. Model discovery learning memiliki kelebihan, membantu siswa mengembangkan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin, berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi.

 

Model Problem Based Learning, Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) untuk menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa dimulai dari kegiatan merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.

 

3. Coba klasifikasikan. Model-model pembelajaran sosial berkelompok termasuk dalam kelompok model ini adalah (1) Investigasi Kelompok (Group Investigation), (2) Bermain Peran (Role Playing), (3) Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry), (4) Latihan Laboratories (Laboratory Training), (5) Penelitian ilmu sosial (social science Inquiry). Model pembelajaran personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok model ini adalah: (1) Pengajaran Tanpa Arahan (Non Directive Teaching), (2) Sinektiks (Synectics Model), (3) Latihan Kesadaran (Awareness Training), (4) Pertemuan Kelas (Classroom Meating).


12 Desember 2022

Analisis Budaya Positif

Analisis Kritis Visi Guru Penggerak

 Visi Guru Penggerak


Kaitan antar modul 1.3 visi guru penggerak dengan modul 1.1 filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu Visi harus sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Guru menuntun siswa dengan segala kekuatan kodrat alam dan zaman agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Guru menuntun siswa menjadi manusia merdeka, lahir dan batinnya tidak tergantung pada orang lain, bersandar pada kekuatan dan kemampuan sendiri. Kaitan Visi Guru peggerak dengan Nilai Guru Penggerak modul 1.3 dan 1.2. Visi Guru Penggerak harus sejalan dengan nilai dan Peran Guru penggerak agar mampu mewujudkan generasi Indonesia berprofil pelajar Pancasila. Guru harus menjalankan nilai-nilai guru penggerak; berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif dan menerapkan peran guru penggerak; menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru sejawat, mewujudkan kepemimpinan murid, dan mendorong kolaborasi antar guru dan stakeholder. Visi guru penggerak dapat terlaksana dengan perencanaan matang dan dilaksanakan perubahan positif secara berkesinambungan. Melakukan perubahan Guru penggerak dapat menerapkan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA). pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Implementasi IA dimulai mengidentifikasi hal positif, mencari cara mempertahankannya dan memunculkan strategi meningkatkannya. Pendekatan IA dapat dilaksanakan di kelas dan sekolah dengan menggunakan tahapan BAGJA akronim dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi. Dengan tahapan tersebut prakarsa perubahan mengembangkan pembelajaran dapat diwujudkan menuju merdeka belajar dengan profil pelajar Pancasila. Berdasarkan koneksi antara modul 1.1, 1.2, dan 1.3, maka dapat dirumuskan visi Guru Penggerak "Terwujud siswa berilmu dan beramal, mandiri dan kreatif, bahagia dan berkarakter pelajar Pancasila". Terimakasih buat semuanya teman-teman hebat luar biasa semoga bermanfaat dan berkah selalu dalam lindungan Allah 🤲




10 Desember 2022

Analisis Kritis Nilai-nilai Guru Penggerak


Tantangan CGP menggali dan memperkuan motivasi intrinsik siswa agar mereka dapat mengonseptualisasikan diri dengan semangat belajar mandiri. Tantangan ini CGP harus melawatinya dengan strategi dan pendekatan yang komprehensif, diantaranya; mengembangkan bahan pembelajaran, memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar,memilih dan mengembangkan media pembelajaran, memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

CGP mampu mengelola dan mengatur suasana kelas dengan baik, menggunakan berbagai media belajar baik berupa media audio, visual, audio visual, berupa slide, video, radio, flash card dan lain sebagainya. Mampu menciptakan iklim belajar positif, merangsang keaktifan siswa, membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, siswa berbakat khusus.

Koneksi Filosofi KHG dengan Nilai Guru Penggerak dalam Lomba CTCF di HGN Sekolah Afirmasi

CGP village school facilitates OSIS to celebrate HGN (National Teacher's Day) by holding a smart, agile, careful and familiar competition. The most spectacular activities grow the character of Pancasila students, towards independent learning. One of the goals of education is to guide all the natures that exist in children, so that they can achieve the highest safety and happiness both as humans and as members of society. Every child has a natural nature and the nature of the times. Students have the potential that deserves to be displayed / issued. Teachers must create ideas or ideas to facilitate fun learning and grow character. Thank you for all great friends, hopefully it will be useful and blessings are always in the protection of Allah 🤲