Klik untuk melihat video di youtube |
Keseimbangan Hidup untuk Kebahagiaan Mati. Sebuah analisis referensi dan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Kajian 3 level manusia dari sisi keilmuan, kerohanian dan akhlak. Begitulah kira-kira gambaran cerita dari sudut desa sederhana sebagai upaya menata kehidupan yang indah di dunia dan bahagia di akhirat. Semoga semua desa kita menjadi baldatun thaibatun warabbul Ghafur
Klik untuk melihat video di facebook |
1. Nafsu amarah
Nafsu
amarah adalah nafsu tingkat terendah. Secara harfiah kata "ammarah"
berarti banyak menyuruh, sedangkan kata "su" berarti keburukan atau
kejahatan. Jadi nafsu amarah adalah nafsu yang cenderung menyuruh berbuat
keburukan. Nafsu ini adalah nafsu yang paling mudah menjerumuskan manusia
kedalam panasnya api neraka. Orang yang memiliki nafsu ini tentu tidak kenal
dengan yang namanya akhirat. Orang ini senang melakukan perbuatan yang dilarang
asalkan dirinya boleh merasa senang dengan perbuatannya (dosa) itu.
2. Nafsu lawamah
Nafsu
lawwamah diterjemahkan nafsu yang banyak mencela, mengeluh, dan menyalahkan.
Cuma yang dicela, dikeluhkan dan disalahkan adalah dirinya sendiri. Nafsu
lawamah termasuk nafsu yang mulia karena hanya orang Mukmin yang bisa menyesali
dan menyalahkan dirinya sendiri. Nafsu
ini tingkatannya lebih tinggi daripada nafsu amarah. Orang yang berada
pada tahap nafsu lawwamah ini sudah tau antara perbuatan yang dilarang dan amal
kebajikan. Saat jatuh pada kejahatan dia masih merasa puas namun di ketika lain
ia menyesali perbuatannya itu. Dia Kadang ia berbuat baik dan setelah itu akan
kembali melakukan perbuatan dosa lagi. Orang yang seperti ini masih belum boleh
dijamin masuk surga.
3. Nafsu Mulhamah
Orang
yang berada pada tingkatan ini apabila hendak melakukan amal kebajikan terasa
berat. Namun dalam keadaan bermujahadah dia berbuat kebaikan-kebaikan karena ia
sudah mulai takut pada kemurkaan Allah dan pedihnya api Neraka. Bila berhadapan
dengan kemaksiatan, hatinya masih rindu dengan maksiat. Namun ia masih dapat
melawan dengan membayangkan nikmatnya berada di Syurga. Dia sudah mengenal
penyakit-penyakit yang berada dalam hatinya. Seperti iri hati, dengki, syirik,
dan lain-lain. Tapi dia masih belum mampu melawan. Bila penyakit-penyakit hati
ini sudah tidak ada lagi, ia akan rasa satu kenikmatan baru dalam hatinya dan
akan merasa benci dalam melakukan kejahatan. Dan pada saat itu dia telah
meningkat ke taraf nafsu yang lebih baik lagi yaitu Nafsu Muthmainnah.
4. Nafsu
mutmainah
Nafsu
mutmainnah diterjemahkan sebagai jiwa yang tenang. Nafsu ini menempati tingkat
tertinggi. Mereka yang bisa menjalankan nafsu mutmainah dijanjikan masuk surga.
Orang yang berada dalam tingkatan ini sudah dijamin masuk surga. Sesuai dengan
yang terkandung dalam surat Al- Fajr ayat 27-30 : "Hai jiwa yang tenang,
kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai, maka masuklah ke
dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Syurga-Ku". Orang
yang berada dalam tingkatan ini sentiasa dijauhkan dari rasa cemas dan gelisah
atas segala ketetapan Allah SWT dan selalu merasa sejuk hatinya, tenteram
jiwanya, jika dia bisa melakukan suatu amal kebajikan. Hatinya senantiasa rindu
pada Allah SWT.
5. Nafsu Radhiah
Sifat
dari nafsu ini adalah dia selalu menganggap yang makruh itu haram, dan yang
sunat ia anggap itu kewajiban. Jika ia tidak melaksanakan apa yang disunatkan,
ia merasa berdosa. Baginya takdir baik atau buruk adalah sama saja. mereka
tidak peduli dengan urusan yang berbau dunia. Karena hati mereka hanya pada
Allah dan redha atas segala ketentuan yang Allah berikan kepadanya.
6. Nafsu Madrhiyah
Tingakatan
ini lebih tinggi dari tingkatan nafsu radhiah. Yang istimewa pada tingkatan ini
adalah Bukan hanya orang pada tingkatan nafsu ini yang sangat mencintai Allah
SWT, tapi Allah SWT juga sangat mencintainya. Dia buat Allah SWT cinta padanya
dengan melaksanakan apa yang di sunatkan dan tidak melaksanakan sebuah dosa
walaupun sekecil jarum di lautan. Sesuai dengan Hadist Qudsi : "Senantiasa
hamba-Ku mendekatkan diri kepadaku dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah
sehingga Aku cinta padanya. Maka apabila Aku telah mencintainya, jadilah Aku
pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia
melihat, perkataannya yang dengannya ia berkata, jadilah Aku tangannya yang
dengannya ia berbuat, jadilah Aku kakinya yang dengannya ia melangkah, dan
akalnya yang dengannya ia berpikir".
7. Nafsu Kamilah
Tingakatan
yang ketujuh ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul, manusia yang suci dan
sempurna. Yang terpelihara dari perbuatan tercela dan Allah selalu mengawasi
dan membimbingnya. Untuk meraih nafsu dari peringkat yang paling bawah hingga
peringkat diatasnya diperlukankan untuk Mujahadah hingga Allah SWT yakin akan
usahanya. Untuk itu marilah kita tak terkecuali saya sendiri berlumba-lumba
untuk meningkatkan peringkat nafsu kita hingga ke tingkat yang lebih tinggi
agar kita semua ditempatkan oleh Allah SWT di taman surganya yang tak dapat
dilukis oleh panca indera kita kerana keindahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar