Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

21 April 2021

Peran Teknologi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Berpikir Kreatif Generasi Aceh Abad 21 Essay Oleh: Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd


Peran penting teknologi pendidikan dalam pembelajaran abad ke-21 untuk realisasi lebih maksimal empat kompetensi inti “The 4Cs”- communication, collaboration, critical thinking, dan creativity. Kompetensi-kompetensi tersebut penting disinergikan dalam konteks learning to know, lerning to do, learning to be dan learning to live together. Melalui teknologi pendidikan guru lebih maksimal memberikan pembelajaran bermakna, berpusat pada siswa, dan mendorong berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan bagian penting dalam pembelajaran menghasilkan gagasan, berpikir fleksibel, orisinil, elaborasi dan perumusan kembali melalui budaya literasi.

Berbicara peran teknologi pendidikan dalam budaya literasi Aceh merupakan kunci pembangunan bangsa, mengingat tragedi nol buku sebagai titik awal tugas besar teknologi pendidikan berusaha keras merubah fenomena budaya baca bangsa Indonesi tahun 90-an sangat rendah. Sedangkan budaya baca generasi pejuang Aceh sangat mumpuni, sehingga mampu melahirkan strategi perang, deplomasi dan penyebaran Islam ke nusantara karena budaya literasi sebagai satu diatara kunci kehidupan para indatu (Dass, 2014).

Tantangan pembelajaran abad 21 menuntut generasi Aceh mampu berpikir kreatif. Keterampilan berpikir kreatif menjadi modal kunci siswa mampu bersanding dan bersanding di era revolusi industri 4.0. Berpikir kreatif merupakan kemampuan menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan baru, membuat sudut pandang baru dan membangkitkan ide baru (Asmani, 2010). Berpikir kreatif dapat dilihat dari lima indikator, yaitu; berpikir lancar, luwes, orisinil, elaborasi, dan re-defenisi. Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditingkatkan melalui berbagai media pembelajaran. Peran teknologi pendidikan dalam memfasilitasi media pembelajaran menarik, bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi serta memberikan visualisasi pesan lebih menarik dan tampilan gambar dapat bergerak merangsang berpikir kreatif siswa (Dzuanda, 2011).

Teknologi pendidikan memiliki potensi yang menjanjikan untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Di Indonesia, lebih dari 530,000 sekolah ditutup sebagai upaya mengurangi penyebaran virus korona (COVID-19). Hal ini berdampak pada 68 juta siswa dari tingkat pra-sekolah hingga perguruan tinggi dan menjadikan kebutuhan real terhadap teknologi pendidikan yang efektif semakin mendesak. Situasi ini memaksa adanya peningkatan secara cepat dan luas dari penggunaan teknologi pendidikan.

Teknologi pendidikan dapat meningkatakan berpikir kreatif siswa dalam berkolaborasi, merancang, membuat dan menggunakannya dalam pembelajaran, sebagai salah satu solusi dari tantangan pembelajaran abad 21 menemukan cara meningkatkan keterampilan siswa berpikir kreatif. Menjawab tuntutan abad 21 dengan mempersiapkan siswa mencapai indikator keberhasilan pembelajarannya pada kemampuan berpikir kreatif sebagai modal dasar kemamampuan berkomunikasi, menggunakan informasi dalam pemecahan masalah, mampu beradaptasi, berkreasi dan menggunakan teknologi dengan baik di era revolusi industri 4.0.

Berbagai studi tentang peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan berpikir kreatif siswa telah menarik perhatian banyak peneliti mengkaji dari berbagai aspek dikelompokkan dalam 3 kelompok utama, yaitu: (1) Keterampilan dan kreatifitas siswa abad 21. (2) Media pembelajaran di era revolusi industri 4.0. (3) Peningkatan berpikir kreatif melalui media pembelajaran.

Pertama studi tentang keterampilan dan kreatifitas siswa abad 21, antara lain: Pembelajaran berbasis permainan melatih bakat siswa dalam memenuhi kebutuhan hidup abad 21 (Zambo, 2009). Pentingnya percaya diri dan semangat berpikir kreatif menuju kemanjuran diri siswa berdasarkan visi abad 21 (Ait et al., 2015) Keterampilan abad 21 sebagai modal bersaing dalam era digital (Dass, 2014). Hubungan antara keterampilan abad 21 dan keterampilan digital, sebuah tinjauan literatur yang sistematis (Laar, et al., 2017).

Kedua studi media pembelajaran di era revolusi industri 4.0, antara lain: Keterampilan belajar berbasis digital, bermain peran dalam game online, sebuah tinjuan komprehensif dari tahun 2010-2016 (Sourmelis et al., 2017). Kajian ketertarikan generasi muda belajar berbasis game (Qian dan Clark, 2016). Studi di Italia belajar berbasis digital menarik minat generasi muda melalui game puzzle food (Palumbo et al., 2019). Kajian keterampilan digital generasi pekerja professional abad 21 (Laar, et al., 2018). Belajar di jaringan digital, sebuah penilaian novel tentang keterampilan siswa abad 21 (Siddiq, et al., 2017). Menulis dengan sosial media abad 21 di kelas sebagai sebuah literasi baru, genre, dan praktik menulis (Elola, 2017). Ketiga studi peningkatan berpikir kreatif melalui media pembelajaran, yaitu kajian menulis dan memajang karya di dinding melatih berpikir kreatif sebagai wujud mendukung pembelajaran abad 21 (Annamary et al., 2016). Membina keterampilan abad 21 melalui inkuiri dan literasi ilmiah (Turiman, et al., 2012)

Lebih detil dapat dilihat dalam studi keprihatinan tamatan sekolah menengah, diploma dan pendidikan tinggi masih kurang berkompeten dibidang komunikasi oral maupun tertulis, berpikir kritis dan mengatasi masalah, etika bekerja dan profesional, bekerja secara tim dan berkolaborasi, bekerja dalam kelompok yang berbeda, menggunakan teknologi, dan manajemen projek kepemimpinan (Trilling dan Fadel, 2009). Keterampilan hidup abad 21 diperlukan siswa atas dasar empat pilar pembelajaran, yaitu: pertama way of thinking mencakup kreativitas, inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan, kedua way of working mencakup keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi dan bekerjasama, ketiga tools for working mencakup kesadaran sebagai warga negara global maupun lokal, dan keempat skills for living in the world mencakup keterampilan literasi informasi, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, kemampuan belajar dan bekerja melalui jaringan sosial digital (Griffin et al., 2012).

Keterampilan abad 21 disinergikan dalam konteks pembelajaran learning to know belajar untuk memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan pengetahuan, lerning to do belajar agar mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dalam masyarakat, learning to be belajar untuk memiliki keterampilan akademik dan kognitif pribadi berkualitas dan beridentitas, dan learning to live together belajar bekerja secara kooperatif (Delors, 2013). Penekanan pembelajaran di era revolusi industri 4.0 semua individu perlu belajar berkarya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, berpikir kreatif dan adaptif, mampu menghadapi atau mengatasi masalah, dan belajar untuk berkolaborasi memberikan kesempatan bagi siswa terlibat aktif dalam diskusi dan pencapaian berpikir kreatif.

Harapan utama keberhasilan siswa di era revolusi industri 4.0 memiliki keterampilan berpikir kreatif dengan penuh semangat berkreasi. Berpikir kreatif terlatih melalui kegiatan pembelajaran dengan pembiasaan berpikir di luar kebiasaan, melibatkan cara berpikir yang baru, memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi baru, mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, mengajukan dugaan jawaban bervariasi, berinovasi dan berkreasi.

Penggunaan teknologi pendidikan memiliki potensi meningkatkan hasil pembelajaran, menawarkan sistem manajemen pembelajaran untuk kolaborasi guru-siswa dan manajemen pengajaran daring, serta alat ruang kelas interaktif untuk menyelenggarakan sesi pembelajaran secara langsung dan interaktif.

Memperlacar gerak teknologi pendidikan diperlukan adanya interaksi timbal balik yang lebih efektif antara sektor pemerintah dan swasta. Perusahaan swasta perlu untuk lebih memahami kebutuhan guru, sekolah dan orangtua. Sektor pemerintah perlu mengklarifikasi struktur tata kelolanya dan mempromosikan kemitraan pemerintah-swasta untuk pengembangan produk teknologi pendidikan. Meningkatkan kemampuan guru untuk menyampaikan konten yang berfokus pada teknologi.

Guru dituntut menemukan cara membantu semua siswa belajar secara efektif. Strategi pembelajaran kolaboratif. Mengasah keterampilan abad 21 dengan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi mutakhir, dapat berkomunikasi secara efektif, berinovasi dan berkreasi. Siswa harus dilatih menerapkan pengetahuan baru dalam berbagai konteks, adaptasi dan integrasi pengetahuan baru dan berkreasi (Rizal, 2017). Di antara ragam kompetensi dan keterampilan diharapkan berkembang pada siswa abad 21 berupa keterampilan personalisasi, kolaborasi, komunikasi, inkuiri, inovasi dan content creation (Daryanto, 2009). Elemen tersebut merupakan kunci pembelajaran di era revolusi industri 4.0 membutuhkan keterampilan personal (memiliki inisiatif, keuletan, tanggung jawab, berani mengambil resiko, dan kreatif), keterampilan sosial (bekerja dalam tim, memiliki jejaring, memiliki empati dan rasa belas kasih), serta keterampilan belajar (mengelola, mengorganisir, keterampilan metakognitif, dan tidak mudah patah semangat atau merubah persepsi/sudut pandang dalam menghadapi kegagalan).

 

Kesimpulan:

Dari berbagai studi dapat disimpulkan peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan berpikir kreatif siswa, menemukan beberapa poin penting, yaitu:

1.    Berpikir kreatif siswa dengan model konvensional hanya dapat mengaktifkan keterampilan mendengar saja, sangat sempit akses bagi siswa berpikir kreatif.

2.    Penggunaan pengguanaan teknologi pendidikan dalam pembelajaran dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa secara signifikan.

 


Refernce

Ait, K., Rannikmäe, M., Soobard, R., Reiska, P., & Holbrook, J. (2015). “Students’ self-efficacy and values based on a 21st century vision of scientific literacy - a pilot study” dalam Procedia - Social and Behavioral Sciences. 177, 491-495.

Annamary, L., Consalvo., & Ann D. D. (2016). “Writing on the walls: Supporting 21st century thinking in the material classroom” dalam Teaching and Teacher Education. 60, 54-65.

Asmani, J. M. (2014). 7 Tips Aplikasi PAKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Yogyakarta: DIVA Press.

Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kratif dan Inovatif. Jakarta: Buku yang cerdas dan mencerdaskan.

Dass, R. (2014). Literature and the 21st century learner, Procedia - Social and Behavioral Sciences. 123, 289-298.

Delors, J. (2013). The treasure within: learning to know, learning to do, learning to live together and learning to be. What is the value of that treasure 15 years after its publication? International Review of Education. 59 (3), 319-330.

Dzuanda. (2011). Design pop up child book puppet figures series Gatotkaca. Jurnal Library ITS.

Elola, I & Oskoz, A. (2017). Writing with 21st century social tools in the L2 classroom: New literacies, genres, and writing practices, Journal of Second Language Writing. 36, 52-60.

Griffin, P., McGaw, B., & Care, E. (2012). The Changing Role of Education and Schools. Assessment and Teaching of 21st Century Skills. 1-16.

Laar, E. F., Alexander, J. A. M., Deursen, A. G. M., & Dijk, J. H. (2018). 21st-century digital skills instrument aimed at working professionals: Conceptual development and empirical validation, Telematics and Informatics. 35 (8), 2184-2200.

Laar, E., Alexander J. A. M., Deursen, A. G. M., Haan, D. J. (2017). The relation between 21st-century skills and digital skills: A systematic literature review, Computers in Human Behavior. 72, 577-588.

Palumbo, R., Adinolfi, P., Annarumma, C., Catinello, G., & Manna, R. (2019). Unravelling the food literacy puzzle: Evidence from Italy, Food Policy, In press, corrected proof. 3.

Qian, M & Clark, K. R. (2016). Game-based Learning and 21st century skills: A review of recent research, Computers in Human Behavior. 63, 50-58.

Rizal, R. (2017). Mengajar Cara Berpikir, Meraih Ketrampilan Abad 21. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UMS. 34, 390-406.

Siddiq, F., Gochyyev, P., & Wilson, M. (2017). Learning in digital networks-ICT literacy: A novel assessment of students' 21st century skills, Computers & Education. 109, 11-37.

Sourmelis, T., Ioannou, A., & Zaphiris, P. (2017). Massively multiplayer online role playing games (MMORPGS) and the 21st century skills: A comprehensive research review from 2010 to 2016, Computers in Human Behavior. 67, 41-48.

Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. San Francisco, CA: John Wiley & Sons.

Turiman, P., Omar, J., Daud, A. M., & Osman, K. (2012). Fostering the 21st century skills through scientific literacy and science process skills, Procedia - Social and Behavioral Sciences. 59, 110-116.

Zambo, D. (2009). Gifted students in the 21st century: Using vygotsky's theory to meet their literacy and content area needs, Gifted Education International, 25 (3), 270-280.