Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

09 September 2017

Penjelasan Detail dan Contoh-Contoh Kalimat 5W+1H

Penjelasan Detail dan Contoh-Contoh Kalimat 5W+1H -  Rumus itulah yang menjadi dasar dalam menulis dan mengembangkan sebuah berita. Namun, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan rumus 5W+1H itu ? Berikut ini adalah penjelasan dan contoh detail mengenai 5W+1H.
5W+1H adalah rumus yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mencari inti pokok berita, mengembangkan berita atau sebuah cerita. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan rumus 5W+1H berisi inti-inti penyusun berita atau cerita tersebut.
5W+1H  sendiri diambil dari kata-kata tanya dalam bahas Inggris seperti, What, Who, When, WhyWhere, dan How. Dalam bahasa Indonesia kata-kata tanya tersebut adalah Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Di mana, dan Bagaimana. Di bawah ini adalah contoh-contoh kalimat 5W+1H .
Kalimat 5W+1H
What (Apa)
Kata tanya yang pertama dari rumus ini adalah Apa. Kata tanya ini berisi pertanyaan mengenai permasalahan atau hal yang terjadi pada suatu peristiwa. 
Contoh :
Apa yang sebenarnya terjadi?
Apa yang sedang dilakukan olehnya?
Apa yang dibawa oleh si pelaku ?
Apa yang digunakan oleh si pelaku?
Apa yang menyebabkan kejadian itu terjadi?
Apa yang didapatkan olehnya?
Apa permasalahannya?
Apa yang dikatakan olehnya?
Apa yang akan dilakukan olehnya?
Apa pandangan orang lain mengenai peristiwa itu?

Why (Mengapa)
Kata tanya mengapa mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai alasan atau motivasi terjadinya sebuah peristiwa.
Contoh:
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Mengapa dia melakukan itu?
Mengapa tidak ada yang mengetahui peristiwa itu?
Mengapa dia pergi ke tempat itu?
Mengapa hal itu bisa menjadi pemicu masalah ini?
Mengapa dia mengatakan seperti itu?
Mengapa dia memilih untuk melakukan perbuatan itu?
Mengapa peristiwa itu menjadi sangat heboh?
Mengapa dia tidak melakukan apa yang diperintahkannya?
Mengapa hari itu sangat mencekam?

Who (Siapa)
Kata tanya Siapa mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai pelaku atau orang lain dari sebuah peristiwa yang terjadi.
Contoh :
Siapa yang melakukan perbuatan itu?
Siapa yang menjadi korban dari perbuatan itu?
Siapa yang merasa dirugikan olehnya?
Siapa yang menyuruhnya melakukan perbuatan itu?
Siapa yang menemani dia melakukan perbuatan itu?
Siapa yang terlibat di dalam peristiwa itu?
Siapa yang memberinya alat itu?
Siapa yang tidak mengetahui berita itu?
Siapa yang mengatakan hal itu semua?
Siapa yang datang untuk menyelamatkan mereka?

When (Kapan)
Kata tanya Siapa berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai waktu terjadinya peristiwa, berita atau cerita yang terjadi.
Contoh:
Kapan peristiwa itu terjadi?
Kapan dia melakukan perbuatan itu?
Kapan peristiwa itu mulai terkuak di depan umum?
Kapan dia datang ke tempat itu?
Kapan dia tiba di lokasi kejadian?
Kapan dia bertemu dengan si korban?
Kapan dia menyelesaikan perbuatannya?
Kapan si korban ditemukan?
Kapan dia kembali ke rumahnya?
Kapan dia memanggil teman-temannya?
Kapan peristiwa itu dituntaskan?

Where (Di mana)
Kata tanya di mana mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai tempat atau lokasi sebuah peristiwa terjadi.
Contoh :

Di mana peristiwa itu terjadi?
Di mana berita itu dimuat?
Di mana dia bertemu dengan korbannya?
Di mana dia menyimpan barangnya?
Di mana dia bersembunyi?
Di mana dia tertangkap?
Di mana keberadaan si pelaku saat ini?
Di mana dia ketika kejadian itu berlangsung?
Di mana permasalahan itu pertama kali muncul?

How (Bagaimana)
Kata tanya bagaimana berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengandung cara atau proses berlangsungnya suatu peristiwa.
Contoh:
Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?
Bagaimana dia melakukan perbuatan itu?
Bagaimana dia bertemu dengannya pertama kali?
Bagaimana reaksi dirinya ketika diberikan pertanyaan itu?
Bagaimana cara memecahkan masalah ini?
Bagaimana pendapat masyarakat tentang masalah ini?
Bagaimana caranya mengungkapkan peristiwa itu?
Bagaimana kisah dirinya?
Bagaimana dia menyelesaikan semua pekerjaannya?
Bagaimana caranya berita itu bisa terungkap?

Demikianlah kalimat-kalimat pertanyaan 5W+1H yang biasa digunakan untuk menemukan atau mengembangkan pokok-pokok atau inti dari sebuah berita atau peristiwa.


Cara Menjadi Diri Sendiri Guna Meraih Puncak Prestasi

Cara Menjadi Diri Sendiri Guna Meraih Puncak  Prestasi, Strategi Membangun Citra Diri, mengemukakan ciri-ciri orang yang berpikir positif (optimis) sebagai berikut:
a.       Menikmati hidupnya.
b.      Melihat masalah sebagai tantangan
c.  Mensyukuri apa yang dimilikinya dan bukan berkeluh kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya.
d.      Mengenyahkan pikiran negatif setelah pikiran itu terlintas di benaknya.
e.       Tidak mendengarkan gosip yang tidak menentu.
f.       Tidak membuat alasan tapi langsung membuat tindakan.
g.      Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide.
h.      Menggunakan bahasa positif
i.   Menggunakan bahasa tubuh yang positif, seperti wajah yang ramah, senyum, berjalan dengan langkah tegap.
j.        Peduli pada citra diri sehingga orang yang optimis tampil dengan penampilan terbaik.

Orang yang memiliki sikap optimis, umumnya memiliki kualitas diri yang baik. Hal ini tercermin dari aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Diantaranya adalah:
a.       Punya fokus langkah yang selektif dan punya sasaran usaha yang jelas
b.      Bisa menerima fakta hidup dengan kesadaran tanpa banyak mengeluh atau memprotes
c.       Memiliki bentuk keyakinan yang membangkitkan
d.      Punya perasaan diberkati rahmat Tuhan
e.       Punya kemampuan untuk menikmati kehidupan
f.       Punya kemampuan dalam menggunakan akal sehatnya dalam menghadapi tantangan hidup
g.      Punya kemampuan untuk menjalankan agenda perbaikan diri secara terus menerus
h.      Punya penghayatan yang bagus terhadap praktek hidup yang dijalankan
i.        Punya kepercayaan yang bagus terhadap kemampuannya
j.        Punya perasaan yang bagus terhadap dirinya.

1)      Punya fokus langkah yang selektif dan punya sasaran usaha yang jelas.
            Orang yang mempunyai sikap optimis memiliki pemikiran dan pertimbangan yang matang dalam menentukan fokus atau sasaran usaha yang sedang dijalani atau yang akan dijalani. Orang yang optimis akan memperhitungkan segala akibat dan dampak (untung rugi) dari suatu kegiatan yang direncanakan. Orang yang optimis akan berjuang dan menghadapi segala rintangan yang ada.
2)      Bisa menerima fakta hidup dengan kesadaran tanpa banyak mengeluh atau memprotes
            Orang yang optimis memiliki jiwa juang yang tinggi dan akan menerima hasil atau realita yang terjadi dengan penuh kesadaran dan ketegaran tanpa mengeluh atau memprotes. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya perhitungan yang matang dan kesiapan mental yang kuat untuk menerima keputusan akhir dari suatu usaha.
3)      Memiliki bentuk keyakinan yang membangkitkan
            Optimis merupakan suatu sikap dan keyakinan seseorang. Keyakinan dan pemikiran yang tinggi mengantarkan seseorang untuk melakukan perubahan dan meningkatkan kinerja dalam berusaha. Keyakinan orang yang optimis tidak sekedar menyadari dan mengakui namun berada pada tingkat yang membangkitkan semangat dalam mencapai tujuan.
4)      Punya perasaan diberkati rahmat Tuhan
            Keyakinan yang tinggi dan semangat juang yang kuat membuat orang yang optimis memiliki perasaan diberkati Tuhan, karena dia berjuang dengan tenaga dan rahmat Allah yang tercurah dalam dirinya. Kemudian dengan rahmat Allah pulalah dia merasakan manisnya perjuangan dan buah dari perjuangan mencapai tujuan (hasil yang tercapai)
5)      Punya kemampuan untuk menikmati kehidupan
            Orang yang optimis berjuang dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga dengan segala daya upaya dia akan melakukan apa saja dan menghadapi setiap rintangan yang menghadang demi tujuan yang hendak dicapai. Sepanjang usaha dan pahit manisnya perjuangan, orang yang optimis sangat menikmatinya sehingga dia sangat merasakan arti sebuah perjuangan hidup.
6)      Punya kemampuan dalam menggunakan akal sehatnya dalam menghadapi tantangan hidup
            Orang yang optimis mempunyai pemikiran yang positif dan mengakui kelemahan yang ada dalam dirinya. Tantangan yang datang dihadapi dengan tenang dan menggantungkan  harapan pada Tuhan (iman) bukan pada realitas. Seperti pesan Einstein, orang optimis bisa melihat sinar di ujung kegelapan; bisa melihat tanda-tanda peluang di balik kesulitan.
7)      Punya kemampuan untuk menjalankan agenda perbaikan diri secara terus menerus
            Orang yang optimis memiliki kebiasaan untuk mengintrospeksi diri dan kegiatan yang telah dijalani. Dari hasil introspeksi ini, orang yang optimis dapat membuat rencana yang akan dilakukan ke depan sebagai tindak lanjut dari hasil yang telah tercapai. Kegemilangan  yang tercapai diiringi dengan evaluasi yang akan dijadikan sebagai tumpuan untuk bertindak di masa depan.
8)      Punya penghayatan yang bagus terhadap praktek hidup yang dijalankan.
            Orang yang optimis menjalani hidup dengan baik dan penuh perhitungan  sehingga bisa membedakan praktek yang salah dan praktek yang benar, praktek yang tepat dan praktek yang menyimpang.
9)      Punya kepercayaan yang bagus terhadap kemampuannya
            Orang yang optimis tampak dalam dirinya suatu kepercayaan yang tinggi terhadap potensi dan kemampuan yang dimiliki. Hal ini diawali dengan pengetahuan akan potensi dan keterampilan dalam mempergunakan potensi. Pengetahuan dan keterampilan ini digunakan untuk sebaik mungkin sesuai dengan yang diinginkan. Orang yang optimis juga memiliki kepercayaan bahwa dia akan dapat mencapai tujuan dengan menggunakan potensi tersebut. Jadi orang yang optimis sangat menyadari dan yakin akan kinerja kemampuan (potensi) dirinya dan mampu menyeimbangkan kelemahannya.
10)  Punya perasaan yang bagus terhadap dirinya

Orang yang optimis memiliki percaya diri yang bagus dan perasaan yang comfort terhadap dirinya. Dia dapat menerima keadaan diri dan cermat dengan lingkungan. Dia bangga dan senang dengan apa yang dimiliki dan yang diperolehnya dalam hidup.