Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

22 Juli 2020

"ROS" Raja/Ratu Orientasi Sekolah: Rayakan Prestasi Generasi Kreatif, Semoga Menjadi Penguasa Dunia Milenial Nantinya (Mila Hayati, Wina Sarfiani, Zulkarina, Nadia dan panitia lainnya. Ratu Orientasi Sekolah Cut Rita Ardila, Hasnia Ulfa, Bahratul Nafis, Putri Yulia Amanda, dan Maisuri)

"ROS" Raja/Ratu Orientasi Sekolah: Rayakan Prestasi Generasi Kreatif, Semoga Menjadi Penguasa Dunia Milenial Nantinya


Ridwan, S.Pd.I, MA., M.Pd selaku guru pembina penyelenggara kegiatan "ROS" Raja/Ratu Orientasi Sekolah mengaku haru bersama Mila Hayati, Wina Sarfiani, Zulkarina,Nadia dan panitia lainnya. Berpose bersama Ratu Orientasi Sekolah peringkat pertama Cut Rita Ardila, Peringkat 2 Hasnia Ulfa, Peringkat 3 Bahratul Nafis, peringkat Harapan Satu Putri Yulia Amanda, dan Harapan Dua Maisuri. 


Cut Rita Ardila sebagai Ratu Orientasi Sekolah peringkat pertama

Hasnia Ulfa sebagai Ratu Orientasi sekolah peringkat kedua

Bahratul Nafis sebagai Ratu Orientasi Sekolah Peringkat ketiga

Putri Amelianda sebagai Ratu Orientasi Sekolah Peringkat Harapan satu

Maisuri sebagai Ratu Orientasi Sekolah Peringkat Harapan dua

Pose bersama peserta Riski Munandar dan teman-teman saat jeda kegiatan

Pose bersama panitia Maulidaturrahmi, Salsabila, Nurul Fazliah saat mempersiapkan piagam dan hadiah untuk calon Raja/Ratu Orientasi Sekolah 


Panitia bersama peserta berpose di halaman 

Senyum ceria para peserta terpilih sebagai Ratu Orientasi Sekolah peringkat 1 sampai harapan 2





















































23 Mei 2020

Meugang Aceh Sepanjang Sejarah: Melihat Kembali Sisi Istimewa MegangLihat 400 tahun Lalu Sampai Tahun 2020

Klik Lihat Video Megang Seru

Tradisi “meugang” secara signifikan telah mempererat tali silaturahim warga. Selain itu, tradisi meugang menjadi bentuk rasa syukur masyarakat Aceh atas datangnya Idul Fitri. Tradisi “meugang” dulunya dikenal dengan nama “makmeugang”. Dua hari sebelum hari raya Idul Fitri, masyarakat Aceh biasa menggelar tradisi meugang.
Meugang di Aceh dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yaitu jelang Ramadhan, jelang  Idul Fitri, dan jelang Idul Adha. Bagi masyarakat, menyambut Ramadhan atau Lebaran tanpa meugang akan terasa ada yang kurang.  Dalam pelaksanaan meugang, seluruh anggota keluarga berkumpul untuk mencicipi makanan yang berbahan daging.
Makmeugang memang bukan suatu kewajiban. Namun sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Aceh untuk membeli daging sapi atau kerbau jelang Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.  Daging megang itu kemudian  dimasak menjadi dua jenis panganan,  gulai kari dan rendang. Suasana ini menjadi momen terindah di hari meugang.
Makmeugang sudah berlangsung 400 tahun sejak masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Masa itu, Sultan sangat mencintai rakyatnya baik fakir miskin ataupun kaum dhuafa. Orang yang tidak mampu masa itu menjadi tanggung jawab Sultan. Kemudian mengeluarkan satu qanun (hukum) yang mengatur tentang pelaksanaan meugang.
Qanun yang dikeluarkan Sultan kala itu diberi nama Meukuta Alam. Pada Bab II pasal 47 qanun tersebut disebutkan, “Sultan Aceh secara turun temurun memerintahkan Qadi Mua’zzam Khazanah Balai Silatur Rahmi yaitu mengambil dirham, kain-kain, kerbau dan sapi dipotong di hari Mad Meugang. Maka dibagi-bagikan daging kepada fakir miskin, dhuafa, orang lasa, buta. Pada tiap-tiap satu orang yaitu; daging, uang lima mas dan dapat kain enam hasta”.
Megang 2020 masyarakat menerima BLT, namum di beberapa tempat malah kantor Desa yang di greudhuk. Semoga ke depan lebih baik dan pro rakyat kecil ya...