Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

30 Maret 2017

Instrumen Penelitian Kuesioner Skala Sikap Percaya Diri Siswa Dalam Pembelajaran by Ridwan, MA


A.    Definisi Konseptual
Pengertian percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya (Hakim, 2004).  Senada dengan asumsi percaya diri merupakan keberanian yang datang dari kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai, dan tujuan dalam hidup (Goleman, 2005). Dari beberapa pendapat ini dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah suatu keyakinan dalam diri dengan kemampuan untuk mencapai tujuan dalam hidup.

B.      Definisi Operasional
Kepercayaan diri merupakan kemampuan mengatur diri dan perasaanya secara mandiri dalam berinteraksi dengan orang lain dengan cara-cara khusus yang dapat diterima oleh lingkungannya (Scaefer, 1989). Senada dengan asumsi kepercayaan diri merupakan kecakapan individu dalam mengatur dan mengungkapkan perasaan diri (Hartoyo, 1997). Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa fungsi kepercayaan diri adalah agar individu dapat mengatur dirinya sendiri, mengarahkan perasaan tanpa pengaruh dari orang lain.
Kepercayaan diri yang dimaksud dalam tulisan ini adalah difokuskan dalam pembelajaran yang diukur dari delapan indicator: (1) berani mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran, (2) mengungkapkan ide gagasan sendiri, (3) menghargai pendapat orang lain, (4) bekerja sama dengan baik, (5) terbuka pada kritikan, (6) mandiri, (7) optimis, dan (8) berani mempresentasi.

C.    Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrument disusun bedasarkan atas: (1) variabel, (2) sub variabel , (3) indicator, (4) kode, (5) jumlah item, (6) nomor item positif, dan (7) nomor item negatif sebagaimana  tertera dalam tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.
Kisi-Kisi Angket Skala Sikap Percaya Diri

Variabel
Sub Variabel
Indikator
Kode
Jlh
Item
Nomor Item
Ket
(+)
(-)
Percaya Diri
Berani berkontribusi
Mengajukan pertanyaan
A
6
1, 17, 33
2, 18, 34

Memberikan ide/pendapat
B
6
3, 19, 35
4, 20, 36

Berfikir positif
Menghargai orang lain
C
6
5, 21, 37
6, 22, 38

Terbuka pada kritikan
D
6
7, 23, 39
8, 24, 40

Yakinan pada kemapuan
Optimis
E
6
9, 25. 41
10, 26, 42

Mandiri
F
6
11, 27, 43
12, 28, 44

Berani bertindak
Mampu bekerjasama
G

6
13, 29, 45
14, 30, 46

Berani presentasi
H
6
15, 31, 47
16, 32, 48

Jumlah


48
24
24


D.    Angket Percaya Diri
1. Petunjuk Pengisian Angket :
            Angket ini dibuat untuk mengetahui tingkat percaya diri siswa dalam pembelajaran. Dalam angket ini tidak ada istilah jawaban benar atau salah, maka jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Setiap nomor mempunyai jawaban A, B, C, dan D, dengan kriteria:
a.       Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah
Cara Pengisian Angket: Beri tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban A, B, C, atau D yang sesuai dengan keadaan anda sebenarnya.
SELAMAT MENGERJAKAN…

Kode A. Instrumen siswa mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran
1. Ketika bapak/ibu guru memberikan kesempatan untuk bertanya, saya selalu bertanya, jika ada materi pelajaran yang belum saya pahami.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2.   Ketika bapak/ibu guru memberikan kesempatan untuk bertanya maka kesempatan itu saya biarkan saja, meskipun ada materi belum saya pahami.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3.   Setiap ada permasalahan dalam memahami materi pelajaran IPS, saya selalu bertanya kepada orang lain.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4.  Saya tidak  pernah bertanya pada siapa pun tentang materi pelajaran IPS yang belum saya mengerti.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5.   Pada saat diskusi kelompok/kelas, saya bertanya pada teman.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6.   Saat diskusi kelompok/kelas, saya hanya duduk mendengarkan tanpa mengajukan pertanyaan kepada teman.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Kode B. Instrumen siswa memberikan ide/pendapat dalam pembelajaran
1. Saya memberikan saran atau usul kepada bapak/ibu guru yang  sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam kelas.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2.  Saya tidak pernah memberikan saran atau usul kepada bapak/ibu guru yang  sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam kelas.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3. Saya senang mengemukakan ide/pendapat pada saat diskusi kelompok/kelas berlangsung.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Saya tidak pernah memberikan pendapat saat diskusi kelompok/kelas.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5. Saya suka memberikan ide/pendapat jika ada tugas dari guru IPS yang diberikan kepada saya.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6. Saya kurang aktif dalam memberikan ide/pendapat saat proses pembelajaran berlangsung.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Kode C. Instrumen siswa menghargai orang lain dalam pembelajaran
1. Saya selalu menghargai pendapat orang saat teman mencoba menjelaskan materi IPS yang belum saya pahami.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2.  Saya tidak pernah mendengarkan pendapat ketika  teman sedang menjelaskan materi IPS yang belum saya mengerti.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3.  Sayamemperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran IPS berlangsung, sehingga saya dapat mudah memahami materi yang diajarkan.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Saat guru IPS menjelaskan, saya melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan materi pelajaran.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5.  Pada saat diskusi kelompok/kelas, saya mendengarkan dan memperhatikan jika teman/ guru berbicara.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6.  Saya tidak mendengarkan dengan baik jika teman/guru berbicara.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Kode D. Instrumen siswa terbuka terhadap kritikan dalam pembelajaran
1. Saya selalu menghargai kritikan teman terhadap apa yang dapat saya kerjakan
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2.  Saya tidak pernah mendengarkan kritikan teman, karena yang saya kerjakan lebih baik dari karya teman.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3.  Saya senang mendengarkan kritikan teman untuk segera dapat saya perbaiki  
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Saya mengabaikan kritikan teman, karena teman hanya ingin mejatuhkan saya dalam pembelajaran.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5.  Pada saat diskusi kelompok, saya selalu mendengarkan saran teman untuk menjadi kelompok lebih baik.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6.  Pada saat diskusi kelompok, saya sering tidak mendengarkan saran teman, karena saya lebih paham dari mereka.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Kode E. Instrumen siswa optimis dalam pembelajaran
1. Ketika bapak/ibu guru memberikan tugas IPS, saya selalu yakin bisa mengarjakannya dengan baik.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2.   Ketika bapak/ibu guru memberikan tugas IPS, saya kurang yakin bisa mengarjakannya dengan baik.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3Dalam bekerja sebagai sebuah tim belajar IPS, saya selalu yakin yang saya kerjakan dibutuhkan teman-teman.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4.  Dalam bekerja kelompok belajar IPS saya kurang yakin teman-teman membutuhkan apa yang saya kerjakan
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Saya yakin teman-teman membutuhkan saya dalam kerja kelompok.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6. Saya ragu-ragu teman-teman membutuhkan saya atau tidak dalam kerja kelompok.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Kode F. Instrumen siswa mandiri dalam pembelajaran
1. Saya berusaha bersikap dewasa dalam menyelesaikan tugas belajar.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2Saya merasa bergantung pada orang lain.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3. Saya berusaha menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang lain
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Saya malu apabila tampil sendirian
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Saya dapat mengerjakan tugas belajar sendiri tanpa bantuan teman
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6. Dalam tugas kelompok, saya lebih yakin kalau teman yang mengerjakannya
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Kode G. Instrumen siswa bekerjasama yang baik dalam pembelajaran
1. Jika terbentuk kelompok belajar, saya dan teman selalu kompak dalam menyelesaikan soal IPS.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2. Saya tidak bisa menyelesaikan tugas IPS jika bersama-sama teman yang membantu mengerjakannya.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3.  Dalam sebuah tim kelompok belajar IPS, kami selalu berusaha menjadi yang terbaik.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4.  Untuk menjadi kelompok belajar IPS yang terbaik, saya selalu berusaha sendiri tanpa melibatkan teman-teman yang lain.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5. Jika kami dalam sebuah kelompok memperoleh masalah dalam penyelesaian soal IPS,  kami selalu berusaha bersama untuk keluar dari permasalahan tersebut.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6. Dalam sebuah kelompok belajar  IPS, saya suka mengerjakannya sendiri.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Kode H. Instrumen siswa berani mempresentasi di depan kelas
1. Ketika bapak/ibu guru memberikan kesempatan presentasi, saya selalu bersedia menjadi orang yang mempresentasi.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2.   Ketika bapak/ibu guru memberikan kesempatan presentasi, maka kesempatan itu saya biarkan saja teman yang maju.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3.  Dalam sebuah tim kelompok belajar IPS, saya selalu bersedia menjadi yang presentasi.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4.  Untuk menjadi kelompok belajar IPS yang terbaik, saya selalu membiarkan teman-teman yang presentasi.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5. Saya suka mempresentasi jika ada tugas dari guru IPS yang diberikan kepada saya.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6. Saya kurang senang mempresentasi saat proses pembelajaran berlangsung.
a. Selalu  b. Sering  c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

E.     Kriteria Penskoran
1. Kriteia Penskoran Item Positif
Kriteria pemberian skor jawaban angket item positif yaitu: (1) jawaban a. selalu dibirikan skor 4, (2) jawaban b. sering diberikan skor 3, (3) jawaban c. kadng-kadang diberikan skor 2, dan (4) jawaban d. tidak pernah dibeikan skor 1 sebagaimana tertera dalam tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2.
Model kualifikasi jawaban angket item positif

No
Pilihan
Jawaban
Jenis
Jawaban
Skor
Keterangan
1.
A
Selalu
4

2.
B
Sering
3

3.
C
Kadang-kadang
2

4.
D
Tidak pernah
1


2. Kriteia Penskoran Item Negatif
Kriteria pemberian skor jawaban angket item negatif nilainya kebalikan dai item positif di atas, yaitu: (1) jawaban a. selalu diberikan skor 1, (2) jawaban b. sering diberikan skor 2, (3) jabwaban c. kadang-kadang diberikan skor 3, dan (4) jawaban d. tidak pernah diberikan skor 4 sebagaimana tertera pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3.
Model kualifikasi jawaban angket item negatif

No
Pilihan
Jawaban
Jenis
Jawaban
Skor
Keterangan
1.
A
Selalu
1

2.
B
Sering
2

3.
C
Kadang-kadang
3

4.
D
Tidak pernah
4


F.     Kriteria Klasifikasi Skor Perolehan
Total perolehan skor masing-masing responden berdasarkan hasil skoring angket percaya diri dapat digolongkan dalam empat klasifikasi, yaitu: (1) penuh percaya diri, (2) tinggi percaya diri, (3) percaya diri sedang, (4) rendah pecaya diri, dan (5) tidak percaya diri sebagaimana tertera pada tabel 4 di bawah ini

Tabel 4.
Kriteria Klasifikasi Skor Perolehan

No
Rentang Peolehan Skor
Jenis Klasifiki Sikap
Keterangan
1.
156-192
Penuh percaya diri

2.
117-155
Percaya diri  tinggi

3.
78-116
Percaya diri sedang

4.
39-77
Percaya diri rendah

5.
0-38
Tidak percaya diri


G.    Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas angket percaya diri maka menggunakan tehknik korelasi product moment, Adapun langkah-langkah uji validitas, yaitu: (1) menyebarkan angket pada responden, (2) menghitung tiap-tiap item serta skor item secara total, dan (3) menghitung korelasi antar skor masing-masing item dengan skor total dengan menggunakan tehknik korelasi product moment sebagaimana tertera pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5.
Hasil Uji Coba Validitas Angket Percaya Diri

No. Item
rxy
Keterangan
1
0,332
Signifikan
2
0,349
Signifikan
3
0,327
Signifikan
4
0,566
Signifikan
5
0,365
Signifikan
6
0,458
Signifikan
7
0,295
Signifikan
8
0,454
Signifikan
9
0,471
Signifikan
10
0,393
Signifikan
11
0,333
Signifikan
12
0,588
Signifikan
13
0,361
Signifikan
14
0,336
Signifikan
15
0,312
Signifikan
16
0,446
Signifikan
17
0,461
Signifikan
18
0,321
Signifikan
19
0,339
Signifikan
20
0,314
Signifikan
21
0,428
Signifikan
22
0,457
Signifikan
23
0,353
Signifikan
24
0,303
Signifikan
25
0,305
Signifikan
26
0,347
Signifikan
27
0,469
Signifikan
28
0,439
Signifikan
29
0,554
Signifikan
30
0,524
Signifikan
31
0,641
Signifikan
32
0,513
Signifikan
33
0,312
Signifikan
34
0,324
Signifikan
35
0,329
Signifikan
36
0,377
Signifikan
37
0,303
Signifikan
38
0,57
Signifikan
39
0,383
Signifikan
40
0,476
Signifikan
41
0,506
Signifikan
42
0,407
Signifikan
43
0,352
Signifikan
44
0,377
Signifikan
45
0,390
Signifikan
46
0,329
Signifikan
47
0,641
Signifikan
48
0,513
Signifikan

Berdasarkan data di atas diperoleh bahwa dari 48 item angket percaya diri semuanya sudah teruji validitasnya. Angket ini sudah digunakan sebanyak satu kali di kelas VII SMPN 3 Panga Aceh Jaya.

H.    Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas angket percaya diri maka menggunakan tehknik belah dua dengan rumus Brown. Adapun langkah-langkah uji validitas, yaitu: (1) membuat tabel analisis butir item, (2) analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua yaitu item nomor ganjil dan genap, (3) skor belahan ganjil dikorelasikan dengan skor belahan genap dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, (4) mencari indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Brown. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa: Reliabilitas angket dengan rumus belah dua ganjil-genap adalah 0,708, sedangkan N=48 dan r table 0,279, maka angket ini dinyatakan riliabel.
Saran perbaikan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………





Instrumen Penelitian Kuesioner Skala Sikap Percaya Diri Siswa
Dalam Pembelajaran di SMP Negeri 3 Panga Aceh Jaya

Nama Responden   : …………………
Alamat                    : …………………

Petunjuk Pengisian Angket :
            Angket ini dibuat untuk mengetahui tingkat percaya diri siswa dalam pembelajaran. Dalam angket ini tidak ada istilah jawaban benar atau salah, maka jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Setiap nomor mempunyai jawaban A, B, C, dan D, dengan kriteria: (1) a. Selalu, (2) b. Sering, (3) c. Kadang-kadang, (4) d. Tidak pernah. Beri tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban A, B, C, atau D yang sesuai dengan keadaan anda sebenarnya.
SELAMAT MENGERJAKAN…

1. Ketika bapak/ibu guru memberikan kesempatan untuk bertanya, saya selalu bertanya, jika ada materi pelajaran yang belum saya pahami.
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

2. Ketika bapak/ibu guru memberikan kesempatan untuk bertanya maka kesempatan itu saya biarkan saja, meskipun ada materi belum saya pahami.
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

3Saya memberikan saran atau usul kepada bapak/ibu guru yang  sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam kelas. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

4.  Saya tidak pernah memberikan saran atau usul kepada bapak/ibu guru yang  sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam kelas. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

5. Saya selalu menghargai pendapat orang saat teman mencoba menjelaskan materi IPS yang belum saya pahami. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

6.  Saya tidak pernah mendengarkan pendapat ketika  teman sedang menjelaskan materi IPS yang belum saya mengerti.
7. Saya selalu menghargai kritikan teman terhadap apa yang dapat saya kerjakan. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

8.  Saya tidak pernah mendengarkan kritikan teman, karena yang saya kerjakan lebih baik dari karya teman. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

9. Ketika bapak/ibu guru memberikan tugas IPS, saya selalu yakin bisa mengarjakannya dengan baik. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

10.   Ketika bapak/ibu guru memberikan tugas IPS, saya kurang yakin bisa mengarjakannya dengan baik. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

11. Saya berusaha bersikap dewasa dalam menyelesaikan tugas belajar. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

12Saya merasa bergantung pada orang lain. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

13. Jika terbentuk kelompok belajar, saya dan teman selalu kompak dalam menyelesaikan soal IPS. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

14. Saya tidak bisa menyelesaikan tugas IPS jika bersama-sama teman yang membantu mengerjakannya. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

15. Ketika bapak/ibu guru memberikan kesempatan presentasi, saya selalu bersedia menjadi orang yang mempresentasi. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

16.   Ketika bapak/ibu guru memberikan kesempatan presentasi, maka kesempatan itu saya biarkan saja teman yang maju. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

17. Setiap ada permasalahan dalam memahami materi pelajaran IPS, saya selalu bertanya kepada orang lain. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

18. Saya tidak  pernah bertanya pada siapa pun tentang materi pelajaran IPS yang belum saya mengerti. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

19. Saya senang mengemukakan ide/pendapat pada saat diskusi kelompok/kelas berlangsung. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

20. Saya tidak pernah memberikan pendapat saat diskusi kelompok/kelas. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

21Sayamemperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran IPS berlangsung, sehingga saya dapat mudah memahami materi yang diajarkan. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

22. Saat guru IPS menjelaskan, saya melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan materi pelajaran. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

23.  Saya senang mendengarkan kritikan teman untuk segera dapat saya perbaiki. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

24. Saya mengabaikan kritikan teman, karena teman hanya ingin mejatuhkan saya dalam pembelajaran. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah


25Dalam bekerja sebagai sebuah tim belajar IPS, saya selalu yakin yang saya kerjakan dibutuhkan teman-teman. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

26.  Dalam bekerja kelompok belajar IPS saya kurang yakin teman-teman membutuhkan apa yang saya kerjakan .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

27. Saya berusaha menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang lain. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

28. Saya malu apabila tampil sendirian. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

29Dalam sebuah tim kelompok, kami selalu berusaha menjadi yang terbaik. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

30.  Untuk menjadi kelompok belajar IPS yang terbaik, saya selalu berusaha sendiri tanpa melibatkan teman-teman yang lain. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

31.  Dalam sebuah tim kelompok belajar IPS, saya selalu bersedia menjadi yang presentasi. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

32.  Untuk menjadi kelompok belajar IPS yang terbaik, saya selalu membiarkan teman-teman yang presentasi. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

33. Pada saat diskusi kelompok/kelas, saya bertanya pada teman. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

34.   Saat diskusi kelompok/kelas, saya hanya duduk mendengarkan tanpa mengajukan pertanyaan kepada teman. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

35. Saya suka memberikan ide/pendapat jika ada tugas dari guru IPS yang diberikan kepada saya. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

36. Saya kurang aktif dalam memberikan ide/pendapat saat proses pembelajaran berlangsung. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

37.  Pada saat diskusi kelompok/kelas, saya mendengarkan dan memperhatikan jika teman/ guru berbicara. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

38.  Saya tidak mendengarkan dengan baik jika teman/guru berbicara. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

39.  Pada saat diskusi kelompok, saya selalu mendengarkan saran teman untuk menjadi kelompok lebih baik. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

40.  Pada saat diskusi kelompok, saya sering tidak mendengarkan saran teman, karena saya lebih paham dari mereka. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

41. Saya yakin teman-teman membutuhkan saya dalam kerja kelompok. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

42. Saya ragu-ragu teman-teman membutuhkan saya atau tidak dalam kerja kelompok. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

43. Saya dapat mengerjakan tugas belajar sendiri tanpa bantuan teman. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

44. Dalam tugas kelompok, saya lebih yakin kalau teman yang mengerjakannya. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

45. Jika kami dalam sebuah kelompok memperoleh masalah dalam penyelesaian soal IPS,  kami selalu berusaha bersama keluar dari permasalahan tersebut. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

46. Dalam sebuah kelompok belajar  IPS, saya suka mengerjakannya sendiri. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

47. Saya suka mempresentasi jika ada tugas dari guru IPS yang diberikan. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

48. Saya kurang senang mempresentasi saat proses pembelajaran berlangsung. .
a. Selalu              b. Sering          c. Kadang-kadang            d. Tidak pernah

Saran perbaikan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………







Penilaian Sikap : Skala Sikap Likert dalam Penelitian dan Pembelajaran Sebuah Review Refleksi Sitasi by Ridwan, MA

A.    Deskripsi Skala Sikap Likert
Sikap adalah afeksi positif atau negatif yang berhubungan dengan beberapa objek psikologis. Objek sikap dapat berupa simbol, ungkapan, slogan, orang, institusi, ideal, dan ide..
Sikap sebagai suatu kesatuan kognisi yang mempunyai valensi dan akhirnya berintegrasi ke dalam pola yang lebih luas. Dari sudut motivasi, sikap merupakan suatu keadaan kesediaan untuk bangkitnya motivasi (Mar'at, 1981). Sikap belum merupakan tindakan/aktivitas, melainkan berupa kecenderungan (tendency) atau predisposisi tingkah laku.
Sikap memiliki tiga komponen, yaitu: (1) komponen afektif, merupakan bagian emosional individu, yakni perasaan tertentu (positif atau negatif) yang mempengaruhi penerimaan atau penolakan terhadap objek sikap, sehingga timbul rasa senang-tidak senang, takun-tidak takut, (2) komponen kognitif, merupakan aspek intelektual yang berhubungan dengan bilief, idea atau konsep terhadap objek sikap, dan (3) komponen behavioral, berupa kecenderungan individu untuk bertingkah laku tententu terhadap objek sikap (Mouly, 1967).
Teknik pengukuran sikap dapat dilikukan dengan tiga metode, yaitu: (1) measurement by scales, pengukuran sikap dengan menggunakan skala (skala sikap), (2) measurement by rating, pengukuran sikap dengan meminta pendapat atau penilaian para ahli yang mengetahui sikap individu yang dituju, dan (3) indirect method, pengukuran sikap secara tidak langsung yakni mengamati (eksperimen) perubahan sikap/pendapat orang yang bersangkutan.
Salah satu pengukuran skala sikap yang populer dalam bentuk Skala Likert, yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan (Djaali, 2008). Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932.
Skala itu sendiri berarti ukuran-ukuran berjenjang, skala penilaian, misalnya, merupakan skala untuk menilai sesuatu yang pilihannya berjenjang, misalnya 1, 2, 3, 4, dan 5.  Skala Likert juga merupakan alat untuk mengukur, mengumpulkan data dengan cara “mengukur-menimbang” yang “itemnya” butir-butir pertanyaannya berisikan pilihan yang berjenjang. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala Likert, diukur dengan menjabarkan variabel menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Skala Likert itu “aslinya” untuk mengukur kesetujuan dan ketidak setujuan seseorang terhadap sesuatu objek, yang jenjangnya bisa tersusun atas: (a) sangat setuju, (b) setuju, (c) netral antara setuju dan tidak, (d) kurang setuju, dan (e) sama sekali tidak setuju. Penskalaan ini apabila dikaitkan dengan jenis data yang dihasilkan adalah data Ordinal.
Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan “netral” tak tersedia.
Pernyataan yang diajukan mengenai objek penskalaan harus mengandung isi yang akan “dinilai” responden, apakah setuju atau tidak setuju. Contoh di bawah ini pernyataannya berbunyi “Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan percaya diri siswa” Objek khasnya adalah efektivitas (kefektivan) pendekatan pembelajaran.  Responden diminta memilih satu dari lima pilihan jawaban yang dituliskan dalam angka 1-5, masing-masing  menunjukkan “sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral atau tidak berpendapat (3),  setuju (4), sangat setuju (5)”.
Artinya setujukah responden bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pendekatana yang paling efektif untuk meningkatkan percaya dii siswa? Responden tinggal milih: setuju atau tidak setuju, atau tak memilih keduanya (netral saja, tidak berpendapat).
Hakikatnya skala Likert merupakan angket pilihan setuju–tidak setuju.  segala macam pernyataan diminta kepada responden untuk memilih menjawab setuju atau tidak setuju. Skala Likert ada kalanya “menghilangkan” tengah-tengah kutub setuju dan tidak setuju. Responden dipaksa untuk “masuk” ke “blok” setuju atau tidak setuju.  Ini contohnya.
Siswa boleh tidak aktif di kelas, asalkan sungguh-sungguh belajar mandiri. Pilihannya hanya disediakan 4 rentang, yaitu: (a) Sangat setuju, (b) Setuju, (c) Tidak setuju, dan (4) Sangat tidak setuju
Pertanyaan dibuat demikian agar orang berpendapat, tidak bersikap netral atau tidak berpendapat.
Berapa jenjang skala dibuat dalam Skal Likert tergantung pada “kata-kata” yang digunakan di dalam butir (item). Kalau digunakan model verbal (kata-kata) setuju–tidak setuju, maka paling tidak ada tiga, yaitu setuju–netral–tidak setuju. Perubahan lebih banyak tentu akan mengikuti kutubnya (kutub setuju dan kutub tidak setuju). Lebih baik jika ditambah, akan menjadi: sangat setuju–setuju–netral–tidak setuju–sangat tidak setuju (ada 5 skala). Bisa dibuat menjadi tujuh jika ditambahi lagi dengan sangat setuju sekali dan sama sekali tidak setuju. Atau tambahannya berupa “agak setuju” (sebelum setuju) dan “agak tidak setuju” (sebelum tidak setuju).
Jika digabungkan, maka jadi sembilan skala (jenjang), yaitu (1) Sangat setuju sekali, (2) Sangat setuju, (3) Setuju, (4) Agak setuju, (5) Netral, (6) Agak tidak setuju (7) Tidak setuju, (8) Sangat tidak setuju, dan (9) Sama sekali tidak setuju.

B. Menganalisis data Skala Likert
1. Analisis Frekuensi (Proporsi)
Skala Likert berkait dengan setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu. Datanya data ordinal (berjenjang tanpa skor). Angka-angka hanya urutan saja. Jadi, analisisnya hanya berupa frekuensi (banyaknya) atau proporsinya (persentase), yaitu: (a) sangat setuju 30 orang (30%), (b) setuju 50 orang (50%), (c) tidak setuju 15 orang (15%), dan sangat tidak setuju 5 orang (5%).
Jika digabungkan menurut kutubnya, maka yang setuju (gabungan sangat setuju dan setuju) ada 80 orang (80%), dan yang tidak setuju (gabungan sangat tidak setuju dan tidak setuju) ada 20 orang (20%).

2. Analisis Terbanyak (Mode)
Analisis menggunakan “mode,” yaitu yang terbanyak. Dengan contoh data di atas, maka jadinya “terbanyak (50%) menyatakan setuju” (Dari data yang sangat setuju 15%, setuju 50%, netral 20%, tidak setuju 10%, sangat tidak setuju 5%).

C. Skala Likert Sebagai Skala Penilaian
Skala Likert kerap digunakan sebagai skala penilaian karena memberi nilai terhadap sesuatu diberlakukan angka skor. Jadi, yang dianalisis skornya. Dalam contoh di atas angka 7 sebagai skor tertinggi. Datanya bukan ordinal, melainkan interval. Contohnya mengenai kepuasan konsumen terhadap layanan perpustakaan di bawah ini. Responden cukup diminta melingkari angka skor sesuai dengan penilaiannya.
1. Kemudahan menemukan koleksi       1  2  3  4  5  6  7  8  9  10
2. Kenyamanan ruangan                    1  2  3  4  5  6  7  8  9  10
3. Layanan petugas                         1  2  3  4  5  6  7  8  9  10
Analisisnya bisa menggunakan dua macam, proporsi (persentase) dan mode (terbanyak menilai berapa), dan rerata atau means (rerata skornya berapa), dan termasuk pengkateorian puas atau tidak puas.
1.      Hihitung banyaknya responden yang memberi nilai pada skor tertentu secara keseluruhan (seluruh butir pernyataan). Lihat yang terbanyak (mode) dari responden memilih pada skor berapa.
2.      Hitung skor dari keseluruhan butir (responden yang menjawab dikalikan skor), lalu disusun reratanya. Rerata skor itu (bilangannya tentu akan 0 – 10) termasuk kategori tinggi atau rendah. Sebelumnya tentu sudah disusun kategorisasinya. Jadi,  jika rerata skornya misalnya 7,76, angka 7,76 itu termasuk kategori rendah, sedang, ataukah tinggi? Ingat, skor terendah berapa, dan skor tertinggi berapa! Jadi, 7,76 dari rentangan skor 1 – 10 tentu termasuk tinggi (tapi tidak sangat tinggi, kan?!)

D. Kelemahan skala Likert
1. Karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal, skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali satu individu lebih baik dari individu yang lain.
2. Kadangkala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak pola respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama