Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

07 November 2016

Etnis atau Suku : Pengertian dan Konsepnya Menurut Para Ahli


etnis atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama.  Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan budayabahasaagamaperilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3]
Etnis adalah himpunan manusia karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa ataupun kombinasi dari kategori tersebut yang terikat pada sistem nilai budaya


Menurut pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini adalah sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun definisi ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, menganggap etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompok.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompok suku bangsa mengklaim kesinambungan budayamelintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang dianggap menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada dasarnya adalah temuan yang relatif baru.

Hassan Shadily MASuku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Menurut Ensiklopedi Indonesia Etnis berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi.

Menurut Perspektif  Teori Situasional, Etnis merupakan hasil dari adanya pengaruh yang berasal dari luar kelompok. Salah satu faktor luar yang sangat berpengaruh terhadap etnisitas adalah kolonialisme, yang demi kepentingan administratif pemerintah kolonial telah mengkotak-kotakkan warga jajahan ke dalam kelompok-kelompok etnik dan ras (Rex dalam Simatupang, 2003). Untuk seterusnya sisa warisan kolonial itu terus dipakai sampai sekarang.

Menurut Koentjaraningrat

Suku bangsa ialah sekelompok manusia yang memiliki kesatuan dalam budaya dan terikat oleh kesadarannya akan identitasnya tersebut, kesadaran dan identitas yang dimiliki biasanya di perkuat dengan kesatuan bahasa.

Menurut Hasan Shadily MA

Menurut Hasan Shadily MA memaparkan bahwa suku bangsa “etinis” ialah merupakan segolongan rakyat yang dianggap memiliki hubungan biologis.

Menurut Eriks Wolf & Fredrik Brath

Memiliki tanggapan etnisitas sebagai hasil interaksi, serta bukan sifat-sifat hakiki suatu kelompok.

Menurut Perspektif Teori Situasional

Suku merupakan suatu hasil yang terbentuk dari pengaruh yang berasal dari luar kelompok. Faktor luar yang mempengaruhi etnisitas ialah klonialisme. Kolonoialisme ialah yang memiliki kepentingan administrative pemerintah kolonial yang telah mengkotak-kotakkan warga daerah jajahan masuk kedalam kelompok-kelompok etnis dan ras. Untuk yang selanjutnya sisa dari warisan colonial itu akan terpakai hingga sekarang.

Menurut Ensiklopedia Indonesia

Suku merupakan kelompok sosial di dalam sistem sosial atau kebudayaan yang memiliki arti atau kedudukan tertentu yang di dapat karena adanya garis keturunan, adat, agama, bahasa dan lain sebagainya. Anggota pada kelompok etnik dapat memiliki kesamaan di dalam hal sejarah atau keturunan bahasa “yang sering digunakan ataupun tidak”, sistem nilai, adat istiadat dan juga tradisi.

Menurut Wikipedia

Menurut wikipedia, kelompok etnik atau etnis atau suku bangsa ialah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku dan ciri-ciri biologis.

Menurut Raroll

Kesatuan penduduk yang memiliki rasa identitas diantara warganya dan memiliki ikatan adat istiadat yang khas dalam kehidupannya, berlangsung terus-menerus.

Menurut KBBI

“bagian dan sebagiannya” kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa.

Kajian Adat Istiadat dari Defenisi Sampai Aplikasi Menurut Para Ahli

“Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat.”

Apabila kita simpulkan, adat istiadat adalah pranata kelakuan yang dilakukan secara turun-temurun dan bersifat mengikat masyarakatnya. Semua ketetapan yang ada pada adat istiadat bersifat tidak akan pernah berubah. Sesuatu yang sudah menjadi adat istiadat adalah suatu kebiasaan yang sudah diyakini masyarakat sebagai suatu sebab semua kehidupan ini terjadi, serta memiliki nilai-nilai esensial untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Adat istiadat memuat beberapa unsur seperti norma, sistem hukum, kebudayaan, dan aturan

khusus yang harus dilakukan sebagai masyarakat suatu daerah. Contohnya, sebagai orang Batak, maka masyarakat harus bisa menyanyikan lagu berbahasa Batak.

Adat istiadat dibagi menjadi dua, adat tertulis dan tidak tertulis. Contoh adat tertulis seperti peraturan persekutuan atau dokumen pengesahan raja. Sedangkan contoh adat tidak tertulis adalah:

  • Cerita rakyat (folklore)
  • Nyanyian daerah
  • Peraturan tidak tertulis
  • Kebiasaan menjalani aktivitas
  • Tarian daerah
  • Upacara adat
Sementara itu, dalam pembagian unsur sosial, adat istiadat (custom) tidak memiliki sanksi seperti pada norma hukum (law) seperti dipenjara atau didenda. Orang-orang yang melanggar adat istiadat akan mendapatkan hujatan dari masyarakat sekitarnya. Berikut adalah contoh sanksi bagi para pelanggar adat istiadat:
  • Dikucilkan
  • Dijauhi
  • Diperbincangkan atau dipermalukan di depan umum

Namun adat istiadat dapat melebur atau bersatu dengan kehidupan modern. Apabila masyarakat modern menganggap suatu adat istiadat sudah kuno dan tidak membangun, maka adat tersebut akan ditinggalkan. Tetapi ada juga sebagian adat yang masih tetap disatukan dengan kehidupan modern. Contohnya seperti adat pernikahan daerah yang menggunakan kebaya, adat pernikahan Jawa yang harus sungkem dengan orangtua, adat menyalami orang yang lebih tua, dan sebagainya.


Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
·         Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat( Kamus besar bahasa indonesia, 1988:5,6).
  • Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam lingkungan masyarakat.
  • Adat istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri masyarakat yang melakukannya.
  • Adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat.

Macam-macam Adat
  1. Adat yang Sebenarnya Adat Adalah adat yang tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan, dipindah tidak layu, dibasuh habis air. Artinya, semua ketetapan yang ada di alam ini memiliki sifat-sifat yang tak akan berubah, contohnya hutan gundul menjadi penyebab banjir, kejahatan pasti akan mendapat hukuman, kebaikan akan membuahkan kebahagiaan, dan seterusnya.
  2. Adat yang Diadatkan Ialah semua ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat. Ketentuan-ketentuan ini dikodifikasikan oleh Datuk Nan Duo berdasarkan sifat benda-benda di alam. Gunanya untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dalam hal ketertiban, perekonomian, dan sosial budaya.
  3. Adat yang Teradat Yaitu aturan yang terbentuk berdasarkan musyawarah. Setiap kelompok masyarakat memiliki aturan dan tata cara yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya.
  4. Adat-Istiadat merupakan kebiasaan atau kesukaan masyarakat setempat ketika melaksanakan pesta, berkesenian, hiburan, berpakaian, olah raga, dsb.
 Adat istiadat bisa berbentuk tertulis dan tidak tertulis. 
Contoh adat istiadat yang tertulis antara lain adalah:
  • piagam-piagam raja (surat pengesahan raja, kepala adat)
  • peraturan persekutuan hukum adat yang tertulis seperti penataran desa, agama desa, awig-awig (peraturan subak di Pulau Bali).
Contoh adat istiadat yang tidak tertulis, antara lain adalah:
  • Upacara ngaben dalam kebudayaan Bali
  • Acara sesajen dalam masyarakat Jawa
  • Upacara selamatan yang menandai tahapan hidup seseorang dalam masyarakat Sunda.
 Adat istiadat merupakan aturan tingkah laku yang dianut secara turun temurun dan berlaku sejak lama. Adat istiadat termasuk aturan yang sifatnya ketat dan mengikat. Adat istiadat yang diakui dan ditaati oleh masyarakat sejak beradab-abad yang lalu dapat menjadi hukum yang tidak tertulis yang disebut sebagai hukum adat. Hukum adat di Indonesia adalah hukum yang tidak tertulis yang berlaku bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Adat istiadat memuat empat unsur yaitu nilai-nilai budaya, sistem norma, sistem hukum dan aturan-aturan khusus. Nilai-nilai budaya merupakan gagasan-gagasan mengenai hal-hal yang dipandang paling bernilai oleh suatu masyarakat. Contohnya; rukun dengan sesama, hormat kepada orang tua, bekerja sama dan lain-lain.
Sistem norma adalah berbagai aturan atau ketentuan yang mengikat warga, kelompok di masyarakat. Sistem hukum adalah berbagai aturan atau ketentuan yang mengikat warga masyarakat. Sedangkan aturan khusus adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat mengenai kegiatan tertentu dan berlaku terbatas atau khusus.
Keempat unsur tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Adat istiadat mempunyai sifat yang kekal dan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar terhadap anggota masyarakatnya sehingga anggota masyarakat yang melanggarnya akan menerima sanksi yang keras. Sanksi yang diberikan dapat berupa sanksi formal maupun informal. Sanksi formal biasanya melibatkan aparat penegak hukum seperti ketua adat, pemuka masyarakat, polisi, dan lain-lain.


Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Di Indonesia

Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.

Persebaran Daerah Asal Suku Bangsa di Indonesia
Suku bangsa addalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.
Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain.
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya. Di bawah ini tabel persebaran suku bangsa.
1. Nanggroe Aceh Darussalam : Aceh , Alas , Gayo , Kluet , Simelu , Singkil , Tamiang , Ulu .
2. Sumatera Utara : Karo , Nias , Simalungun , Mandailing , Dairi , Toba , Melayu , PakPak , maya-maya
3. Sumatera Barat : Minangkabau , Mentawai , Melayu , guci, jambak
4. Riau : Melayu , Siak , Rokan , Kampar , Kuantum Akit , Talang Manuk , Bonai , Sakai , Anak Dalam , Hutan , Laut .
5. Kepulauan Riau : Melayu, laut
6. Bangka Belitung : Melayu
7. Jambi : Batin , Kerinci , Penghulu , Pewdah , Melayu , Kubu , Bajau .
8. Sumatera Selatan : Palembang , Melayu , Ogan , Pasemah , Komering , Ranau Kisam , Kubu , Rawas , Rejang , Lematang , Koto, Agam
9. Bengkulu : Melayu , Rejang , Lebong , Enggano , Sekah , Serawai, Pekal, Kaur, Lembak
10. Lampung : Lampung , Melayu , Semendo , Pasemah , Rawas , Pubian, Sungkai, Sepucih
11. DKI Jakarta : Betawi
12. Banten : Banten
13. Jawa Barat : Sunda , Badui
14. Jawa Tengah : Jawa , Karimun , Samin, Kangean
15. D.I.Yogyakarta : Jawa
16. Jawa Timur : Jawa , Madura , Tengger, Asing
17. Bali : Bali , Jawa , Madura
18. NTB : Bali , Sasak , Bima , Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok
19. NTT : Alor , Solor , Rote , Sawu , Sumba , Flores , Belu, Bima
20. Kalimantan Barat : Melayu , Dayak(Iban Embaluh , Punan , Kayan , Kantuk , Embaloh , Bugan ,Bukat), Manyuke
21. Kalimantan Tengah : Melayu , Dayak(Medang , Basap , Tunjung , Bahau , Kenyah , Penihing , Benuaq) , Banjar , Kutai, Ngaju, Lawangan, Maayan, Murut, Kapuas
22. Kalimantan Timur : Melayu , Dayak(Bukupai , Lawangan , Dusun, Ngaju , Maayan)
23. Kalimantan Selatan : Melayu , Banjar , Dayak, Aba
24. Sulawesi Selatan : Bugis , Makasar , Toraja , Mandar
25. Sulawesi Tenggara : Muna , Buton ,Totaja , Tolaki , Kabaena , Moronehe , Kulisusu , Wolio
26. SulawesiTengah : Kaili , Tomini , Toli-Toli ,Buol , Kulawi , Balantak , Banggai ,Lore
27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow ,Minahasa , Sangir , Talaud , Siau , Bantik
28. Gorontalo : Gorontalo
29. Maluku : Ambon, Kei , Tanimbar , Seram , Saparua, Aru, Kisar
30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu, Bacan, Galela
31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca
32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor
33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi

Sikap Menghormati Keragaman Suku Bangsa
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.
Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.
Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah.
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan siksp dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.
b. antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah, dan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah.
d. terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sikap dan keadaan seperti tersebut di atas harus dijunjung tinggi serta dilestarikan. Untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, kita dapat melaksanakan pertukaran kesenian daerah dari seluruh pelosok tanah air. Dengan adanya kegiatan pertukaran kesenian daerah tersebut dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, antara lain:
a. dapat saling pengertiaan antarsuku bangsa
b. dapat lebih mudah mencapai persatuan dan kesatuan
c. dapat mengurangi prasangka antar suku
d. dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa



Keanekaragaman Budaya di Indonesia
Masyarakat Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa. Di Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa. Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu sama lain.
1. Keanekaragaman Budaya yang Terdapat di Indonesia
Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Contohnya adalah pemakaman daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah tetapi diletakkan dalam goa. Di daerah Bali, mayat dibakar(ngaben).
Kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil cita, rasa, dan karya manusia dalam suatu masyarakat dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui belajar. Jika kita telusuri, kebudayaan itu meliputi adat kebiasaan, upacara ritual, bahasa, kesenian, alat-alat, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai kesenian atau adat istiadat saja.
Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat suatu daerah. Pada umumnya, kebudayaan daerah merupakan budaya asli dan telah lama ada serta diwariskan turun-temurun kepada generasi berikutnya. Kebudayaan kia sekarang ini merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan masa lampau.
Keanekaragaman budaya bangsa Indonesia timbul karena akibat sebagai berikut.
a. Kondisi Geografis
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut. Ini merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia. Lingkungan geografis semacam itu menjadi sumber adanya keanekaragaman kebudayaan Indonesia.
Kondisi geografis yang demikian menimbulkan perbedaan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah mata pencaharian penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang diciptakannya, misalnya bentuk rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya sampai pada bentuk kesenian yang ada di masing-masing daerah berbeda.
b. Kemajemukan Suku Bangsa
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan itu sendiri. Suku-suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di Papua.
Untuk mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari ciri-ciri tiap budaya daerah. Ciri khas kebudayaan daerah terdiri atas bahasa, adat istiadat, sisem kekerabatan, kesenian daerah dan ciri badaniah(fisik)
2. Sikap Menghormati Budaya di Indonesia
Kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan penduduknya terpencar-pencar di berbagai pulau. Tiap penduduk tinggal di lingkungan kebudayaan daerahnya masing-masing. Ini artinya, di Indonesia terdapat banyak ragaman kebudayaan. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal:
a. cara berbicara
b. cara berpakaian
c. mata pencaharian
d. adat istiadat
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut.
Di samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari engan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. pertukaran kesenian daerah
b. pembentukan organisasi kesenian daerah
c. penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio, TV, surat kabar serta majalah
d. penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
e. membentuk sanggar tari daerah
f. mengadakan pentas kebudayaan


Penyebab Terjadinya Keanekaragaman Budaya

Kebudayaan adalah pola pikir manusia. Kebudayaan merupakan suatu sistem gagasan, tindakan, serta hasil karya dalam kehidupan masyarakat yang menjadi milik manusia. Banyak sekali budaya yang terdapat di dalam bangsa kita ini. Terkadang kebudayaan di suatu daerah bisa berbeda dengan kebudayaan di daerah yang lain. Kebudayaan antara satu tempat dengan tempat yang lain berbeda. Kebudayaan ini tentu saja telah disetujui oleh masyarakat yang menjalani kebudayaan tersebut.
Saya melihat beberapa faktor yang menyebabkan mengapa kebudayaan itu bisa berbeda-beda. Misalnya di suku Jawa, mengapa ada bahasa Jawa yang berbeda-beda, padahal namanya sama-sama bahasa Jawa. Inilah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman budaya :
1. Tempat tinggal : dimana seseorang itu tinggal, mempengaruhi suatu kebudayaan yang mereka jalani, misalnya seseorang yang tinggal di daerah pantai mata pencaharian hidupnya tidak mungkin mencari teh karena tidak sesuai dengan tempat tinggalnya
2. Pengaruh dari luar : pengaruh dari luar ini tidak terbatas. Misalnya bagi daerah Jawa Tengah, lalu terpengaruh oleh Jawa Timur. Bagi Jawa Tengah, Jawa Timur itu termasuk pengaruh dari luar. Namun, pengaruh dari luar ini juga termasuk pengaruh dari bangsa asing yang dulu memang pernah menjajah Indonesia. Misalnya di Indonesia bagian timur banyak yang menganut agama kristen, sedangkan di bagian barat banyak yang menganut agama islam karena terpengaruh Turki, dll.
3. Iklim : iklim juga mempengaruhi kebudayaan yang dijalani oleh masyarakat. Hawa dan suhu lingkungan juga dapat menentukan apa yang kita lakukan. Misalnya, bagi orang-orang yang tinggal di daerah Eropa, udara disana dingin, sehingga mereka membutuhkan sesuatu yang dapat menghangatkan badannya, salah satunya dengan meminum alkohol. Sedangkan di Indonesia hal tersebut dilarang untuk dilakukan, karena Indonesia beriklim tropis sehingga udaranya tidak terlalu dingin dan juga terkadang tidak begitu panas, sehingga memang tidak membutuhkan alkohol untuk dikonsumsi.
4. Turunan nenek moyang : turunan dari nenek moyang ini, atau bisa katakan semacam tradisi yang diturunkan kepada setiap anggota keluarganya. Misalnya bahasa Jawa yang berbeda-beda, walaupun namanya itu sama-sama bahasa Jawa. Hal ini dikarenakan keturunan dari nenek moyang kita yang terdahulu. Mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa-bahasa tersebut sehingga dari generasi ke generasi bahasa yang digunakan berbeda-beda, walaupun biasanya tingkat kekentalan berbahasa daerah itu semakin berkurang.
5. Mobilisasi : mobilisasi ini dapat menciptakan budaya baru. Misalnya ada orang Jawa yang tinggal di Palembang. Sehingga apa yang ada disuku Jawa orang tersebut di gabungkan dengan apa yang ada di Palembang, sehingga terbentuk budaya baru (terjadi akulturasi).
6. Jarak dan Lingkungan : ketika terjadi jarak dan lingkungan yang berbeda maka juga terjadi perbedaan budaya. Misalnya budaya didaerah Sumatera Utara berbeda dengan budaya di daerah Jawa Timur. Bahkan hal ini juga bisa terjadi didalam satu rumah, misalnya kebiasaan si adik dan si kakak dikamar mereka masing-masing.
7. Kepercayaan : kepercayaan juga mempengaruhi kebudayaan. Misalnya di daerah Bali kebanyakan menganut agama Hindu, sedangkan di Medan banyak yang menganut agama kristen. Ritual-ritual dan upacara agama yang dilakukan disetiap daerah tersebut berbeda-beda, dan hal ini karena dipengaruhi oleh perbedaan kepercayaan.

Ada juga yang disebut dengan daerah kebudayaan yaitu penggabungan atau penggolongan dari suku-suku bangsa yang beragam kebudayaannya, tetapi mempunyai beberapa unsur dan ciri mencolokyang serupa. Penggolongan beberapa kebudayaan dalam suatu daerah kebudayaan dilakukan berdasarkan atas persamaan ciri-ciri yang mencolok. Tidak hanya dari ciri-ciri fisik (misalnya alat-alat berburu, alat-alat bertani, senjata), tetapi juga unsur-unsur kebudayaan yang lebih abstrak dari sistem sosial atau sistem budaya (misalnya unsur-unsur organisasi kemasyarakatan, sistem perekonomian, upacara-upacara keagamaan, ataupun adat istiadat).
Kebudayaan memang beraneka ragam, tetapi perbedaan itulah yang membuat kebudayaan itu menjadi unik dan khas. Kebudayaan yang sekarang masih ada ini, harus dapat kita lestarikan bersama agar dapat tetap terus ada dan tidak hilang.

Konsep Seni Menurut Ahli

Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir.
Seiring dengan perkembangan waktu, banyak definisi seni diungkapkan oleh beberapa ahli. Berikut diuraikan beberapa definisi seni menurut para ahli.

  1. Everyman Encyklopedia
  2. Menurut Everyman Encyklopedia, seni adalah segala sesuatu yang dilakukan orang, bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan karena kehendak kemewahan, kenikmatan, ataupun kebutuhan spiritual.
  3. Ensiklopedi Indonesia
  4. Di dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan bahwa seni merupakan ciptaan segala hal karena keindahannya orang senang melihat atau mendengarkannya.
  5. Ki Hajar Dewantara
  6. Ki Hajar Dewantara berpendapat, seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidupnya, perasaan, dan bersifat indah sehingga dapat menggetarkan jiwa perasaan manusia.
  7. Akhdiat Karta Miharja
  8. Akhdiat Karta Miharja berpendapat, seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan kenyataan dalam suatu karya, bentuk, dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani.
  9. Prof. Drs. Suwaji Bastomi
  10. Hal senada diungkapkan oleh Prof. Drs. Suwaji Bastomi bahwa seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetis yang dinyatakan dalam bentuk agung, mempunyai daya untuk membangkitkan rasa takjub dan haru.
  11. Drs. Sudarmaji
Drs. Sudarmaji berpendapat, seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seni merupakan hasil aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan perasaan orang lain. Dalam pengertian ini yang termasuk seni adalah kegiatan yang menghasilkan karya indah.
Definisi umum seni adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh manusia.




Pengertian Seni - Pada awalnya media seni dimanfaatkan manusia untuk mengekspresikan keindahan dan kekagumannya terhadap alam sekitarnya. Pada zaman purba, manusia berusaha mengekspresikan rasa keindahannya dengan cara meniru lingkungan. Dalam upaya meniru lingkungan manusia kadang mampu menirunya secara hampir sempurna. Misalnya, lukisan dinding gua yang dihasilkan manusia purba memiliki nilai keindahan yang khas.


Di dalam masyarakat tradisional, konsep seni berkaitan dengan unsur kultural universal seperti religi. Di dalam upacara religi masyarakat tradisional, jenis-jenis kesenian, seperti tari-tarian, musik, nyanyian, dan bendabenda seni berupa topeng dipakai sebagai alatalat upacara keagamaan untuk menambah suasana keramat. Selanjutnya, di dalam antropologi berkembang penelitian mengenai kaitan seni dengan religi. Salah satu konsepsiantropologi tentang seni adalah tulisan Franz Boas yang berjudul Primitive Art pada tahun 1927.

Menurut Boas, seni berkaitan erat dengan unsur-unsur religi, ideologi, politik, kekerabatan, dan pendidikan. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan antara kualitas seni antara masyarakat barat dan timur. Namun, tingkat teknologi media seni tersebut bervariasi di setiap masyarakat. Misalnya, seni yang sudah ditampilkan dalam bentuk visual.

Pengertian Seni
Gambar Lukisan di dinding gua

Selanjutnya, manusia mulai menerapkan ekspresi seni dengan menciptakan garis-garis dan lingkaran geometris dan dekoratif sesuai dengan apresiasi seni dan kualitas seniman. Upaya untuk menempatkan karya seni baru yang tidak meniru lingkungan dilakukan oleh penduduk suku Asmat di Irian Jaya yang menciptakan mbis, yaitu patung-patung yang menggambarkan orang-orang yang disusun secara vertikal yang menggambarkan para leluhur.

Fungsi Seni

Berdasarkan pengertiannya, seni adalah keahlian dan keterampilan manusia untuk mengekspresikan dan menempatkan hal-hal yang indah serta bernilai bagi kehidupan, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat umum.

Menurut buku Ensiklopedi Antropologi, seni dalam masyarakat tradisional berfungsi sebagai salah satu unsur ritual dan simbol keagamaan. Misalnya, di dalam agama Islam di Indonesia terdapat seni kasidah yang berisi nyanyian memuji Tuhan dalam agama Islam, kaligrafi, dan qiraah atau seni membaca Al-Qur’an dengan lagu. Di dalam agama Kristen seni juga difungsikan untuk mendukung aktivitas keagamaan. Misalnya, dalam kapel Sistina di Roma sebagai pusat agama Katolik di dunia dihiasi oleh lukisanlukisan karya Michael Angelo yang bernilai seni yang berfungsi sebagai simbolisasi untuk mengingatkan manusia akan kejadian saat hari kiamat tiba yang diberi nama Penghitungan Hari Akhir.

Pada zaman purba karya seni dibuat untuk menjamin kelestarian hidup dan menenangkan alam. Di dalam masyarakat purba, kesenian merupakan bagian penting dalam penyelenggaraan upacara adat dan ritual keagamaan. Kegiatan kesenian digunakan sebagai sarana komunikasi dengan roh dan pemeliharaan keseimbangan hidup antara alam dan manusia. Karena diciptakan sebagai sarana ritual dan upacara adat, karya-karya seni pada masa purba mengandung simbol-simbol keagamaan. Selain itu, seni juga berfungsi sebagai benda-benda teknologi dalam masyarakat tradisional.

Berbagai suku bangsa di Indonesia menghasilkan kerajinan yang sangat indah dalam berbagai bahan, seperti keranjang, tembikar, kerajinan kayu, dan kerajinan logam. Masyarakat tradisional menciptakan benda-benda fungsional, seperti tembikar, senjata, dan wadah yang mengandung unsur keindahan.

Selain mempunyai fungsi yang bersifat religius, seni mempunyai fungsi yang bersifat sekuler sebagai ungkapan rasa estetika manusia yang didorong kebutuhan manusia untuk mengungkapkan rasa keindahan dan hiburan semata. Koentjaraningrat membagi seni dalam konteks keindahan menjadi beberapa bagian, yakni seni lukis, suara, dan tari. Setiap jenis seni tersebut berfungsi memenuhi kebutuhan manusia untuk mengungkapkan keindahan. Misalnya, para seniman seperti para penyanyi atau penari yang ingin mengekspresikan rasa keindahan dan kegembiraan hatinya.

Menurut Boas, di dalam masyarakat modern seni berkaitan dengan politik dan ideologi karena oleh para seniman lukisan dijadikan sarana untuk mengekspresikan protes sosial yang tidak bisa diungkapkan melalui media massa atau lembaga politik lainnya atau untuk menunjukkan realitas kehidupan yang sebenarnya. Seorang pelukis dari Jogyakarta yang pada masa orde lama tergabung dalam organisasi seniman PKI atau Lembaga Kesenian Rakyat (LEKRA), Djoko Pekik, melukis celeng (babi hutan) sebagai representasi penindasan penguasa rezim Orde Baru. Selain mengandung nilai seni, lukisan Djoko Pekik tersebut juga berfungsi sebagai sarana kritik sosial politik. Selain itu, fungsi kritik sosial seni juga terdapat dalam novel-novel karangan Pramoedya Ananta Toer yang sempat dicekal pemerintah Orde Baru atau lagu-lagu Iwan Fals yang dianggap mengkritik kebijakan rezim Orde Baru.
Pengertian Seni Konsep Fungsi Menurut Para Ahli
Gambar Lukisan babi hutan karya Joko Pekik

Pemerintah seolah-olah melakukan campur tangan terhadap bidang kesenian di Indonesia. Misalnya, lahirnya Badan Sensor Film (BSF) merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk mengawasi peredaran film di Indonesia. Langkah itu dilakukan untuk menyaring film-film, baik dari luar negeri maupun dalam negeri yang dianggap tidak sesuai dengan budaya bangsa. Oleh karena itu, pemerintah mewajibkan setiap film yang akan diedarkan di seluruh Indonesia untuk dinilai

Konsep Lembaga

Kelembagaan umumnya banyak dibahas dalam sosiologi, antropologi, hukum dan politik, organisasi dan manajemen. Dalam bidang sosiologi dan antropologi kelembagaan banyak ditekankan ada norma, tingkah laku dan adat istiadat. Dalam bidang ilmu politik kelembagaan banyak ditekankan pada aturan main (the rules) dan kegiatan kolektif (collective action) untuk kepentingan bersama atau umum (public). Ilmu hokum menegaskan pentingnya kelembagaan dari sudut hokum, aturan dan penegakan hokum serta instrument dan proses litigasinya (Djogo, dkk, 2003). Djogo dkk (2003) juga menyebutkan bahwa pada umumnya definisi lembaga mencakup konsep perilaku social yang sudah mengakar dan berlangsung terus menerus atau berulang.

Ada beberapa definisi lembaga social menurut parah ahli
1.     Paul Horton dan Chester L.Hunt, Lembaga sosial adalah sistem norma – norma sosial dan hubungan hubungan yang menyatukan nilai – nilai dan prosedur – prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
2.     Peter L. Berger, Lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.
3.     Mayor Polak, Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai – nilai penting.
4.     W. Hamilton, Lembaga sosial adalah tata cara kehidupan kelompok, yang apabila dilanggar akan dijatuhi berbagai derajat sanksi.
5.     Robert Maclver dan C.H. Page, Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
6.   
  
Leopold Von Wiese dan Becker, Lembaga sosial adalah jaringan proses antarmanusia dan antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola – polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.
7.     Koentjaraningrat, Lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia
8.     Soerjono Soekanto, Lembaga sosial adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat
Fungsi dari lembaga social/kemasyarakatan khususnya dalam pembangunan pertanan berfungsi untuk menunjang program pembangunan di pedesaan (Yuliati dan purnomo, 2003) fungsinya antara lain :
  • Memberikan pedoman bagi masyarakat, bagaimana ia harus berbuat didalam menghadapi permaslahan-permasalahan di masyarakat. Terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan kita.
  • Menjaga keutuhan masyarakat.
  • Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control) yang merupakan pengawasan masyarakat terhadap prilaku anggotanya.
Jenis-jenis lembaga pemasyarakatan dibagi atas berbagai tipe sesuai dengan berbagai sudut pengamatan (Yuliati dan Purnomo, 2003) :
  • Dari sudut perkembangannya kelembagaan terdiri dari Criscive Institution and Enacted Institution. Yang pertama merupakan lembaga yang tumbuh dari kebiasaan masyarakat. Sementara yang kedua dilahirkan dengan sengaja untuk memenuhi kebutuhan manusia.
  • Dari sudut sistem nilai kelembagaan masyarakat dibagi menjadi dua yakni Basic institution and Subsidiary Institution. Yang pertama merupakan lembaga yang memegang peranan penting dalam mempertahankan tata tertib masyarakat sementara yang kedua kurang penting karena hanya jadi pelengkap.
  • Dari sudut penerimaan masyarakat, terdiri dari dua yaitu Sanctioned Institution and unsanctioned Institution. Yang pertama merupakan kelompok yang dikehendaki seperti sekolah dll, sementara yang kedua ditolak meski kehadirannya akan selalu ada. Lembaga ini berupa pesantren sekolah, lembaga ekonomi lain dan juga lembaga kejahatan.
  • Dari sudut faktor penyebabnya dibedakan atas General institutional and Restriktic Institutional. Yang pertama merupakan organisasi yang umum dan dikenal seluruh masyarakat contoh agama, sementara yang kedua merupakan bagian dari institusi yakni Islam, Kristen, dan agama lainnya.
  • Dari sudut fungsinya dibedakan atas dua yaitu Operatif Institutional and regulatif Institutional. Yang pertama berfungsi untuk mencapai tujuan, sementara yang kedua untuk mengawasi tata kelakuan nilai yang ada di masyarakat.
Setiap orang memiliki prilaku yang berbeda, sehingga aturan yang  ditetapkan  pada lembaga kemasyarakatan akan berbeda-beda pula.
Secara sederhana, organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu  yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik. Sehingga bisa dimungkinkan terjadinya suatu konflik dalam sebuah organisasi yang dikarenakan oleh adanya ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku dan sebagainya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi organisasi menurut beberapa ahli :
1. ROSENZWEIG Organisasi dapat dipandang sebagai :
  • Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok
  • Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama
  • Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama
2. MATTHIAS AROEF Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama sama untuk mencapai tujuannya

3. PFIFFNER dan SHERWOOD Organisasi sebagai suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang yang saling berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar, menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis

4. BAKKE Organisasi merupakan  sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan

5. ALLEN Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawab dan menetapkan hubungan - hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan. Sebuah organisasi tidak akan bisa lepas dengan yang namanya struktur organisasi. Karena struktur organisasi adalah cara suatu aktivitas organisasi dibagi, di organisir, dan dikoordinasikan.

Menurut ERNEST DALE, sebuah struktur organisasi harus memuat tentang 5 hal  sebagai berikut:
  • Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
  • Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau biasa disebut pembagian kerja (devision of work)
  • Menggabungkan tugas-tugas dalam keadaan yang logis dan efisien atau departementalisasi (departmentalization)
  • Menetapkan mekanisme untuk koordinasi
  • Memonitor efektivitas struktur organisasi dan melakukan penyesuaian apabila diperlukan
Kelembagaan berisikan dua aspek penting yaitu; “aspek kelembagaan” dan “aspek keorganisasian”. Aspek kelembagaan meliputi perilaku atau perilaku social dimana inti kajiannya adalah tentang nilai (value), norma (norm), custom, mores, folkways, usage, kepercayaan, gagasan, doktrin, keinginan, kebutuhan, orientasi dan lain-lain. Bentuk perubahan social dalam aspek kelembagaan bersifat kultural dan proses perubahannya membutuhkan waktu yang lama. Sementara dalam aspek keorganisasian meliputi struktur atau struktur social dengan inti kajiannya terletak pada aspek peran (role). Lebih jauh aspek structural mencakup: peran, aktivitas, hubungan antar peran, integrasi social, struktur umum, perbandingan struktur tekstural dengan struktur factual, struktur kewenangan atau kekuasaan, hubungan antar kegiatan dengan tujuan yang hendak dicapai, aspek solidaritas, klik, profil dan pola kekuasaan. Bentuk perubahan social dalam aspek keorganisasian bersifat structural dan berlangsung relative cepat.