Guru Inovatif Siswa Kreatif

Guru Inovatif Siswa Kreatif

Total Tayangan Halaman

07 Desember 2015

perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif


PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

NO
ASPEK YANG MEMBEDAKAN
KUANTITATIF
KUALITATIF
1
Strategi penelitian (jenis metode)
·         Eksperimen
·         Non-eksperimen (survei)
·         Penelitian naratif                               • Grounded theory                      
·         Fenomenologi                                    • Studi kasus
·         Etnografi
2
Rancangan Penelitian
          Penelitian Kuantitatif merupakan metode-metode untuk mengkaji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Dan variabel ini di ukur dengan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri angka-angka dapat di analisis berdasarkan prosedur statistik. Laporan hasil akhir dari penelitian ini lebih ketat dan konsisten.

          Penelitian Kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang, di anggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Dalam proses pelitian kualitatif ini banyak hal yang harus  di upayakan, pertanyaan yang harus di ajukan yang prosedural untuk mengumpulkan data-data, dan menganalisis data yang terkumpul secara induktif melalui dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum. Hasil akhir memiliki struktur yang fleksibel.
3
Penggunaan literatur
ü  literatur digunakan secara deduktif sebagai dasar untuk mengemukakan pertanyaan-pertanyaan penelitian atau hipotesis
ü  digunakan dalam rangka memperkenalkan, menjelaskan dan membandingkan dengan temuan-temuan penelitian sebelumnya dan ditempatkan secara terpisah dalam rencana studi kuantitatif
ü  Literatur digunakan sebagai acuan, landasan teori dalam merumuskan masalah penelitian yang diletakkan dibagian pendahuluan hasil penelitian,
ü  Literatur ditempatkan pada bab terpisah sebagai suatu reviu atau analisis literatur,
ü  Literatur ditempatkan dibagian akhir hasil penelitian dan dijadikan sebagai dasar dan bahan acuan untuk memkontraskan dan membandingkan temuan penelitian dengan literatur tersebut.
4
Penempatan teori
Peneliti menggunakan teori secara deduktif dan meletakkannya di awal proposal penelitian.
Penelitian pada umumnya menggunakan model pengembangan induktif sehingga penempatan teori cenderung di akhir penelitian, jika teori diperkenalkan di awal penelitian, peneliti kualitatif mengubah atau menyesuaikan teori tersebut berdasarkan umpan balik dari informan dalam suatu penelitian
5
Tujuan penelitian
1.      Gunakan kata: Tujuan (Objective, intent, purpose) untuk mengawali paragraf seperti yang dijelaskan pada pendekatan kualitatif.
2.      Jelaskan secara umum tentang teori, model atau kerangka konseptual yang akan diuji dalam penelitian tersebut. Penjelasan secara rinci mengenai teori dapat diruaikan pada bab tersendiri.
3.      Kemukakan jenis metode tertentu yang akan digunakan dalam penelitian tersebut (Metode Survey atau eksperimen).
4.      Tempatkan variabel-variabel dalam kalimat hubungan atau perbandingan dari variabel independen ke variabel dependen.
5.      Sebutkan unit yang akan dianalisis dalam penelitian tersebut seperti : subjek, populasi, sampel dan jumlah individu yang diteliti.
6.      Kemukakan definisi secara umum tiap-tiap variabel utama dan gunakan definisi yangbaku.

1.      Dalam proposal penelitian rumusan tujuan ditulis dalam bentuk masa datang (The Future Tense), sedangkan dalam disertasi atau tesis ditulis dalam bentuk masa kini (The Present Tense) dan masa Lampau (The Past Tense).
2.      Gunakan kata-kata seperti: Menjelaskan, memahami, mengembangkan, menemukan. Untuk menggambarkan desain yang tidak kaku karena model proses penelitian dalam desain penelitian kualitatatif adalah induktif.
3.      Hindarkan penggunaan kata-kata yang mengarahkan orientasi penelitian seperti : Sukses, informasi, bermanfaat. Hindari juga penggunaan kata seperti : Hubungan, perbandingan dan lainnya yang menunjukkan model kuantitatif.
4.      Sebutkan secara tegas konsep inti atau fokus yang akan diteliti.
5.      Kemukakan definisi umum ide atau konsep atau fokus utama tersebut. Namun definisi ini tidak kaku dan bersifat sementara dan dapat berubah selama penelitian berlangsung berdasarkan informasi dari para responden.
6.      Kemukakan kata-kata yang menjelaskan metode penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan data, analisis dan proses penelitian seperti : Penelitian Etnografi, Teori Dasar, Studi Kasus dan Fenomenologi.
7.      Jelaskan unit yang akan dianalisis atau diteliti apakah individual, program, budaya, kelas, organisasi atau peristiwa.

6
Rumusan masalah dan hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif seperti juga dalam penelitian kualitatif hipotesis atau pertanyaan penelitian merupakan gambaran yang lebih spesifik rumusan tujuan yang telah dikemukakan. Hanya dalam penelitian survey pernyataan kembali tujuan ini berbentuk pertanyaan dan tujuan, sedangkan dalam penelitian eksperimental berbentuk hipotesis.
1.      Kembangkan hipotesis, pertanyaan dan tujuan penelitian dari teori. Dalam proses penelitian kuantitatif yang secara metodologis bersifat deduktif, maka teori-teori yang dijadikan acuan merupakan proposisi yang dapat diuji yang dideduksi dari teori.
2.      Tempatkan variabel independen dan dependen terpisah dan ukur variabel tersebut secara terpisah sehingga memperkuat logika sebab akibat dari penelitian kuantitatif.
3.      Ketika menulis bagian ini agar tidak menggabungkan antara hipotesis, permasalahan dan tujuan, tetapi tetap dalam satu paragraf. Suatu hipotesis menggambarkan pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Pertanyaan atau permasalahan penelitian juga mengemukan hubungan, tetapi pernyataan tersebut dalam bentuk pertanyaan. Sedangkan tujuan juga menggambarkan hubungan dalam bentuk pernyataan.
4.      Jika hipotesis digunakan pertimbangkan bentuk-bentuk alternatif untuk menulis hipotesis dan tentukan pilihan berdasarkan audiens untuk penelitian tersebut.
5.      Terdapat beberapa jenis hipotesis yaitu : Hipotesis nul Literary, Hipotesis Alternatif Literary, Hipotesis Nul operasional, Hipotesis alternatif operasional.
Dalam penelitian kualitatif hanya ditemukan istilah Masalah atau Permasalahan untuk menujuk kepada sesuatu yang menjadi fokus penelitian. Dengan kata lain dalam penelitian kualitatif tidak mengajukan hipotesis.

1.      Rumuskan satu atau dua permasalahan pokok atau umum, kemudian jabarkan ke dalam pertanyaan penelitian atau masalah yang lebih spesifik (tidak lebih dari lima sampai tujuh pertanyaan penelitian).
2.      Format permasalahan atau pertanyaan penelitian disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif tertentu, seperti : Etnografi, Fenomenologi, Studi Kasus, dan Teori Dasar.
3.      Awali pertanyaan atau permasalahan penelitian dengan kata : Apa dan Bagaimana. Dalam permasalahan penelitian tergambar jenis penelitian yang akan dilakukan melalui kata-kata seperti : Menemukan (untuk teori dasar), Menjelaskan atau mencari pemahaman (untuk etnografi), Menemukan suatu proses (untuk Studi Kasus) dan Menjelaskan pengalaman (untuk penelitian Fenomenologi).
4.      Kemukakan permasalahan penelitian dengan menggunakan kata nondireksional. Dengan kata lain permasalahan lebih bersifat menjelaskan, bukan menghubungkan variabel atau membandingkan kelompok. Hindari kata-kata seperti : Menyebabkan, mempengaruhi, menentukan dan menghubungkan.
5.      Perkirakan bahwa permasalahan penelitian akan berkembang dan berubah selama penelitian berlangsung sesuai dengan asumsi desain kualitatif yang tidak kaku.
6.      Gunakan pertanyaan terbuka tanpa diarahkan oleh teori atau literatur, kecuali memang dituntut oleh jenis desain kualitatif
7.      Kemukakan tempat penelitian dalam permasalahan penelitian.



03 Desember 2015

Jurnal Ilmiah (kumpulan beberapa Judul penelitian dalam jurnal ilmiah)

Bank Koleksi Judul Penelitian dalam Jurnal yang terakreditasi:
1.        Hartuti, Puji. (2006). “Teknik memotivasi Siswa.” Jurnal pendidikan Serunai Bengkulu volume 2 No. 1 105-110
2.        Rosmaini. (2005). “Peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa menggunakan model daur belajar.” Jurnal Pembelajaran Universitas Negeri Padang Press. Volume 28 No.1 halaman 33-46
3.        Sumarno. (2012). “Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Motivasi & Hasil Belajar Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP Univ. Riau.” Jurnal Penelitian Riau Univ. Riau
4.        Hasrudin. (2009). “Memaksimalkan Kemampuan berpikir Kritis Melalui Pendekatan Kontekstual.” Jurnal Tabularasa Medan UNIMED
5.        Setiawan, I Gusti Agung Yoman. (2008). “Penerapan Kontekstual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Laboratorium Singaraja.” Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Vol.2 No.1: 42-59
6.        Maharani, Merta. (2013). “Pengaruh Model pembelajaran Konteksstual Terhadap penguasaan Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa.” Jurnal Pendidikan & pengajaran Singaraja UNDIKSHA
7.        Amrozi. (2014). “Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Xi Tsp Smk Negeri 1 Nganjuk”. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran. Volume 3 No.2 Tahun 2014
8.        Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Materi Perusahaan Dagang (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XII SMAN Darmaraja).” Jurnal Pendidikan Kornea Volume 1 No.1 Bulan Mei 2014 LXIX
9.        Sumyati, Yati. (2014). Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Pokok Bahasan Koperasi Kelas Iv Sdn Cimarga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match” Jurnal Pendidikan Kornea Volume 1 No.1 Bulan Mei 2014 IV
10.    Harie Wibowo, Alex. (2014). “Hubungan Antara Motivasi Dan Disiplin Dengan Prestasi Belajar Siswa Smk Negeri 1 Pracimantoro Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013.” Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.3 No.2 Tahun 2014
11.    Hendarwati, Endah. (2013). “Pengaruh pemanfaatan lingkungan Sebagai sumber belajar melalui metode Inkuiri terhadap hasil belajar siswa SDN 1 Sribit Delanggu Pada pelajaran IPS.” Pedagogia Vol. 2, No. 1, Februari 2013: halaman 59-70
12.    M. Nur, Faizah. (2001). “Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran Sains Kelas V Sd Pada Pokok Bahasan Makhluk Hidup Dan Proses Kehidupan” Jurnal penelitian pendidikan Vol. 12 No. 1 April
13.    Sianipar, Saleman.  “Hubungan antara pemanfaatan sumber belajar perpustakaan dan komunikasi interpersonal dengan hasil belajar sosiologi siswa kelas X SMA swasta se kecamatan Sunggal.” Jurnal Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana UNIMED
14.    Kurniawati, Veronika Hevi.(). Perilaku Pemanfaatan Media Internet Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di SMA (Studi Kasus Guru Sosiologi SMA Di Surakarta).” Jurnal fkip UNS Beranda vol.2 No.1 Tahun 2012
15.    Darwiyati. (2007). “Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) di SDS Pawyatan Daha Kota Kediri.” Jurnal Universitas Negeri Malang Vol.16 No.1 halaman 100-113
16.    Anonim. (2001). “Penggunaan sumber belajar lingkungan dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah menengah umum..” Jurnal pendidikan dan pengajaran Universitas Ganesha. Vol.34 No.3 halaman 109-117
17.    Warta, Nyoman. (2011). “Inovasi penggunaan sumber belajar berbasis kontekstual dengan metode Expriential Learning dalam pembelajaran sains.” Kerta mandala : jurnal pendidikan Vol.2 No.2 halaman 133-144
18.    Chumdari. (2008). “Pengaruh penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar kewirausahaan ditinjau dari minat berwirausaha pada mahasiswa PGSD FKIP UNS Surakarta tahun 2007.” Varia pendidikan : kajian penelitian pendidikan. Vol 20. No.1 halaman 30-39
19.    Ardianto, Noor Indra. (). “pemanfaatan internet sehat sebagai sumber belajar pada program pendidikan kesetaraan di sanggar kegiatan belajar kota semarang Jurnal Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana UNIMED
20.    Junaidi H, Matsum. (2006). “Upaya meningkatkan hasil belajar IPS geografi melalui pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar..” Jurnal Pancaran pendidikan Universitas Jember. Volume 16 No.64 halaman 693-704
21.    Nirmalawati. (2011). “Pembentukan Konsep Diri Pada Siswa Pendidikan Dasar Dalam Memahami Mitigasi Bencana”. Jurnal SMARTek. Vol. 9 No. 1. Pp. 61–69.
22.    Pembriati, Erly Zohrian, dkk. (2013). “Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Pada Pengintegrasian Materi Pengurangan Risiko Bencana Dalam Mata Pelajaran IPS SMP Terhadap Pengetahuan dan Kesiapsiagaan Bencana”. Jurnal Bumi Lestari.Vol.1 No.1, pp.1-8.
23.    Rosyadi, Hendi. (2010). “Integrasi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) pada Mata Pelajaran IPS di SMP”. Region Jurnal Universitas Islam 45 Bekasi. Vol.2 No.1, pp.1-10.
24.    Astuti, Siti Irene dan Sudaryono. (2010). “Peran Sekolah dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana”. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana. Vol.1 No.1, pp.30-42.
25.    Pribadi, Krishna S dan Ayu Krisna Yuliawati. (2009). “Pendidikan Siaga Bencana Gempa Bumi Sebagai Upaya Meningkatkan Keselamatan Siswa (Studi Kasus Pada SDN Cirateun Dan SDN Padasuka 2 Kabupaten Bandung)”. Jurnal ABMAS. Tahun 9 No.9 Oktober 2009.
26.    Suhardi, dkk. (2014). “Pendekatan Saintifik Model Exclusive Untuk Meningkatkan Pengetahuan Bencana dan Sikap Sosial”. Jurnal Pedagogi Unila. Vol.2 No.1.
27.    Hastuti, Sri Budi. (2009). “Pendidikan Untuk Pengembangan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development Dalam Perspektif PNFI”. Andragogia Jurnal PFNI. Vol.1 No.1, pp.45-56.
28.    Priyanto, Yuli, dkk. (2013). “Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan Environmental Perspektive Education Towards Sustainable Development”. Wacana. Vol.16 No.1, pp.41-51.
29.    Maarif, Syamsul. (2010). “Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan Dari Aspek Sosiologis”. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana. Vol.1 No.1, pp.1-7.

30.    Rusilowati, dkk. (2012). “Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Bervisi Science Environment Technology and Society”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol.8 pp.51-60.